You are on page 1of 0

134 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY

ISSN 0853-0823

Reprocessing Data Seismik untuk Meningkatkan Kualitas
Penampang Stack

Nurita Sulistiana, Rina Dwi Indriana, Udi Harmoko
rita_heartpearl_2910@yahoo.com, rina_dei@yahoo.com, Udiharmoko@undip.ac.id
Laboratorium Geofisika, J urusan Fisika, FMIPA, Universitas Diponegoro
J l. Prof. Soedarto, SH Tembalang, Semarang


Abstrak - Telah dilakukan penelitian reprocessing data seismik marine 2D untuk meningkatkan image bawah permukaan, sehingga dengan
reprocessing ini dapat mengetahui fokus yang lebih baik pada daerah target yang belum terlihat pada processing lama. Data yang
digunakan adalah data yang pernah diolah, tetapi pada hasil processing lama masih terdapat random noise pada penampang stack nya.
Processing lama dilakukan dengan migrasi poststack. Sedangkan reprocessing dilakukan dengan dua macam migrasi yaitu migrasi
poststack dan migrasi prestack. Pada proses akhir, hasil dari reprocessing dibandingkan dengan hasil dari processing lama. Penampang
prestack hasil reprocessing mengalami peningkatan image yang cukup signifikan. Pertama, penggambaran struktur penampang prestack
hasil reprocessing mampu menggambarkan struktur sesar dengan lebih baik. Kedua, kemenerusan reflektor penampang prestack hasil
reprocessing pada time 4000 mengalami perbaikan dibandingkan dengan penampang poststack processing lama. Studi ini sangat membantu
dalam memperbaiki dan membuat image reflektor seismik menjadi lebih baik, sehingga dapat memudahkan dalam interpretasi.

Kata kunci: noise, penampang stack, reflektor, migrasi poststack, migrasi prestack

I. PENDAHULUAN
Semakin pesatnya kemajuan teknologi pada saat ini,
mempengaruhi kemajuan pengolahan data khususnya di
bidang geofisika. Sebagai contoh adalah dalam pengolahan
data seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah
untuk menghasilkan penampang seismik yang
mencerminkan geologi bawah permukaan, sehingga
memungkinkan interpreter untuk lebih mudah mendefinisi-
kan prospek. Untuk memperoleh informasi yang lebih baik
diperlukan suatu pengambilan data baru, tetapi umumnya
pengambilan data baru tidak dilakukan karena biaya tinggi,
waktu dan pembatasan lingkungan saat ini, sehingga akuisisi
data baru tidak akan diizinkan dalam beberapa wilayah [1].
Proses pengolahan data seismik menggunakan perangkat
keras maupun perangkat lunak yang ada pada waktu data
tersebut diolah. Dengan semakin berkembangnya teknologi
pengolahan data, reprocessing dapat dilakukan pada data
seismik lama untuk menghasilkan penampang seismik yang
lebih baik. Reprocessing data seismik merupakan suatu
pengolahan ulang data seismik lama untuk meningkatkan
image bawah permukaan, sehingga dengan reprocessing ini
dapat mengetahui fokus yang lebih baik pada daerah target
yang belum terlihat pada processing terdahulu.
Dahulu pernah dilakukan akuisisi dan pengolahan data
seismik dengan kualitas hasil processing yang diperoleh
tidak maksimal. Faktor yang menyebabkan kualitas hasil
processing lama tidak maksimal antara lain:
1. Noisy (masih banyak random noise yang mengganggu
data).
2. Resolusinya rendah (karena merupakan data yang
dilakukan akuisisi dan pengolahan sudah cukup lama
kemungkinan ada keterbatasan teknologi waktu itu
sehingga hasil processing tidak maksimal).
Secara umum tujuan reprocessing adalah memperbaiki dan
membuat image reflektor seismik menjadi lebih baik. Selain
itu reprocessing dilakukan untuk mempertajam target zone
lain yang belum fokus pada pengolahan sebelumnya. Hal ini
dilakukan agar zona yang menarik secara struktur geologi
lebih tajam resolusinya dan lebih menggambarkan struktur
geologi yang bagus pada kemenerusan event. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pada reprocessing diperlukan
pemilihan parameter yang sesuai dengan karakter data agar
dapat meningkatkan resolusi penampang seismik. Pemilihan
parameter yang sesuai dengan karakter data dan
permasalahan pada data merupakan tugas dari pengolah data
seismik. Pengolahan data seismik merupakan hal yang
penting agar diperoleh penampang seismik yang lebih baik
untuk proses selanjutnya. Oleh karena itu pengolahan dari
data mentah sampai menghasilkan penampang stack harus
diberi perhatian dengan porsi yang besar [2].


