You are on page 1of 21

1. Anatomi, histologi, dan fisiologi kulit manusia a.

Anatomi dan histologi Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisa utama yaitu: 1. Lapisan epidermis atau kutikel 2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin ) 3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Gambar 1. Penampang kulit manusia

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adannya sel dan jaringan lemak. 1. Lapisan epidermis Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale.

Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan koneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki. Stratum spinosum (stratum malphigi) atau disebut pula prickle cell layer (lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum spinosum terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel langerhans. Sel-sel stranum spinosum mengandung banyak glikogen. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus ( kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade) lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel serta sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes). 2. Lapisan dermis Lapisan dermis adalah lapiasan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan

elemen-elemen cellular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah serta pars retikulare, yaitu bagian dibawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini tediri atas serabut-serabut penunjangn misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin suflat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis. 3. Lapisan subkutis Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan otot longgar, berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipsahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 Pleksus, yaitu Pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening. Adneksa Kulit Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis dan terdiri atas kelenjar keringat (Glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk

(stratum korneum) yang menebal. Dan kemudian rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut).

b. Fisiologi Kulit Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin kelangsungan hidup. Kulitpun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia memepunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelengsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indicator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain. Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh(termoregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; ganguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia vitamin D, dan keratinisasi. 1. Fungsi proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh tubuh terhadap gangguan fisis atau utama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam dan alkalikuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan, sinar ultraviolet; gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri mauun jamur. Hal tersebut dimugkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung gangguan fisis. Melanosit terus berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable tehadap berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mugki terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadapinfeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur. 2. Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap begitupun yang larut lemak. Permebilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel, menembus sel-sel epidermis ata melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui kelenjar 3. Fungsi ekskresi Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, dan amoniak. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormone androgen dari ibunya memproduksi sebum, untuk melindungi kulitnya tehadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseosa. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 56,5. 4. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap perabaan, demikian pula badan merkel ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.

5. Fungsi pengaturan Suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada

bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na. 6. Fungsi pembentukan pigmen Melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal; melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit serta besarnya butiran pigmen (melanosomast) menentukan warna kulit, ras maupun individu. Pada pulasan He sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrite, disebut pla sebagai clear cell. Melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrite sedangkan ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh sel melanofa (melanoform). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi H dan karoten. 7. Fungsi keratinasi Lapisan epidedrmis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sl basal yang lai akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum makn ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ni berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberikan perlindungan kulit tehadap infeksi secara mekanis dan fisiologik.

8. Fungsi pembentukan vitamin D Fungsi tersebut dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan hidup akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap

diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspreikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit. Effloresensi kulit Effloresensi primer Macula : perubahan warna yang berbatas tegas dan tidak cembung Papul : penonjolan pada kulit berdiameter <o,5 cm, berisi zat padat, berbatas tegas dengan konsistensi keras Vesikel : gelembung berisi cairan serum berdiameter <0,5cm Bula : vesikel besar yang berisi cairan serosa berdiameter >0,5cm Nodul : massa padat atau papul yang mengeras di kutan/subkutan . Urtika : udem setempat berwarna merah dan timbul mendadak Pustul : vesikel berisi nanah Kista :ruangan berdinding berisi cairan

Effloresensi sekunder Skuama : lapisan stratum korneum yg terlepas dari kulit Krusta : eksudat cairan yg terlepas dan menjadi kering Erosi: kehilangan jaringan kulit yg tdk melampaui stratum basale Ulcus : hilangnya jaringan yanglebih dalam dari stratum papilare Sikatrik : terdiri atas jaringan yg tdk utuh relief kulit yg tdk normal, permukaan licin Fissura : goresan tipis yang linear pada dermis

Referensi: Syarif M. Wasitaatmadja. Anatomi Kulit dalam: Adhi Djuanda, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin, Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. h. 3-8, 35-39.

Menurut PRAKKEN (1996) yang disebut efloresensi(ruam) primer adalah : makula, papul, plak, urtikaria, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustul, kista. Sedangkan yang dianggap sebagai efloresensi sekunder adalah skuama, krusta, erosi, ulkus, dan sikatriks. Dibawah ini akan diberikan definisi berbagai kelainan kulit dan istilah-istilah yang berhubungan dengan kelainan tersebut: Sumber: Ilmu Penyakti Kulit dan Kelamin, Edisi Ke 5, FKUI, 2007

Makula Eritema Urtikaria Vesikel

Kelainan kulit, berbatas tegas, berupa perubahan warna (cth. purpura, petekie) Kemerahan pada kulit, karena pelebaran pembuluh darah kalpiler, reversibel edema setempat yg timbul mendadak, dan hilang perlahan2 gelembung berisi cairan(serum), beratap, berdasar, berukuran kurang dr 1/2 cm garis tengah

Pustul Bula Kista Abses Papul Nodus Plak Tumor Infiltrat Vegetasi Sikatriks Erosi Ekskoriasi Ulkus Skuama Krusta Likenifikasi Eksantema Telangiektasis

vesikel yang berisi nanah, kalau nanahnya mengendap dibgian bawah vesikel disebut vesikel hipopion vesikel yang berukuran lebih besar ruangan berdinding, berisi cairan, sel/sisa sel kumpulan nanah dalam jaringan , terbentuk dari infiltrat radang penonjolan diatas permukaan kulit, berisikan zat padat, diameter lebih kecil dari 1/2 cm massa padat sirkumskrip, terletak di kutan/subkutan, dapat menonjol, kalau diameternya < dr 1 cm disebut nodulus peninggian diatas permukaan kulit, permukaannya rat, berisi zat padat = benjolan tumor yang terdiri atas kumpulan sel pertumbuhan berupa penonjolan yg bulat/runcing yg menjadi satu bekas luka kehilangan jaringan, tapi tidak melewati stratum basale kehilangan jaringan, lebih dalam lagi, mengenai ujung papil(stratum papilare), yang keluar bukan lagi serum tapi darah kehilangan jaringan, lebih dalam lagi, dia punya dinding, dasar, tepi, dan isi lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit cairan badan yang mengering penebalan kulit disertai relief kulit semakin jelas kelainan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat, sebentar, didahului demam pelebaran kapiler yang menetap di kulit

