Professional Documents
Culture Documents
Status Pasien
Status Pasien
Identitas pasien Nama penderita Umur Jenis kelamin Alamat Tanggal masuk No. Rekam medis : An. A : 7,5 bulan : Laki-laki : Sukadana Timur : 30 Juli 2013 : 07-89-33
Anamnesis
Dilakukan Allo anamnesis dengan Ibu pasien pada tanggal 30 juli 2013 pukul 23.50 wib :
Anamnesis
Riwayat Penyakit sekarang
2hr SMRS : Mencret 3x/hr, seperti air menyemprot, berwarna kuning, terdapat lendir(-) ampas (-), bau asam (-), busa (), darah (-) . Saat di IGD RS Mencret (+) saat dibuka popok Demam (+), air mata (-)
RS
1 hr SMRS : Mencret >5x/hari, dgn jumlah gelas air mineral Muntah + >7x/hari setiap makan dan minum.
Anamnesis
Riwayat penyakit dalam keluarga Tidak ada Riwayat kehamilan ibu Perawatan antenatal : rutin kontrol dibidan Penyakit Kehamilan : tidak ada Obat-obat yang diminum : tidak ada Riwayat Kelahiran Lahir spontan dibidan dengan usia cukup bulan Riwayat penyakit yang pernah diderita Tidak ada
Anamnesis
Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi BCG DPT/DT Polio Campak Dasar X X X Ulangan
Hepatitis B
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 30 juli 2013 : Keadaan umum : Tampak sakit sedang, rewel Kesadaran : Compos mentis, menangis kuat Tanda Vital :
N : 118x/menit, kuat, teratur, isi cukup RR : 24 x /menit, teratur T : 38 C axilla
Pemeriksaan Fisik
Data Antropometri : Berat badan (BB) : 9 kg Tinggi badan : 70 cm Status gizi Berdasarkan BB terhadap usia (Kurva NCHSCDC): BB terukur: 9 kg BB Ideal: 8,8 kg = 9/8,8 x 100% = 102% Interpretasi : Status gizi pasien adalah baik
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal, warna rambut hitam merata, tidak mudah dicabut, ubun ubun besar sudah menutup dan tidak cekung Mata : Mata sedikit cekung, CA -/-, SI -/ Mulut : Mukosa bibir kering Abdomen Inspeksi : Datar Auskul : Bising usus (+) normal Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor cukup Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Anjuran
Cek Laboratorium : Darah lengkap, Urinalisa FL (Kultur feces) Elektrolit
Diagnosis Kerja
Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang
Diagnosis Banding
Diare akut dehidrasi ringan sedang ec bakteri Diare akut dehidrasi ringan sedang ec virus Diare akut dehidrasi ringan sedang ec parasit
Penatalaksanaan (1)
Medikamentosa : IVFD KAEN 3A mikro 20 tpm Zink 20 mg tab 1 x 1 tab PO Paracetamol 125 mg syrup, 4 x cth I PO prn Domperidon 5 mg syrup 3 x cth Probiotik 2x 1 sachet PO ( tidak ada) Konsul dr spesialis anak
Penatalaksanaan (2)
Non Medikamentosa : Timbang BB tiap hari Edukasi Orang tua Observasi TTV dan tanda-tanda dehidrasi berat
Follow up :
Tanggal 31/07/13 R. Anak Perjalanan penyakit S : Demam (-), muntah (+)1x, minum mau, BAB (+) 1x cair (sudah ada ampas) O :KU: TSS, CM, rewel TTV: RR: 26x/mnt N: 114x/mnt S: 37,6oC BB: 9 kg Mata: palpelbra sedikit cekung Mulut: mukosa bibir kering Lain-lain dbn A : Diare Akut dgn dehidrasi ringan-sedang S : Demam (-), muntah (+)1x, minum mau, BAB (+) 1x cair (sudah ada ampas) O :KU: TSS, CM, rewel TTV: RR: 26x/mnt N: 110x/mnt S: 36,5oC BB: 9 kg Mata: palpelbra sedikit cekung Mulut: mukosa bibir kering Lain-lain dbn A : Diare Akut dgn dehidrasi ringan-sedang Terapi R/ IVFD KaEN 3A 35tpm mikro R/ Zink tab 1 X 20 mg R/ Ampicilin 4 X 250 mg R/ Gentamisin 2 X 20 mg
01/08/13 R. Anak
R/ Terapi lanjut
Prognosis
Ad vitam Ad fungsionam Ad Sanationam : ad bonam : ad bonam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi menjadi lunak atau bahkan cair. Diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, tanpa terlihat darah, dan dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 7 hari.
