You are on page 1of 14

120

BAB 4
ANALISIS TRANSIEN MESIN NONCOMMUTATOR

4.1. Pengenalan
Sehubungan dengan adanya kemampuan umum komputer (mesin hitung), pendekatan
analisis jitu telah dirancang oleh Doherty, Nickle, Park, Concordia, dan yang lainnya, untuk
menangani berbagai tingkatan masalah transien. Teknik-teknik ini biasanya membuat perkiraan
solusi dalam keadaan tertutup, atau formula, atau deret harmonik, menjadi suatu bentuk yang dapat
disubtitusi dengan nilai numeris. Dengan bantuan software dan hardware komputer, solusi numeris
dari masalah transien ini, dan masih banyak yang lainnya, termasuk persamaan (3.2.29)-(3.2.43) dan
rangkaian ekivalen dari gambar 3.3.1 menjadi lebih mudah. Namun, untuk mendapatkan pengertian
fisik dari proses transien, kami akan memformulasikan solusi analitis menjadi beberapa masalah
transien sederhana.
Contoh 4.1
Suatu mesin sinkron beroperasi pada kecepatan kerja, dengan fase a, b, dan c dalam
keadaan terbuka (open), dan tidak ada medan eksitasi. Pada saat t = 0, medan dalam keadaan
tertutup melalui tegangan tetap (dc), E
fd
. Kita menetapkan tegangan terminal, e
a
, sebagai fungsi
waktu.
Dari rangkaian ekivalen Park pada gambar 3.3.1, dapat dilihat bahwa i
0
= 0, demikian pula
dengan i
d
dan i
q
. Selain itu, perhatikan bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian sumbu q
karena tidak ada rangkaian utuh untuk driving voltage yang memungkinkan,
d
p. Lebih lanjut, kita
menyimpulkan
d
= 0. Kemudian:
e
d
= p
d
(1)
dan,
e
q
= +
d
p =
d
1.0 (2)
Melalui operasi kalkulus, kita dapat menghitung tegangan, p
d
, dalam hal tegangan medan, E
fd
.

Kemudian, dari persamaan (2), e
q
dapat ditentukan dengan mengintegralkan p
d
. Akhirnya nilai e
a

dapat ditemukan dari :
e
a
= e
d
cos e
q
sin + 0 (3)
Pada persamaan (3), kita dapat mensubtitusi = t +
0
, dengan
0
adalah posisi relatif antara
rotor sumbu d dengan poros fase a, pada t = 0. Harus diingat bahwa t dalam solusi kita adalah waktu
per unit, sama dengan
0
dikalikan dengan waktu dalam detik. Oleh karena itu, waktu konstan
dalam solusi ini akan mengandung faktor
0
.
121

Contoh ini, meskipun tidak rumit, namun berguna dalam memeriksa efek amortisseurs dan
karakteristik perangsang pada respon tegangan terminal saat tanpa beban.Lebih lanjut, tidak ada
kesulitan berarti dalam mengembangkan contoh ini untuk memasukkan impedans beban. Sebagai
sudut pandang yang berguna, hambatan seri beban, R, dapat digabungkan dengan hambatan stator,
r, induktans seri beban, L, dapat digabungkan dengan induktans bocor stator, L
l
, dan tegangan e
d
dan
e
q
, diasumsikan sama dengan nol, untuk menghitung i
d
, i
q
, dan i
fd
.
Diasumsikan konstanta mesin sinkron sebagai berikut:
x
ad
= 1.03 r
kd
= 0.0302 r
fd
= 0.00145
x
kd
= 0.092 x
f
= 0.267
Pada t = 0, tegangan medan yang dinormalkan, E
fd
= (e
fd
x
ad
/ r
fd
) = 1.0, seketika diterapkan. Jika mesin
dilepas bebannya sementara kecepatannya berada pada kecepatan kerja, kita menghitung e
d
dan e
q

dengan maupun tanpa efek peredam. Menggunakan rangkaian ekivalen sempurna, kita menemukan

()


dan

() (

)
Untuk belitan peredam terbuka, didapatkan

()


dan

()


Jadi, peredam menyebabkan efek yang meluruh 100 kali lebih cepat dari pada medan, dan hanya
memiliki efek yang kecil untuk waktu konstan. Dapat juga terlihat bahwa pengaruhp
d
cukup kecil;
sehingga e
d
<<e
q
.