Latar belakang
Rosacea adalah kondisi umum ditandai dengan gejala kemerahan pada wajah dan spektrum gejala klinis, termasuk eritema, telangiectasia, kekasaran kulit, dan letusan papulopustular inflamasi menyerupai jerawat. Komite ahli dirakit oleh National Rosacea Society eksplisit didefinisikan dan diklasifikasikan rosacea pada bulan April 2002 menjadi 4 subtipe yang berbeda (tipe erythematotelangiectatic, papulopustular, phymatous, dan okular) berdasarkan tanda-tanda klinis yang spesifik dan gejala. Kategorisasi ini merupakan langkah penting dalam pengobatan rosacea. Saat ini, terapi dari rosacea empiris menargetkan tanda-tanda dan gejala dari penyakit karena peneliti tidak memahami detail dari patofisiologi nya. Oleh karena itu, klasifikasi ini pembantu sistem dokter dalam pengobatan dengan menyoroti dominan dari satu atau lebih dari tanda-tanda pengelompokan presentasi dan, dengan demikian, membantu untuk menentukan pendekatan terapi untuk memulai. Diagnosis rosacea adalah diagnosis klinis. Biopsi kulit mungkin diperlukan untuk mengecualikan kondisi penyakit lain yang meniru presentasi klinis rosacea.Misalnya, dokter harus mengecualikan polisitemia vera , ikat-jaringan penyakit (misalnya, lupus eritematus , dermatomiositis , campuran ikat-jaringan penyakit ), photosensitivity, sindrom karsinoid , mastositosis , aplikasi jangka panjang steroid topikal, dermatitis kontak, dan fotosensitivitas sebelum membuat diagnosis rosacea. Rosacea didefinisikan oleh eritema terus-menerus dari bagian tengah wajah yang berlangsung selama minimal 3 bulan. Kriteria pendukung termasuk pembilasan, papula, pustula, dan telangiectasias pada permukaan cembung. Karakteristik sekunder terbakar dan menyengat, edema, plak, penampilan kering, manifestasi okular, dan perubahan phymatous. Prevalensi temuan menunjuk subklasifikasi presentasi dan, selain itu, pilihan terapi. [1, 2, 3]

Erythematotelangiectatic jenis
Kemerahan pada wajah Tengah, sering disertai dengan membakar atau menyengat, merupakan tanda yang dominan di erythematotelangiectatic rosacea (ETR). Kemerahan biasanya suku cadang kulit periocular. Pasien-pasien ini biasanya memiliki kulit dengan tekstur halus yang tidak memiliki karakteristik sebasea kualitas subtipe lainnya. Daerah eritematosa ini dari wajah di kali tampil kasar dengan skala mungkin karena kronis dermatitis, kelas rendah. Sering pemicu untuk pembilasan termasuk stres emosional benar-benar dirasakan, minuman panas, alkohol, makanan pedas, olahraga, cuaca dingin atau panas, dan mandi air panas dan mandi. Pasien-pasien ini juga melaporkan bahwa membakar atau menyengat diperburuk ketika agen topikal diterapkan.

Papulopustular rosacea
Papulopustular rosacea (PPR) adalah presentasi klasik rosacea. Pasien biasanya perempuan usia menengah yang didominasi hadir dengan bagian tengah merah wajah mereka yang berisi papula eritematosa kecil diatasi oleh pustula pinpoint.Satu dapat menimbulkan sejarah pembilasan. Telangiectasias cenderung hadir tapi mungkin sulit untuk membedakan dari latar belakang eritematosa di mana mereka ada. Lihat gambar di bawah.

Jerawat rosacea.Courtesy of Dirk Elston, MD.

Pustular rosacea.Courtesy of Dirk Elston, MD.

Phymatous rosacea
Phymatous rosacea didefinisikan sebagai thickenings kulit ditandai dan nodularities permukaan tidak teratur dari hidung, dagu, dahi, satu atau kedua telinga, dan / atau kelopak mata. Empat varian histologis yang berbeda dapat terjadi dengan rhinophyma (perubahan terkait dari hidung) yang meliputi kelenjar, berserat, fibroangiomatous, dan actinic. Andalan dari pengobatan isotretinoin aplikasi topikal dan koreksi bedah. Ini bervariasi dari subtipe rosacea lainnya.

Pada mata rosacea


Manifestasi okular mungkin mendahului tanda-tanda kulit oleh tahun. Namun, sering mereka berkembang bersamaan dengan manifestasi dermatologi.Manifestasi okular termasuk blepharitis, konjungtivitis, radang kelopak dan kelenjar meibom, hiperemi konjungtiva interpalpebral, dan telangiectasias konjungtiva. Pasien mungkin menggambarkan mata menyengat atau terbakar, kekeringan, iritasi dengan cahaya, atau sensasi benda asing. Okular rosacea, mirip dengan phymatous rosacea, memiliki manajemen terapi yang berbeda. Oleh karena itu, dermatologists harus meminta pasien mereka secara khusus tentang gejala okular dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk menyingkirkan jenis rosacea.