Epidemiologi
Causes of Death in Children Under 5 Years
Leukemia Malaria Tetanus Malnutrition Drowning Septicemia DHF Necroticans Entero Colitis Congenital heart anomaly & hydrocephalus
Others 13%
GI disorder
TB Measles
9%
Hospital Surveillance at Sardjito hospital BY Ministry of Health & NAMRU2 research, 2005
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare: 1.Gangguan osmotik Makanan/zat tidak dapat diserap tekanan osmotikdalam rongga usus meningkat pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya diare osmotik
Patofisiologi
2. Gangguan sekresi Rangsangan tertentu ( toksin ) pada dinding usus peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus diare sekretorik timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan diare. Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan diare
Patogenesis Diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
Diare Akut
Bila diare berlanjut sampai 2 minggu/ lebih, kehilangan BB atau tidak bertambah selama masa tersebut
Diare Kronik
Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/ lebih dan disertai gangguan pertumbuhan
Diare persisten
Patogenesis Virus
VIRUS
SALURAN DIGESTIF EPITEL USUS HALUS
Patogenesis Bakteri
BAKTERI
TRAKTUS DIGESTIF MERANGSANG EPITEL USUS PEAN AKTIVITAS ENZIM ADENIL SIKLASE
MERANGSANG SEKRESI Cl, Na & H2O dan MENGHAMBAT aBSORPSI Cl, Na & H2O DARI LUMEN USUS KE DALAM SEL HIPEROSMOLAR HIPERPERISTALTIK USUS
Faktor Resiko
Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. Status gizi kurang dan gizi buruk. Imunodefesiensi /Imunosupresi Pengunaan botol susu tidak hygine Menggunakan air minum yang tercemar
Manifestasi Klinis
Gejala klinis : Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat Nafsu makan biasanya tidak ada timbul diare Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah Warna tinja kehijau-hijauan (tercampur empedu) Anus dan daerah sekitarnya lecet ( sering defekasi) Muntah (sebelum/ sesudah diare) lambung meradang atau ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit Pemeriksan fisik : Penurunan berat badan Ubun-ubun besar cekung Palpebra cekung Selaput lendir bibir dan mulut nampak kering Berat badan Turgor kulit kembali lambat
Kriteria Diagnosis
Derajat Dehidrasi Kehilangan Berat Badan Dehidrasi ringan : Bila terjadi penurunan berat badan 2 %-5% Dehidrasi sedang : Bila terjadi penurunan berat badan 5-10% Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan berat badan > 10%
Kriteria Diagnosis
Skor Mourice King
Bagian Tubuh Yang Diperiksa Keadaan Umum 0 Sehat NILAI 1 Gelisah cengeng, apatis, ngantuk Turgor Mata UUB Mulut Denyut Nadi Normal Nomral Normal Normal Kuat < 120 Sedikit, kurang Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140) 2 Mengigau, koma/syok Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering, sianosis Lemah > 140
Score : 0-2 dehidrasi ringan/ 3-6 dehidrasi sedang/ 7-12 Dehidrasi berat
Kriteria Diagnosis
Derajat Dehidrasi MTBS (Management Terpadu Balita Sakit)
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut: - letargis atau tidak sadar - mata cekung - tidak bisa minum atau malas minum - Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
DEHIDRASI BERAT
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut: - Gelisah, rewel/ marah - Mata cekung - Haus, minum dengan lahap - Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang
DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
TANPA DEHIDRASI
Kriteria Diagnosis