Perhatikan bahwa waktu konstan efektif, dalam detik, adalah sekitar



Oleh karena itu, butuh sekitar 8 detik bagi tegangan terminal untuk mencapai harga normal.
Seperti yang dapat kita lihat, keadaan transien diawali dengan proses switching, baik
disengaja maupun tidak, sebagai contoh, ditutupnya suatu pemutus (breaker) atau karena kabel
yang tersambar petir. Jadi, pertimbangan lebih lanjut mengenai switching akan membawa pada
metode yang berguna untuk memecahkan masalah transien. Secara terpisah, kita akan
mengasumsikan masalah merupakan linear (biasanya berarti kecepatannya konstan, v) dan
menyatakan semua besaran yang merupakan fungsi waktu dalam dua bagian, satu yang berasal dari
sebelumnya dan terus tak terganggu setelah proses switching, dan yang muncul karena proses
122

switching. Penjumlahan kedua bagian itu adalah pernyataan yang sesungguhnya setelah proses
switching. Pembuktiannya mengikuti teorema switching yang ditetapkan dalam Bewley atau yang
lainnya. Sebagai contoh, dalam jaringan (a) kita menutup saklar S pada saat t = 0.
Tegangan open switch adalah e(t), ditunjukkan pada (b). Kita menambahkan e(t) kedua, dari
polaritas yang berlawanan, yang terhubung seri dengan e(t) untuk mendorong penutupan saklar, (c).
Dengan menggunakan metode superposisi, kita dapat menghitung respon jaringan
mengabaikan generator #2, yaitu keadaan normal dalam jaringan, yang mungkin berupa suatu
kondisi tetap (steady state) karena tidak adanya saklar S. Kita kemudian menghitung respon transien
disebabkan oleh generator #2, dengan semua sumber lain termasuk e(t) dari generator #1
diasumsikan sama dengan nol, yang memberikan tambahan atau perubahan persamaan dan
fungsi. Total penyelesaian untuk t> 0 adalah jumlah dari keduanya.


(a) (b)



(c)

Secara khususdapat dituliskan untuk setiap fungsi waktu f,

F(t) = f
0
+ f

Dimana f adalah hasil dari perubahan setelah t=0, dan f
0
adalahwaktu dimana fungsi tersebut
muncul jika tidak ada switching. Sehingga =
d0
+
d
dan sebagainya, merupakan notasi yang sama
dan sesuai.

fd
= ( )dt i r e
fd fd fd
}
A A

kd
= dt i r
kd kd
}
A , dan

kq
= dt i r
kq kq
}
A

Sesaat setelah swithing. (dt0), rhs akan mencapai nol,maka

123

fd|t=0+
=0

kd|t=0+
=0
dan

kq|t=0+
=0

Sirkuit ekivalen memberi pengertian yang berguna pada ketiga ekspresi diatas. Pertalian fluks
didapat dengan membagi symbol operasi p . Maka, sirkuit yang ekivalen adalah





Maka
d
= -(i
d
).L
equtv
,
dan L
equtv
ini disebut subtransien reaktans.dan ditulis dengan
"'
d
L atau
"
d
x , sehinnga

" "
0 d d t
d
d
L atau x
i
=
A
A

+ =


Dan
" "
0 d q t
q
q
L atau x
i
=
A
A

+ =



Telah diketahui bahwa
1
1
"
1 1 1

|
.
|

\
|
+ + + =
kd f ad
d
L L L
L L dan
1
1
"
1 1

|
.
|

\
|
+ + =
kq
q
L aq
L L . Jika
mesin tidak memiliki kelembaban, atau efek dari kelembaban diabaikan, reaktans atau disebut
transient reaktans ditulis sebagai:

( ) ( )
' ' '
q q d d
x atau L dan x atau L


d
t
od
t
f
t
kd
124

4.2 SIRKUIT PENDEK TIGA FASE DARI MESIN SINKRON
Seperti pernyataan sebelumnya, kita lebih baik memperhatikan masalah sirkuit pendek tiga
fase pafa terminal mesin daripada membahas masalah switching secara umum.Dengan kesalahan
yang sedikit, lebih mudah di analisis dan digambarkan perilakunya.
Bentuk kumpulan kurva kesalahan arusnya (fase) adalah sebagai berikut