Patofisiologi
Etiologi rosacea tidak diketahui. Namun, beberapa faktor, seperti pembuluh darah, eksposur iklim, degenerasi matriks dermal, bahan kimia dan agen tertelan, pilosebaceous kelainan unit, organisme mikroba, ekspresi ferritin, spesies oksigen reaktif (ROS), neoangiogenesis meningkat, dan disfungsi peptida antimikroba (AMP), kemungkinan memainkan peran dalam perkembangannya. [4] Selain itu, subtipe rosacea kemungkinan ditentukan oleh sensitivitas yang unik pasien untuk pemicu ini.

Pembuluh darah
Peningkatan aliran darah ke pembuluh darah wajah dan peningkatan jumlah pembuluh darah yang dekat dengan permukaan wajah yang dianggap bertanggung jawab atas kemerahan dan penggelontoran terkait dengan rosacea. Selanjutnya, vasodilatasi, respon normal terhadap hipertermia, dianggap lebih menonjol atau berlebihan dalam orang-orang dengan rosacea.

Iklim eksposur
Beberapa bukti menunjukkan bahwa iklim yang keras eksposur pembuluh darah kerusakan kulit dan jaringan ikat kulit. Ini juga mencakup paparan radiasi matahari, yang mungkin menjelaskan mengapa rosacea didominasi mempengaruhi convexities wajah dan memiliki kecenderungan untuk suar di musim semi. Namun, penelitian lain menunjukkan sebaliknya, bahwa gejala pada sebagian besar pasien 'tidak memperburuk di bawah sinar matahari dan tidak suar dengan paparan akut ultraviolet (UV) cahaya.

Dermal matriks degenerasi


Rosacea melibatkan kerusakan yang berhubungan dengan endotelium dan degenerasi dari matriks dermal. Namun, tidak diketahui apakah kerusakan awal dalam matriks dermal dan ini menyebabkan dukungan jaringan miskin pembuluh kulit, menyebabkan penyatuan serum, mediator inflamasi, dan sisa metabolisme, atau apakah kelainan awal ada dalam pembuluh darah kulit dan ini menyebabkan kapal bocor dan pembersihan tertunda protein serum, mediator inflamasi, dan sisa metabolisme, sehingga mengakibatkan degenerasi matriks.

Kimia dan agen tertelan


Makanan pedas, alkohol, dan minuman panas secara tradisional dianggap memicu pembilasan pada pasien dengan rosacea. Namun, bukti yang paling tidak mendukung faktor makanan memainkan peran sentral dalam patogenesis. Selain itu, obat-obatan tertentu, seperti amiodarone, steroid topikal, steroid hidung, dan dosis tinggi vitamin B-6 dan B-12, dapat menyebabkan flare untuk pasien dengan rosacea.

Perivaskular dibandingkan perifollicular peradangan


Sebuah infiltrat inflammatory mungkin ada dalam dan perivaskular / atau lokasi perifollicular, namun bukti yang bertentangan mengenai lokasi dominan. Untuk menjawab pertanyaan ini, lebih banyak penelitian perlu dirancang untuk mengkategorikan subtipe rosacea karena jawabannya bervariasi tergantung pada subklasifikasi tersebut.

Mikroba organisme
Spesies demodex (tungau yang biasanya menghuni folikel rambut manusia) mungkin memainkan peran dalam patogenesis rosacea. Beberapa studi menunjukkan bahwa demodex lebih suka daerah kulit yang terkena pada rosacea, seperti hidung dan pipi. [5] Penelitian juga mendukung bahwa respon kekebalan helper-inducer T-sel infiltrat terjadi, sekitar antigen demodex pada pasien dengan rosacea . Namun, bukti yang bertentangan menunjukkan bahwa demodex tidak merangsang respon inflamasi pada pasien dengan rosacea. Selain itu, demodexditemukan dalam jumlah besar individu sehat tanpa rosacea. Studi lebih perlu dilakukan untuk menentukan apakah demodex benar-benar adalah patogen. Selain itu, bukti-bukti meyakinkan menunjukkan bahwa Helicobacter pyloridikaitkan dengan etiologi rosacea. Namun, banyak studi belum dikontrol untuk variabel pengganggu yang mempengaruhi prevalensi H pylori, seperti jenis kelamin, umur, status sosial ekonomi, dan obat-obatan. Selain itu, studi ini secara statistik tidak didukung untuk menjelaskan sifat mana-mana infeksi H pylori.

Ferritin ekspresi
Besi mengkatalisis konversi hidrogen peroksida untuk radikal bebas, yang menyebabkan cedera jaringan dengan cara merusak membran sel, protein, dan DNA. Pada tingkat sel, zat besi yang tidak dimetabolisme disimpan sebagai ferritin. Dalam sebuah studi tahun 2009, spesimen biopsi kulit dari pasien dengan rosacea yang imunohistokimia dianalisis, dan jumlah feritin-positif sel secara signifikan lebih tinggi pada individu yang terkena dibandingkan dengan subyek kontrol. Selain itu, positif feritin yang lebih tinggi berkorelasi dengan subtipe yang lebih maju dari rosacea. Dengan demikian, rilis meningkat dari besi bebas dari proteolisis dari ferritin dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif pada kulit, yang dapat berkontribusi pada patogenesis rosacea. [6]

