You are on page 1of 30

ANASTESI PADA ILEUS OBSTRUKTIF

OLEH : M Badrus Sholeh

(08700065)

PEMBIMBING : dr.Bambang Soekotjo, M.Sc, Sp.An.

Definisi
suatu penyumbatan mekanis pada usus di mana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus, yaitu oleh karena kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan

Etiologi
Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus.

Ekstraluminal Adhesi Hernia inkarserata Neoplasma Abses, hematoma

Intrinsik Intususepsi Penyakit crohn Kongenital (volvulus) Striktur

Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80 % penyebab dari kasus ileus obstruktif.

Pada anak-anak penyebab tersering.

intususepsi merupakan

Pada orang tua pikirkan kemungkinan adanya

kanker. Metastasis dari genitourinaria, kolon, pankreas, dan karsinoma gaster menyebabkan obstruksi lebih sering daripada tumor primer di intestinal.

Penyebab Ileus Obstruktif

Patofisiologi
Respon usus terhadap obstruksi

Akumulasi cairan intestinal di proksimal daerah obstruksi terjadi gangguan mekanisme absorbsi normal kegagalan isi lumen untuk mencapai daerah distal dari obstruksi. Peristaltik bagian proksimal usus meningkat menyebabkan aktivitasnya pecah. Bila obstruksi terus berlanjut terjadi peningkatan tekanan intraluminal bagian proksimal dari usus tidak akan berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak teratur dan hilang.

Peningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi gangguan vaskuler terutama stasis vena dinding usus menjadi udem dan terjadi translokasi bakteri ke pembuluh darah produksi toksin oleh translokasi bakteri timbul gejala sistemik. Efek lokal peregangan usus adalah iskemik akibat nekrosis disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.

Peningkatan volume intralumen distensi intestinal di bagian proksimal obstruksi bermanifestasi pada mual dan muntah. obstruksi mekanik peningkatan defisit cairan intravaskular. Koloni berlebihan dari bakteri merangsang absorbtif dan fungsi motorik dari intestinal translokasi bakteri dan komplikasi sepsis.

Manifestasi Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif : 1) Nyeri abdomen

2) Muntah
3) Distensi 4) Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi)

Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung

kepada: 1) Lokasi obstruksi 2) Lamanya obstruksi 3) Penyebabnya 4) Ada atau tidaknya iskemia usus

Diagnosis
Anamnesis

Pada ileus obstruktif usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah berwarna kehijaun

Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi

tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. abdomen adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Inspeksi pada penderita yang kurus/sedang juga dapat ditemukan darm contour maupun darm steifung

2)

Auskultasi Terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun.

3)

Palpasi dan perkusi Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang menandakan adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defance musculair involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal Peningkatan serum amilase sering didapatkan.

Radiologi 1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi 2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi 3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels 4) Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan stepladder sign 5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet 6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem. 7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Resusitasi Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi

tanda - tanda vital, dehidrasi dan syok Farmakologis Antibiotik, Antiemetik Operatif Laparotomi

Terapi Operatif
Koreksi sederhana (simple correction). Tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,

jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.

Membuat fistula entero-cutaneus pada

bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.

Tindakan Anastesi
Tindakan anestesi dilakukan dengan menghilangkan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible. Tindakan anesthesia yang memadai, meliputi 3 komponen 1. Hilangnya Keasadaran (hipnotik) 2. Analgesia 3. Penekanan Relaksasi otot

General Anestesia :
Persiapan Pra-Anestesia Induksi Anestesia Stadium Anestesia Yang Diinginkan Maintenance Anestesia Mengakhiri Tindakan Anestesia Fase Pemulihan Ruang Pulih (R.R.)

Teknik Anastesi Intubasi Endotracheal


Mempermudah pemberian anestesia. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas

serta mempertahankan kelancaran pernafasan. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung (pada keadaan tidak sadar, lambung penuh dan tidak ada refleks batuk). Mempermudah pengisapan sekret trakheobronchial. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama. Mengatasi obstruksi laring akut.

Premedikasi
Tujuan dari pemberian obat-obatan premedikasi adalah: Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, yang meliputi bebas dari rasa takut, tegang, dan khawatir: bebas nyeri dan mencegah mual muntah. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan refleks vagus. Memudahkan/memperlancar induksi Mengurangi dosis obat anesthesia. Mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca bedah.

Obat Premedikasi
Sulfas atropin 0,01 mg/kgbb Cendantron (ondancetron) 0,1-0,2 mg/kgbb i.v Fentanyl 1-2mg/kgbb (analgesia) i.v Midazolam (dormikum) 2,5 mg

Induksi
Tramus (Atracurium) Untuk intubasi endotrakea, dosisnya 0,5 0,6 mg/kgBB, diberikan secara intravena. Untuk relaksasi otot pada saat pembedahan, dosisnya 0,5 0,6 mg/kgBB,diberikan secara intravena.
Propofol Dosis induksi 1-2 mg/kgbb. Dosis rumatan 500ug/kgbb/menit infuse. Dosis sedasi 25-100ug/kgbb/menit infuse

Maintanance
N2O + O2(Nitrous Oksida) Halothane (Fluothane) Pada nafas spontan rumatanane stesi 1-2 vol% dan pada nafas kendali sekitar 0,5-1 vol% yang tentunya disesuaikan dengan respon klinis pasien

Obat lain
Ketorolac 60 mg

merupakan obat anti-inflamasi non steroid yg menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan anti-inflamasi.

Setelah operasi selesai pasien di evaluasi di

ruang RR ( recovery room ) STABIL kirim ke ruang perawatan Menentukan kestabilan dapat dipakai Aldrete score atau steward score

KESIMPULAN
Pada kasus ileus obstruksi atas indikasi

laparotomi mempunyai resiko perdarahan yang akan mengakibatkan pencapaian hemostatis ditempat insisi atau akibat kesulitan pengerjaan laparotomi (waktu yang lama). Teknik anestesi tidak merupakan penentu dalam outcome pasien.

Pemilihan anestesi berdasarkan atas usia

penderita, status fisik penderita, jenis pembedahan (kecil atau besar, terncana atau darurat, lokasi pembedahan serta posisi penderita), keterampilan dan pengalaman ahli bedah serta keterampilan dan pengalaman dokter dan perawat anestesi.

You might also like