You are on page 1of 15

Anatomi dan Fisiologi Indera Penglihatan

sistem persepsi sensori dosen pembimbing : Ns. Tri Rina, S.Kep Kelompok 1 : Anggraeni Puspita Rati Ayu Afriani Ayu Selvia Destiana Devi Oktavia Utami Ika Wahyu Widyastuti Neny Wahyuni Salama Widea Ernawati Yenny Apriyani

Definisi
Mata adalah organ indera yang komplek yang peka cahaya. Dalam wadah pelindungnya, masing masing mata mempunyai suatu lapisan sel sel reseptor suatu sistem optik (kornea, lensa, akuos humoor, korpus vitreum) untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf untuk mengantarkan impuls dari reseptor ke otak (Guyton, 1996). Dan menurut kelompok, mata adalah alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

Anatomi Mata
Anatomi mata bagian luar (eksternal) : Orbita (lengkuk mata) Alis mata Bulu mata Kelopak mata (palpebra) Apartus lakrimalis

Anatomi mata bagian dalam (internal) : Tunika fibrosa : sklera & kornea. Tunika vaskular : lapisan koroid, badan siliaris, iris & pupil. Lensa Rongga mata Retina

Sistem Lakrimalis

Sistem Lakrimalis
Berfungsi memproduksi air mata & drainase air mata melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior. Kelenjar air mata terletak di bagian lateral atas orbita. Fungsi air mata: mencuci & melumasi air mata. Komposisi air mata: 98% air; 1,5% NaCl, & enzim lisosim yg mpy efek antibakteri. Dinutrisi dari arteri lakrimalis dan diinervasi dari nervus lakrimalis. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak didaerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtung lakrimal, kalikuli lakrimal, sakus lakrima, duktus nasolakrimal, neatus inferior. Sistem lakrimal terdiri atas dua bagian yaitu : Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporoatero superior rongga orbita. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtung lakrima, kanalikuli lakrimal, saklus lakrimal, dan duktus nasolakrimal. Saklus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung didalam neatus inferior

Otot Mata

Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu : 1. Oblik inferior, aksi primer 2. Oblik superior, aksi primer 3. Rektus inferior, aksi primer 4. Rektus lateral, aksi 5. Rektus medius, aksi 6. Rektus superior, aksi primer - elevasi dalam abduksi sekunder

Suplai Darah

Bola Mata
Bola mata terdiri atas 3 lapisan yaitu : 1. Tunika Fibrosa : Merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak putih. Pada bagian posterior di tembus oleh nervus optikus dan menyatu dengan selubung saraf duramater. 2. Lamina Vaskulosa Dari depan ke belakang tersusun atas bagian berikut: a. Koroid (choroidea) : adalah lapisan luar berpigmen dan berlapis. Lapisan dalam sangat vaskuler karena menyentuh pembuluh darah. Koroid mengandung pleksus vena yang luas dan mengempis saat kematian. b. Korpus siliare : kebelakang bersambung dengan koroid, kedepan teletak dibelakang tepi perifer iris, terdiri atas korona siliaris, prosesus siliaris, dan muskulus siliaris. c. Iris : diafragma berpigmen yang tipis terdapat di dalam aqueous humor diantara kornea dan lensa. 3. Tunika Sensoria

Komponen Saraf yang Terkait


Nama Rektus medial Rektus lateral Rektus superior Rektus inferior Obliq superior Kerja Merotasikan bola mata ke dalam Merotasikan bola mata keluar Merotasikan bola mata ke atas Merotasikan bola mata ke bawah Saraf kranial yang mempersarafi Saraf okulomotor (saraf cranial ke-3) Saraf abdusens (saraf cranial ke-6) Saraf okulomotor (saraf cranial ke-3) Saraf okulomotor (saraf cranial ke-3)

Merotasikan bola mata ke bawah dan Saraf troklear ( saraf cranial ke-4) keluar

Obliq inferior

Merotasikan bola mata ke atas dan Saraf okulomotor (saraf cranial ke-3)
keluar

Konsep Adaptasi Gelap Terang


Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan merangsang rod secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah, ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayangan yang benderang yang merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objek pun yang terlihat. Perubahan sensitifitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fenomena penyesuaian terang dan gelap.

Biioptik
Dalam ilmu optic ada dua cara pendekatan gejala optic, yaitu : optika geometris dan optika fisik. 1. Optika geometris Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus; berkas-berkas cahaya disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan menggunakan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa :
f = focus = titik api b = jarak benda v = jarak bayangan

2. Optika fisik Sir Isac Newton (1642-1727) menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori kospuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahay itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, dengan ini lah dapat diketahu mengapa benda itu bisa panas jika terkena sinar. Huygens (1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang. Dari sebuah sumber cahaya menjalarlah getaran-getaran kesemua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang tergetar olehnya dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip Huygens yang belum bisa menjelaskan penjalaran cahaya dari satu medium ke medium lain. Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam disinari dengan cahaya akan memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat partikel dan gelombang magnetic. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat materi(partikel) dan sifat gelombang.

Proses Stimulus Penglihatan


Reseptor penglihatan adalah sel sel di conus (sel kerucut) dan basillus (sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat rangsang warna. Sel sel basillus tersebar pada retina terutama diluar macula dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya bereintensitas rendah. Oleh karena itu dilakukan dua mekanisme tersendiri di dalam retina (teori duplisitas) yaitu Penglihatan photop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang hari dan penglihatan warna dengan conus. Penglihatan scotop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malm hari dengan basillus.

You might also like