Reaktif oksigen spesies


Pada awal proses inflamasi, spesies oksigen reaktif (ROS) yang dirilis oleh neutrofil, yang didalilkan memiliki peran sentral dalam peradangan yang terkait dengan rosacea. Radikal bebas, seperti anion superoksida dan hidroksil radial, di samping molekul reaktif lainnya, seperti molekul oksigen, oksigen singlet, dan hidrogen peroksida, terdiri banyak ROS yang menyebabkan kerusakan jaringan oksidatif. Beberapa mekanisme menjelaskan bagaimana hasil ROS dalam peradangan kulit, terutama deaktivasi pertahanan alami disebabkan oleh stres oksidan yang berlebihan dari ROS, kimia dan modifikasi oksidatif protein dan lipid oleh ROS, perubahan keseimbangan lipid rosacea pasien, yang, dalam proporsi yang normal akan menekan pembentukan ROS, produksi sitokin dan mediator inflamasi

lainnya oleh keratinosit, fibroblas, dan sel-sel endotel yang rusak akibat ROS,. dan generasi ROS oleh cathelicidins, yang ditemukan dalam jumlah besar di kulit wajah dari individu yang terkena [7 ]

Neoangiogenesis dan faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) berlebih


Studi dilakukan dengan menggunakan capillaroscopy video pada lesi rosacea erythematotelangiectatic menunjukkan neoangiogenesis meningkat dan pembesaran pembuluh darah. Studi imunohistokimia menunjukkan beberapa ekspresi VEGF meningkat pada endotelium pembuluh darah di kulit lesi dibandingkan nonlesional pasien rosacea. Cuevas et al [8] digunakan dobesilate topikal, penghambat faktor pertumbuhan angiogenik, untuk pengobatan erythematotelagiectatic rosacea dan melaporkan peningkatan dalam eritema dan telangiectasia setelah 2 minggu. [4]

Antimicrobial peptida
AMP adalah protein berat molekul kecil yang merupakan bagian dari respon imun bawaan dan telah menunjukkan luas spektrum aktivitas antimikroba terhadap bakteri, virus, dan jamur. Mereka cepat dirilis pada cedera dan / atau infeksi kulit, dan mereka telah terlibat dalam patogenesis banyak penyakit kulit inflamasi.Cathelicidins dan -defensin adalah 2 terkenal jenis AMP, yang mantan telah terbukti dinyatakan dalam tingkat abnormal tinggi pada pasien dengan rosacea. Secara khusus, LL-37 peptida bentuk cathelicidin, selain bentuk proteolitik diolah dari LL-37, telah ditemukan dalam jumlah yang signifikan berbeda dalam rosacea pasien dibandingkan dengan orang yang sehat. LL-37 dinyatakan oleh leukosit PMN dan limfosit. LL-37 berinteraksi dengan sel-sel endotel dan merangsang angiogenesis baik in vitro dan in vivo. Hal ini juga memodulasi ekspresi VEGF. [4]Injeksi LL-37 dan peptida baru yang berasal dari LL-37 ke tikus inflamasi diinduksi, eritema, dan telangiectasia, karena itu, peneliti berhipotesis bahwa kelebihan cathelicidins ditambah dengan pengolahan abnormal menyebabkan penyakit . [9]

Epidemiologi
Frekuensi
Amerika Serikat Data kejadian yang akurat tidak tersedia, namun, rosacea adalah kondisi kulit yang umum yang tidak proporsional mempengaruhi orang-orang berkulit putih asal Eropa dan Celtic. Internasional Sebuah studi di Swedia mengungkapkan kejadian 1 dari 10 pekerja kelas menengah. Varian granulomatosa kaseosa (jerawat agminata) mungkin lebih sering terjadi pada orang keturunan Asia atau Afrika.

Mortalitas / Morbiditas
Sebuah spektrum klinis terlihat, dan perkembangan mungkin langkah-bijaksana.Kondisi berkisar dari cacat kosmetik kecil untuk penyakit yang parah menodai.

Sejarah
Pasien cenderung memiliki latar belakang kemerahan pada wajah, sering dating ke masa kanak-kanak atau remaja awal. Dalam kehidupan dewasa, pembilasan dapat semakin dipicu oleh minuman panas, panas, emosi, dan penyebab lain dari perubahan suhu tubuh yang cepat. Beberapa pasien melaporkan pembilasan dengan alkohol, yang tidak spesifik. Gejala biasanya intermiten tapi progresif dapat menyebabkan kulit memerah permanen. Yang terakhir ini dapat digambarkan sebagai warna yang tinggi dan berhubungan dengan perkembangan telangiectasia permanen. Selain itu, beberapa individu melaporkan kualitas beluk mata dan edema wajah.

Fisik

Penyakit ini terdiri dari spektrum gejala dan tanda-tanda, dengan sebagian besar pasien gagal untuk mengembangkan setiap tahap penyakit. Eritema variabel dan telangiectasia terlihat di atas pipi dan dahi. Papula inflamasi dan pustula dapat dominan diamati selama hidung, dahi, dan pipi. Keterlibatan Extrafacial jarang terjadi di atas leher dan bagian atas dada. Menonjol dari kelenjar sebaceous dapat dicatat, dengan perkembangan hidung menebal dan rusak (rhinophyma) dalam kasus yang ekstrim. Tidak seperti jerawat, pasien umumnya tidak melaporkan greasiness dari kulit, melainkan, mereka mungkin mengalami pengeringan dan mengelupas. Tidak adanya komedo adalah fitur lain yang membedakan membantu. Pada mata lymphedema mungkin menonjol tetapi jarang. Kondisi ini umumnya tidak menghasilkan jaringan parut. Rhinophyma mungkin terjadi sebagai entitas yang terisolasi, tanpa gejala atau tanda-tanda lain rosacea. Rhinophyma dapat menodai dan karenanya menyedihkan bagi pasien. Beberapa pihak berwenang menganggap rhinophyma untuk mewakili suatu proses penyakit yang berbeda, meskipun phymatous rosacea dianggap sebagai salah satu dari empat subtipe rosacea. [10] Lymphedema mungkin ditandai periorbitally, dan, pada kesempatan, itu adalah gejala presentasi. Gejala mata rosacea bisa disertai dengan injeksi konjungtiva, dan, jarang, dan chalazion episkleritis mungkin terjadi. Rosacea fulminans (pioderma faciale) untungnya komplikasi yang jarang dan ditandai oleh perkembangan nodul dan abses dengan pembentukan saluran sinus disertai dengan tanda-tanda sistemik. Pasien sering memiliki demam ringan, ESR meningkat, dan mungkin peningkatan jumlah sel darah putih. Kedua seborrhea dan dermatitis seboroik / blepharitis tidak jarang diamati pada pasien dengan rosacea. Alasan untuk ini asosiasi tidak dipahami dengan baik. Sebuah varian granulomatosa langka rosacea (jerawat agminata / lupus miliaris disseminatus faciei ) dapat bermanifestasi dengan eritematosa inflamasi atau daging berwarna papula didistribusikan secara simetris di bagian atas wajah, terutama di sekitar mata dan hidung. Lesi cenderung diskrit, dan sekitarnya eritema bukan merupakan fitur ditandai tapi mungkin ada. Pasien-pasien ini sering tidak memiliki riwayat pembilasan. Pola rosacea kadang-kadang dikaitkan dengan jaringan parut dan mungkin resisten terhadap pengobatan konvensional. Lihat gambar di bawah ini.

