You are on page 1of 5

TUGAS MATAKULIAH PERUNDANG-UNDANGAN K3 MENGENAI HAK-HAK BURUH DALAM ISLAM

OLEH : SRI NOVIANTI 101000179


DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

A. Hak Buruh dalam Islam 1. Islam sangat menyukai orang yg suka bekerja keras: Sesungguhnya Allah mencintai mukmin yg bekerja.(HR. Turmudzi). #HakBuruh 2. Islam tidak semata-mata memerintahkan bekerja, tetapi bekerja harus dengan baik (ihsan) penuh ketekunan dan professional.#HakBuruh 3. Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan yg dilakukan secara itqan (professional). (HR.Baihaqi) #HakBuruh 4. pengusaha tidak bebas gunakan tenaga kerja meskipun ia telah digaji. Para pekerja tidak boleh kerja yg langgar syariat. #HakBuruh 5. Sebaliknya pekerja punya tanggungjawab untuk melindungi harta majikan. Pekerja maupun majikan tidak boleh saling memeras.#HakBuruh 6.Sebagai Agama yang sempurna (Syamil) Islam mengatur segala sisi kehidupan, tak terkecuali masalah #HakBuruh 7. Pertama, berikan gaji #HakBuruh tepat waktu, tanpa dikurangi:Berikanlah upah buruh, sebelum kering keringatnya. (HR. Ibn Majah) 8. Kedua, tidak beri mereka,...#HakBuruh beban kerja melebihi kemampuan. Janganlah kalian membebani

9. .dan jika kalian memberikan tugas kepada mereka, bantulah mereka. (HR. Bukhari ) #HakBuruh 10. Ke-3, ringankan beban buruh. Keringanan yg kau berikan kpd budakmu,itu jadi pahala di timbangan amalmu (HR. Ibn Hibban).#HakBuruh 11. #HakBuruh Keempat, tidak zalimi buruh: Ada tiga orang, yg akan menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: orang yg mempekerjakan seorg buruh 12. si buruh memenuhi tugasnya, namun dia tidak memberikan upahnya. (HR. Bukhari) #HakBuruh 13.#HakBuruh Ke5, Tidak bersikap kasar: Rasulullah tdk pernah memukul dgn tangannya, tidak kepada wanita, tidak pula budak(HR.Muslim) 14. #HakBuruh Ke-6, tidak mencereweti buruh: Sahabat Anas RA yg 9 tahun melayani Rasulullah: Saya belum pernah sekalipun beliau berkomentar 15. .berkomentar pd apa yg aku lakukan: Mengapa kamu lakukan ini?, atau mengkritik: Mengapa tidak lakukan ini? (HR. Muslim) #HakBuruh

16. Islam memposisikan pembantu sebagaimana saudara majikannya. 17. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang memberikan beban tugas kepada pembantu melebihi kemampuannya. Jikapun terpaksa itu harus dilakukan, beliau perintahkan agar sang majikan turut membantunya. Dalam hadis Abu Dzar radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Janganlah kalian membebani mereka (budak), dan jika kalian memberikan tugas kepada mereka, bantulah mereka. (HR. Bukhari no. 30) 18. Nabi shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan para majikan untuk memberikan gaji pegawainya tepat waktu, tanpa dikurangi sedikit pun. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Berikanlah upah pegawai (buruh), sebelum kering keringatnya. (HR. Ibn Majah dan dishahihkan alAlbani). 19. Islam memberi peringatan keras kepada para majikan yang menzalimi pembantunya atau pegawainya. Dalam hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: Ada tiga orang, yang akan menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: orang yang mempekerjakan seorang buruh, si buruh memenuhi tugasnya, namun dia tidak memberikan upahnya (yang sesuai). (HR. Bukhari 2114 dan Ibn Majah 2442) 20. Islam memotivasi para majikan agar meringankan beban pegawai dan pembantunya. Dari Amr bin Huwairits, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Keringanan yang kamu berikan kepada budakmu, maka itu menjadi pahala di timbangan amalmu. (HR. Ibn Hibban dalam shahihnya dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syuaib al-Arnauth). 21. Islam memotivasi agar para majikan dan atasan bersikap tawadhu yang berwibawa dengan buruh dan pembantunya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Bukan orang yang sombong, majikan yang makan bersama budaknya, mau mengendarai himar (kendaraan kelas bawah) di pasar, mau mengikat kambing dan memerah susunya. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 568, Baihaqi dalam Syuabul Iman 7839 dan dihasankan al-Albani). 22. Islam menekan semaksiamal mungkin sikap kasar kepada bawahan. Seorang utusan Allah, yang menguasai setengah dunia ketika itu, tidak pernah main tangan dengan bawahannya. Aisyah menceritakan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah memukul dengan tangannya sedikit pun, tidak kepada wanita, tidak pula budak. (HR. Muslim 2328, Abu Daud 4786).

