You are on page 1of 9

Sticker sebagai indikator kadaluarsa

Di salah satu tulisan sebelumnya saya pernah menyinggung mengenai penggunaan label sticker dikombinasikan dengan flexibile packaging sebagai salah satu cara untuk melakukan inovasi. Nah sekarang ada inovasi baru lagi dari perusahaan di skotlandia yaitu penggunaan sticker sebagai indikator kadaluarsa sebuah makanan. Cukup menarik menurut saya, karena memang banyak dari kita yang biasanya tidak langsung seketika menghabiskan makanan setelah kemasannya dibuka. Beberapa hari kemudian pada saat ingin memakan makanan tersebut, kita malah menjadi ragu dan khawatir. Jangan-jangan makanan tersebut sudah tidak baik lagi dan malah bisa membuat sakit perut. Akibatnya makanan itu dibuang yang seharusnya masih layak untuk dikonsumsi. Secara garis besar bisa saya jelaskan prosesnya bermula pada saat kemasan makanan dibuka. Tinta di sticker langsung bereaksi dengan kondisi lingkungan di sekitar. Seiring berjalannya waktu, warna tinta yang dijadikan sebagai indikator akan berubah sampai menunjukkan bahwa makanan tersebut disarankan untuk tidak dimakan lagi.. Anda bisa lihat cuplikannya di www.insigniatechnologies.com. Sebenarnya penggunaan tinta sebagai indikator perubahan kemasan sudah biasa dilakukan di dunia sticker. Hanya saja yang umum dan banyak digunakan adalah untuk mengindikasikan perubahan temperature. Misalnya sticker yang ditempel di kemasan botol minuman pada saat pada kondisi dingin akan muncul warna biru bertuliskan cold, dan pada saat suhu normal tulisan cold nya hilang. Dengan temuan baru dari insigniatechnologies ini maka bertambah lagi inovasi perubahan warna tinta karena gas. Well done !!. Posted by Arwan Siregar at 12:14 AM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: Packaging

Tuesday, March 26, 2013


Berkenalan dengan teknik printing/cetakpart 5
ROTOGRAVURE

Rotogravure memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Karena pertama kali berkenalan dengan printing dan packaging adalah di rotogravure ini. Tidak seperti teman-teman kuliah yang lain yang masuk ke perusahaan-perusahaan besar, saya justru masuk ke jalur yang tidak biasanya, flexible packaging!!. Sebenarnya background education yang dibutuhkan di industry packaging adalah mereka-mereka yang berasal dari ilmu eksak karena banyak product knowledgenya yang berkaitan dengan ilmu kimia dan fisika. Tapi karena saat itu tidak cantumkan persyaratan khusus tersebut, saya pikir why not to tryAlhamdulillah, pilihan itu ternyata tidak salah J. Saya suka mengasosiakan Gravure dengan proses grafir yang kita kenal selama ini. Meskipun tidak seratus persen sama tapi kira-kira mirip seperti itulah salah satu proses pembuatan image di cylinder besi. Anda tahu tiang listrik yang terbuat dari besi dan berbentuk bulat itu kan?..Nah seperti itu lah cylindernya. Jadi itu adalah cylinder besi yang diukir dalam bahasa saya. Tapi sesungguhya cylinder itu tidak pure besi karena harus dilapisi dulu dengan tembaga sebagai dagingnya. Jadi yang diukir itu sebenarnya adalah bagian tembaga (copper). Kapan-kapan akan saya jelaskan lebih jauh proses pembuatan cylinder rotogravure ini. Secara definisi, bisa dikatakan bahwa rotogravure adalah sebuah proses cetak yang menggunakan cylinder yang terbuat dari besi yang dilapisi tembaga (copper) dan diatas permukaan cylinder tersebut ditransfer image artwork dari komputer melalui proses grafir, atau bahasa inggrisnya di engrave baik itu melalui proses etching/chemical engraving, mechanical engraving atau laser engraving. Permukaan cylinder yang tadi nya mulus, setelah di engrave akan menjadi kasar dan kalau dilihat pakai mikroskop akan berlubang-lubang seperti gambar berikut:

Jadi fungsi lubang-lubang tersebut adalah sebagai pori-pori atau mangkok tempat menampung tinta

Sebenarnya proses cetak rotogravure apabila dibandingkan dengan teknik cetak yang lain boleh dibilang simple. Kenapa saya mengatakan simple, karena proses pengambilan tinta dari bak tinta langsung oleh cylinder cetak tanpa melalui rol atau cylinder perantara. Jadi cylinder yang sudah diengrave tersebut dibenamkan kedalam bak tinta dan pada saat terbenam itu, pori-pori hasil engrave akan terisi tinta, dan kemudian cylinder berotasi/berputar sehingga tinta menutupi seluruh permukaan cylinder dan kemudian akan diratakan oleh pisau (doctor blade) supaya tinta hanya tertinggal di dalam mangkok itu dan bagian lain yang tidak ada pori-porinya akan bersih tersapu oleh pisau. Setelah diratakan oleh doctor blade tadi kemudian berputar mengenai material cetak maka pada saat itulah terjadi proses cetak karena tinta yang di poripori cylinder tadi berpindah ke material cetak. Seperti tempurung kelapa yang kita isi cat terus kita tumpahkan ke dinding. Kemudian pori-pori cylinder menjadi kosong dan kemudian masuk lagi kedalam bak tinta untuk diisi lagi dan demikian seterusnya. Bandingkan dengan flexo atau letterpress yang memerlukan roll penjilat atau roll-roll perantara lainnya untuk mentransfer tinta dari baknya ke cylinder cetakan. Dengan simplenya proses transfer tinta ke media cetak ini maka kecepatan proses mencetak di rotogravure bisa sangat tinggi, mencapai lebih dari 300m per menit, tercepat diantara proses cetak yang lainnya. Disinilah salah satu kunci efisiensi rotogravure yang belum bisa dikalahkan teknik cetak yang lain. Pada umumnya rotogravure menggunakan tinta berbahan dasar solvent. Meskipun ada yang menggunakan waterbase tapi tidak sebanyak yang menggunakan solvent. Nah solvent ini mengandung toluene yang merupakan unsur dari VOC (volatile organic compound). Seperti kita ketahui VOC ini merupakan bahan kimia organik yang bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan dari tinta ini, para pemain rotogravure harus memenuhi standard yang telah ditentukan oleh customer mengenai batas maksimal toluene yang dibolehkan terdapat pada kemasan tersebut. Terutama untuk packaging yang diekspor ke jepang, persyaratan batas maksimal toluene ini sangat diperhatikan dan sangat ketat !!. Tapi kita tidak usah terlalu paranoid mengenai hal ini karena pada dasarnya tinta yang digunakan juga tidak direct contact ke makanan karena dilindungi oleh layer plastik yang lain. Tapi perlu dicek juga apakah indonesia sudah memiliki standarisasi batas maksimal toluene pada kemasan???.. Kenapa sampai saat ini tinta yang paling baik dalam performance adalah solvent base dikarenakan salah satunya adalah berhubungan dengan pori-pori di cylinder yang sangat kecil tersebut. Kalau terlalu kental seperti tinta uv flexo biasanya tinta tidak akan bisa masuk secara optimal ke pori-pori tersebut. Tapi kalau menggunakan waterbase kendala yang dihadapi adalah keterbatasan material yang bisa dicetak dan kekuatan tintanya tidak sebagus solvent base.