II. METODE
Pengolahan data seismik marine 2D dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak CGG Geovecteur series
5000. Tahapan pengolahan data untuk penelitian ini secara
umum dilakukan dalam tiga tahapan yaitu preprocessing,
processing dan postprocessing. Penelitian ini dititik
beratkan untuk menghasilkan penampang stack yang lebih
baik dibandingkan dengan penampang stack hasil
pengolahan terdahulu, dengan indikator yaitu reflektor yang
terlihat lebih jelas, noise yang banyak berkurang, sehingga
struktur geologinya dapat mencitrakan kondisi geologi
bawah permukaan yang lebih baik.
Tahapan Preprocessing
Tahapan preprocessing bertujuan untuk memperbaiki
parameter fisik dari input (data seismik) melalui penyusunan
geometri dan penguatan sinyal-sinyal refleksi. Tahapan
preprocessing pada penelitian ini reformat, trace labelling
geometry, summing trace, CDP gather dan koreksi
amplitudo.

Tahapan Processing
Pada tahap processing ini dilakukan dalam beberapa
proses yaitu tahap analisis kecepatan, tahap SRME, tahap
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY 135

ISSN 0853-0823

dekonvolusi, tahap radon demultiple, tahap koreksi NMO
dan tahap filtering menggunakan filter fk dan filter time
variant.
Tahapan Postprocessing
Pada tahap postprocessing ini dilakukan proses migrasi
yaitu migrasi poststack dan migrasi prestack.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan analisis perbandingan
penampang seismik hasil processing lama dengan hasil
reprocessing untuk melihat keefektifan reprocessing dalam
memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik.
Perbandingan Penampang Poststack dan Penampang
Prestack Hasil Reprocessing
Sebagai hasil akhir pengolahan data seismik didapatkan
penampang seismik yang telah termigrasi. Migrasi
dilakukan untuk mengembalikan reflektor ke posisi yang
sebenarnya, sehingga dengan melakukan migrasi diharapkan
reflektor berada pada posisi yang sebenarnya. Pada
penelitian ini dilakukan dua jenis migrasi yaitu migrasi
poststack dan migrasi prestack. Perbandingan penampang
migrasi poststack dan prestack dilakukan untuk melihat
keefektifan metode migrasi dalam memberikan citra bawah
permukaan.
Data prestack mempunyai data yang lebih banyak
daripada data poststack. Hal ini dikarenakan pada data
prestack terdiri dari sejumlah data mulai dari near offset
sampai far offset sedangkan pada poststack data tersebut
dilakukan stack pada zero offset sehingga jumlah data
berkurang. Perhitungan prestack dilakukan untuk setiap
trace, sehingga perhitungannya lebih detail dan memerlukan
waktu yang lebih lama dan menghasilkan penampang yang
lebih sesuai dengan geologi bawah permukaan yang
sebenarnya. Migrasi poststack dilakukan setelah data
dilakukan stack pada analisis kecepatan ketiga yang
menunjukkan adanya peningkatan kualitas penampang
seismik setelah dilakukan migrasi seperti yang terlihat pada
gambar 1. Penampang stack hasil migrasi poststack
menunjukkan bahwa reflektor berada pada posisi yang
sebenarnya.

Gambar 1. Penampang poststack hasil reprocessing
Pada migrasi prestack, data diolah sebelum dilakukan
stacking yaitu setelah analisis kecepatan ketiga. Kemudian
dilanjutkan dengan analisis kecepatan yang keempat dan
stacking. Data yang telah dimigrasi dilakukan analisis
kecepatan untuk yang keempat kalinya dengan tujuan untuk
mendapatkan kecepatan yang sebenarnya karena reflektor
telah berada pada posisi sebenarnya. Kualitas penampang
seismik pada migrasi prestack ditunjukkan pada gambar 2,
yang menunjukkan kualitas penampang seismik yang lebih
baik bila dibandingkan dengan penampang seismik setelah
analisis kecepatan ketiga maupun pada penampang stack
pada migrasi poststack. Pada penampang stack hasil migrasi
prestack terlihat detail struktur yang lebih baik terutama
pada reflektor yang lebih dalam, sehingga image bawah
permukaannya menjadi lebih terlihat jelas.
Gambar 2. Penampang prestack hasil reprocessing
Perbandingan Penampang Poststack Hasil Processing
Terdahulu Dengan Penampang Poststack Hasil
Reprocessing
Perbandingan penampang poststack hasil reprocessing
dengan penampang poststack hasil processing lama
dilakukan untuk melihat keefektifan poststack yang
diterapkan pada reprocessing dalam memberikan citra
bawah permukaan. Gambar 3 menunjukkan penampang
poststack hasil processing lama dan gambar 1 adalah
penampang poststack hasil reprocessing.