Pada analisis oscillogram terlihat dengan jelas empat komponen arus gangguan:
(a) Sebuah komponen dc
(b) Sebuah komponen pokok frekuensi, hilang dengan cepat
(c) Sebuah komponen kedua harmonic yang kecil, biasanya dapat diabaikan hilang seperti dc
(d) Sebuah komponen pokok frekuensi, hilang pelan-pelan secara relatif, akhirnya sama dengan
arus keadaan mantap. Komponen dc juga dapat menjadi terlihat seperti hilang menuju nol.
Dc timbul dari kenyataan bahwa saat t=0
+
, arus harus memenuhi masalah pengendalian fisik.
Jika ini mengharuskan bahwa i(t=0
-
)=i(t=0
+
), maka arus ac setelah t=0 harus mempunyai nilai
dc pada magnitude yang sama, tetapi ari yang berlawanan, untuk memenuhi syarat
tersebut. Arus dc pada setiap fase umumnya akan menjadi berbeda.

Pemeriksaan yang hati-hati pada arus yang menyelubungi, setelah dc telah dikurangi keluar, terlihat
bahwa bagian yang cepat hilang diatur oleh x
d
dan x
q
. untuk alasan ini, dan karena sulitnya
menyelesaikan perhitungan, kita biasanya menghitung arus hanya pada tiga saat:

(a) Pada t= 0+
(b) Pada waktu yang sesuai untuk hilangnya komponen yang hilang secara cepat
(c) Waktu keadaan mantap

125

Subtransien Arus Gangguan. Jika kita melihat pada persamaan Park, kita mencatat bahwa
d
dan
q

tidak dapat berubah dengan segera karena istilah p
d
dan p
q
. Demikian, kehadiran istilah yang
dipercaya ciptaan pengganti kerugian dc pada i
d
dan i
q
. Perbandingan perhitungan terlihat bahwa,
jika pada istilah p
d
dan p
d
diabaikan, disitu pada kenyataannya tidak berubah pada komponen
frekuensi pokok pada arus jangkar dan tentunya, pengganti kerugian dc tidak tampak.
Jika kita menggunakan asumsi ini, persamaan park berbunyi:


Dan, untuk gangguan tiga fase,

.
Jika nilai awal arus diminta, kita mempunyai:


Tetapi

=
d0

=
0


Dan

.
Demikian

=
d0


Dan

=
0

.
Sekarang, jika mesin beroperasi pada kecepatan normal sebelum menekan tombol, maka:

.
Menggantikan ini kedalam persamaan Park, kita memperoleh:

(4.2.1)

x
d

(4.2.2)
Dua persamaan ini dapat diselesaikan untuk i
d
dan i
q
jika kondisi operasi sebelum t=0 diketahui,
sepanjang dengan mesin yang konstan. Sebuah metode sederhana menggunakan fasor adalah untuk
mengenal apa yang kita tadinya memanggil:


Dimana sekarang itu akan menjadi tepat untuk ditulis:


126

Sejak kita mengenal bahwa persamaan keadaan mantap memenuhi jumlah fasor secara tepat
digunakan untuk mencari e
d
, e
q
,i
d
, dan i
q
. Jadi, jika kita mengalikan persamaan tegangan kedua oleh
j, ditambah dua, dan hubungannya dikombinasikan, kita memperoleh:

i
0
+jx
d


Biasanya x
d
x
q
, pada keadaan yang mana kita memperoleh

a0

0
=r
a


Jadi bahwa


Arus gangguan transien ditemukan oleh penggantian x
d
oleh x
d
dan x
q
olehx
q
.

Contoh 4.2.1
Pada contoh ini, kita akan menguji rangkaian tiga fase hubung singkat pada mesin sinkron, mengikuti
penjelasan yang terperinci diberikan oleh C. Concordia pada bukunya, Synchronous Machines.
Mari kita asumsikan bahwa, sebelum gagal, terminal tegangan mempunyai magnitude e dan
sudut torsi adalah . Kemudian

.
Jika kita menulis persamaan Park untuk perubahan nilai, kita mempunyai:


Kita akan mengasumsikan bahwa kecepatan berubah kecil sekali bahwa p=1.0 adalah pendekatan
yang bagus untuk dua persamaan tersebut. Kita juga akan mengasumsikan bahwa disitu tidak ada
yang berubah pada tegangan pembangkit, jadi e
fd
adalah konstan. Kemudian, dari rangkaian
ekuivalen kita, kita dapat menulis hubungan antara

dan

seperti mengikuti:

()



Dimana






Atau


()


127

untuk sumbu quadrature, persamaannya adalah :

()


Dimana









Atau

()


Jika kita substitusi definisi ini hubungannya dengan fluks ke arus dalam persamaan Park dan
diselesaikan, kita dapatkan

() ]

()

() ][

() ]

()

()

() ]

()

() ][

() ]

()

()


Dimana



Ini adalah persamaan yang kompleks, membutuhkan solusi dari lima derajat polynomial
dalam p untuk metode operasional. Karena itu untuk alasan ini lebih baik menggunakan cara lain,
kita akan mencari perkiraan solusi. Langkah pertama, jika r diabaikan, yang artinya fluks gandeng itu
tiga rangkaian armature tidak dapat mengubah dari nilai awal setelah short terjadi, persamaannya
dapat ditulis :

()

()

Ini masih cukup kompleks dan, sejak kita mengabaikan resistans strator, kita mungkin
melanjutkan lebih jauh dan mengabaikan semua resistans rotor juga, berharap untuk menemukan
batas atas untuk arus. Ini menarik untuk dicatat bahwa mengabaikan resistans rotor menghasilkan
hasil yang sama seperti membuat p dalam operasi kalkulus. Jadi, dengan mengabaikan
resistans, kita dapat menghitung nilai awal,sejak, kemudian fluks gandeng akan tetap konstan
Z
d
(p)=
128

seperti mereka harus melakukan pada saat pertama sama dengan resistans. Sekarang, dengan p,
atau kita tulis r0,

()

(or

), konstan,
Bernama reaktans subtransien(atau induktan). Hal yang sama

()

)
Jika kita sekarang menyelesaikan untuk arus, kita dapatkan

( )

( )
Dan

[(

) (

)]
(

[(

) (

)]
Dimana dan


Jadi, kita lihat bahwa

umumnya terdiri dari frekuensi dasar dan komponen dc, setara dengan
reaktans subtransien dan sebuah frekuensi fundamental dan komponen multi frekuensi integral
(harmonic) kedua, proporsional terhadap perbedaan antara dua axereaktan semi instan
(subtransien).
Dari pengetahuan kami tentang solusi kondisi stabil dalam sistem (steady state), diketahui
bahwa komponen arus dc dan komponen frekuensi ganda benar-benar tidak muncul. Kedua
komponen frekuensi fundamental pada i
d
maupun i
q
, sehingga terbukti bahwa komponen ini mesti
memiliki tingkat pemudaran (decay) sama. Kedua komponen ini muncul dari fluktuasi (flux) yang bisa
diperhatikan pada kontak penahan elektromagnet (armature) pada saat kontak pendek (short
cirtuit).Flux ini lambat laun memudar (decay) hingga nol dan menimbulkan arus frekuensi primer
(fundamental) pada kontak rotor. Namun begitu, adalah masuk akal jika pemudaran (decay) ini akan
teratur terutama oleh ketahanan stator, karena impedans (impedance) rotor sangat reaktif. Dengan
begitu, kami akan mengevaluasi akar polinomial yang mengatur pada Z
d
(p) = px

d
dan Z
q
(p) = px
q
,
yang
menjelaskan bahwa ( )( ) 0
' ' ' ' ' ' ' '
= + + +
q d d d
x x r Px r Px
Bagian riil dari akar ini adalah

|
|
.
|

\
|
+
' ' ' '
1 1
2
q d
x x
r

sehingga konstan waktu pemudaran (decay) adalah
129


( )
' ' ' '
' ' ' '
2
3
q d
q d
a
x x r
x x
T =


r
x
ave
' '
=
Dengan cara yang sama, pemudaran (decay) komponen frekuensi primer (fundamental)
pada arus penahan elektromagnet (armature) tersebut berhubungan dengan penyusutan fluktuasi
(flux) yang menghubungkan kontak rotor, dan mungkin tidak tepat karena mengabaikan resistensi
penahan elektromagnet (armature) tersebut. Sekali lagi, dengan malihat polinomial pokok, dan
mengingat bahwa syarat (p
2
+1) bertanggungjawab atas flux rotor ac, maka untuk i
q
kami
mendapatkan
( ) ( )
kkq kq
q kq q kkq q
Px r
x r P x x
P
P Z
+
+
=

