You are on page 1of 54

SALAM REDAKSI

TOR REKT K UNJUNGAN REK UNIVERSIT MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS AH AS MUHAMMADIY ARA KE SM U UT UK UTARA UKU MALUK MAL

SAJIAN UTAMA
Semangat membantu orang lain makin perlu ditingkatkan. Termasuk di kalangan keluarga besar Muhammadiyah. Mengapa?

TANYA JAWAB AGAMA


Mengapa di dalam Islam ada hukum wajib, sunnat dan lainnya.

TAFSIR AT-TANWIR
Peringatan tentang nikmat Allah. Apa maksudnya?

BINA AKIDAH
Apa yang dimaksud dengan pagar neraka dan pagar surga?
Assalamualaikum wr. wb. Pembaca yang budiman, kantor SUARA MUHAMMADIYAH beberapa waktu yang lalu kedatangan tamu istimewa dari Indonesia Bagian Timur. Tamu istimewa tersebut adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, DR Kasman Hi Ahmad Ditemui Pimpinan Perusahaan, Deni Asyari, MA ditemani beberapa staf redaksi. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan akrab tersebut, selain saling bertukar informasi dari kedua institusi, juga ke depan akan dijalin kerja sama untuk kemajuan dari masing-masing pihak. Pembaca yang budiman, pintu kami selalu terbuka lebar-lebar untuk kunjungan, baik silaturahim, studi banding, maupun kerja sama dengan pihak-pihak luar, baik itu PTM, AUM di seluruh Indonesia. Demi kemajuan dan ghirah akan keber-Muhammadiyah-an kita semua. Pembaca yang terhormat, karyawan SUARA MUHAMMADIYAH merasa bahagia dan makin kental persaudaraannya ketika beberapa waktu lalu hadir di acara Syawalan di sebuah rumah makan tradisional. Suasana nyaman. Sejuk, suguhan lezat. Hadir memberikan tausiyah Pak Muchlas Abror, selaku pimpinan yang selama ini paling sering menemani karyawan SUARA MUHAMMADIYAH di dalam banyak kesempatan. Hadir juga pemimpin perusahaan dan wakilnya yang baru, yaitu Deni Asyari dan H Mulyadi. Tidak lupa acara syawalan karyawan SUARA MUHAMMADIYAH dimeriahkan dengan baca puisi oleh sastrawan senior Yogyakarta yang juga Redaktur Pelaksana, Mustofa W Hasyim. Syawalan kali ini bisa membangkitkan semangat juang dan semangat berprestasi para karyawan. Demikianlah, sampai jumpa edisi mendatang. Wassalamualaikum wr. wb. (Redaksi)

HADLARAH
Apa isi khazanah pendidikan Ibnu Khaldun.

MENU
04 TAJUK RENCANA 06 SAJIAN UTAMA 12 BINGKAI 14 TANYA JAWAB AGAMA 16 TAFSIR AT-TANWIR 20 HADITS 26 KALAM 39 KRONIK DUNIA ISLAM 46 HUMANIORA 48 WAWASAN 62 IBRAH

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

TAJUK

Selamatkan Bumi Indonesia


asyarakat Indonesia dikejutkan lagi dengan skandal korupsi yang menimpa Ketua SKK Migas, Rudi Rubiandini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan Rudi bersama dua tersangka lain dari PT Kernel Oil. Jenis korupsinya berupa suap atau gratifikasi, dengan jumlah uang hasil tangkap tangan dalam bentuk dollar AS dan Singapore dengan total senilai sekitar 10 miliar rupiah. Menurut berita yang berkembang di media massa, sejak BP Migas berdiri, di situ korupsi permigasan mulai tumbuh. Media mengaitkan dengan fungsi sentral dan strategis dari lembaga ini dalam mengatur lalulintas pengelolaan migas di bumi Indonesia, yang tentu saja banyak berhubungan dengan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di dunia perminyakan dari dalam maupun luar negeri. Lebih-lebih perusahaan asing yang telah lama bercokol dan sangat bernafsu menguras perut bumi Indonesia demi sebesar-besarnya keuntungan mereka. Muhammadiyah sebagaimana banyak disuarakan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof DR Dien Syamsuddin, sejak awal bersikap kritis soal sumber daya alam yang banyak dikuras habis oleh perusahaan-perusahaan multinasional maupun domestik. Sehingga antara lain mengajukan yudicial review dan sebagian dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi. Dasar pikiran Muhammadiyah sebagaimana tertuang dalam buku Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa ialah berbagai regulasi dalam pengelolaan sumber daya alam di negeri ini selain menyengsarakan rakyat, merugikan masa depan generasi, juga bertentangan dengan konstitusi dasar khusus pasal 33 maupun Pembukaan UUD 1945. Kini terbukti lembaga BP Migas menjadi lahan subur untuk disalahgunakan oleh para oknum koruptor, baik dari dalam maupun luar. Hal yang mengagetkan, menurut informasi yang berkembang, terdakwa Ketua SKK Migas yang juga mantan Wakil Menteri ESDM, terbilang orang baik. Jika itu benar, maka betapa banyak orang

tidak tahan dan akhirnya masuk dalam godaan kekuasaan yang menggiring dirinya untuk korupsi. Kasus serupa terjadi di banyak tempat, termasuk para petinggi dan aktivis partai Islam, yang semula tergolong para aktivis harakah yang militan akhirnya korupsi dan berurusan dengan KPK. Kita jadi teringat kembali akan adagium politik dari Lord Acton, power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely. Bahwa kekuasaan itu cenderung korup (menyimpang, sewenang-wenang, rusak, dan kotor) dan kekuasaan yang absolut akan korupsi secara absolut pula. Karenanya kekuasaan, jabatan, dan kedudukan yang terkait dengannya harus dikontrol atau diawasi agar tidak menyimpang, menyeleweng, dan disalahgunakan oleh yang mendudukinya. Kita mewakili kepentingan rakyat menuntut agar kasus korupsi yang melibatkan petinggi SKK Migas tersebut menjadi peringatan keras bagi pemerintah untuk meninjau kembali keberadaan BP Migas ini. Kebiasaan yang terjadi di negeri ini, setiap berdiri lembaga baru, bukan meringankan beban bangsa dan negara dari penyelamatan sumber daya alam, sebaliknya menambah rangkaian kekuasaan birokrasi yang pada muaranya berujung menjadi lahan baru korupsi dan eksploitasi. Padahal birokrasi dalam pemerintahan yang sekarang ada, masih harus terus karena negeri ini masih menduduki posisi tinggi dalam indeks korupsi dunia. Jadi, mari selamatkan Indonesia dari korupsi dan segala bentuk pengrusakan di bumi tercinta ini demi masa depan generasi bangsa. Para pemimpin negeri ini harus benar-benar tegas dan tidak sekadar beretorika dalam pemberantasan korupsi dan penyelamatan Indonesia jika masih ingin menyaksikan anak cucunya menikmati alam dan seluruh kekayaan anugerah Allah yang sangat makmur ini. Mana kala lembek dan hanya manis di bibir maka tunggulah kehancuran Indonesia yang 68 tahun lalu telah dibebaskan dengan goresan darah oleh para pejuang dan peletak dasar negeri tercinta ini.

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Deni Asyari. WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN: H Mulyadi. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Ahmad Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG & KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni . ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 15.000,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.

Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381

SM 18-2013
COVER: Amin Mubarok

"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.

BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737 Dicetak: Grama Surya

SUARA SUARA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 05 07 / /98 |1 || 1 -15 15 APRIL SUARA MUHAMMADIYAH 12 / 98 98 16 - MARET 30 JUNI 2013 2013

W A R T AW A N " S U A R A MU HA MM AD I Y A H"

T I D A K D I PE R KE N A N K A N M E NE R I M A / M E MI N T A A P A PU N D A R I N A R AS U MB ER

4 4

SUARA PEMBACA PDM PRINGSEWU BANGUN GEDUNG DAKWAH


Dalam rangka lebih memantapkan gerak langkah perjuangan Persyarikatan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pringsewu Lampung bermaksud akan mendirikan gedung Dakwah Muhammadiyah sebagai pusat kegiatan dan pengembangan dakwah. Pembangunan gedung Dakwah Muhammadiyah tersebut diawali dari pembebasan tanah seluas 1920 m2 dan bangunan di atasnya seharga Rp 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah) dan rancangan biaya pembangunan gedung senilai Rp 6.224.400.000 (enam milyar dua ratus dua puluh empat juta empat ratus ribu rupiah) Berkenan dengan estimasi biaya yang akan masuk dari warga dan amal usaha di lingkungan daerah Pringsewu sesuai dengan rancangan sampai dengan Agustus 2013 sebesar Rp 1.200.000.000, kami bermaksud mengajukan permohonan bantuan kepada para dermawan. Transfer dana dapat di alamatkan ke PDM Pringsewu Bank Syariah Cabang Pringsewu Rek 7037233328. Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan yang diberikan diucapkan Jazakallah Khoiru Jaza. Ketua PDM Pringsewu Lampung Haji Daim Abdul Jamik NBM 387 691 Sekretaris Drs Haji Atorriyadi NBM 762 859 Alamat Kompleks PTM Jl. KH A Dahlan 112, Pringsewu, Lampung. Telp 21358 Kode Pos 35373
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

BANGUN RUMAH SAKIT BUTUH TAMBAHAN DANA


Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah diketuai oleh DR Suyuti Syamsul, dengan Sekretaris Fahrizal Fitri, SHut, MP berencana membangun Rumah Sakit Islam Kotawaringin Barat yang cukup megah. Rumah Sakit Islam yang bakal dibangun berdiri di atas tanah seluas 2 hektar milik Muhammadiyah, direncanakan pembangunannya akan menelan biaya mencapai Rp 4,5 milyar. Panitia Pembangunan sudah memiliki dana sebesar Rp 2,11 milyar ditambah dana simpanan Rp 200 juta. Sehingga untuk menyelesaikan pembangunan tahap pertama hingga selesai, masih dibutuhkan dana segar Rp 2 milyar lagi. PDM Kotawaringin Barat kemudian membentuk sebuah Panitia Pembangunan untuk menghimpun dana tambahan yang diminta kepada para dermawan Muslim di seluruh Indonesia, termasuk dari warga Muhammadiyah sendiri. Kepada para dermawan Muslim

yang ingin memberikan sumbangan bantuan amal jariyahnya, dana dapat dikirimkan kepada Panitia Pembangunan Rumah Sakit Islam ke Bank BNI Cabang Kotawaringin Barat Rek 011 435 2126 dan Bank BRI Cabang Kotawaringin Barat, Rek 02 82 0100 721 9531 Rumah Sakit Islam Kota Waringin Barat yang bakal berdiri ini, berada di lokasi Jalan Ahmad Yani km 7, Kotawaringin Barat atau Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Atas segala perhatian dan bantuan dana amal jariyahnya diucapkan terima kasih. Semoga amal ibadah yang diberikan mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SwT. Amin. Ketua Pembangunan H Sugeng Widodo Bendahara Nuniek Aulia, SSi, Apt, MSi Penanggung Jawab Ketua PDM Dr Suyuti Syamsul MPPM KTM 1806 6808 1039729 Sekretaris Fahrizal Fitri, SHut, MP KTM 1806 6911 1106131