Gejala Klinik Tanpa Dehidrasi (<5% BB) Anamnesa Diare Muntah Rasa haus Urin Pemeriksaan Umum Keadaan umum Air mata Mata Mulut dan lidah Pernapasan Cubitan kulit Denyut nadi/mnt Ubun-ubun Sehat, aktif Ada Normal Basah Normal Kembali cepat Kuat <120 Tampak sakit, mengantuk, lesu Tidak ada Cekung Kering Cepat Kembali< 2 detik Sedang (120-140) Cekung Sangat mengantuk, tidak sadar, lemah Tidak ada Kering dan cekumg Sangat kering Cepat dan dalam Sangat lambat (2 detik) Lemah >140 Sangat cekung 4 X/hari Sedikit Normal Normal 4 10 X perhari Beberapa kali Rasa haus ada Sedikit 10 X perhari Sangat sering Tidak dapat minum Tidak ada urin dalam 6 jam Dehidrasi ringan-sedang (510% BB) Dehidrasi berat (>10% BB)
Rotavirus
EIEC
ETEC
Salmonella
Shigella
V.cholerae
jarang kolik
FESES
- volume - frekuensi
-Konsistensi
-warna
-leukosit
Hijau kuning
-
Tidak berwarna
-
hijau
+
hijau
+
hijau
+ -
- sifat lain
Pemeriksaan Penunjang
Darah Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik. Urin Urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik. Tinja Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. Elektrolit
Tatalaksana diare
Lima Lintas Tatalaksana Diare : 1. Rehidrasi 2. Dukungan nutrisi 3. Suplemetasi Zinc 4. Antibiotik seletif 5. Edukasi pada orangtua
1. Rehidrasi
Terapi A :Tanpa dehidrasi Berikan cairan lebih >> Makanan tetap diberikan untuk mencegah kurang gizi Preparat Zinc : < 6 bulan 10 mg > 6 bulan 20 mg selama 10 14 hari Awasi bila dehidrasi (monitoring bila tidak membaik dlm 3 hari atau:
BAB lebih sering Muntah terus menerus Rasa haus yg nyata Demam Tinja berdarah
1. Rehidrasi
Terapi B :Dehidrasi ringan-sedang
Tabel. CRO dalam 3 jam pertama
Usia BB Jml
1. Rehidrasi
Terapi C
Catatan : Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit. Bila usia > 2 thn, pikirkan kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah anak sadar.
Ya
Tidak
- Mulai beri cairan IV segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Berikan 100 mL/kgBB cairan RL (atau NS, atau Ringer Asetat) sebagai berikut : Usia Pemberian 1 Kemudian 30 mL/kgBB 70 mL/kgBB By < 1 thn : 1 jam 5 jam Anak 1-5 thn : 30 menit 2 jam - Ulangi bila denyut nadi lemah atau tidak teraba. - Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan IV. - Juga berikan oralit (5 mg/kgBB/jam) bila penderita masih bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak). - Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai ulang penderita menggunakan tabel penilaian. Lalu pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan terapi.
Ya
- Kirim penderita untuk terapi intravena. - Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama perjalanan.
Tidak
Ya
Tidak
- Mulai rehidrasi mulut dengan oralit melalui pipa nasogastrik atas mulut. Berikan 20 mL/kgBB/jam selama 6 jam (total 120 mL/kgBB). - Nilailah penderita tiap 1-2 jam : Bila muntah / perut kembung, berikan cairan perlahan. Bila rehidrasi tidak tercapai selama 3 jam, rujuk penderita untuk terapi IV. - Setelah 6 jam, nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai.
2. Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat sebagai pengganti nutrisi yang hilang, serta mencegah tidak terjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan pada diare cair akut (maupun pada diare akut berdarah) dan diberikan dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
3. Suplemen Zinc
Efek zinc antara lain :
Zinc berperan sebagai anti-oksidan, berkompetisi dengan tembaga (Cu) dan besi (Fe) yang dapat menimbulkan radikal bebas. Zinc menghambat sintesis Nitric Oxide (NO). Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi kerusaan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi. Zinc berperan dalam penguatan sistem imun.