Lupus miliaris disseminatus faciei.Courtesy of Dirk Elston, MD.

Penyebab
Sebuah sindrom rosacealike (termasuk dermatitis perioral) dapat terjadi akibat penggunaan sembarangan kortikosteroid kuat pada wajah. Sejumlah faktor yang memberatkan dapat diakui. Kelebihan angin dan sinar UV (pelapukan) pemaparan mungkin mempercepat proses penyakit. Lihat Patofisiologi untuk informasi lebih lanjut.

Diagnostik Pertimbangan
Diagnosis diferensial sangat tergantung pada pola rosacea. Erythematotelangiectatic rosacea (ETR) dapat menyerupai dermatitis seboroik, lupus eritematosus, dan Fotodermatosis lainnya. Sindrom karsinoid dan inkompetensi katup mitral yang diabaikan penyebab eritema dan telangiectasia. Akneiform rosacea dapat disimulasikan oleh jerawat, bromoderma dan iododerma, dermatitis perioral, dan folikulitis pustular. Jerawat agminata bisa dibedakan dari lupus vulgaris dan sarcoidosis kulit.

Diferensial Diagnosis
Lupus Eritematosus, akut Dermatitis perioral Sarkoidosis Dermatitis seboroik

Diagnostic Considerations
The differential diagnosis largely depends on the pattern of rosacea. Erythematotelangiectatic rosacea (ETR) can resemble seborrheic dermatitis, lupus erythematosus, and other photodermatoses. Carcinoid syndrome and mitral valve incompetence are overlooked causes of erythema and telangiectasia. Acneiform rosacea may be simulated by acne, bromoderma and iododerma, perioral dermatitis, and pustular folliculitis. Acne agminata can be indistinguishable from lupus vulgaris and cutaneous sarcoidosis.

Differential Diagnoses
Lupus Erythematosus, Acute Perioral Dermatitis Sarcoidosis Seborrheic Dermatitis Laboratorium Studi Diagnosis dibuat secara klinis. Prosedur Biopsi kulit kadang-kadang dilakukan untuk menyingkirkan penyakit kulit lainnya, seperti lupus atau sarkoidosis . Temuan histologis Fitur histologis rosacea tergantung pada stadium penyakit. Lesi Nonpustular menunjukkan perivaskular nonspesifik dan perifollicular lymphohistiocytic menyusup, didampingi oleh sel-sel berinti sesekali, sel plasma, neutrofil, eosinofil dan. Lesi papulopustular menunjukkan peradangan granulomatosa lebih jelas dan kadang-kadang abses perifollicular. Demodex folliculorum mungkin melimpah di folikel dekatnya. Fitur histologis granulomatosa rosacea mencolok, menunjukkan kaseosa dan noncaseating granulomata dengan noda negatif untuk mikobakteri dan jamur. Lihat gambar di bawah.

Histopatologi rosacea.Perifollicular peradangan kronis dan pembuluh darah

ectasia.Courtesy of Dirk Elston, MD. disseminatus faciei.Courtesy of Dirk Elston, MD.

Kaseosa granuloma pada lupus miliaris

Perawatan Medis
Sebelum memulai terapi, faktor pemicu yang memperburuk pasien rosacea harus diidentifikasi dan dihindari jika mungkin. Faktor-faktor ini mungkin unik untuk setiap pasien. Faktor pemicu umum termasuk suhu panas atau dingin, angin, minuman panas, kafein, olahraga, makanan pedas, alkohol, emosi, produk topikal yang mengiritasi kulit dan mengurangi penghalang, atau obat-obatan yang menyebabkan pembilasan. [11, 12] Beberapa pasien menemukan bahwa pijat wajah secara teratur mengurangi lymphedema. Rosacea fulminans diobati dengan dosis cukup tinggi prednisolone (30-60 mg / d) diikuti oleh isotretinoin oral.

Sunscreen
Penggunaan sehari-hari tabir surya spektrum luas direkomendasikan untuk semua pasien dengan rosacea. [13] Sebuah tabir surya yang melindungi terhadap kedua sinar UV-A dan UV-B harus dipilih. Blockers fisik seperti titanium dioksida dan zinc oksida yang dapat ditoleransi dengan baik. Selain itu, tabir surya harus mengandung silikon pelindung seperti dimethicone atau cyclomethicone. Greentinted tabir surya dapat memberikan cakupan eritema. Pasien didorong untuk menghindari astringents, toner, mentol, kamper, kosmetik tahan air membutuhkan pelarut untuk penghapusan, atau produk yang mengandung sodium lauryl sulfate.