SAJIAN UTAMA

Reorientasi Gerak Sosial Muhammadiyah


aat ini timbul kritik kepada Muhammadiyah. Muhammadiyah disebut sekedar sebagai gerakan amal usaha, bahkan ada pula yang menyebut amal usaha Muhammadiyah tidak ada bedanya dengan usaha bisnis kaum kapitalis. Menurut mereka, Muhammadiyah telah terjerat dalam mata rantai industri keuntungan semata. Mereka ini sangat suka menyorot Sekolah Muhammadiyah yang mematok bayaran mahal. Universitas yang uang kuliahnya selangit, serta Rumah Sakit-Rumah Sakit PKU Muhammadiyah yang katanya hanya bisa diakses oleh para pasien yang masuk kategori kelas ekonomi tinggi. Tukang kritik nyinyir ini sekarang juga suka membandingbandingkan Muhammadiyah dengan beberapa lembaga amal lain yang lahir di akhir masa Orde Baru seperti Rumah Zakat Indonesia, Dompet Dhuafa, PKPU, dan lain sebagainya. Mereka menilai lembaga-lembaga baru itu jauh lebih lincah dan lebih peduli pada nasib kaum mustadlafin daripada Muhammadiyah sekarang. Lembaga-lembaga baru ini mereka nilai jauh lebih Muhammadiyah daripada Muhammadiyah yang sekarang. Dengan membaca dokumen-dokumen lama tentang Muhammadiyah sesungguhnya mereka tahu bahwa Muhammadiyah pada masa awal telah membangun rumah sakit untuk orang miskin, dan rumah sakit ini nyaris bangkrut karena pemasukan dari donatur jauh lebih sedikit daripada pengeluaran yang harus ditanggung Rumah Sakit Muhammadiyah. Walau masa itu para dokter yang membantu di Rumah Sakit Muhammadiyah banyak yang sukarela tanpa mempertimbangkan gaji yang bakal diterima, saat itu pengelola rumah sakit masih tetap saja kerepotan untuk membeli obat dan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan. Walau neraca keuangannya terus-menerus minus, Muhammadiyah saat itu tetap mempertahankan Rumah Sakit tersebut, demi menyantuni kelompok miskin yang membutuhkan pengobatan. Demikian juga tentang sekolah-sekolah Muhammadiyah masa awal. Dari banyak dokumen lama dan bahkan sebagian telah diangkat dalam layar lebar Lasykar Pelangi semua orang juga tahu kalau Sekolah Muhammadiyah masa lalu adalah sekolah rakyat yang sebenarnya. Semua orang dari lapisan masyarakat apa pun berhak bergabung untuk dicerdaskan tanpa harus memusingkan besarnya uang sekolah. Urusan biaya operasional sekolah cukup menjadi kewajiban pengurus Muhammadiyah untuk memikirkan dan menyediakannya tanpa perlu merepotkan wali murid. Kenyataan ini diakui oleh Wakil Presiden Budiono yang lulusan
6
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Sekolah Rakyat Muhammadiyah di Bilitar. Guru-guru Muhammadiyah sangat ikhlas sekaligus kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, katanya di depan peserta Tanwir Muhammadiyah di Gedung Asia Afrika Bandung tahun lalu. Benarkah Muhammadiyah sekarang seperti yang digambarkan para tukang kritik nyinyir itu? Tentu saja tidak. Muhammadiyah yang sekarang pada dasarnya masih tetap sebagai gerakan sosial yang sangat peduli pada kaum mustadafin. Sekolah Muhammadiyah memang ada yang mahal. Namun kalau kita menghitung jumlah sekolah Muhammadiyah yang murah bahkan gratis jumlahnya jauh lebih banyak dari beberapa gelintir sekolah Muhammadiyah yang mereka sebut mahal itu. Bahkan di dalam sekolah Muhammadiyah yang mereka sebut mahal itu masih ada kursi-kursi murah yang disediakan untuk mereka yang kurang mampu. Di Fakultas paling mahal di Universitas Muhammadiyah yang mereka sebut berbiaya selangit itu juga ada kursi-kursi gratis bagi yang memenuhi persyaratan. Rumah-Rumah Sakit Muhammadiyah juga banyak yang masih sigap dan peduli pada nasib orang yang membutuhkan melebihi pelayanan rumah sakit negeri terhadap pasien pemegang jaminan kesehatan. Jauh dari hingar bingar pemberitaan media, lasykar peduli Bencana Muhammadiyah selalu menjadi yang terdepan di setiap medan yang membutuhkan. Pada kasus konflik sosial di Sampang misalnya, Muhammadiyah mungkin satu-satunya lembaga sosial yang mendampingi dan menyantuni para pengungsi dan anakanaknya di penampungan mereka di Sidoarjo. Meski sepi di koran dan pemberitaan media, Muhammadiyah masih selalu ramai di lapangan. Dalam hal ini mungkin Muhammadiyah berbeda dengan lembaga lain yang hanya ramai di Koran namun sepi di lapangan. Sejak dari berdirinya hingga hari ini dan sampai kapan pun Muhammadiyah akan tetap istiqomah berjuang dalam ranah pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan umat manusia. Tentu saja apa yang dilakukan Muhammadiyah masih ada kekurangannya, yanng kadang dijadikan sorotan oleh para tukang kritik Mungkin, Muhammadiyah perlu mempersegar langkah sosialnya, misalnya dengan meningkatkan publikasi prestasi sosialnya seraya terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Khususnya kepada masyarakat kurang mampu. (Bahan dan tulisan: isma)

SAJIAN UTAMA

Menyegarkan Kembali

Langkah Sosial Muhammadiyah


Langkah sosial Muhammadiyah sekarang ini dipandang orang sudah bagus. Tetapi untuk memasuki usia seratus tahun lebih ke depan perlu disegarkan kembali. Mengapa?
alau kita lihat dari segi keanggotaan, Muhammadiyah adalah organisa si Islam modernis yang terbesar di dunia, lebih besar daripada organisasiorganisasi modernis di negeri Islam yang lain. Muhammadiyah juga sebuah organisasi Islam yang relatif paling berhasil jika dilihat ciri kelembagaannya yang relatif modern dengan produk-produk sosialkeagamaannya yang sangat mengesankan dibanding dengan organisasi Islam yang mana pun, baik yang ada di negeri kita maupun di negeri Islam yang lain. Karena itu, bisa dikatakan bahwa dalam kalangan Islam tidak terbatas pada skala nasional, melainkan juga internasional Muhammadiyah adalah sebuah cerita sukses bagi organisasi Islam modernis. Demikian Prof DR Nurcholish Madjid atau Cak Nur penah melontarkan gagasan lewat tulisan berjudul Amal Muhammadiyah Menjawab Tantangan Pembangunan Indonesia. Yang dimuat dalam bukunya Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. Yang tebrti tahun 1997. Menurut Cak Nur, beberapa pernyataan itu harus segera disusul dengan per-

nyataan lain yang bernada memperingatkan: Muhammadiyah itu besar, modern, dan sukses adalah terutama sebagai gerakan amaliah. Ini dapat dipandang sebagai suatu keunggulan, sebab toh Islam, sebagaimana halnya dengan kehidupan manusia itu sendiri, mendapatkan modal eksistensinya dalam amal. Tetapi, kelebihan Muhammadiyah di bidang amaliah ini juga merupakan suatu kekurangan, yaitu jika memang watak kepraktisan Muhammadiyah itu berimplikasi kurangnya wawasan. Padahal wawasan itu mutlak diperlukan tidak saja sebagai perangkat yang memberi kesadaran menyeluruh atas semua kegiatan amaliah dan sebagai kerangka untuk dapat dilihat hubungan organik antara berbagai bagian kegiatan amaliah tersebut, tetapi juga sebagai energi bagi pengembangan dinamis dan kreatif kegiatan amaliah itu sendiri. Ditinjau dari segi wawasan ini, kelompok yang relatif sangat kecil seperti Jama`at-i Islam-i di Pakistan yang modernis, atau Jama`at-i Ulama-i Hind dari India, masih lebih unggul dari Muhammadiyah, meskipun dari segi amaliah sosial-keagamaan kelompok-kelompok itu bukan tandingan Muhammadiyah.,

ungkap Cak Nur. Bagi Cak Nur, kurangnya wawasan ini akan membuat sumber energi kegiatan lekas terkuras habis, dan keseluruhan sistem dapat terancam stagnan (mandek), kecuali jika selalu ada kemungkinan dapat infus dari luar, seperti adanya (kesan) gejala bahwa Muhammadiyah selama ini selalu mendapat infus dari pesantren (NU [?]). Infus dari pesantren ini dalam bentuk bergabungnya tenaga ulama atau kiai dari pesantren yang kemudian tergabung sebagai inti keanggotaannya. Noorkamilah, MAg, Dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga menangapi positif kritik semam itu. Hal pertama yang perlu disikapi secara bijak oleh Muhammadiyah adalah, bahwa kritik adalah sebuah kemestian dalam perjalanan sebuah gerakan, katanya kepada SM Terlebih sejarah Muhammadiyah telah menjadi sosok kakak tertua di negeri tercinta ini. Kritik adalah bagian dari sesuatu hal yang membuat Muhammadiyah menjadi besar. Oleh karenanya Muhammadiyah perlu berterimakasih dengan adanya kritik-kritik itu. Tentu saja Muhammadiyah sekarang telah berbeda dengan Muhammadiyah dulu. Itu tandanya ada kemajuan bukan? Meskipun nafas kedermawanan sosial berbasis keagamaan dalam Muhammadiyah masih tetap menjadi ruh gerakan Perkembangan pelayanan sosial yang dilakukan oleh Muhammadiyah saat ini telah semakin maju bahkan semakin profesional. Profesionalisme pelayanan sosial yang berkembang dalam tubuh gerakan ini menjadi tuntutan yang harus dipenuhi Muhammadiyah. Sehingga dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat. Tuntutan menjadi sebuah lembaga profesional ini memaksa Muhammadiyah melakukan berbagai pembenahan terutama dalam performance pelayanan sehingga, -mungkin hal ini lah yang dikritik kalangan tertentu- menjelma sebagai lembaga industri keuangan, tambahnya.
7

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

SAJIAN UTAMA
Sebenarnya kerja-kerja seperti demikian adalah bagian dari bentuk pertanggungjawaban Muhammadiyah terhadap masyarakat. Walau bagaimanapun, kerja-kerja pelayanan sosial harus dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga ikhlas saja tidak cukup, bahkan ikhlas bukanlah domain antarmanusia melainkan antara manusia dengan Tuhannya. Kerja profesional menuntut keikhlasan dan pertanggungjawaban sekaligus. Hanya kerja-kerja yang disandarkan pada ilmu-lah yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh, Muhammadiyah tidak mungkin menempatkan orang sembarangan untuk melayani pengobatan pasien di Rumah Sakit. Tentu saja Muhammadiyah akan menyiapkan dokter yang memiliki keahlian (ilmu) dalam bidang pengobatan, demikian seterusnya. Boleh jadi hal ini sangat lekat dengan apa yang dipesankan oleh Kyai Dahlan agar Muhammadiyah ber-ilmu amaliyah, amal ilmiyah, menjadikan ilmu sebagai dasar amalan dan beramal dengan disandarkan pada ilmunya. Sebuah pesan yang singkat, tetapi sangat dalam maknanya. Spirit gerakan Al-Maun yang diinisiasi oleh Kiai Dahlan adalah mengejawantahkan nilai-nilai Quran dalam realita kehidupan keseharian ummat. Sehingga ayatayat Al-Quran yang sebagian besar berbicara tentang masalah-masalah sosial itu, tidak berhenti pada tahap kajian melainkan sampai terealiasasikan dalam aksi nyata sebagai bagian dari solusi atas permasalahan ummat. Selama spirit ini melandasi gerakan-gerakan sosial Muhammadiyah, maka tidak dapat dikatakan bahwa Muhammadiyah telah jauh menanggalkan spirit awal gerakan sosialnya. Hal ini menjadi pembeda dengan gerakan sosial tertentu yang melakukan gerakan-gerakan sosialnya hanya sebagai reaksi dari realitas kondisi sosial masyarakat. Dr Hilman Latif dari UMY menyebutkan bahwa Kritik itu perlu, dan sangat perlu, apakah bersifat nyinyir atau tidak nyinyir. Dan saya kira itu adalah sebuah kritik, dari publik yang didasarkan pada apa yang mereka lihat, alami dan rasakan.
8

Bila Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan tidak terbuka dengan kritik, maka sudah dipastikan gerakan ini akan terlena dalam zona nyaman atau comfort zone dengan posisinya yang sudah sangat mapan atyau sering disebut established), katanya. Selama ini memang Muhammadiyah selalu mengidentikkan diri dengan apa yang disebut-sebut dengan Gerakan AlMaun. Yaitu, sebuah gerakan yang menunjukkan komitmen dan keberpihakan kepada masyarakat lemah, kaum pinggiran, orang-orang yang teralienasi secara ekonomi dan politik. Atau dalam bahasa agama disebut dengan mustadafin. Sebagaimana yang sudah dilakukan oleh K H Ahmad Dahlan di awal berdirinya Muhammadiyah. Bagi saya, pertanyaannya sekarang bukan apakah Muhammadiyah sudah jauh dari konsep al-maun atau tidak, tetapi yang justru mendasar adalah apakah yang kita maknai dengan gerakan Al-Maun pada era sekarang, era indutrialisasi, perdagangan bebas, liberalisasi ekonomi dan sebagainya. Bagaimana kita mendefinisikan orang-orang lemah itu, siapa mereka, problemnya seperti apa, dan bagaimana pendekatan kita untuk membantu. Tentu, saja, kegiatan karitatif dan pelayanan sosial masih perlu dilakukan oleh Muhammadiyah, tambahnya. Menurut Hilman, patut diakui bahwa Muhammadiyah kurang dekat dengan para buruh, petani, nelayan, dan kelompok-kelompok sosial lain. Bukan berarti Muhammadiyah harus melayani mereka dengan kegiatan sosial, tetapi lebih kepada melakukan advokasi atau pendampingan, memperjuangkan hak-hak mereka sebagai manusia dan sebagai warga Negara. Dalam hal ini secara pribadi saya mengapresiasi sekali apa yang dilakukan oleh MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) yang berani berfikir di luar kotak, dan melakukan halhal yang sebelumnya warga Muhammadiyah agak alergi. Saya pikir munculnya lembaga-lembaga filantropi itu cukup positif dalam pe-

ngertian bahwa ada kesadaran baru untuk menerjemahkan spirit sosial Islam tentang kedermawanan, solidaritas, persaudaraan, kebersamaan, dan keadilan. Gerakan sosial Islam menjadi lebih kaya dan beragam. Lagi-lagi, amal-amal usaha yang berorientasi filantropi itu juga harus berani beranjak dan juga masuk dalam ruang-ruang baru yang lebih spesifik program-programnya. Saya kira, di antara ribuan lembaga filantropi Islam yang aktif menggalang dana zakat dan sedekah masyarakat yang ada di Indonesia, hanya beberapa saja yang punya program-program inovatif, kata Hilman memberi penjelasan. Barangkali memang AUM yang saat ini dikelola menjadi lembaga swasta di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain. Tapi, tentu harus juga menciptakan diri bahwa AUM adalah amal usaha yang plus komitmen sosial. Kita tidak bisa melayani orang berduit melalui pelayanan dengan bayaran murah, tetapi sesuai dengan kualitas service dan biaya yang dikeluarkan untuk service itu. Tetapi kita juga tidak adil memungut bayaran yang mahal kepada orang-orang yang tidak berduit, dan apalagi orang miskin. Dalam konteks inilah AUM memang harus jernih mengombinasikan dan menyinergikan kontribusi orang kaya kepada AUM dan kebutuhan orang miskin dari AUM. Ini menjadi pekerjaan rumah buat kita sebagai orang-orang yang berada di AUM. Kuncinya adalah sinergi, subsidi silang, dan kerjasama. Konsep taawun (saling tolong menolong) diterjemahkan dalam kebijakan organsiasi yang konkret, terbuka dan tentu saja pro-kesejahteraan bersama, usul Hilman Latif. Dalam konteks inilah, apa yang disebut sebagai Pohon Keempatan sebagaimana terungkap dalam National Zakat Meeting 2013 peserta jejaring LAZISMU di Wisma DPR RI, Cikopo, Bogor tahun 2012 perlu trerus ditumbuhkan. Dengan demikian kritik Prof DR Nakamura Mitsuo bahwa Muhamamdiyah kian memudar geraknya dapat dijawab dengan nyata. (Bahan: njar dan tof. Tulisan: tof)

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

SAJIAN UTAMA

Gerakan Filantropi Muhammadiyah; Sudahkah Efektif?