Gambar 3. Penampang poststack hasil processing lama
136 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY

ISSN 0853-0823

Berdasarkan perbandingan pada gambar 1 dan gambar 3
menunjukkan bahwa penampang poststack pada
reprocessing memberikan kualitas hasil yang lebih baik bila
dibandingkan dengan penampang poststack pada processing
lama. Hal ini ditunjukkan dalam kemenerusan reflektor yang
lebih jelas ditunjukkan pada penampang poststack hasil
reprocessing. J ika reflektor semakin jelas maka
penggambaran struktur juga menjadi semakin jelas. Terlihat
jelas bahwa pada reprocessing, penggambaran struktur yang
berupa sesar menjadi lebih jelas. Akan tetapi pada
reprocessing ini, penggambaran struktur pada time yang
lebih dalam kurang jelas karena reflektor yang kurang
terlihat. Migrasi poststack pada reprocessing lebih efektif
digunakan jika kedalaman timenya dangkal sehingga
penggambaran struktur terlihat jelas semua.
Perbandingan Penampang Poststack Hasil Processing
Terdahulu Dengan Penampang Prestack Hasil
Reprocessing
Perbandingan penampang prestack hasil reprocessing
dengan penampang poststack hasil processing terdahulu
dilakukan untuk melihat keefektifan reprocessing dalam
memberikan citra bawah permukaan. Gambar 3
menunjukkan penampang poststack hasil processing lama
dan gambar 2 adalah penampang prestack hasil
reprocessing. Penampang poststack pada processing lama
terlihat adanya random noise yang menutupi event-event
reflektor sehingga dapat menjadi kendala dalam proses
interpretasi. Setelah dilakukan reprocessing pada data
seismik seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, terlihat
random noise yang menutupi reflektor pada hasil processing
terdahulu sudah berkurang. Hal ini karena reflektor
mengalami peningkatan signal to noise ratio yang terlihat
pada garis-garis reflektor yang menjadi lebih tegas. J ika
diamati antara penampang poststack processing lama
dengan penampang prestack hasil reprocessing, pada
penampang prestack hasil reprocessing terjadi peningkatan
image yang cukup signifikan.
Pertama dalam penggambaran struktur, untuk
penampang prestack hasil reprocessing mampu
menggambarkan struktur sesar dengan lebih baik, yang tidak
digambarkan dengan baik pada penampang poststack
processing lama. Kedua dalam kemenerusan reflektor, pada
time 4000 ms terjadi perbaikan, jika pada penampang
poststack processing lama pada time yang sama yaitu 4000
ms reflektor terlihat terputus-putus maka berbeda halnya
dengan penampang prestack reprocessing dimana reflektor
lebih kelihatan menerus. Hasil reprocessing data seismik
menggunakan prestack migrasi secara umum menghasilkan
penampang seismik yang lebih baik daripada processing
lama. Sesar secara jelas digambarkan pada event reflektor
patah (discontinuitas).

IV. KESIMPULAN
1. Reprocessing data seismik menunjukkan adanya
peningkatan kualitas penampang stack yang terlihat
dengan semakin jelasnya image reflektor.
2. Migrasi prestack menghasilkan penampang stack yang
lebih bagus daripada migrasi poststack.
3. Kualitas penampang stack hasil reprocessing lebih baik
dibandingkan kualitas penampang stack hasil processing
sebelumnya.
4. Pemetaan zona/area prospek lebih mudah karena hasil
reprocessing yang lebih baik.

PUSTAKA
[1] R.M. Avila, dan L.R. Nascimento. 2D Seismic Lines Reprocessing
Using Prestack Time Migration: Case Study of the Solimes Basin.
AAPG International Conference and Exhibition: Rio de J aneiro, Brazil.
2010.
[2] Y. Ginting. Pemrosesan Data Seismik Lapangan Blackfoot. Skripsi
Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan Institut Teknologi Bandung: Bandung, 2008.


TANYA JAWAB

Dairoh (UGM)
? Dari hasil penampang poststack dan prestack itu akan
selalu mengahasilkan prestack yang baik, dengan
penampangnya yang jauh lebih valid. Faktor apa saja yang
mempengaruh dari kevalidan hasil penampang prestack?
? Untuk hasil prestack akankah selalu valid untuk sesar lain?
Serta dari efisiensi bagaimana?

Anonim
@ Faktor yang mempengaruhi kevalidan hasil penampang
prestack adalah karena data yang digunakan lebih banyak
dari near offset sampai far offset semuanya, sedangkan pada
poststack data yang digunakan hanya data pada zero offset
saja.
@ Dalam reprocessing data ini hasil prestack memperbaiki
kualitas image penampang sesar tetapi untuk prestack
dibutuhkan biaya yang mahal.

Zaroh Irayani, M.Si. (UNSOED)
? Apakah selalu metode prestack lebih baik dari poststack
migration ?

Anonim
@ Untuk studi ini hasil prestack lebih baik dari poststack,
secara umum bisa dinyatakan demikian karena pada
prestack lebih banyak data yang dijumlahkan dari pada
poststack.

You might also like