Laser
Laser nonablative efektif terhadap rosacea dengan renovasi dari jaringan ikat kulit dan meningkatkan penghalang epidermis. [14] Kerugian utama dari terapi ini adalah biaya karena tidak dilindungi oleh asuransi. Hal ini membutuhkan perawatan 1-3 4-8 minggu terpisah untuk mencapai hasil terbaik. Laser vaskular adalah andalan rosacea terapi. Ini termasuk berdenyut laser dye (585 atau 595 nm), laser kalium-titanyl-fosfat (532 nm), dan dioda-dipompa frekuensi-dua kali lipat laser (532 nm). Panjang gelombang ini memungkinkan penyerapan selektif oleh oksihemoglobin, mengarah ke pengurangan kapal dengan kerusakan minimal pada jaringan di sekitarnya atau jaringan parut. Agar efektif terhadap

kapal wajah lebih dalam, panjang gelombang laser yang diperlukan, termasuk laser dioda (810 nm), lama-berdenyut Alexandrite laser (755 nm), dan Nd panjang berdenyut: YAG laser (1064 nm). Intens berdenyut-cahaya terapi adalah laser multichromatic dengan target yang berbeda, termasuk melanin dan hemoglobin. Oleh karena itu, hal ini juga berguna untuk peremajaan wajah, mempengaruhi lesi vaskuler, lesi berpigmen, dan rambut.

Bedah Perawatan
Telangiectasia Tetap dapat diobati dengan elektrosurgikal atau 585-nm berdenyut laser dye. Namun, eritema wajah tidak membaik, dan telangiectasias baru berkembang dengan berlalunya waktu. Perbaikan Kosmetik rhinophyma dapat diproduksi oleh dermabrasi mekanik, karbon dioksida kulit laser, dan bedah mencukur teknik.

Diet
Modulasi diet harus bertujuan menghindari pemicu.

Obat Ringkasan
Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi. Metronidazol topikal umumnya digunakan sebagai agen lini pertama. Asam azelaic topikal, produk sulfacetamide, dan obat jerawat topikal juga sering digunakan. Antibiotik topikal dan oral juga sangat efektif, dan untuk oral rosacea, mereka biasanya dianggap sebagai terapi lini pertama. Retinoid yang dianjurkan oleh beberapa pihak berwenang. [15, 16, 17] Selain agen tercantum di bawah ini, bukti yang bersifat anekdot menunjukkan pengobatan yang efektif rosacea dengan obat yang mengurangi pembilasan, termasuk beta-blocker, clonidine, nalokson, ondansetron, dan serotonin reuptake inhibitor. Terapi kontrasepsi oral telah membantu dalam pasien yang memberikan informasi sejarah memburuknya rosacea dengan siklus hormonal mereka. Dapson telah digunakan dalam yang parah, rosacea tahan api, dan dapson telah sangat bermanfaat bagi pasien yang tidak dapat mengambil isotretinoin. [18]

Imunosupresan
Kelas Ringkasan
Agen-agen ini menghambat reaksi kekebalan yang dihasilkan dari rangsangan yang beragam.
Lihat informasi obat penuh
[19]

Tacrolimus salep (Protopic)


Mengurangi gatal dan peradangan dengan menekan pelepasan sitokin dari sel T.Juga menghambat transkripsi gen penyandi IL-3, IL-4, IL-5, GM-CSF, dan TNF-alpha, yang semuanya terlibat dalam tahap awal aktivasi sel T. Selain itu, dapat menghambat pelepasan mediator preformed dari sel mast kulit dan basofil, dan mungkin down-mengatur ekspresi FCeRI pada sel Langerhans. Dapat digunakan pada pasien semuda 2 y. Obat dari kelas ini lebih mahal daripada kortikosteroid topikal. Tersedia sebagai salep dalam konsentrasi 0,03% dan 0,1%. Menunjukkan hanya setelah pilihan pengobatan lainnya telah gagal.

Antibiotik, Lainnya
Kelas Ringkasan
Sejak tahun 1950-an, antibiotik oral telah diresepkan off-label untuk pengobatan karena mikroorganisme yang dianggap sebagai penyebab penyakit. Dalam prakteknya saat ini, para ahli tidak percaya infeksi bakteri berperan dalam patogenesis rosacea, namun, antibiotik, khususnya tetrasiklin, terus digunakan

untuk anti-inflamasi sifat mereka. Sejak tahun 2006, dosis nonantibiotic doksisiklin telah menjadi pengobatan lini pertama untuk banyak dokter. Dalam banyak kasus, antibiotik oral dan topikal digunakan dalam kombinasi, pengobatan oral mungkin akhirnya ditarik dan pengobatan topikal digunakan sendiri sebagai terapi pemeliharaan. [18] Namun, pada pasien dengan keterlibatan okular, terapi oral perlu dipertahankan. Pada pasien yang memerlukan antibiotik sistemik, bukti menunjukkan bahwa rejimen baru dari 20-50 mg q12h doksisiklin sama efektifnya dengan regimen yang lebih tua dari 100 mg doksisiklin [20] Bagi banyak pasien, ini bisa mewakili pengurangan biaya yang signifikan.
Lihat informasi obat penuh

Metronidazole gel 0,75% atau 1% (MetroGel, Noritate, MetroLotion)


Imidazol cincin berbasis antibiotik aktif terhadap bakteri anaerob dan protozoa berbagai. Oral metronidazole telah terbukti bermanfaat terhadap papula dan pustula jerawat rosacea. Aplikasi topikal bermanfaat untuk penyakit ringan dan sebagai adjuvant terapi sistemik.
Lihat informasi obat penuh

Eritromisin (EES, Erythrocin, Ery-Tab) tab atau larutan topikal 2%


Menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat disosiasi peptidil tRNA dari ribosom, menyebabkan RNA-dependent sintesis protein untuk menangkap. Untuk pengobatan infeksi staphylococcal dan streptokokus. Pada anak-anak, usia, berat badan, dan beratnya infeksi menentukan dosis yang tepat. Ketika dosis tawaran yang diinginkan, setengah-total dosis harian dapat diambil q12h. Untuk infeksi yang lebih parah, dosis ganda. Dapat digunakan ketika tetrasiklin tidak ditoleransi atau kontraindikasi. Digunakan untuk pengobatan rosacea okular.