Keberadaan Muhammadiyah sebagai sebuah Persyarikatan besar saat ini, tidak terlepas dengan aktivitas filantropi yang menjadi ciri khas aktivitas awal Muhammadiyah. Artinya, bahwa Muhammadiyah dan aktivitasnya dengan filantropi adalah sebuah kesatuan ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.

unculnya berbagai lembaga panti asuhan, rumah sakit maupun lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah wujud nyata dari aktivitas filantropi Muhammadiyah awal. Dengan harapan, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus membangunkan kesadaran umat pentingnya sebuah perubahan secara kolektif. Banyak peran-peran filantropi Muhammadiyah awal yang dilakukan Persyarikatan ini, yang terus berkembang dan terinstitusionalisasi. Sehingga peran Negara yang kurang maksimal banyak ditopang oleh keberadaan filantropi Muhammadiyah. Misalnya dalam masalah pendidikan umat, kesehatan umat maupun persoalan kemiskinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, semuanya banyak dibantu dengan kehadiran

filantropi Muhammadiyah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yayah Kisbiah, menurutnya sebagai organisasi masyarakat berbentuk lembaga sosial-keagamaan yang merupakan bagian civil society, Muhammadiyah telah memilih sasaran tepat untuk membantu masyarakat dan negara-bangsa Indonesia khususnya, dan kemanusiaan pada umumnya. sebab selama ini negara-bangsa memiliki keterbatasan untuk melayani dan memenuhi kewajibannya terhadap rakyat Indonesia yang berjumlah populasi amat besar. Muhammadiyah punya peran penting dan strategis dalam membantu negara/pemerintah Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat, katanya kepada SM. Bahkan kesuksesan filantropi Muhammadiyah ini, tidak ayal pula, kemudian mendorong lahirnya berbagai

filantropi yang digerakkan oleh masyarakat lainnya, baik di kalangan Islam maupun non Islam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hilman Latief, menurut penulis buku Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis mengatakan, bahwa dengan peningkatan aktivitas filantropi Muhammadiyah sekaligus peningkatan taraf kehidupan ekonomi masyarakat Muslim, meningkatkan pula kepedulian dan kedermawan umat terhadap kaum dhuafa. Peningkatan realisasi filantropisme Islam itu mendorong kemunculan kian banyaknya lembagalembaga pengumpul dan pendistribusian dana filantropisme Islam, ungkapnya. Di tengah-tengah kemunculan beragamnya filantropi Islam inilah, paling tidak keberadaan filantropi Muhammadiyah ini menurut Hilman telah berbuat dalam
9

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

SAJIAN UTAMA
mendorong sekaligus berdampak positif bagi perkembangan moral kepedulian dan solidaritas masyarakat kita. Reformulasi Filantropi Muhammadiyah Merespons perkembangan gerakan filantropi yang belakangan semakin banyak berkembang, Muhammadiyah dengan sadar membentuk wadah khusus sebagai corong dalam melakukan gerakan filantropi. Setidaknya, selain gerakan filantropi yang terdapat di amal usaha Muhammadiyah seperti pada lembaga panti asuhan, lembaga pendidikan, dan lembaga kesehatan, Muhammadiyah juga membentuk wadah khusus seperti Lazis Muhammadiyah (LazisMu), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat yang berada di bawah naungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tiga wadah ini, belakangan menjadi corong Muhammadiyah secara langsung melakukan gerakangerakan filantropi, seperti penanggulangan persoalan kemiskinan, putus sekolah, persoalan kesehatan, lingkungan hidup maupun bantuan berbagai bencana alam yang terjadi. Akan tetapi, tanpa mengurangi peran kelembagaan filantropi Muhammadiyah tersebut, menurut Yayah Khisbiah apakah gerakan sosial amal usaha Muhammadiyah ini sudah efektif dalam mencapai tujuannya? Mengapa jumlah dan skala keterbelakangan pendidikan, keberjangkitan penyakit, dan kemiskinan, tak kunjung juga dapat dihapus oleh gerakan sosial Muhammadiyah dan lembaga masyarakat sipil lainnya? Pada titik ini, menurut saya, kita mulai harus introspeksi. Sebab bukan karena Muhammadiyah menjauh dari konsep utama Gerakan Al-Maun yang dirintis KH Ahmad Dahlan. Yang terjadi adalah, konteks sosiopolitik dan geohistoris masyarakat Indonesia yang sudah berubah dan berkembang. Namun kita kurang tanggap mengadaptasi strategi
10

gerakan yang sesuai dengan konteks terbaru ini, ungkapnya. Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa konteks politik-geohistoris yang berubah memerlukan adaptasi, reorientasi dan reformasi gerakan sosial dari Muhammadiyah agar lebih sesuai dengan konteks yang berubah ini. Selama ini menurutnya, amal usaha Muhammadiyah mungkin lebih banyak pada aspek kuratif atau pengurangan dan penyembuhan simptom masalah, namun belum pada aspek preventif atau pencegahan masalah melalui penghapusan akar masalah. Selama akar masalah belum diatasi, maka masalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi umat akan terus terjadi. Tanpa mengatasi akar masalah, Muhammadiyah hanya berhasil mengatasi simptom-simptom yang muncul di ketiga bidang tadi Dorongan perlunya pembaruan gerakan filantropi Muhammadiyah ini, juga disampaikan oleh Prof DR H Ahmad Syafii Maarif, menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, peran-peran filantropi Muhammadiyah yang telah berjalan, perlu dikontekstualisasikan dengan peta sosial umat belakangan ini. Oleh karenanya, Muhammadiyah perlu melakukan pembaruan dan merumuskan kebijakan filantropi dalam upaya menyejahterakan rakyat. rumusan kebijakan baru terkait gerakan filantropi Muhammadiyah ke depan harus memiliki dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas terutama dalam memperkuat ekonomi umat, kata Buya. Sementara itu, bagi Hilman Latief, untuk memaksimalkan peran filantropi, dibutuhkan reformulasi ulang konsep kesejahteraan. Konsep kesejahteraan tersebut mencakup seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan, selain itu, secara kelembagaan, Muhammadiyah perlu mewujudkan lembaga khusus yang fokus mengkaji perkembangan aktual kondisi masyarakat. Saya harap ada sinergi

antarlembaga-lembaga sosial, ekonomi dan pendidikan Muhammadiyah, tambahnya. Sinergisitas antar lembaga Muhammadiyah ini, sesungguhnya menjadi harapan lama bagi aktivis Muhammadiyah yang sudah berkecimpung di lembaga filantropi Muhammadiyah. Sebagaimana ungkapan Arif Nur Kholis, Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, menurutnya manajerial dalam suatu lembaga amal usaha sosial sekarang ini mutlak diperlukan. Sementara selama ini sangat kurang dirasakan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Sekarang ini justru jurang pemisah antara Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dengan mereka para kader yang ada di bawah. Sehingga semuanya berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi yang baik. Dan ini berdampak pada keberlangsungan AUM. Maka wajar jika masyarakat lebih memilih dan percaya terhadap lembaga amal usaha baru dari pada amal usaha Muhammadiyah, katanya. Sebab selama ini, menurut Arif, apa yang dilakukan Muhammadiyah jauh lebih baik dibandingkan dengan gerakan filantropi lainnya. Kegiatan filantropi lainnya baru hanya sebatas santunan atau bantuan saja. Berbeda dengan yang dimiliki Muhammadiyah. Yang dikerjakan di lapangan justru lebih kepada dukungan, pemenuhan dan perlindungan. Sehingga lebih memerlukan waktu lebih lama dibanding dengan amal usaha lain. Seperti pendampingan warga syiah yang mengungsi di Sidoarjo, pendampingan warga Sika Maumere NTT akibat bencana gunung meletus yang sampai hari ini masih ada di lapangan, ungkapnya. Jadi sekarang ini, sebagaimana yang disebutkan Hilman Latief, tinggal peran-peran filantropi yang sudah dikerjakan saat ini, didukung dengan saling kordinasi dan dan sinergi atas lembaga amal usaha Muhammadiyah, tutur Arif. (Tul: d/ Bahan: Gjr)

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

SAJIAN UTAMA MAKSIMALKAN FUNGSI ORGANISASI


Budi Setiawan, (Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah) Jumlah AUM sekarang ini sudah sangat banyak, maka perlu dan harus dilembagakan. Tujuanya pun jelas. Yaitu untuk memajukan amal usaha. Dan kemajuan itu memang membutuhkan biaya. Namun profit oriented harus tetap dihindari. Artinya merubah amal usaha Muhammadiyah menjadi sebuah lembaga yang lebih mandiri dan memiliki pelayan yang baik itu penting. Tapi jangan lupakan spirit gerakan sosial yang sudah menjadi ciri khas Muhammadiyah. Memang, jika dibandingkan dengan amal usaha lain, bisa dikatakan kadang kita agak kalah lincah. Mereka ini memiliki sistem yang jelas dan terintegrasi dengan baik. Sehingga lembaganya bisa bekerja secara profesional. Mereka ini juga terbantu dengan adanya publikasi yang terus-menerus terekspose di berbagai media. Walau begitu amal usaha Muhammadiyah memiliki potensi besar apalagi jika mampu memaksimalkan fungsi organisasi dengan baik. Jadi konkret saja, ke depan kita harus perbaiki sistem amal usaha Muhammadiyah untuk lebih menghidupkan fungsi organisasi. Sehingga AUM yang sudah mapan (aman) juga berani mengganti Pimpinanya jika masa jabatanya sudah habis. Dan AUM yang masih kecil juga tidak kebingungan mencari dukungan dan dorongan kepada AUM yang sudah mapan. Namun sekarang ini, kegiatan yang sifatnya santunan lebih sedikit karena prioritas kami lebih kepada membangun perekonomian masyarakat. Seperti mengadakan pendampingan (pelatihan dan pendidikan) kepada para petani, peternak, dan nelayan kecil untuk meningkatkan penghasilan.

MASIH DI JALUR AL MAUN


Sularno, Ketua Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah Menurut saya, apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah masih manusiawi. Seperti yang saya lihat amal usaha di berbagai tempat. Secara umum Amal Usaha Muhammadiyah ini masih pro terhadap masyarakat miskin. Bahkan AUM ini juga berusaha memberi perhatian yang lebih yang tidak sebatas membantu dan memberi santunan. Namun juga memberi dukungan dan pendampingan untuk membekali masyarakat kelas bawah supaya mampu mandiri dan mendapat hidup yang layak. Memang dulunya AUM melayani masyarakat tanpa meminta imbalan dari masyarakat. Semuanya digratiskan. Sekolah gratis, pelayanan kesehatan gratis dll. Tapi untuk sekarang ini Muhammadiyah lebih menitik beratkan kepada pemberdayaan masyarakat dan pemajuannya. Bukan lagi santunan yang diberikan, namun orientasinya lebih kepada pemberdayaan masyarakat. Yang bertujuan membekali masyarakat agar mampu hidup mandiri dan tidak lagi tergantung pada bantuan. Juga menjadikan masyarakat sebagai individu yang mulia karena pada akhirnya mereka tidak lagi disantuni justru merekalah yang menyantuni orang lain.

AUM MUHAMMADIYAH ITU SANGAT BANYAK


Said Tuhuleley, Ketua MPM PP Muhammadiyah Sedikit atau banyak unsur kapitalis dalam suatu lembaga amal usaha sosial khususnya milik Muhammadiyah itu memang benar adanya. Bahkan problem ini juga melanda pada lembagalembaga pemerintah seperti sekolah dan rumah sakit. Bukan berarti Muhammadiyah sudah jauh menyimpang dari tujuan awal didirikannya Persyarikatan ini. Namun secara umum, adanya praktik kapitalisasi juga untuk menopang dan menumbuhkembangkan suatu lembaga amal usaha itu sendiri. Namun, jika kita mau mengamati dan meneliti dengan cermat. Sekolah dan rumah sakit mahal ini hanya terjadi di kota. Bahkan di kota pun hanya sebagian kecil dari keseluruhan AUM yang ada. Artinya, jika ada individu atau sekelompok masyarakat yang mengkritik tingginya harga pelayanan sosial yang diberikan oleh Muhammadiyah, saya rasa mereka belum mengenal dan tahu persis Muhammadiyah dengan segudang kegiatannya. Karena kami MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) juga masih melihat dan mendampingi banyak AUM yang berdiri demi pemenuhan kebutuhan mustazdafin. Terutama di desadesa yang kebanyakan luput dari perhatian pemerintah. Dan sampai sekarang kegiatan pemberian santunan kepada mereka yang membutuhkan terus berjalan di banyak tempat.