Alasan lainnya adalah berhubungan dengan surface energy dari material. Berhubung rotogravure banyak mencetak material berbahan dasar polymer/plastik, maka dibutuhkan tinta yang memiliki surface energi dibawah surface energy material yang akan dicetak supaya bisa menyerap. Kalau surface energy tinta lebih tinggi seperti yang waterbase misalnya, akan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan karena tinta tidak menyerap ke material. Ditempat saya kalau cetak sticker berbahan dasar vynil/plastik dengan tinta waterbase memerlukan waktu minimal 8 jam proses pengeringannya dengan digantung di ruangan. Meskipun tinta solvent yang digunakan gampang menyerap, tapi tetap pada saat proses printing diperlukan hawa panas untuk mengeringkan tinta tersebut supaya lebih kuat menempel ke material. Jadi setelah tinta menempel ke material nanti akan melewati chamber yang berisi udara panas untuk pengeringan, kemudian masuk lagi ke station printing berikutnya untuk diberi tinta dan demikian seterusnya. Dari sini sebenarnya kita sudah bisa melakukan analisa apabila terjadi masalah pada tinta pada kemasan. Bisa dari material atau tinta yang berkaitan dengan surface energy, bisa dari proses pengeringan yang tidak bagus karena masalah speed atau udara panas di chamber tidak optimal dan lain sebagainya. Kalau kata orang permasalahan paling banyak dari packaging adalah dari proses printing ini.

Kelebihan dan Kekurangan Rotogravure

Kelebihan : 1. Sangat efisien untuk order-order yang panjang. Biaya per m2 untuk rotogravure sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan apabila mengerjakan order-order panjang. Untuk teknik cetak lain kalau jalan panjang biasanya akan terkendala pada daya tahan plate dan speed machine 2. Kecepatan printing cukup tinggi. Kecepatan printing yang tinggi dikombinasikan dengan lebar bahan yang diatas 1m, membuat proses mencetak bahan dengan panjang 200.000m bisa dikerjakan dalam satu hari. Bayangkan kalau itu dicetak di mesin offset atau flexo, apalagi digital printing, gak akan selesai kali.. 3. Kualitas printing yang tajam. Kualitas cetaknya seperti foto 4. Cylinder cetak tahan lama. Cylinder bisa tahan lama karena lapisan tembaga yang sudah di engrave diberikan lapisan pelindung yang disebut chrome. Kalau tidak dilapisi chrome, pada saat terkena

pisau (doctor blade) maka tembagannya akan cepat terkikis habis. Hebatnya apabila chromenya sudah mulai menipis tinggal di chrome ulang sehingga design awet terus. Berbeda dengan offset atau flexo, apabila plate sudah rusak maka harus dibuat ulang lagi. Disamping itu apabila designnya sudah tidak dipakai lagi maka cylinder bisa digunakan kembali buat design yang lain dengan mengupas lapisan tembaga tersebut dan mengisinya dengan lapisan tembaga baru. 5. Kualitas warnanya lebih konsisten untuk order-order panjang. Salah satu faktor yang menentukan konsistensi kualitas sebuah warna berasal dari plate atau cylinder. Berhubung cylinder rotogravure prosesnya langsung dalam mengambil tinta dan kekuatannya bisa tahan lama maka konsistensi warna lebih terjaga. Beda dengan flexo konsistensi warna bisa terganggu oleh sticky back yang kurang bagus kualitas, salah pemilihan jenis sticky back atau proses penempelannya tidak benar, atau juga karena plate yang tidak sekuat cylinder gravure sehingga mudah rontok pada saat proses cetak. Kekurangan: 1. Sangat tidak cocok untuk order-order pendek karena dari proses setup sampai register membutuhkan banyak material. 2. Proses change-over yang lama, apalagi kalau sampai harus mengganti tinta. 3. Proses pembuatan cylinder yang lama dan harganya mahal. Tidak seperti flexo yang bisa dikerjakan dalam hitungan menit. 4. Untuk teks atau line yang kecil kurang bagus. 5. Tinta solvent base yang digunakan mengandung toluene.