Fusidic asam
Susp oftalmik sebagai 10 mg / g (1%) (0,2 g) unit-dosis, tanpa pengawet, 3 g dan 5 g di multidosis mengandung benzalkonium klorida. Untuk pengobatan okular rosacea. Topikal antibakteri yang menghambat sintesis protein bakteri, menyebabkan kematian bakteri. Rosacea dapat menanggapi asam fusidic topikal untuk setidaknya 3 mo.
Lihat informasi obat penuh

Klindamisin topikal (Cleocin T, Clindagel, Evoclin)


Antibiotik semisintetik yang dihasilkan oleh 7 (S)-kloro substitusi dari 7 (R)-hidroksil kelompok lincomycin orangtua senyawa. Menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat disosiasi peptidil tRNA dari ribosom, menyebabkan RNA-dependent sintesis protein untuk menangkap. Banyak mendistribusikan dalam tubuh tanpa penetrasi SSP. Protein terikat dan diekskresikan oleh hati dan ginjal. Setelah dioleskan di kulit, obat diubah menjadi komponen aktif, yang menghambat mikroorganisme. Tersedia sebagai solusi topikal, lotion, atau gel untuk penggunaan eksternal.Solusi mengandung setara dengan 10 mg / mL klindamisin. Efektif terhadap ringan sampai sedang papulopustular rosacea.
Lihat informasi obat penuh

Tetracycline

Menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat dengan 30S dan mungkin 50S subunit ribosom (s). Memiliki aktivitas anti-inflamasi. Peningkatan terlihat dalam waktu 2-4 bulan setelah dimulainya terapi.
Lihat informasi obat penuh

Minocycline (Dynacin, Minocin, Solodyn)


Treats infeksi yang disebabkan oleh organisme gram-negatif dan gram positif rentan, selain infeksi yang disebabkan oleh acnes P rentan. The extended-release tablet (Solodyn) memiliki berbagai dosis mulai dari 45 mg sampai 135 mg dan dapat diberikan sekali sehari-hari.
Lihat informasi obat penuh

Doxycycline (Oracea, Doryx, Periostat, Vibramycin)


Spektrum luas, sintetis berasal, antibiotik bakteriostatik di kelas tetrasiklin.Hampir sepenuhnya diserap, berkonsentrasi dalam empedu, dan diekskresikan dalam urin dan feses sebagai metabolit aktif secara biologis dalam konsentrasi tinggi. Menghambat sintesis protein dan, dengan demikian, pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan mungkin 50S subunit ribosom bakteri rentan. Dapat menghalangi disosiasi peptidil tRNA dari ribosom, menyebabkan RNA-dependent sintesis protein untuk menangkap.
Lihat informasi obat penuh

Klaritromisin (, Biaxin XL)


Macrolide antibiotik semisintetik yang reversibel mengikat ke situs P subunit 50S ribosom organisme rentan dan dapat menghambat RNA-dependent sintesis protein dengan merangsang disosiasi peptidil tRNA dari ribosom, menyebabkan penghambatan pertumbuhan bakteri.

Retinoid-Seperti Agen
Kelas Ringkasan
Agen ini mengurangi kekompakan keratinosit hiperproliferatif abnormal dan dapat mengurangi potensi degenerasi ganas. Mereka memodulasi diferensiasi keratinosit, dan mereka telah terbukti mengurangi risiko pembentukan kanker kulit pada pasien yang telah mengalami transplantasi ginjal.
Lihat informasi obat penuh

Topikal tretinoin (Avita, Retin-A, Retin-A Micro)


Struktural yang berkaitan dengan vitamin A. Mungkin membantu untuk penyakit bandel, tetapi kekambuhan adalah umum. Jangka panjang, terapi dosis rendah mungkin tidak cocok untuk pasien tertentu. Dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa pasien. Telah dikaitkan dengan promosi angiogenesis, namun belum menunjukkan peningkatan telangiectasias. Menghambat pembentukan microcomedo dan menghilangkan lesi. Membuat keratinosit dalam folikel sebasea yang kurang patuh dan mudah untuk menghapus. Tersedia sebagai 0,025%, 0,05%, dan 0,1% krim. Tersedia juga sebagai 0,01% dan gel 0,025%.
Lihat informasi obat penuh

Isotretinoin (Amnesteem, Claravis, Sotret)


Oral agen yang memperlakukan kondisi dermatologi yang serius. Sintetik 13 - cisisomer tretinoin alami (trans-retinoic acid). Mungkin berguna untuk penyakit bandel, tetapi kekambuhan adalah umum. Jangka panjang, terapi dosis rendah mungkin tidak cocok untuk pasien tertentu. Sebuah US Food and Drug Administration-diamanatkan registri sekarang di tempat untuk semua individu penulisan resep, pengeluaran, atau mengambil isotretinoin. Untuk informasi lebih lanjut tentang registry ini, lihat iPLEDGE .Registri ini bertujuan untuk lebih mengurangi risiko kehamilan dan efek samping yang tidak diinginkan dan berpotensi berbahaya selama kursus terapi isotretinoin.