TIDAK SEKEDAR MENYANTUNI


Abunda Farouk, Ketua PWM DIY Kebijakan Muhammadiyah yang lebih mengutamakan pemberdayaan umat ini memang hakikatnya baik. Karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan cenderung mendorong masyarakat untuk kreatif. Sehingga pada suatu saat nanti masyarakat mampu mandiri dan berdikari. Seperti pemberdayaan di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan yang sudah dijalankan oleh MPM (Majlis Pemberdayaan Masyarakat) PP Muhammadiyah. Upaya ini akan terus ditempuh Muhammadiyah demi terwujudnya pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat. Kalau dulu amal usaha Muhammadiyah terkesan begitu-begitu saja tanpa ada peningkatan pelayanan. Artinya program kerja Muhammadiyah dijalankan seadanya tanpa ada kelanjutan yang jelas. Hanya menyantuni dan menyantuni. Tetapi sekarang ini lebih jauh dari itu karena lebih edukatif. Sehingga masyarakat yang dibina oleh Muhammadiyah kedepannya akan memiliki rasa tanggung jawab, sekaligus juga menumbuhkan rasa memiliki Persyarikan ini pada masyarakat secara luas. (GJ)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

11

BINGKAI

MENEGAKKAN HIDUP ISLAMI DI AMAL USAHA


DR H Haedar Nashir, MSi
erkembangan amal usaha Muhammadiyah makin pesat, baik kuantitatif maupun kualitatif dengan beragam masalah dan dinamika. Mereka yang bekerja atau berkiprah di amal usaha juga kian banyak jumlahnya dengan latarbelakang sosial, profesi, dan kepentingannya. Tidak sedikit mereka yang berada di amal usaha Muhammadiyah malah menganut paham agama dan kelompok aktivitas keagamaan maupun organisasi di luar Muhammadiyah. Perilaku atau sikap dan tindakan mereka pun bermacam-ragam dari yang sepaham maupun tidak sejalan dengan prinsip dan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Malah kadang sebagian orang yang berada di amal usaha Muhammadiyah secara terbuka menunjukkan sikap dan tindakan yang tidak sejalan dengan ideologi Muhammadiyah dan bertentangan dengan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). Hal itu terjadi karena tidak memperoleh pembinaan ideologis dan akhlaq Islami yang konsisten, juga tidak mendapatkan tindakan disiplin dari pimpinan sebagaimana mestinya sehingga makin leluasa menunjukkan perilaku yang anomali (menyimpang). Di sinilah pentingnya menegakkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah secara konsisten dan tersistem, sehingga memiliki daya ikat yang kuat dan berwibawa. Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah secara resmi telah memiliki prinsip, nilai, dan norma hidup Islami sebagaimana tertuang dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik). Kehidupan dalam Mengelola Amal Usah berpatokan pada beberapa hal penting yaitu: (a) Semua bentuk kegiatan amal
12
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

usaha Muhammadiyah harus mengarah pada terlaksananya maksud dan tujuan persyarikatan, dan seluruh pimpinan serta pengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakan misi utama Muhammadiyah itu dengan sebaik-baiknya sebagai misi dakwah; (b) Setiap pimpinan dan pengelola amal usaha di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya; (c) Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang memiliki keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut; (d) Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya; (e) Seluruh pimpinan, karyawan, ataupun pengelola amal usaha Muhammadiyah berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani sesama, menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah. Adapun norma-norma yang harus dijadikan patokan berperilaku dalam mengelola Amal Usaha menurut Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah sebagai berikut: Pertama, Amal Usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan media dakwah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karenanya semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah kepada terlaksananya maksud dan tujuan Persyarikatan dan seluruh pimpinan serta pengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakan misi utama Muhammadiyah itu dengan sebaikbaiknya sebagai misi dawah (Q.s. Ali Imran [3]: 104, 110). Kedua, Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan persyarikatan bertindak sebagai Badan Hukum/ Yayasan dari seluruh amal usaha itu. Sehingga semua bentuk kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi dengan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat yang

BINGKAI
harus ditunaikan dan dipertang-gungjawabkan dengan sebaikbaiknya (Q.s. An-Nisa [4]: 57). Ketiga, Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha dalam mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat (Q.s. AlAnfa [8] : 27). Keempat, Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas-tugas dan kepentingan-kepentingan Persyarikatan. Kelima, Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas dirinya dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah tersebut, maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Persyarikatan dengan melaksanakan fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang sebaikbaiknya dan sejujur-jujurnya. Keenam, Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa dapat berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiq alkhairat) guna memenuhi tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman. Ketujuh, Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran (sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan tanggungjawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan hendaknya membuat tata aturan yang jelas dan tegas mengenai gaji tersebut dengan dasar kemampuan dan keadilan. Kedelapan , Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan kepada pimpinan Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit serta mendapatkan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kesembilan, Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana kehidupan Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadikan amal usaha yang dipimpinnya sebagai salah satu alat dawah maka tentu saja usaha ini menjadi sangat perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat. Kesepuluh, Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya. Sebagai warga Muhammadiyah diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama. Sebagai karyawan dari amal usaha Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan bahkan berhak memperoleh kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa terjebak pada rasa ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban, dan bersikap berlebihan. Kesebelas, Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani sesama, menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah. Keduabelas, Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah hendaknya memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan sosial yang harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan tegaknya sistem dalam penyelenggaraan amal usaha masingmasing. Ketigabelas, Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain melakukan aktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga dibiasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Allah dan memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus serta kajian Al-Quran dan As-Sunnah, dan bentuk-bentuk ibadah dan muamalah lainnya yang tertanam kuat dan menyatu dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah. Prinsip, nilai, dan norma berperilaku yang terkandung dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Kehidupan di Amal Usaha tersebut sangatlah konkret dan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Bukan sesuatu yang sulit dan abstrak. Termasuk dalam menangani kasus-kasus atau masalah-masalah yang timbul di setiap amal usaha. Kini tinggal bagaimana para Pimpinan Persyarikatan, Badan Pembina Harian, dan Pimpinan Amal Usaha masing-masing secara konsisten menegakkan atau mewujudkannya di lapangan secara adil, objektif, tegas, dan tanpa diskriminasi di lapangan. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah bukan sekadar diceramahkan dalam pengajian, kultum, dan pernyataanpernyataan verbal yang tampak hebat di atas kertas tetapi minus penerapan dan tindakan yang tegas dan melembaga. Insya Allah jika Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ditegakkan dengan baik dan konsisten maka Amal Usaha Muhammadiyah akan benar-benar menjadi ladang persemaian dan fungsi yang strategis dalam mengemban misi dakwah dan tajdid Muhammadiyah untuk terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

13

TANYA JAWAB AGAMA

ASAL MUASAL HUKUM WAJIB, SUNNAT DAN LAINNYA


Pertanyaan: Assalamu alaikum wr. wb. Mengenai as-Sunnah banyak orang berpendapat bahwa itu adalah sunat Rasul (hukumnya sunnat). Pemahaman saya, as-Sunnah adalah pedoman/petunjuk/ manhaj/jalan yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw. Pemahaman saya, asSunnah sendiri hukumnya fardhu, dan bisa jadi hukumnya sunat, hal tersebut tergantung penekanan Haditsnya. Misalnya Hadits, Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat. Hadits dimaksud merupakan fardhu untuk diikuti. Yang ingin saya tanyakan, sebenarnya hukum syara (fardhu, sunat, dll) itu bagaimana asal muasalnya bisa terbentuk. Lalu bagaimanakah di zaman Nabi sendiri, sehingga kita mengetahui kapan Hadits itu menjadi fardhu dan kapan menjadi sunnat, mengingat ada Hadits Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka bukan golonganku. Terima kasih atas jawaban Majelis Tarjih, mudah-mudahan ada manfaatnya buat saya pribadi, umumnya buat umat Islam Indonesia. Wassalamu alaikum wr. wb. Hery Sopari, Desa Cikole, Kec. Cimalaka Sumedang 45353 Jawa Barat. Instansi: Kantor Kementerian Kehutanan (Balai Taman Nasional Wakatobi) (disidangkan pada hari Jumat, 22 Jumadilakhir 1434 H / 3 Mei 2013 M) Jawaban: Waalaikumussalam wr. wb. Terima kasih atas pertanyaan saudara. Pertanyaan saudara bisa kami simpulkan terkait dengan pembahasan mengenai metode penemuan dan penyimpulan hukum (thuruq istinbath al-ahkam) dalam Islam yang notabene dilakukan oleh para ahli hukum Islam. Bidang keilmuan yang terkait dengan bahasan ini adalah ushul fiqih. Sebagaimana kita ketahui bahwa AlQuran dan Hadits adalah sumber ajaran dan hukum Islam yang berisikan teks atau nash tertulis dari firmanAllah dan sabda NabiNya sebagai petunjuk manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai sebuah kitab pentunjuk dan bimbingan agama secara umum dari Allah, maka otentisitas teksnya tidak diragukan lagi. Namun ketentuan hukum di dalamnya tidak bersifat rinci. Oleh karena itu, ketentuan-ketentuan dalam Al-Quran merupakan kaidah-kaidah umum. Hanya beberapa yang diperinci, seperti kewarisan dan perkawinan. Sedang Hadits sebagai penjelasan Al-Quran oleh Nabi saw, periwayatan teks-teksnya tidak semuanya autentik (shahih). Sehingga hanya Hadits-Hadits yang shahih dan hasan saja yang dapat menjadi sumber hukum. Teks Al-Quran dan Hadits berisikan pernyataan-pernyataan hukum yang perlu dipahami dan disimpulkan sehingga muncul aturan-aturan yang konkret sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kata-kata dalam pernyataan tersebut sangat penting. Dalam ilmu ushul fiqih, para ahli hukum Islam membahas tema ini dalam bahasan ragam metode penyimpulan (thuruq istidlal), salah satunya adalah metode penyimpulan hukum dari kata-kata/lafal-lafal (thuruq istidlal min alfazh). Teks Al-Quran dan Hadits banyak disimbolkan dengan kata kerja yang mewakili tingkah laku manusia dalam bahasa Arab, sebagai bahasa yang digunakan. Terkait dengan masalah ini, dalam bahasan ushul fiqih, lafal terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu: (a) Musytarak (homonim), yaitu kata yang mempunyai dua makna atau lebih dengan kegunaannya yang banyak. Contohnya kata mata (al-ain) yang bisa dimaksudkan pada beberapa makna. Ada mata manusia, mata-mata (jasus), mata air (al-ma). Semuanya bisa digunakan tergantung indikasi (qarinah) lafal tersebut; (b) Lafal am (umum), yaitu lafal yang mengarah pada satu makna yang dapat terealisir pada beberapa kesatuan yang banyak dan tidak bisa dihitung atau dibatasi dalam sebuah lafal, sekalipun pada kenyataannya terbatas. Biasanya kata-kata yang sifatnya umum. Contohnya adalah manusia (al-insan) yang mencakup seluruh anak cucu Adam; (c) Lafal khas (khusus), yaitu lafal yang artinya dapat terealisir pada satu kesatuan atau beberapa kesatuan yang dapat dihitung atau terbatas. Seperti kata Mukhlis, wanita, dan lelaki. Nabi saw. bersabda;

[daiy ash-shalah ayyama aqraiki], artinya tinggalkan shalat pada harihari haidmu (HR. Ahmad). Kata haid dalam hal ini menunjukan suatu kekhususan. Lafal khas terbagi menjadi dua: (c.1) muthlaq, yaitu lafal yang mengarah pada satu kesatuan atau beberapa kesatuan tanpa ada batasan khusus. Sebagai misal adalah sabda Nabi saw tentang perintah sedekah fitrah,

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 14
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

TANYA JAWAB AGAMA


(sunnah/anjuran). Misal pengertian yang membolehkan dalam sebuah Hadits, artinya laksanakanlah untuk setiap hamba yang bebas dan (juga para) budak (HR. adDaruqutni). Perintah untuk hamba yang bebas-merdeka dan budak di sini tanpa ada batasan maksud yang lain; (c.2) muqayyad, kebalikan dari muthlaq, yaitu lafal yang mengarah pada satu kesatuan atau beberapa kesatuan dengan batasan khusus. Contohnya dalam riwayat sedekah fitrah di atas terdapat tambahan kata, [ muslimin] (HR. at-Tirmidzi), menunjukkan adanya batasan khusus. Lafal khas dapat berbentuk perintah atau bentuk informasi yang terkandung dalam pengertian perintah, maka lafal itu memberi arti mengharuskan (al-ijab/pewajiban). Oleh sebab itu, pernyataan hukum dalam Al-Quran dan Hadits dapat disimpulkan sebagai sebuah kewajiban, jika dalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat bentuk perintah yang memerintahkan secara pasti atau terdapat indikasi (qarinah) ke arah sebuah kepastian. Misalkan dalam Hadits, yang ada, dapat mengarah pada kemakruhan. Contoh dari pengertian yang haram adalah sebuah Hadits,

[idza arsalta kalbaka al-muallima faqatala fakul, wa idza akala fala takul, fainnama amsakahu ala nafsihi], yang artinya jika kamu mengirim anjing (buruanmu) yang terlatih lalu (hewan buruannya) terbunuh, maka makanlah. Jika (hewan buruan tersebut kau temukan telah) dimakan oleh anjingmu, jangan kamu makan, karena itu bagiannya. (HR. alBukhari). Contoh dari pengertian yang sunnah (an-nadbu) adalah Hadits,

[la tajmau al-marah baina ammatiha au khalatiha], artinya jangan kau campuri (nikahi) seorang gadis sekaligus bibinya (Muttafaq alaihi). Contoh dari pengertian yang makruh adalah sebuah Hadits,

[istanzihu min al-bauli fainna ammata adzab al-qabri minhu], artinya, sucikanlah diri kalian dari air kencing, karena pada umumnya azab kubur dari hal tersebut (HR. ad-Daruqutni). Kata istanzihu, dalam tata bahasa arab diklasifikasikan sebagai bentuk fiil amr (kata kerja imperatif/perintah). Bentuk imperatif (perintah) dapat dipalingkan dari arti mewajibkan kepada makna lain karena ada indikasi yang mengarah kepada pengertian lain, seperti makna membolehkan (al-ibahah) dan an-nadbu

[asbighi al-wudhu wakhallil baina alashabi], artinya ratakanlah (air) wudlu dan selailah jari-jari (tangan dan kakimu) (HR. Ahmad). Oleh karena itu, dalam memahami teks-teks perintah (amr) akan sangat tergantung pada indikasi-indikasi (qarain) yang ada, di mana kadang menunjukkan pada kewajiban, kebolehan (mubah), sunnah (an-nadbu), petunjuk (irsyad), dan doa. Dalam masalah inilah, para ulama ahli hukum Islam banyak berbeda pendapat ketika menyimpulkan suatu hukum dengan simbol/istilah tertentu seperti sunnah muakkad, yang dalam mazhab Hanafi artinya adalah wajib. Tapi jika kembali kepada kaidah ushul dalam hal ini, pada dasarnya perintah itu menunjukkan kewajiban (al-ashlu fi al-amri lil-wujub). Lafal khas dapat pula berbentuk larangan (an-nahyu) atau berbentuk informasi dalam pengertian larangan. Oleh karenanya, lafal ini menurut para ahli hukum Islam, dapat menunjuk pada pengertian haram dan karahah (makruh). Meski pada dasarnya, larangan itu mengarah pada pengharaman (an-nahyu yaqtadhi attahrim), tapi terkadang dengan indikasi

[idza syaraba ahadukum fala yatanaffas fil-inai tsalatsan], artinya apabila engkau minum, jangan bernafas di dalam gelas tiga kali (bernafaslah di luar gelas) (HR. al-Bukhari). Kesimpulan dari kami, diperlukan metode-metode tertentu dalam memahami AlQuran dan Hadits kemudian mengamalkannya sesuai dengan maksud-maksud teks atau nash tersebut. Kadang di antara kita muncul pemahaman yang tidak tepat, yaitu dengan menggeneralisir bahwa semua yang datang dan berasal dari Rasul adalah wajib melaksanakannya dengan mendasarkan pada firman Allah surat AlHasyr [59] ayat 7:

[Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah]. Juga berdasar sebuah sabda Nabi saw;

[faman raghiba an sunnati falaisa minni], artinya siapa yang membenci/tidak mengikuti Sunnahku, maka tidak termasuk golonganku (HR. al-Bukhari). Mengikuti sunnah adalah wajib, tapi harus sesuai dengan bentuk dan maksud dari Sunnah tersebut. Wallahu alam bish-shawwab.