Probiotik
Probiotik: Kuman konsumsi PO dengan manfaat positif bagi kesehatan (bakteri genus Bifidobacteria dan Lactobacillus) Mempersingkat lama diare pada anak Cegah diare pada bayi baik
Nosokomial (33,3% 6,7%) Rotavirus (17,7 % 2,2%) Akibat antibiotik
4. Antibiotik Selektif
Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotic yang tidak rasional, akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus
4. Antibiotik Selektif
Penyebab Kolera Antibiotik pilihan Tetracyclin 12,5 mg/kgBB Alternatif Erythromycin 12,5 mg/kgBB
Amoebiasis
Metronidazole
10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus berat)
Giardiasis
Metronidazole
5 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari
Diare akut
Turgor cukup
Reference
Subagyo B, Santoso BN. Diare Akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi IDAI Jilid 1. Edisi pertama. Cetakan ke dua. 2011: 87-116. Draft Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM.Jakarta.2007 Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Diare. WHO Modul pelatihan Diare. UKK GastroHepatologi IDAI ed 1.2009
Penatalaksanaan
Farmakologi IVFD RL 35 tpm Kebutuhan cairan : BB = 9 kg -> 9 kg pertama : 9 x 100 = 900 cc -------------------------= 900 cc/24 jam -> Tetes per menit : 900 x 60 ------------ =37,4 35 tpm 24 x 60
1. Host (child) factors < 12 months of age Low birth weight (<2500 gram) Malnourished children/infants Impaired cell-mediated immunity In association with respiratory tract infection 2. Maternal factors Young age and limited mothering experience Maternal educational status, knowledge, attitude & behaviour about hygiene, health, and nutrition
(cit. Gracey,2007)
Risk factors :
3. Feeding practices Recent introduction of animal milks Use of feeding bottles and teats or dummies (pacifiers) 4. Microbial isolates during episodes Enteroadherent Escherichia coli (EAEC), Enteroaggregative E. coli (EaggEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC) Shigella Cryptosporidium Multiple enteric pathogens
(cit. Gracey,2007)
5. Previous episodes of infections Recent episode(s) of acute diarrhea Previous episode(s) of persistent diarrhea 6. Use of drugs at previous time Antimotility reduce motility of gastrointestinal Antimicrobial
Pada dehidrasi berat, pasien dapat mengalami asidosis metabolik. Asidosis metabolik terjadi karena : 1. Kehilangan bikarbonat >> melalui tinja 2. Ketosis kelaparan 3. Produk-produk metabolik asam tidak dapat dikeluarkan oliguria/ anuria 4. Pindahnya ion natrium cairan ekstrasel ke cairan intrasel 5. Penimbunan asam laktat
Gambaran Klinik Asidosis Metabolik Hiperventilasi ( pernafasan cepat dan dalam/ Kussmaul Terkadang diikuti syok, mual, muntah, anoreksia
Bila asidosis hanya sedikit dan cukup cairan elektrolit ( CO2 combining power tidak kurang dari 40 vol % atau 18 mEq/liter) dikoreksi oleh homeostasis tubuh sendiri Bila dibawah nilai diatas dikoreksi dengan natrium laktat atau natrium bikarbonat
B. Derajat Dehidrasi menurut Tonisitas Cairan 1. Dehidrasi isotonik Kadar Na dalam plasma 130 150 mEq/L 2. Dehidrasi hipotonik Kadar Na dalam plasma <130 mEq/L 3. Dehidrasi hipertonik Kadar Na dalam plasma 130 150 mEq/L
Pertahanan Tubuh
Flora normal - Sejumlah bakteri yang normal berada dalam usus yang berfungsi mencegah kolonisasi kuman enterik patogen - > 99% merupakan bakteri anaerob - pH asam dan asam lemak volatil dihasilkan oleh flora normal
Asam lambung - pH asam merupakan barier terhadap kuman enterik patogen - Kecuali Rotavirus sangat tahan terhadap asam.
Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada, lalu kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Bila pasien telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar dapat menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit menjadi kering.
Dehidrasi
Penderita dengan diare cair mengeluarkan sejumlah ion natrium, klorida, kalsium dan bikarbonat. Semua akibat diare cair disebabkan karena kehilangan cairan dan elektrolit tubuh melalui tinja. Kehilangan sejumlah air dan elektrolit bertambah bila ada muntah, kehilangan air juga meningkat bila ada panas.
Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume darah , kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Ada 3 macam dehidrasi, yaitu: Dehidrasi isotonik Dehidrasi hipertonik (hipernatremik) Dehidrasi hipotoniks (hiponatremik)