Dengan begitu, waktu konstan dalam penyusutan i
q
adalah

|
|
|
|
|
.
|

\
|

= =

=
q
kkq
aq
q
kq
kkq
kq q
aq aq kkq
q
x
x
x
x
r
x
x
x x x
T
r
2
2 2
' '
3
q
q
kq
kkq
x
x
r
x
' '
. =
Hal ini menunjukkan bahwa konstan waktu efektif diberikan oleh konstan waktu putaran (winding)
amortisseur, dikalikan dengan x
q
/x
q
/.
Dalam kasus i
d
, pertimbangan besaran (magnitude) memungkinkan penyederhanaan yang
tepat.Biasanya r
kd
>>r
jd
.Contohnya, rasio tersebut mungkin adalah 50. Dengan begitu, dimungkinkan
untuk menghitung pemudaran cepat amortisseur fluktuasi (flux) pada asumsi resistensi medan nol,
dan pemudaran fluktuasi (flux) medan lamban atas dasar resistensi amortisseur tidak menentu.
Dengan membuat kedua asumsi ini pada gilirannya, untuk transien sumbu-langsung, atau waktu
medan konstan,
d
d
d
d
d
jd
ffd
jd
d
ad
ffd
d
x
x
T
x
x
r
x
r
x
x
x
T
'
0
'
2
'
3
= =

=
Dengan r
fd
= 0, subtransien, atau waktu amortisseur konstan adalah

'
' '
' '
0
'
' '
2
' '
3
d
d
d
d
d
kd
ffd
ad
kkd
d
x
x
T
x
x
r
x
x
x
T =

=
Komponen arus penahan elektromagnetik (armature) frekuensi fundamental yang muncul dari i
d

dengan demikian menyusut pada dua tahap, pertama-tama secara cepat dari nilai awal yang
130

ditentukan oleh x
d
untuk nilai transien yang ditentukan oleh x
d
, dan kemudian lebih lamban lagi
dari nilai transien stabil dalam sistem (steady state).

| o c c cos
1 1 1 1 1
'
3
' '
3
' ' ' '
e
x x x x x
i
d
T t
d d
T t
d d
d
d d
+
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
= A



( ) o c +

t e
x
a
T t
d
cos
1
' '
3
' '


| o c sin
1 1 1
' '
3
' ' '
e
x x x
i
q
T t
q q
q
d
+
|
|
.
|

\
|
= A


( ) o c + +

t
x
a
T t
q
sin
1
3
' '


Torsi (Torque) Kontak Pendek. Pertimbangkan kasus yang semua resistensi diabaikan dan tidak ada
beban sebelum kesalahan (fault), kemudian
( ) t
x
e
i
d
d
cos 1
' '
= A
dan
t
x
e
i
qq
d
sin
' '
= A

Kami juga mencatat bahwa total arus adalah i
q
= i
q
dan i
d
= i
d
. Karena fluktuasi (fluxes), kita
mendapatkan

d q q
q d d
P e
P e


A + A = A
A A = A 0 . 1

Sekarang e
d =
0 dan e
q
= -e. Dengan memecahkan

( )
t e
t e
q
d
sin
cos 1
= A
= A


Juga
e e
q d
+ = =
0 0
dan 0
0
=
q

Total fluktuasi (fluxe) adalah
d
= e cos t,
q
= - e sin t. Torsi tersebut adalah
t
x x
e
t
x
e
i i T
q d d
d q q d
2 sin
1 1
2
sin
' ' "
2
' '
2
|
|
.
|

\
|
+ = + =
Kami melihat bahwa, jika semua resistensi diabaikan, termasuk resistensi kesalahan (fault),
kemudian tidak ada torsi rata-rata yang dikembangkan, namun torsi osilator besar masih dihasilkan.
131