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

15

TAFSIR AT-TANWIR

Peringatan Tentang Nikmat Allah


SURAT AL-BAQARAH AYAT 49 - 53
saan, untuk Fir'aun diterjemahkan dengan rezim. Fir'aun adalah gelar raja-raja Mesir (Seperti gelar Kaisar untuk raja Rumawi, Kisra untuk raja Persia, Lodwijk untuk raja Prancis, Elizabeth untuk ratu Inggris, Juliana untuk ratu Belanda, Hamengkubuwono untuk raja Yogya, dsb.). setelah era Nabi Yusuf. (Menurut Shihab (al-Mishbah, 1:185) mengutip al-Munjid, Nabi Yakub pindah ke Mesir pada zaman dinasti Heksos yang memerintah antara 1650 1560 SM. Mereka diterima dengan baik, bahkan Nabi Yusuf diangkat menjadi Kepala Badan Logistik, dan agama mereka (Islam) tidak dilarang, sehingga mereka hidup tenang selama 400 tahun. Dinasti itu kemudian dikalahkan Ramses yang mengangkat diri sebagai tuhan dan memakai gelar Firaun. Penindasan terhadap Bani Israil terjadi pada zaman Ramses II yang naik tahta pada 1311 SM). Peristiwa hebat yang perlu dikenang dan dijadikan pelajaran oleh Bani Israil umat Nabi Musa, dan oleh siapa pun sampai hari kemudian, dan perlu disyukuri, adalah penyelamatan mereka dari kekejaman Fir'aun dengan berhasil menyeberangi Laut Merah di bawah pimpinan Nabi Musa, sedangkan Fir'aun dan seluruh balatentaranya tenggelam. Penyelamatan itu diungkapkan dengan kata najj ( ( ), dari kata naj ) yang diberi tasydd, diperhadapkan ) me) yang (Kairo: Mushthaf al-Babi al-Halabi, t.th.), hlm. 177). Hal itu berarti bahwa penyembelihan anak laki-laki Bani Israil itu dilakukan secara sistematis. Menghadapinya Allah menyelamatkan Bani Israil secara sistematis pula, yaitu orang per orang. Penyembelihan secara sistematis itu dengan demikian telah memakan banyak korban, dan penyelamatan itu dengan demikian juga terjadi secara spektakuler sehingga populasi Bani Israil waktu diselamatkan ketika menyeberang Laut Merah itu juga relatif besar.

Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kalian dari rezim Firaun; mereka menimpakan kepada kalian siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anak laki-laki kalian dan membiarkan hidup anak-anak perempuan kalian, dan pada yang demikian itu terdapat cobaancobaan yang besar dari Tuhan kalian. Dan(ingatlah) ketika Kami selamatkan kalian dari rezim Firaun Kata penghubung waw ( ) pada awal ayat 49 surah Al-Baqarah ini dipandang terkait dengan kata udzkur ( turnya seperti udzkur idz ( ) yang ) meterdapat pada ayat 47. Kalimat yang strukngandung makna bahwa peristiwa yang terjadi luar biasa hebat, karena itu perlu diperhatikan dan dijadikan pelajaran (iktibar). (Al-Zarkasyi, al-Burhn fi Ulm l-Qur`n (Kairo: Isa al-Babi al-Halabi, t.th.), hlm. 208). Peristiwa yang dimaksud adalah Kami selamatkan kalian dari rezim Fir'aun. Allah menyatakan diri-Nya Kami dalam ayat itu untuk menunjukkan adanya keterlibatan pihak lain, dalam hal itu adalah Nabi Musa yang telah berjuang dengan hebatnya ( ) adalah pengikut-pengikut atau pendukung-pendukung setia suatu kekua-

Mereka menimpakan kepada kalian siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak laki-laki kalian dan membiarkan hidup orang perempuan kalian. Kata sama-yasum ( maknanya adalah kallafa ( ) / mem-

bebani), (Al-Munjid (Beirut: Dr al-Masyriq, 1986). atau dwama ( /menimpakan). (Ibn Katsr, Mukhtashar, hlm. 63). Yang ditimpakan kepada Bani Israil itu ), adalah sual-adzab ( kekejaman luar biasa. Bentuk kekejaman itu dijelaskan potongan ayat berikutnya, penyembelihan anak laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan. Ungkapan penyembelihan berarti bahwa kekejaman itu luar biasa, biadab dan di luar perikemanusiaan. Dan ungkapan membiarkan hidup orang perempuan ) (yastahyuna nisaakum/ mengandung arti bahwa anak-anak pe-

dengan kata yuzabbihn ( nyembelih, dari kata dzabaha (

juga diberi tasydd. Patron kata yang diberi tasydd dalam bahasa Arab mengandung makna sering terjadi. (Lihat Al-Ashfahn, al-Mufradt

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. Salman Harun.

16

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

TAFSIR AT-TANWIR
rempuan itu dibiarkan hidup sampai dewasa lalu ketika dewasa mereka diperlakukan tidak menyenangkan atau pelecehan. Informasi Al-Quran itu menyiratkan kepada kita bahwa rezim Fir'aun adalah penguasa pertama yang melakukan kejahatan kemanusiaan yang sekarang populer disebut pembersihan etnis dan pelecehan seksual itu. Allah telah menumpas kejahatan itu. Al-Quran mengisyaratkan bahwa setelah itu kejahatan tersebut tidak boleh terulang kembali. Siapa yang mengulanginya akan berhadapan dengan kekuatan umat manusia yang tumbuh secara alami untuk menentang kesewenang-wenangan itu, dan kekuatan itu dibantu oleh Allah. Oleh karena itulah sangat disayangkan berbagai penjajahan bangsa-bangsa Barat terhadap bangsa-bangsa Timur pada masa lampau (atau kapan pun), yang merupakan noda hitam dalam sejarah umat manusia dan kemanusiaan. Juga kejahatan kemanusiaan setelah itu, seperti kamp konsentrasi yang dibangun Hitler, peristiwa Bosnia, dan apa yang dialami rakyat Palestina sampai sekarang. (Dalam Islam perbedaan gender, etnis, dan bangsa bukan untuk melecehkan atau meniadakan, tetapi untuk saling menghormati dan kerjasama. Bayangkanlah oleh Anda manfaat apa yang akan diperoleh bila saling hormat dan kerjasama antar manusia atau bangsa itu terjadi dan terus dipupuk. Lihat Q.s. Al-Hujurat [49]: 13). Bukti pertolongan Allah adalah kemerdekaan yang sudah dinikmati hampir seluruh bangsa di dunia dan hancurnya para tirani. (Bangsa kita juga tidak luput dari pengalaman pahit di bawah penguasa yang tirani itu). Namun perjuangan rakyat Palestina belum berhasil. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan yang besar dari Tuhan kalian. Bala ( ) mengandung dua makna yang berlawanan: bencana (mihnah) atau nikmat (minhah). (Al-Ashfahn, alMufradt, hlm. 61). Dengan demikian, kata fi dzalikum ( ) pada yang demikian itu) dalam ayat 49 dapat menunjuk pembersihan etnis dan pelecehan seksual yang dialami oleh Bani Israil itu, yaitu merupakan bencana luar biasa yang dialami mereka dan merupakan ujian dari Allah untuk menggembleng ketahanan iman dan kesabaran mereka dalam menghadapi Fir'aun. Di samping itu, kata fi dzalikum sud dalam ayat ini adalah Laut Merah. (Menurut Shihab (Tafsir al-Mishbah, 1. Hal 87) jalan yang ditempuh Nabi Musa memimpin Bani Israil menuju Palestina bukan melalui jalan yang biasa yang dilalui kafilah, yaitu menyusuri pantai Laut Tengah menuju Sinai yang jaraknya sekitar 250 mil, tetapi mengambil jalan berbelok ke tenggara, menyusuri Laut Merah. Itulah, di samping kemungkinan Fir'aun menyesal telah memberi izin para pekerja andalan mereka keluar dari Mesir, di antara yang membuat Fir'aun curiga bahwa Bani Israil akan melakukan kudeta, lalu mengejar mereka). Allah mengingatkan nikmatNya kepada Bani Israil yaitu dibelahnya Laut Merah itu oleh-Nya sehingga airnya terpisah dan daratannya bisa dilalui oleh Bani Israil yang dikejar Fir'aun. Dalam Q.s. Al-Syuara [26]: 63 dijelaskan bahwa pembelahan laut itu dilakukan melalui mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa as, yaitu dengan memukulkan tongkatnya ke laut tersebut. (Sebelumnya, dalam ayat 45, diterangkan bahwa tongkat itu dijadikan Allah ular dan memakan ular-ular sihir para pesihir Fir'aun. Bila kedua peristiwa itu mukjizat berarti hal itu tidak bisa dirasionalkan, dan peristiwa seperti itu tidak akan mungkin terulang kembali).

) pada yang demikian itu) dapat ( pula menunjuk penyelamatan, yang berarti bahwa selamatnya mereka dari pembersihan etnis yang dilakukan Fir'aun merupakan nikmat yang perlu disyukuri dengan meningkatkan keimanan dan kepatuhan kepada pimpinan Nabi Musa as. Pengalaman Bani Israil pada zaman Nabi Musa itu hendaknya jadi pelajaran bagi anak cucu mereka yaitu Bani Israil yang hidup pada zaman Nabi saw. Mereka seharusnya bersyukuratas masih eksisnya mereka, dengan beriman kepada NabiMuhammad sawsebagai penerus Rasul-Rasul sebelumnya. Bila mereka tidak mensyukurinya maka sejarah akan berulang kembali. Ayat 50

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untuk kalian, lalu Kami selamatkan kalian dan Kami tenggelamkan rezim Firaun sedang kalian sendiri menyaksikan.

Lalu Kami selamatkan kalian dan Kami tenggelamkan rezim Firaun, sedang kalian sendiri menyaksikan Bani Israil pun menyeberangi laut itu. Kata anj ( ) atau anjaynkum ( ) dalam ayat itu memberitakan suksesnya penyelamatan itu secara keseluruhan dengan selamatnya mereka semua sampai ke seberang, berbeda dengan kata najj ( ( ) atau najjaynakum ) pada ayat 49 di atas yang

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untuk kalian Laut (al-bahru/ ) yang dimak-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. Salman Harun.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

17

TAFSIR AT-TANWIR
memberitakan proses penyelamatan seorang demi seorang. Mereka terus dikejar oleh Fir'aun. Namun begitu Bani Israil sampai di seberang, laut itu bertaut kembali. Dalam Q.s. Bani Israil [17]: 103 diterangkan bahwa yang ditenggelamkan adalah Fir'aun dan seluruh pengikutnya, yaitu seluruh kroni (mala/ / ) dan balatentara rezimnya, sehingga peradabannya berarti ikut hancur. Dalam Q.s. Yunus [10]: 92 diinformasikan bahwa jasad Fir'aun setelah tenggelam diselamatkan untuk menjadi pelajaran bagi generasi-generasi selanjutnya tentang adanya mahatirani yang sampai mengangkat dirinya menjadi Tuhan, lalu dihancurkan secara tragis oleh Allah. Ketragisan itu dilukiskan pula oleh pernyataan akhir ayat sedangkan kalian (Bani Israil) menyaksikannya (wa antum tan), yang menunjukkan bagaimana hebatnya peristiwa itu. Peristiwa itu mengandung pelajaran bahwa tirani tidak dibenarkan, siapa yang melakukannya akan berhadapan dengan kekuatan rakyat yang dibantu Tuhan. Dan bahwa setelah dilepaskan dari bencana manusia hendaknya semakin kokoh iman mereka dan semakin bersikap bijak dalam hidup ini. Demikianlah nikmat Allah kepada nenek moyang Bani Israil pada zaman Nabi, yaitu penghancuran Fir'aun dan keselamatan mereka dari keangkaramurkaannya. Artinya, tirani itu pasti hancur dan rakyat tertindas pasti menang. Penguasa dengan demikian tidak boleh menjadi diktator, sewenang-wenang, memberangus hak-hak asasi manusia, dsb. Keturunan Bani Israil pada zaman Nabi itu, dan siapa saja setelah itu, seharusnya mengingat peristiwa eksodus itu dan bersyukur, dengan beriman kepada nabi yang melanjutkan agama yang mereka anut, yaitu Nabi Muhammad saw., dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa tersebut. Ayat 51-52 zhurn ( puluh malam. (Dalam Q.s. Al-Araf [7]: 142 disebutkan bahwa munajat itu selama tiga puluh malam kemudian lebih disempurnakan oleh Allah dengan menambahnya sepuluh malam lagi). Disebutkannya malam sebagai waktu munajat mengandung arti bahwa malam merupakan waktu yang sangat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Shalat Tahajud sangat dianjurkan dan waktunya malam hari. Dan waktu menjelang fajar juga disebutkan dalam AlQuran sebagai waktu terbaik untuk shalat. Lihat Q.s. Al-Isra [17]: 78-79). Dan disebutkannya angka 40 sebagai lama munajat yang sempurna menunjukkan adanya kekhasan makna dan pesan yang dimiliki bilangan itu. (Tiga ayat lain yang menyebut bilangan 40 adalah: Q.s. AlMaidah [5]: 26, Q.s. Al-Araf [7]: 142, Q.s. Al-Ahqaf [46]:15). Selesai munajat Nabi Musa naik ke atas Bukit Sinai untuk memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Allah. (Baca Q.s. Al-Araf [7]: 142). Di atas Bukit Sinai itulah Nabi Musa dapat berdialog dengan Allah, sehingga ia bahkan meminta lebih yaitu dapat melihat-Nya dengan mata kepalanya,(Baca Q.s. Al-Araf [7]: 143). dan menerima kitab Taurat. (Baca Q.s. Al-Araf [7]: 145).