Trend Rotogravure Dari segi teknologi mesin tidak ada perkembangan yang significant, konsepnya masih sama. Agak berbeda dengan flexo atau offset yang cukup gencar memberikan inovasiinovasi dalam hal optimalisasi proses printing. Dari laporan conference Asosiasi Gravure Eropa yang saya lihat hanya mengenai perkembangan teknologi engraving yang semakin cepat dan semakin tajam melalui teknologi extreme engraving atau direct laser engraving. Salah satu perusahaan pembuat mesin engraving yaitu GRT dari jerman berhasil meng-engrave karakter yang sangat kecil sekali, terkecil di dunia katanya. Yang jelas untuk order-order panjang memang belum ada yang bisa menandingi rotogravure. Tapi seiring dengan permintaan dari customer yang semakin segmented

sehingga membuat order menjadi banyak variant/sku dan tentu saja running meter semakin pendek maka ini akan menjadi tantangan bagi rotogravure untuk bisa bersaing dengan teknik cetak lain seperti flexo dan offset. Kecuali dari pabrikan pembuat mesin rotogravure mulai menggencarkan pemasaran mesin printing narrow web juga..Maka peta persaingan akan semakin ramai J. Posted by Arwan Siregar at 12:28 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: Packaging

Tuesday, March 5, 2013


Advertising in Packaging
Membaca berita melalui media online boleh dibilang sudah menjadi sebuah rutinitas sehari-hari yang tidak bisa ditinggalkan. Ada yang menarik saat membaca media online hari ini. Mungkin dari minggu lalu sudah ada, cuma tidak ngeh aja kalau hal itu ada. Terabaikan dengan hiruk pikuk berita politik di Indonesia. Jadi ceritanya hari ini saya melihat ada iklan perusahaan flexible packaging bernama Logos. Perusahaan tersebut menaruh iklan di Detik.com, Kompas.com dan Tempo.co Awalnya saya kira ini adalah perusahaan packaging baru di Indonesia, tetapi setelah dibuka website nya ternyata perusahaan tersebut berada di Cina. Jauh ya. Yang menjadi pertanyaan adalah, buat apa perusahaan tersebut buat iklan online di Indonesia sedangkan pabriknya sendiri tidak ada di Indonesia. Apakah perusahaanperusahaan di Indonesia mau melakukan transaksi dengan supplier packaging nun jauh disana. Gimana nanti proses developmentnya, gimana kalau ada reject, gimana kalau ada masalah di mesin customer dan perlu trouble shooting segera. Kayaknya saya gak yakin dehKarena proses development order di industry packaging tidak seperti di ritel market. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dan itu cukup panjang. Mulai dari presentasi, penawaran harga, supplier audit, pembuatan sample, artwork, proof on the spot dan lain sebagainya. Gak kebayang repotnya kalau harus memilih supplier packaging dari luar negeri sana. Bukan berarti proses advertising yang dilakukan oleh Logos ini sia-sia. Tidak juga. Setidak-tidaknya dari iklan tersebut bisa meningkatkan traffic web site tersebut, karena orang akan penasaran untuk melihat apa sih Logos itu dan ini bisa digunakan sebagai salah satu tools untuk meningkatkan brand awareness perusahaan. Sebenarnya proses hard selling masih bisa diharapkan dari iklan online itu. Bisa dilakukan meskipun perusahaan itu berada di Cina, tetapi harus dilakukan perubahan strategy business dengan melakukan perombakan website menjadi wadah e-commerce seperti yang dilakukan Alibaba.com dan website-website e-commerce lainnya. Bukan hanya sekedar website untuk menjelaskan visi misi perusahaan. Website yang berisi produk-produk yang konsep awal penjualannya B to B kemudian diperluas juga

menjadi B to C. Memang secara volume tidak besar. Tetapi harus diingat bahwa ini adalah strategy untuk menunjang yang B to B tersebut dan meng-eliminasi proses yang panjang dalam development sebuah packaging seperti yang saya sebutkan sebelumnya diatas. Kalau kata orang Big is beautiful, maka bagi saya small is also beautiful. Sisi lain yang bisa dilihat dari iklannya Logos, ini menunjukkan bawah bisnis packaging di Indonesia masih dianggap menarik bagi pihak luar. Meskipun sebenarnya persaingan bisnis flexible packaging di Indonesia sudah semakin ketat karena banyaknya pemain baru bermunculan, tetapi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diatas rata-rata kawasan yang lain tidak mensurutkan langkah pemain dari luar untuk masuk ke Indonesia. Disaat kawasan lain lagi dirundung krisis ekonomi, tetapi di Indonesia malah mengalami pertumbuhan ekonomi. Makanya tidak mengherankan kalau ada yang berpendapat Indonesia sedang menuju peringkat 10 besar ekonomi dunia. Karena kalau kita lihat perkembangan dari beberapa perusahaan multinasional company di Indonesia, sebenarnya mereka sedang meningkatkan kapasitas pabrik-pabriknya dan menjadikan pabrik tersebut sebagai pusat produksi di kawasan asia pacific. Sesuatu hal yang bagus bukan. Posted by Arwan Siregar at 11:07 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: Packaging