Komponen frekuensi fundamental muncul dari produk komponen arus dc i
d
dengan fluktuasi arus ac

q
. Sekarang pemudaran fluktuasi (flux) arus ac
q
dengan waktu konstan x
d
+x
q
/2r, sehingga
bahwa komponen pengerutan torsi ini agak lebih cepat. Waktu penahanan elektromagnetik
(armature) konstan ada dalam kedekatan (vicinity) 10 siklus (60 radian). Secara praktis, kami mesti
menjauhi resonansi mekanis pada frekuensi fundamental, karena torsi ini mungkin sebesar 10 p.u.
Termasuk r. Kami akan mengasumsikan juga bahwa x
d
= x
q
. Kemudian
( )
q d d d q q d
i i i T A + = + =
0

( )
d q q
i A + +
0

Sekarang
qo
= 0 dan
d
= - x
d
i
d
,
q
= - x
q
i
q
sehingga
T = -
do
i
q


Kemudian, kita hanya perlu menemukan , sekarang

( )
( )


Sehingga

( ) ]
Persamaan diatas menunjukan bahwa terdapat torsi tak berarah yang diberikan oleh

.
Dan juga, komponen torsi frekuensi dasar yang menurun dengan konstanta waktu


(seperti yang sudah dibahas sebelumnya). Penurunan dari torsi tak berarah kepada penurunan flux
rotor seharusnya berada pada rating yang sudah dibahas sebelumnya. Perlu dicatat bahwa
magnitude dari komponen frekuensi dasar hanya sedikit bereaksi dengan membatasi nilai dari r yang
dapat diabaikan dalam berbagai instansi.
Efek dari resistansi motor. Resistansi motor termasuk dalam penrhitungan daya yang hilang
dalam suatu rangkaian rotor. Ini dilakukan dengan menemukan



menhiraukan resistansi
stator r (dan juga, hanya satu rotor yang termasuk dalam sumbu d).Perhitungan ini lurus kedepan
namum panjang, dan membutuhkan pengalaman pertimbangan dan keputusan untuk menyusun itu
kedalam faktor yang dapat dipertimbangkan.Perhitungan mengandung suatu komponen konstan
dan dasar serta komponen frekuensi harmonik ke-2.
Apabila kita mempelajari tiga persamaan untuk torsi, kita dapat tiba pada arti pratik untuk
perhitungan tersebut. Disana terdapat 4 komponen torsi:
1. Komponen dasar frekuensi bergantung kepada xd.
2. Hilangnya Proporsi komponen tak berarah ke rotor

dimana adalah komponen ac dari


arus rotor.
132

3. Komponen tak berarah langsung kepada armatur

yang hilang, dimana I adalah


komponen ac dari arus armatur.
4. Komponen frekuensi ganda bergantung kepada


Dari membandingkan tiga persamaan, dapat terlihat dimana penurunan komponen
frekuensi dasar dipengaruhi oleh dua faktor dasar- komponen dc dari kebocoran flux armatur,
dengan penurunan

; dan komponen ac dari arus armatur, dengan penurunan berdasarkan


kepada penurunan dari flux dc rotor, pada rata-rata. Kemudian, penurunan faktor yang masuk akal
dapat membuat


Perlu dicatat bahwa

mungkin terdapat dalam 10 siklus, sementara

mungkin sekitar 1 siklus


dan

sekitar 30 siklus.

Komponen torsi tak berarah pertama.Komponen torsi tak berarah pertama, selama rugi-rugi rotor
yang disebabkan oleh arus ac rotor. Arus ac rotor mengalami penurunan dengan konstanta

,
dimana


()


Daya ini dapat sangat besar, sebesar 3 p.u atau lebih.Bagaimanapun, daya mengalami penurunan
dengan cepat.

Komponen torsi tak berarah kedua.Komponen torsi tak berarah kedua yaitu

, namun secara
normal

0 dan


Komponen frekuensi ganda.Komponen frekuensi ganda muncul dari komponen langsung arus
armatur dan kebocoran flux ( komponen ac dari d dan kuantitas sumbu q). Kemudian, komponen
frekuensi ganda menurun dengan ( konstanta waktu armatur ). Apabila seluruh r kecil, ini hampir
debirikan dengan


Komponen ini terdapat pada kasus sirkuit tak seimbang, Overshadow dari frekuensi ganda muncul
kemudian. Untuk line to line short, Dasar frekuensi torsi dan rotor

rugi torsi adalah hampir


133

sama. Harmonik kedua lebih besar dan

stator lebih kecil dari hubung singkat 3-fase. Jadi, sebuah


gangguan antar fase mungkin lebih hebat.

You might also like