Dan (ingatlah), ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam, lalu kalian sembah anak lembu sepeninggalnya sedangkan kalian adalah orang-orang yang dlalim. Kemudian Kami maafkan kalian setelah itu, agar kalian bersyukur.

Dan (ingatlah), ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Musa adalah putra Imran yang lahir di Mesir pada masa penguasa Mesir menerapkan penyembelihan putra-putra Bani Israil. Dia selamat dari penyembelihan itu dengan cara dihanyutkan oleh ibunya dalam sebuah peti ke sungai Nil dan kemudian dipungut sendiri oleh isteri Fir'aun dan diangkatnya menjadi anak. (Baca Q.s. AlQashash [28]: 7-9). Ia kemudian diangkat menjadi Rasul untuk Bani Israil dan bertugas membawa mereka eksodus dari Mesir. (Baca Q.s. Al-Araf [7]: 103-105). Bentukkatawaada ( ) menjanjikan, patronnya faala ) mengandung makna saling antara dua pihak. Berarti bahwa Allah telah menjanjikan bahwa Ia telah memberi kesempatan kepada Nabi Musa untuk bisa berdialog dengan-Nya dan memperoleh kitab Taurat, (Baca Q.s. Al-Araf [7]:142-145. Lihat Ibn Katsr, Mukhtashar, jilid 1, hlm. 48). dan Nabi Musa berjanji untuk bermunajat, yaitu beribadah, menghadapkan jiwa dan raga, dan berdoa kepada Allah, (Lihat Shihab, al-Mishbah, 5, hlm. 234-235. Ia memasukkan dialog dengan Tuhan merupakan bagian dari munajat itu, tetapi Q.s. Al-Araf [7]: 143 menyebutkan bahwa dialog itu tersendiri yaitu setelah munajat. Munajat itu dilakukan dengan berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari). selama empat

Lalu kalian sembah anak lembu sepeninggalnya sedangkan kalian adalah orang-orang yang zalim. Sepeninggal Nabi Musa saat berada di Sinai kaumnya menyembah berhala, padahal mereka baru saja terlepas dari kekejaman Fir'aun, yang menunjukkan tiadanya rasa syukur yang mereka miliki. (Baca Q.s. Al-Araf [7]: 138). Dan yang menyesatkan mereka itu adalah seorang yang dapat disebut provokator bernama Smir. (Baca Q.s. Thaha [20]: 85). Dengan penyembahan berhala itu berarti Bani Israil itu telah mantap menjadi orang zalim. Zalim adalah melawan atau

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. Salman Harun.

18

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

TAFSIR AT-TANWIR
menyanggah kebenaran (muwjahah alhaqq), (Al-Ashfahn, al-Mufradat, hlm. 315. artinya berbuat dosa kecil maupun besar. Karena menyembah berhala, Bani Israil dalam hal itu telah melakukan dosa besar. bat kebenaran. Ayat 53 dan Al-Quran untuk Nabi Muhammad saw. Di samping itu kita mengetahui bahwa seorang Nabi, Nabi Muhammad, misalnya, juga menerima hadis, yaitu wahyu yang tidak tertulis, yang fungsinya menjelaskan kitab suci tertulis. Keduanya adalah wahyu. (Lihat Q.s. Al-Najm [53]: 3). Berdasarkan hal itu kita berpendapat bahwa al-Furqan adalah Hadits, yaitu pesan yang disampaikan langsung ke dalam hati seorang nabi yang fungsinya menerangkan Kitab Suci tertulis tersebut, yang berarti memperkuat Kitab suci sebagai pembeda antara yang hak dengan yang batil. Allah mengharapkan, karena kasihNya, agar Bani Israil zaman Nabi Musa itu memperoleh petunjuk dari diberinya mereka Taurat dan al-Furqan tsb. Artinya mereka diharapkan mengimaninya dan menjalankan nilai-nilai yang dikandungnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai tanda syukur mereka atas berbagai nikmat yang telah Ia berikan kepada mereka. Begitu pulalah diharapkan dari Bani Israil zaman Nabi Muhammad saw, dan siapa saja sampai akhir zaman, agar mengimani dan menjalankan isi kedua bentuk wahyu tsb. sebagai tanda syukur kepada Allah. Iman dan menjalankan isi kedua bentuk wahyu itulah yang akan menjamin kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Semakin bersyukur dengan iman dan perbuatan baik, semakin Allah menambah nikmat-Nya kepada manusia.

Kemudian Kami maafkan kalian setelah itu, agar kalian bersyukur. Kendati telah melakukan dosa besar, Bani Israil tetap diampuni oleh Allah, pada hal dosa itu seharusnya tidak bisa diampuni. (Baca Q.s. Al-Nisa [4]: 48). Begitulah kelembutan Allah agar Bani Israil kembali menjadi orang benar. Mereka seharusnya bersyukur atas terlepasnya mereka dari perbudakan Fir'aun, dan musuh mereka itu bahkan dihancurkan. Bersyukur adalah menggunakan nikmat yang diberikanNya sesuai tujuan Yang Memberi-nya yaitu untuk kebenaran. Bani Israil tidak melakukannya tetapi justru melakukan sebaliknya yaitu menyembah berhala (syirik). Namun demikian mereka kemudian dimaafkan Allah. Itulah nikmat besar yang telah diberikan Allah kepada mereka, yang seharusnya mereka syukuri dengan beriman dan berbuat baik Perilaku Bani Israil zaman Nabi Musa itu seharusnya menjadi pelajaran bagi Bani Israil zaman Nabi saw., yaitu tidak meniru perilaku nenek moyang mereka tsb. Mereka hendaknya beriman dan menjadi orang baik, bukan menjadi penentang he-

Dan (ingatlah), ketika Kami beri Musa Al Kitab (Taurat) dan al-Furqn, agar kalian mendapat petunjuk. ) Yang dimaksud al-Kitb ( dalam Q.s. Al-Baqarah [2] ayat 53 ini adalah Taurat. Al-Furqn secara harfiah berarti membedakan, memisahkan, tolok ukur. Berdasarkan hal itu maka al-Furqn dapat berarti kitab suci atau mukjizat, karena keduanya memisahkan antara yang benar dan yang salah, antara yang hak dan yang batil. Bila yang dimaksud adalah Kitab Suci berarti bahwa al-Furqn lebih menguatkan fungsi Taurat sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. Dan bila yang dimaksud adalah mukjizat berarti Nabi Musa diberi dua hal, yaitu Taurat dan mukjizat, antara lain tongkat menjadi ular yang mengalahkan kepalsuan sihir pesihir-pesihir Fir'aun. Umumnya ulama mengartikan kata itu dalam arti pertama. (Shihab, al-Mishbah, 1, hlm. 191). Al-Quran menginformasikan bahwa yang menerima Al-Furqan bukan hanya Nabi Musa tetapi juga Nabi Muhammad saw. (Lihat Q.s. Al-Furqan (25): 1). Keduanya juga menerima al-Kitab, yaitu kitab suci tertulis, yakni Taurat untuk Nabi Musa

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

19

HADITS

HADITS

Makna Salam
Asrul, MHum
jika dipergauli dengan baik dan sebaliknya merasa benci bila diabaikan. Disisihkan dari kehidupan bermasyarakat merupakan beban hati yang teramat berat. Sebaliknya, diterima oleh banyak orang merupakan kenikmatan hidup. Salah satu pembuka pergaulan adalah sapaan. Manusia terbiasa menyapa sebagai tanda penghormatan terhadap orang lain. Ungkapan sapaan berbeda-beda sesuai tempat dan komunitas masing-masing, yang jelas semuanya bermakna perhatian dan penghargaan. Islam datang sebagai agama rahmat (din al-rahmah), memperkenalkan salam yang bukan semata-mata mengandung sapaan, melainkan doa yang paripurna. Menarik untuk direnungkan bahwa lafadz salam tidak membedakan jumlah orang yang disapa. Satu, dua, tiga bahkan lebih, bentuknya sama, yaitu assalamu alaikum. Ini menandakan bahwa ajaran salam bernilai universal. Dalam ajaran salam ada tiga perkara besar yang selalu dimohonkan seorang Muslim kepada muslim lainnya saat mengucapkan salam. Pertama, salam dari akar kata salimayaslamu-salamatan yang bermakna keselamatan. Menurut Al-Ahmadi, dalam Mujam Al-Afal, kata salima meliputi salamatan min al-uyub wa al-afat. Dengan demikian, keselamatan menurut ajaran salam meliputi dua hal, yaitu jasmani dan rohani. Selamat jasmani berarti terhindar dari penyakit yang dapat menyusahkan dan menyengsarakan badan (al-uyub wa alafat). Sedang selamat ruhani adalah terhindar dari penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, angkuh, riya, putus asa, tamak dan penyakit-penyakit hati lainnya (al-afiyat). Ibn Mandzur dalam Lisan AlArab menyebutkan salah satu bentuk alsalam adalah al-afiyat. Dalam terminologi agama, sehat adalah tercapainya kesehatan jasmani sedang afiyat adalah hidup dan suburnya hati. Hati yang subur (qalbun salim) merupakan penggerak dan pendorong jasmani agar berperilaku baik. Sedang hati yang gersang (qalbun marid) memberi dorongan berperilaku buruk. Dengan demikian, sehat dan sakitnya hati dapat terlihat pada perilaku. Penyakit hati yang paling kronis adalah menduakan Allah SwT yang pelakunya disebut musyrik (Qs. Luqman [31]: 13). Disebut kronis karena dampaknya berujung pada siksa yang berkepanjangan, yaitu kekal dalam azab yang teramat pedih. Kedua, rahmah. Selamat dari penyakit dan kesusahan lainnya, belumlah cukup. Selain salam kita juga memerlukan rahmah. Al-Jauhari, dalam Al-Shihah fi alLughah, menyebutkan bahwa rahmah dari akar kata rahima-yarhamu yang berarti al-riqqah wa al-taattuf (belas kasih, kelembutan, dan kelapangan). Kasih sayang yang dilandasi rasa kasihan, dalam bentuk kelembutan, hingga tercapailah rasa lapang. Ibrahim Musthafa dkk, dalam Mujam Al-Wasith, mendefinisikan rahmah dengan al-khairi wa al-nimah. Allah memperkenalkan diri-Nya dengan AlRahman karena DIA menyayangi semua makhluk-Nya atas dasar bahwa semua makhluk membutuhkan perhatian-Nya. Bentuk kasih sayang Allah adalah dengan memberi banyak kenikmatan hidup dan petunjuk. Karenanya, rahmah meliputi dua unsur yang hadir dalam waktu bersamaan yaitu rasa aman dan kemanfaatan. Dorongan rahmah, menyebabkan seorang ibu tergerak memberi rasa aman pada bayinya. Itulah sebabnya Allah me-

ahabat Imran bin Husain bercerita bahwa suatu ketika ada seseorang datang kepada Nabi saw sembari mengucapkan salam, assalamu alaikum, Nabi saw menjawabnya dan bersabda: Sepuluh. Datang lagi orang berikutnya juga memberi salam, assalamu alaikum warahmatullah, Nabi saw menjawabnya dan bersabda: Dua puluh. Berikutnya datang lagi orang yang memberi salam, assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Nabi saw pun menjawabnya dan bersabda: Tiga puluh. Riwayat ini disebutkan Abu Dawud dalam Kitab Sunan No. 5197 bab Kaifa al-Salam. Tirmidzi No. 2689 bab Fadhl al-salam. Ahmad dalam Kitab Musnad No. 20483 Hadits Imran bin Husain. Penjelasan Manusia adalah makhluk sosial. Ia senang bergaul dan selalu berusaha mencari teman bergaul. Manusia akan senang
20