Saturday, March 2, 2013


Berkenalan dengan teknik printing/cetakpart 4
Offset

Berbicara tentang teknik cetak offset maka akan kita dapatkan bahwa offset ini agak unit karena konsep utamanya agak berbeda dibandingkan dengan teknik cetak yang lain. Kalau kita perhatikan teknik cetak seperti rotogravure, flexo, letterpress atau inkjet digital print, semuanya

memiliki kesaman yaitu tinta yang ada di permukaan plate cetak langsung ditransferkan ke bahan cetak tanpa melalui media lain. Namun tidak demikian halnya dengan offset. Prosesnya bermula dari pembuatan image pada plate metal yang photosensitive. Plate tersebut kemudian di treatment secara kimiawi supaya tinta nya yang berminyak tersebut menempel di area image pada plate tersebut, sedangkan area non image akan menarik air sehingga tinta tidak akan menempel karena prinsip dasarn ya oil and water do not mix. Air itu sebenarnya tidak seratus persen air, tapi dicampur lagi dengan bahan-bahan kimia lainnya seperti alcohol supaya lebih tahan lama fungsinya sebagai ink repellent. Jadi kalau kita mengenal yang namanya water repellent maka di offset juga dikenal dengan ink repellent. Plate akan mengalami contact pertamanya dengan roller yang mengandung air untuk membuat non image area anti tinta kemudian setelah itu plate itu akan berputar mengenai roller yang sudah diberi tinta. Area image yang kena tinta tersebut ditransfer ke blanket karet dan dari blanket karet ditransfer ke bahan cetak. Inilah kenapa teknik cetak ini disebut Offset. Dulu, pada saat mendevelop kemasan flexible packaging cetak rotogravure, bagian prepress akan ngelus dada setiap kali mendapatkan acuan sample dari hasil cetakan offset. Karena perlu kerja extra untuk melakukan touch up supaya keterbatasan di rotogravure bisa diminimalisir sehingga memberikan hasil yang terbaik dan mendekati sedekat mungkin dengan acuan sample customer. Hal ini kalau tidak dikomunikasikan dengan baik ke customer dikhawatirkan nanti pada saat barang sudah jadi yang terjadi adalah barang tersebut di reject karena tidak sesuai dengan harapan. Ada beberapa karakteristik teknik cetak offset yang bisa di-sharing : Sangat baik untuk mencetak sesuatu yang kecil dan tipis seperti garis tipis, ukuran font yang kecil dan tone gradasi dibawah 2 %. Hal ini merupakan kendala utama yang dihadapi teknik cetak lain. Berikut saya jabarkan kendala-kendala tersebut : Garis tipis; di rotogravure hasilnya akan tidak akan se-solid punya offset dan area pinggir image cenderung tidak rata atau jagging karena efek dari dot cel cylinder gravure. Font ukuran kecil; teksnya akan menjadi kurang jelas apabila dicetak di rotogavure. Apalagi yang font type nya seperti times new roman, cambria, century, bisa dipastikan sudut-sudut kecilnya akan membuat masalah. gradasi, di offset masih berani berhenti di tone dibawan 2% untuk mendapatkan hasil yang halus dan bersih, tapi kalau di rotogravure atau flexo gradasi dibuat berhenti di tone 3% atau diatasnya. Bila dipaksakan dibawah 2% akan kelihatan patah gradasinya.