B. TAFSIR AYAT EKONOMI TENTANG LAPANGAN PEKERJAAN Seiring dengan bangkitnya perekonomian berbasis Islam, terutama di Indonesia, hal ini tidak akan luput dari Al-Quran dan hadits. segala tindakan muamalah dalam masyarakat selalu dilandaskan kepada apa yang ada dalam al-Quran. Agar dapat menjalani kehidupan didunia dan mencari bekal ke Akhirat, maka manusia haruslah memiliki harta, dan suatu harta kita dapat dengan cara bekerja keras, karena pada hakikatnya meskipun Allah maha pemberi rezeki,tetapi manusia berkewajiban untuk mencari. dengan kata lain setiap manusia yang hidup membutuhkan pekerjaan.yang menjadi permasalahan saat ini adalah betapa sulitnya mencari pekerjaan, dan kadang dengan masalah ini terkadang manusia dapat terjerumus dan putus asa,maka dari itu pada kesempatan ini,kita akan mempelajari Islam dalam memandang dan member penjelasan tentang lapangan pekerjaan yang sesuai dengan syari. adapun ayat-ayat al-Quran diantaranya adalah; QS An Nissa : 32, Ali Imran : 195,dan At Taubah : 105. Kandungan dan Tafsir QS An Nissa : 32

Artinya :Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.(karena) bagi laki-laki ada bagian yang mereka usahakan, dan bagian perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. mohonlah kepada Allah sebagian dari karunianya. sungguh Allah maha menyaksikan segala sesuatu.(Qs. An Nissa : 32) Kaitan ayat tersebut diatas dengan lapangan pekerjaan adalah bahwasanya antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam peluang kerja. akan tetapi, yang harus kita pahami bahwasanya ada saat dimana wanita tidak dapat melakukan beberapa pekerjaan yang dilakukan laki-laki, karena secara kodrati laki-laki diciptakan sebagai pemimpin atas wanita. wanita pun tidak berkewajiban untuk member nafkah kepada keluarganya, sehingga akan lebih baik jika laki-laki lebih mendominasi atas setiap pekerjaan. akan tetapi, Allah SWT tidak member larangan pada kaum wanita. Dalam setiap usaha (nilai pahala atas pekerjaan yang dilakukan) antara laki-laki dan perempuan adalah sama sesuai dengan amalanya.

QS Al Imran : 195

Artinya : Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonanya (dengan berfirman) sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kamu,baik laki-laki maupun perempuan,(karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.maka orang yang berhijrah,yang diusir dari kampong halamanya,yang disakiti pada jalan-Ku,yang berperang dan yang terbunuh,pasti akan aku hapus kesalahan mereka dan pasti aku masukan mereka kedalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,sebagai pahala dari Allah dan disisi allah ada pahala yang baik.(Qs. Al Imran : 195) Keterkaitan antara ayat tersebut diatas dengan lapangan pekerjaan adalah, pada kalimat sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kamu kalimat ini mengisyaratkan bahwa apapun bentuk pekerjaan yang kamu sekalian lakukan, maka jika itu diniatkan dijalan kebaikan maka usaha yang kita lakukan itu akan diberkahi allah SWT dan jika kita yakin, maka rezeki allah akan berlimpah atas usaha tersebut. Kaitan QS Al Imran : 195 dengan ayat-ayat Quran yang lain dalam QS Luqman : 20, ayat ini menjelaskan apa yang ada di langit berupa matahari, bulan dan air hujan serta apa yang ada di bumi beserta isinya adalah dimaksudkan untuk kemashalatan umat manusia, lahir dan batin. QS At Taubah : 105

Artinya : Dan katakanlah,bekerjalah kamu,maka Allah akan melihat pekerjaanmua,begitu juga RasulNya dan orang-orang mukmin,dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(Qs. At Taubah : 105) Kaitan ayat tersebut diatas dengan lapangan pekerjaan adalah manusia wajib bekerja dengan apapun jenis pekerjaanya, selama pekerjaasn tersebut tidak melangggar Syariat Islam. Ayat ini dengan sangat jelas mewajibkan manusia untuk bekerja keras dan yakin bahwa Allah mengatahui apa yang kita lakukan. rezeki Allah berasal dari langit dan bumi. Jika ayat diatas kita pahami secara seksama, maka kita sebagai manusia yang lemah, tidak akan pernah merasa putus asa saat usaha yang kita lakukan belum menghasilkan seperti apa yang kita inginkan.

You might also like