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

HADITS
namai rahim untuk tempat berlindungnya janin semasa dalam kandungan ibunya. Demikian halnya kemanfaatan sesuatu yang dimiliki menumbuhkan perasaan nyaman dan tentram. Orang merasa sangat bahagia bila apa yang ada pada dirinya baik berupa kesehatan, kelapangan, pergaulan maupun jabatan dapat memberi aspek kemanfaatan pada dirinya. Memiliki kendaraan yang baik, mendatangkan rahmah bila kendaraan itu memudahkan. Rumah menjadi rahmah bila memberi rasa aman pada penghuninya. Pada intinya, rahmah melahirkan kepuasan hati dan kelapangan jiwa. Rahmat yang dimohon ada dua, yaitu rahmat dunia dan rahmat akhirat. Rahmat di dunia berupa diraihnya penopang hidup (apa saja yang memudahkan hidup) dan rahmat di akhirat berupa kelapangan hidup, baik dalam bentuk ampunan (maghfirah) maupun diterimanya amal (amalan maqbulan). Mengucapkan assalamu alaikum wa rahmatullah berarti berdoa saudara sesama muslim agar ia mendapat keselamatan sekaligus rahmat dari Allah As-salam dan Ar-Rahim. Ketiga, barakah. Ibrahim Musthafa dkk., dalam Mujam Al-Wasith, menjelaskan bahwa kata al-barakah meliputi azziyadah (bertambah), an-nama (tumbuh), dan al-saadah (bahagia, menolong). Imam Izzuddin, dalam Syarh Nahjul Balaghah, menambah pengertian al-barakah dengan katsratul khair (berbuah kebaikan). Pengertian ini memberi isyarat bahwa keberhasilan yang dicapai dapat memberi kenyamanan terhadap orang di sekelilingnya. Seorang Muslim tidak hanya membutuhkan keselamatan (salima) dan kelapangan (rahimah), melainkan juga keberkahan (barakah). Keberkahan dalam arti memberikan kemanfaatan yang seluasluasnya terhadap orang lain. Keberkahan umur, keberkahan rezeki, keberkahan ilmu, keberkahan keluarga sampai kepada keberkahan amanah (jabatan). Umur yang barakah adalah umur yang banyak diisi kebaikan. Rezeki yang barakah adalah rezeki yang melapangkan orang yang sedang kesusahan. Ilmu yang barakah adalah ilmu yang mencerahkan, meluruskan, dan melapangkan. Keluarga yang barakah adalah keluarga yang bermanfaat bagi lingkungannya. Jabatan yang barakah adalah jabatan yang melindungi kepentingan si lemah dan orang banyak. Sekolah yang barakah adalah yang mampu memberi dampak positif pada masyarakat sekitarnya. Mengertilah kita makna di balik ungkapan Nabi saw: asyrun jika mengucapkan assalamu alaikum, isyrun jika mengucapkan assalamu alaikum warahmatullah, dan tsalatsun jika mengucapkan assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh. Sungguh, semua orang sangat membutuhkan tiga hal ini dalam setiap waktunya. Semoga kita menjadi Muslim penebar salam, rahmah, dan barakah. Wallahu alam bissawab! ________________ Asrul, MHum, Alumni PP Darul Arqam Muhammadiyah Balebo Luwu Utara dan PUTM Yogyakarta.

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

21

DIRASAH ISLAMIYAH

IHSAN DAN TASA ASAWWUF WWUF DALAM KHAZANAH PEMIKIRAN ISLAM (3)
M Amin Abdullah
Intersubjektifitas keberagamaan: Basis spiritualitas inklusif Spiritualitas menjadi tema sentral keberagamaan era sekarang ketika manusia tetap ingin di bawah bimbingan dan lindungan Ilahi, the sacred canopy. Jangkar spiritual ini tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan. Namun, ada permintaan yang tidak dapat ditawar dari para pecinta spiritualitas era sekarang. Yaitu, spiritualitas dan the sacred canopy yang tidak terpetak-petak dan terkotak-kotak dalam sektarianisme keagamaan yang akut. The sacred canopy yang tidak mudah menimbulkan emosi komunal, dibarengi tindak kekerasan (violent act) antar sesama kelompok penafsir dan pemahaman yang berbeda, baik di lingkungan intern maupun ekstern umat beragama. The sacred canopy yang tidak ada syiar kebencian di dalamnya. Tidak ada the ideology of takfirism (mudah mengkafirkan orang atau kelompok lain yang berbeda tafsir dan pemahaman keagamaan) yang marak belakangan ini. Orang sekarang memerlukan corak keberagamaan yang inklusif, pendidikan agama inklusif. Khazanah intelektual, moral, dan spiritual Islam era klasik dan kontemporer bukannya tidak memiliki apa yang diperlukan oleh spiritualitas keagamaan seperti yang digambarkan di atas. Jika kosa kata Ihsan sedari awal kenabian menekankan perlunya spiritualitas ketuhanan yang lekat pada diri pribadi-pribadi manusia, maka tasawwuf di era berikutnya memunculkan dan memopulerkan istilah cinta antar sesama, cinta sesama tanpa syarat apapun, yang dibarengi dan
22

dikembangkan dalam tradisi epistemologi Irfany yang mementingkan sikap unity in diversity (kesatuan dalam perbedaan), sympathy dan emphaty terhadap orang dan kelompok lain yang berbeda (empahty perpetuates the distinction between the object and subject; sikap empati dapat menembus perbedaan yang tajam antara subjek dan objek). Perpaduan antara ketiganya, yaitu Ihsan, Tasawwuf dan Irfany menjadi modal dasar yang sangat berharga, yang dapat mengantarkan pemeluk agama Islam dapat menembus kekerasan benteng institusionalisasi agama yang berlebihan. Ketiganya dapat dijadikan modal dasar yang dapat dijadikan metode dan pendekatan untuk dapat memahami keberadaan kelompok penafsir lain yang berbeda, baik ras, suku, etnis, kelas, gender maupun (organisasi) agama, tanpa harus meninggalkan kepercayaan dan identitas agama dan kepercayaan sendiri. Global ethics dan multikulturalitas era kontemporer hanya bisa ditopang dengan tradisi Ihsan, Tasawwuf, dan Irfany dalam pemikiran Islam yang genuine dengan diikuti pola, metode, dan pendekatan pendidikan agama yang disempurnakan. Perpaduan antara ketiga elemen tersebut saya namakan corak keberagamaan yang intersubjektif atau spiritualitas Ihsan yang berkemajuan. Yaitu, jenis atau corak spiritualitas yang mau membuka diri, spiritualitas yang bersedia untuk share atau berbagi dengan berbagai tradisi spiritualitas keberagamaan lain yang hidup dalam sejarah panjang kemanusiaan di alam semesta. Spiritualitas yang tidak

egosentrik, tetapi spiritualitas yang altruistik. Keberagamaan intersubjektif adalah corak keberagamaan yang mampu menjembatani corak keberagamaan yang bercorak objektif dan subjektif. Keberagamaan subjektif adalah keberagamaan yang hanya mementingkan kelompoknya sendiri, hampir-hampir melupakan atau tidak peduli (careless) terhadap orang atau kelompok lain yang juga punya hak yang sama dalam memaknai the sacred canopy menurut versi dan tradisinya masing-masing. Keberagamaan Islam bercorak subjektif umumnya adalah keberagamaan Islam yang bercorak fiqhiyyah-legalistik, yang kurang mampu menenggang orang atau kelompok lain yang berbeda. Dalam buku-buku atau kitab aqidah al-awwam umumnya mengantar corak keberagamaan yang bercorak subjektif. Terlalu kuat untuk lingkungan intern sendiri, tetapi lemah dalam memahami keberadaan orang atau kelompok lain, jangankan hak-hak orang dan kelompok lain untuk berbeda. Keberagamaan bercorak fiqhiyyah ini penting sekali untuk taraf keberagamaan subjektif, tetapi kurang dapat membantu memahami keberagamaan yang bercorak objektif, apalagi yang bercorak intersubjektif. Corak keberagamaan subjektif-fiqhiyyah biasa disebut atau dikategorikan sebagai al-aql al-lahuty alsiyasy (corak berpikir keagamaan yang berlandaskan asumsi politik-ketuhanan). Keberagamaan objektif ditandai dengan muncul dan berkembangnya ilmu-ilmu sosial dan studi (sosial) agama. Jika keberagamaan subjektif ditandai dengan peran seseorang atau

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

DIRASAH ISLAMIYAH
kelompok sebagai pelaku atau aktor (actor), sebagai orang dalam secara penuh (insider) dan bertindak sebagai pelaku yang terlibat penuh (involvement) serta keterpanggilan dari dalam yang tidak dapat ditawar-tawar, tanpa reserve (commitment), maka corak keberagamaan objektif mengambil posisi sebagai pengamat (spectator), dapat memosisikan diri sebagai orang luar atau pengamat (outsider) dan mempunyai mentalitas dan cara berpikir yang bercorak keilmuan (scientific mentality) melalui proses pengamatan lapangan, pengumpulan data, metode perbandingan dengan menggunakan metode keilmuan dan sistematika (scientific inquiry). Dengan metode penelitian yang cermat, para ilmuan (sosial) agama menemukan skema dan pola-pola objektif dari berbagai agama yang berbeda-beda, yaitu adanya ajaran (doctrine), peribadatan (ritual), kitab suci (sacred text), kepemimpinan (leadership), moralitas (morality), sejarah (history) serta alatalat pendukung yang digunakan antara lain seperti lembaga-lembaga (institution). Ketujuh komponen ini ada secara objektif di luar sana, di luar para pengamat yang mengamati fenomena keberagamaan manusia, ada dan umum ditemui di mana-mana di muka bumi ini (universal). Diperoleh dan dipahaminya item atau komponen dasar keberagamaan secara universal ini melalui penggunaan akal yang bercorak historis-keilmuan (al-aql al-tarikhy alIlmy). Ingin ditegaskan di sini, bahwa tidak ada agama yang sama. Semua agama adalah unik dan berbeda dalam ketujuh item tersebut. Pengamatan dan penglihatan agama secara objektifsaintifik ini diperlukan oleh peradaban manusia yang unggul dan mulia agar supaya manusia beragama tidak mudah terjebak dan terbelenggu dalam egoisme sektarian dan primordialisme keagamaan yang akut. Kombinasi dan sinergitas spiritualitas keberagamaan yang bercorak subjektif (imaniyyah) dan objektif (ilmiyyah) adalah corak keberagamaan yang ketiga, yaitu keberagamaan intersubjektif. Spiritualitas yang berkemajuan, global ethics dan multikulturalitas ada di sisi ini. Ini bukan keberagamaan baru. Ini adalah keberagamaan lama, keberagamaan profetik, keberagamaan Piagam Madinah yang disempurnakan dan direkonstruksi tata pikirnya. Tanpa mengurangi arkanul Iman maupun arkanul Islam sedikit pun. Keberagamaan intersubjektif masih mempertahankan eksistensi dan keberadaan masing-masing, tanpa mengganggu-gugat keberadaan berikut hak-hak dan kewajiban-kewajiban sosialnya. Yang dipentingkan dalam keberagamaan intersubjektif adalah spiritualitas tata nilai (value) yang dapat mendukung kehidupan bersama yang amat plural dalam era modernitas dan lebih-lebih era postmodernitas dan global. Nilai-nilai utama (Virtues kindness) yang terkandung dalam spiritualitas Ihsan yang berkemajuan, yang didukung penghayatan tasawwuf serta cara berpikir irfany di era kontemporer, antara lain dapat disebut: kasih sayang, kebaikan, ketulusan, pengabdian, tolong-menolong, kedamaian, kepedulian, orientasi hidup yang nirpamrih (altruistik), menghindari sikap serbaingin menang sendiri, menaklukkan, dan perkasa dalam menaklukkan kelompok lain yang berbeda, diskriminasi, marginalisasi, dan subordinasi terhadap kelompok lain yang berbeda; meneguhkan dan menyemaikan nilai-nilai kelembutan, rasa untuk berbagi, mengalah demi kebaikan, memikirkan kepentingan bersama (public good), kesabaran, keserba-sahajaan, kesederhanaan, keluhuran dan keutamaan moral; menjauhi prejudice atau buruk sangka terhadap kelompok lain, menekan sedapat-dapatnya syiar kebencian dengan dalih apapun. Itulah nilai yang

..jangan-jangan apa yang disampaikan kepada anak didik sekarang ini lebih didominasi oleh materi-meteri yang berkaitan erat dengan Ushul al-madzhab
sepadan dengan nilai seperti verstehen (memahami secara mendalam eksistensi dan aspirasi kelompok lain), emphathy, symphaty, respect, nonviolence, altruism, benevolence, compassionate, inclusive, partnership, dialogical. Inilah seperangkat tata nilai yang diperlukan oleh akal pikiran baru keberagamaan manusia yang tercerahkan (al-aql al-jadid al-istitlai). Seperangkat nilai-nilai fundamental dalam spiritualitas Ihsan yang berkemajuan sulit berkembang jika para guru, pendidik, dai, ustadz, kiai, ajengan, para tokoh elit agama masih sulit membedakan antara Ushul al-din dan Ushul al-madzhab. Ushul al-Din adalah seperangkat nilai-nilai fundamental-mendasar yang kondusif untuk mengembangkan dan memuliakan kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi yang semakin sempit, namun semakin pluralmajemuk. Yang saya khawatirkan, jangan-jangan apa yang disampaikan kepada anak didik sekarang ini lebih didominasi oleh materi-meteri yang berkaitan erat dengan Ushul almadzhab (dasar-dasar, sejarah dan kepentingan kelompok-kelompok dan organisasi dalam keberagamaan Islam), tapi kurang bahkan tidak menyentuh Ushul al-din (seperangkat nilai-nilai fundamental keagamaan) seperti yang terungkap dalam kluster intersubjektifitas keberagamaan. __________________ Prof DR H M Abdullah, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
23