1.

a.

b.

c.

2. Mesin cetak offset biasanya terdiri dari 4 warna, bahkan masih ada printer yang menggunakan mesin dengan kemampuan 2 atau 3 warna sehingga untuk mencetak full colour plus special colour bisa naik 2 atau 3 kali cetak. Kondisi seperti ini, yang menggunakan warna-warna proses, akan menuntut control registrasi yang ketat. Makanya kalau orang rotogravure menemukan garis tipis terdiri dari komposisi 2 atau 3 warna pilihannya cuma 2, line nya diperbesar atau dibuat warna khusus.

3.

Tinta yang digunakan adalah oil base ink. Nah tantangannya adalah menjaga keseimbangan minyak dan air ini. Seperti kita ketahui minyak dan air adalah sesuatu yang berlawanan. Tetapi apabila minyak dan air ini mengalami contact terus menerus maka dalam jangka panjang akan terjadi emulsi yaitu tinta mulai terkontaminasi oleh air sehingga bisa mengakibatkan masalah pada kualitas printing, mulai dari warna yang bervariasi, density, registrasi dan inilah kelemahan dari teknik cetak offset ini. Oleh karena itu menjaga keseimbangan (ph balance) dari air ini sangat penting. Trend di Offset Meskipun teknik cetak offset saat ini trend developmentnya tidak sehingar bingar seperti flexo atau digital print, tapi sampai saat ini keberadaannya masih cukup diperhitungkan. Beberapa pembuat mesin mencoba menawarkan mesin printing hybrid dengan mengkombinasikan antara flexo/offset/screen atau offset/inkjet sehingga bisa saling menutupi kekurangan yang dimiliki dan keuntungannya adalah memberikan kemampuan untuk mencetak di berbagai jenis bahan. Selain trend mengkombinasikan berbagai teknik cetak dalam satu unit mesin, di offset juga sedang berkembang dengan konsep waterless. Jadi banyaknya permasalahan yang ditimbulkan oleh air pada proses dicetak di offset memberikan ide kepada para pembuat mesin untuk mengembangkan teknik cetak offset tanpa ada media air. Konsep ini sebenarnya sudah lama ditemukan, antara tahun 1930 atau 1960 an, tapi dulu kurang begitu dilirik karena masih banyak kekurangannya. Namum seiring semakin majunya teknologi kelemahan waterless ini mulai ditutupi dengan kelebihan yang ditawarkannya. Konsekuensi negative dari konsep waterless adalah plate yang digunakan menjadi lebih mahal karena ada penambahan material tertentu seperti silicone, tinta juga menjadi khusus dan mahal pula plus durabilitas plate menjadi berkurang. Namun keuntungan dari konsep ini adalah memberikan ruang kepada para pembuat mesin untuk menciptakan mesin yang all in one. Maksudnya all in one adalah hampir semua material bisa dicetak. Kalau selama ini offset sangat diragukan kemampuannya untuk mencetak kemasan yang flexible, tetapi tidak demikian halnya dengan yang konsep waterless. Salah satu contohnya adalah pabrikan mesin offset yaitu Muller Martini yang melakukan sebuah inovasi yang disebut VSOP (Variable Size Offset Printing), sebuah mesin offset yang memiliki kemampuan untuk mencetak di material packaging baik itu yang flexible sampai corrugated . Mesin ini juga sangat cocok untuk item-item yang memiliki banyak variasi SKU nya sehingga harus melakukan b anyak change over plate pada saat jalan cetak. Ada banyak mesin-mesin offset waterless yang sudah dikembangkan selain punya Muller Martini tersebut. Hal ini akan membuat persaingan mesin printing semakin ketat. Karena semuanya mengejar kepada satu titik, fleksibilitas untuk mencetak di berbagai macam bahan yang sifatnya user friendly dan cost effiecient. Kalau mau tahu lebih detail lagi mengenai mesin-mesin cetak tersebut, bisa mengunjungi Label Summit yang akan diadakan di Bali di bulan Mey 2013 ini.

You might also like