Kortikosteroid
Kelas Ringkasan
Agen ini relatif kontraindikasi, kecuali sebagai kursus singkat di rosacea fulminans.
Lihat informasi obat penuh

Prednisolone (Millipred, Orapred, Veripred, Flo-Pred)


Dosis cukup tinggi dapat membantu dalam rosacea fulminans. Mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi leukosit PMN dan mengurangi permeabilitas kapiler. Gunakan dalam kombinasi dengan isotretinoin. Rosacea fulminans diobati dengan dosis cukup tinggi prednisolone (30-60 mg / d) diikuti oleh isotretinoin oral.

Agen antihipertensi
Kelas Ringkasan
Diuretik hemat kalium dapat digunakan untuk mengurangi morbiditas.
Lihat informasi obat penuh

Amiloride
Amiloride adalah obat antikaliuretic dengan natriuretik lemah, diuretik, dan aktivitas antihipertensi. Ini mengurangi ekskresi urin disempurnakan magnesium yang terjadi ketika thiazide diuretik atau loop digunakan sendiri. Ini memberikan sebuah efek kalium-conserving pada pasien yang menerima agen kaliuretic diuretik.
Lihat informasi obat penuh

Spironolactone (aldactone)
Bersaing dengan aldosteron untuk situs reseptor di tubulus ginjal distal, meningkatkan ekskresi air sementara tetap mempertahankan ion kalium dan hidrogen. Inhibitor aldosteron membantu memblokir sistem renin angiotensin-dan membantu mencegah hilangnya kalium di tubulus distal. Tubuh menghemat kalium, dan suplemen kalium kurang oral diperlukan.
Lihat informasi obat penuh

Triamterene (Dyrenium)
Triamterene menghambat reabsorpsi ion natrium dalam pertukaran untuk kalium dan ion hidrogen pada segmen tubulus distal yang berada di bawah kendali mineralocorticoids adrenal (terutama aldosteron). Kegiatan ini tidak terkait langsung dengan sekresi aldosteron atau antagonisme, dan itu adalah hasil dari efek langsung pada tubulus ginjal. Fraksi natrium disaring mencapai situs ini pertukaran distal tubular relatif kecil, dan jumlah yang dipertukarkan tergantung pada tingkat aktivitas mineralokortikoid, dengan demikian, tingkat natriuresis dan diuresis dihasilkan oleh penghambatan mekanisme pertukaran harus terbatas. Peningkatan jumlah natrium yang tersedia dan tingkat aktivitas mineralokortikoid dengan menggunakan diuretik lebih proksimal bertindak meningkatkan tingkat diuresis dan konservasi kalium. Triamterene sesekali dapat menyebabkan peningkatan kalium serum, yang dapat menyebabkan hiperkalemia. Ini tidak menghasilkan alkalosis, karena tidak menimbulkan ekskresi berlebihan asam dititrasi dan amonium.

Agen jerawat, topikal


Kelas Ringkasan
Beberapa produk dalam kategori ini dapat efektif pada pasien dengan papula, pustula, dan jenis phymatous dan kelenjar rosacea.
Lihat informasi obat penuh

Benzoil peroksida (Benzig, PanOxyl, Zapzyt, Kekuatan Maksimum Jerawat Clear)


Radikal bebas oksigen dilepaskan pada administrasi dan mengoksidasi protein bakteri dalam folikel sebasea, mengurangi jumlah menjengkelkan asam lemak bebas dan bakteri anaerob. Dikonversi pada kulit menjadi asam benzoat, yang memiliki efek keratolitik dan comedolytic. Namun, bisa sangat menjengkelkan pada pasien dengan disfungsi penghalang dan dapat menyebabkan eritema lanjut.Tersedia di atas meja dan dengan resep. Tersedia dalam 2,5%, 5%, dan gel 10%, lotion, krim, atau mencuci.
Lihat informasi obat penuh

Azelaic acid (Azelex, Finacea)


Tersedia dalam 2 kekuatan gel asam azelaic 15% (Finacea) atau asam azelaic krim 20% (Azelex). Efektif terhadap ringan sampai sedang papulopustular rosacea. Dapat digunakan dua kali sehari sebagai pengobatan awal. Dapat mengurangi produksi ROS oleh neutrofil. Beberapa pasien melaporkan terbakar sementara atau menyengat.
Lihat informasi obat penuh

Sodium sulfacetamide dan belerang (Klaron, Ovace)


Mengandung belerang 5% dan sulfacetamide natrium 10%. Digunakan secara topikal untuk jerawat rosacea. Sulfacetamide natrium memiliki sifat antibakteri, sedangkan belerang dianggap sebagai antiseptik dengan tindakan keratolitik.

Komplikasi
Rosacea keratitis dan keratoconjunctivitis sicca diakui komplikasi. Rosacea fulminans merupakan komplikasi yang jarang. Jaringan parut biasanya tidak terjadi.

Prognosa
Pada kebanyakan pasien yang menerima pengobatan, keadaan stabil tercapai dengan simtomatologi sisa variabel. Penyakit mengambil kursus kronis kambuh atau progresif untuk beberapa pasien.

Pasien Pendidikan
Pasien harus dianjurkan untuk menghindari faktor memperburuk dikenal, seperti suhu panas atau dingin, angin, minuman panas, kafein, olahraga, makanan pedas, alkohol, emosi yang kuat, produk topikal yang mengiritasi kulit dan mengurangi hambatan, dan obat-obatan yang menyebabkan pembilasan . Pasien harus didorong untuk menggunakan, noncomedogenic tinggi-faktor tabir surya saat terkena sinar matahari dan angin. Untuk sumber daya pendidikan pasien yang sangat baik, lihat eMedicine Kesehatan Kulit, rambut, dan Pusat Nails .

You might also like