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

24

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

25

KALAM

HADITS

Muhammadiyah dan Kerelawanan Sosial


M Muchlas Abror

UQADDIMAH Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) berisi tujuh pokok pikiran. Satu di antaranya bahwa hidup manusia itu bermasyarakat. Hidup bermasyarakat adalah sunnatullah. Sering pula dikatakan, manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak hidup sendiri. Hidup sendiri paling hanya bisa sekali waktu, tapi pasti tidak dapat selamanya selagi hayat. Manusia harus menyadari dirinya adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah individu. Dengan kata lain, individu adalah bagian dari masyarakat. Dalam masyarakat, manusia berinteraksi dan semestinya dilakukan secara baik dan benar. Tiap individu dalam interaksi di masyarakat ada hak dan kewajiban. Apa yang menjadi hak satu individu adalah menjadi kewajiban bagi individu lain kepadanya. Sedangkan ia berkewajiban untuk memenuhi apa yang menjadi hak individu lain. Demikianlah hubungan hak dan kewajiban secara timbal balik antar individu dalam masyarakat. Interaksi antar individu atau anggota masyarakat akan terwujud, jika dalam masyarakat ada aktivitas sosial. Dalam aktivitas sosial yang sedang berlangsung ini, mereka dapat saling memenuhi kebutuhan dan memberi manfaat. Imam Ghazali dalam bukunya yang terkenal Ihyaa Ulumiddin menyebutkan tujuh manfaat dalam interaksi dengan sesama manusia, yaitu : saling belajar dan mengajar, saling memberi dan mengambil manfaat, mendidik dan belajar bersikap sopan-santun, saling mengasihi, memperoleh pahala dan membuat orang lain mendapatkannya, bersikap tawadhu, dan bertukar pengalaman. Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap anggota masyarakat mestilah bekerjasama, tolong-menolong, dan gotong-royong. Tentu bekerjasama, tolong-menolong, dan gotong-royong dalam hal kebaikan dan ketakwaan. Dengan bekerjasama dan semacamnya itu, maka ada semangat, kesungguhan, dan kegembiraan sehingga pekerjaaan yang berat terasa menjadi ringan, masalah yang sulit menjadi mudah, dan satu persatu dapat diselesaikan. Selain itu, mereka terlatih dan terdidik memiliki karakter baik lainnya, yakni solidaritas sosial. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam. Karena itu, organisasi ini bersifat keagamaan. Muhammadiyah juga bersifat kemasyarakatan. Karena menjadikan masyarakat sebagai obyeknya. Muhammadiyah beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat. Bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara dan menempuh jalan yang diridhai Allah. Dalam rangka itu, Muhammadiyah harus aktif melakukan interaksi dalam berbagai aktivitas sosial yang sehat dan bermanfaat. Ini terjadi dalam perjalanan Muhammadiyah. Sebelum Indonesia merdeka, PP Muhammadiyah banyak mengirim muballigh hijrah untuk berdakwah beberapa tahun dan mengenalkan Muhammadiyah kepada masyarakat. Mereka yang memiliki kerelawanan yang tulus dan waktu itu masih muda, misal, Buya Hamka dikirim ke Makassar, Pak AR Fachruddin ke daerah
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Palembang, Pak Jalal Suyuti ke Bengkulu, dan alumni Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta juga menjadi anak panah yang siap dilepaskan. Besar andil mereka dalam penyiaran Islam dan penyebaran Muhammadiyah. Pengiriman muballigh hijrah serupa perlu diteruskan, tapi ditingkatkan yang dikirimkan lulusan, misal, Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah. Pengiriman muballigh hijrah sekarang tinggal pada waktu Ramadlan. Majelis Tabligh PP Muhammadiyah baik bila dapat melanjutkan rihlah dawah yang pernah dirintis oleh Ustadz Ibnu Juraimi (alm). Baik juga kiranya jika pengiriman dai ke daerah pedalaman/terpencil tetap dilakukan. Kerjasama, tolong menolong, gotong-royong, dan solidaritas dalam Muhammadiyah oleh pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang berjiwa relawan sosial pada zamannya tidaklah sia-sia. Itu besar artinya bagi berdirinya berbagai amal usaha Muhammadiyah (AUM) dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dll. Tidak selalu AUM lahir berdiri dan terus jadi besar. Terkadang dimulai dari kumpulan hasil jimpitan beras, tabungan dalam kaleng warga Muhammadiyah, dan infaq-shadaqah dari dalam maupun luar. Tapi karena semangat memberi tidak pernah redup dan mereka yang ditugasi amanah dan jujur, maka yang sedikit demi sedikit itu menjadi bukit, AUM yang dikehendaki lahir tegak berdiri dan percaya diri. Para pengasuhnya yang memiliki semangat kerelawanan sosial yang tinggi, sebagai pengemban misi, tabah dan tahan uji, seperti dalam film Laskar Pelangi, yang menceriterakan kisah nyata SD Muhammadiyah di pedalaman P Belitung. Itu patut diteladani dan dipuji. Kita tentu menyambut baik apa yang telah dilakukan, misal, oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah. MPM memiliki semacam tim sukarelawan sosial untuk memberi bimbingan, pelatihan, dll kepada para petani, buruh, dan nelayan. Ikhtiar ikhlas itu untuk memberdayakan mereka agar hidup sejahtera. Sedangkan LPB PP Muhammadiyah menyadari bahwa di negeri ini sering terjadi bencana alam antara lain gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor. Bencana alam itu biasanya menelan banyak korban di samping membawa banyak masalah. Atas kejadian itu, LPB cekatan, setelah mencari dan mendapat informasi segera melakukan kesiapan (pelatihan) dan mitigasi (suatu upaya mengurangi resiko jika terjadi bencana). Masyarakat yang terlatih, maka resiko, korban bisa dikurangi. Selain itu, LPB melakukan tanggap darurat, pendampingan korban, psikososial. Upaya lainnya ialah rehabilitasi/recovery, seperti pembuatan jaringan air. Semangat kerelawanan sosial model Muhammadiyah yang telah diteladankan sejak awal tidaklah boleh redup atau pudar. Bukan sekadar dipertahankan dan diteruskan. Bahkan dapat diperbarui, disempurnakan, dan ditingkatkan. Muhammadiyah hendaklah kreatif dapat menciptakan kerelawanan sosial model baru sesuai tuntutan dan perkembangan zaman.*

26

DI ANTARA KITA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAMBAH DOKTOR ILMU EKONOMI

osen Fakultas Ekonomi, Universtas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) R. Djoko Setyo Hartono, SE, MM, SH, MKn, mempertahankan disertasinya yang berjudul Studi Peranan Kolaborasi Harmonis Solutif dalam Saluran Distribusi terhadap Peningkatan Kinerja Hubungan Bisnis pada ujian promosi Doktor dalam Ilmu Ekonomi, pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro hari ini Kamis, 29/8 di Ruang Sidang Utama, Gedung Program Pascasarjana UNDIP. Wakil Rektor 3 Unimus ini tercatat sebagai doktor ke 9 di Unimus dan doktor ke 2 dalam Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Unimus yang diluluskan Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan Prof DR Sugeng Wahyudi, MM sebagai promotor dan DR Ibnu Widiyanto, MA sebagai co-promotor. DR Djoko Setyo Hartono lulus predikat Sangat Memuaskan dengan IPK 3,50 dengan masa studi 4 tahun 11 bulan. Dalam ujian promosi yang diketuai Prof Dr HM Natsir MSi AKt PhD, dengan Promotor Prof Dr Sugeng Wahyudi, MM dan Copromotor DR Ibnu Widiyanto, MA, promovendus R Djoko Setyo Hartono, SE, MM, SH, MKn menyatakan lingkungan pasar global yang makin kompetitif dan dinamis membuat banyak perusahaan berupaya meningkatkan daya saing dengan cara menjadi organisasi bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan pasar yang

terus berubah. Dalam kondisi pasar yang demikian, praktik berbagai pengetahuan antaranggota organisasi atau bahkan antar perusahaan sangatlah penting. Caranya lewat berbagi pengetahuan tentang pelanggan, pesaing, pasar, produk dan sebagainya. Hasil penelitian DR Djoko menunjukkan kolaborasi harmonis solutif bisa meningkatkan kinerja hubungan bisnis antar organisasi bisnis seraya meingkatkan kualitas layanan. Metode penelitian yang dipilih adalah hypothesis generating research. Populasi yang digunakan seluruh asisten apoteker atau apoteker dari 311 apotek di Kota Semarang. (Sgi)

WISUDA SARJANA STIKES YOGYAKARTA

MENDAPAT MANDAT BUKA PROGRAM S2


Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dra Siti Noordjannah Djohantini, MM ketika memberikan sambutan. Noordjannah berpesan, kemampuan ilmu yang diperoleh di Stikes Aisyiyah hendaknya disikapi dengan memiliki tanggung jawab profesional. Yang menjunjung tinggi etika dan moral. Dimana karakter bangsa saat ini sedang menjadi persoalan utama. Lulusan Stikes Aisyiyah harus memiliki sikap calon pimpinan bangsa yang memiliki moral tinggi, tandasnya. Sumbang sih dari 176 perguruan tinggi Aisyiyah dan 467 rumah sakit/poliklinik Aisyiyah di seluruh Indonesia sudah cukup membuktikan peran Aisyiyah dalam berperan membangun bangsa. Ketua Koordinator Kopertis Wilayah V, DR, Ir, Bambang Supriyadi, CES, DEA tidak lagi menyangsikan peran Stikes Aisyiyah Yogyakarta yang memiliki integritas, keluhuran budi, dan kepekaan sosial sehingga mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Stikes Aisyiyah Yogyakarta dikenal di Indonesia dan internasional karena memiliki peran kompetitif yang cukup dibanggakan, katanya. Dari 548 lulusan Stikes Aisyiyah terdiri dari 11 wisudawan Program Pendidikan NERS, 92 wisudawan Program Studi Ilmu Keperawatan dan 268 wisudawan dari program Kebidanan Diploma 3, serta 177 wisudawan Program Studi Diloma IV. (am)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

da yang istimewa dari Wisuda Sarjana dan Diploma, serta Pelantikan NERS Stikes Aisyiyah Yogyakarta periode 20122013 yang berlangsung di Gedung Sportorium UMY Yogyakarta, yang berlangsung akhir Agustus lalu. Yaitu diberikannya mandat kepercayaan kepada Stikes Aisyiyah Yogyakarta untuk membuka Program S2 Kebidanan yakni Program S2 untuk Jurusan Radio Terapi dan Analisis Kesehatan. Di hadapan 548 lulusan Sarjana, Diploma dan Program NERS, Ketua Stikes Aisyiyah Yogyakarta Hj Warsiti, mengemukakan rasa bangganya. Ini merupakan kado istimewa di hari HUT Stikes ke50 th (setengah abad) dalam memantapkan rintisan untuk berubah menjadi Universitas Aisyiyah Yogyakarta di masa mendatang, katanya. Dikatakan, mandat dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi RI kepada Stikes Aisyiyah Yogyakarta merupakan satu-satunya dan pertama kali secara nasional yang diberikan kepada sekolah tinggi ilmu kesehatan di Indonesia. Ini merupakan sebuah kepercayaan yang luar biasa yang cukup menantang untuk menjadi fokus penting utama, ujar Warsiti. Ditambahkan, saat ini program S1 untuk jurusan Fisioterapi sedang menjadi garapan serius dari Stikes Aisyiyah untuk proses meluluskan sarjana yang pertama. Kepercayaan dari Dirjen Pendidikan Tinggi RI kepada Stikes Aisyiyah Yogyakarta tersebut juga menjadi perhatian utama Ketua

35

DI ANTARA KITA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

CEPAT LULUS, CEPAT KERJA, PROFESIONAL ATAUPUN ENTREPRENEUR


FAKULTAS Ekonomi Uni- lapangan kerja, tandasnya mantap. Ia juga menjelaskan FE versitas Muhammadiyah UMP memiliki kurikulum (mata kuliah) entrepreneurship dari Purwokerto (FE UMP) me- semester 1 sampai 6, mata kuliah yang diberikan mulai dari rupakan salah satu fakultas event organizer, selling, keagenan, retail (berkelompok), retail favorit di perguruan tinggi (individu-partner) dan pada semester akhir sudah harus memiliki yang terkenal dengan moto bisnis sendiri. Di sisi lain FE UMP juga tidak tinggal diam dalam Unggul, Modern dan Islami mengakomodir kebutuhan alumni yang ingin berkarir di dunia ini. Sejak didirikan pada kerja. FE UMP menjalin kerjsama dengan stakeholder dari tanggal 1 Juni 1995 dengan berbagai bidang tertentu, Kita memiliki program ERP (Early surat Keputusan Menteri Recruitment Program), sehingga masa transisi alumni setelah Pendidikan dan Kebudayaan lulus hingga mendapatkan kerjaan hanya 0 tahun. Banyak No: 345/DIKTI/KEP/1995 alumni terekrut, baru wisuda tetapi ada serah terima surat Iwan Fakhrudin, SE, MSi berhasil membuka 4 pro- kerja. Beberapa stakeholder yang menjadi mitra dari FE UMP Dekan FE UM Purwokerto gram studi yaitu Program adalah industri perbankan seperti Bank Syariah Mandiri dan Studi Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D III, Akuntansi BRI Syariah. Selain itu juga FE UMP memfasilitasi program S1 dan Akuntansi D III. magang bagi mahasiswa yang sudah semester akhir di FE UMP memiliki visi menjadi fakultas yang unggul, modern perusahaan tertentu. Masih menurutnya, FE UMP didukung oleh dan Islami serta berjiwa entrepreneur Indonesia. Lulusan FE UMP diharapkan pula senantiasa siap menjadi penerus cita-cita Muhammadiyah. Sedangkan misi dari FE UMP ialah menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang ekonomi secara professional, menjalankan manajemen FE UMP yang sesuai dengan prinsip tata kelola fakultas yang baik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan dan mampu bersaing di tingkat nasional atau global, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan sesuai dengan tuntutan zaman dan membekali mahasiswa dengan prinsip dan nilai-nilai Islam untuk menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Di bawah kepemimpinan Iwan Fakhrudin, SE, MSi, Dekan FE UMP, ingin menciptakan ciri kekhasan Salah satu seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi UM Purwokerto. FE UMP dibandingkan FE lain yaitu melalui pengembangan mindset entrepreneurship di mahasiswa. staf pengajar yang memiliki kualitas dan kompetensi yang baik. Darmawan mengungkapkan Kita berpikir harus ada yang Kita memiliki dosen S3 sebanyak 4 orang, 2 Akuntansi dan 2 diperjuangkan, karena banyak masyarakat yang mencari Manajemen. Bahkan tahun ini memberangkatkan lagi ke luar pekerjaan namun kebutuhan selalu meningkat tapi ketersediaan negeri. Jadi kita memiliki SDM yang memadai, tuturnya. FE tidak meningkat. Dari sini kita tidak ingin alumni kita menjadi UMP juga didukung dengan sarana prasarana yang memadai, pencari kerja saja tetapi juga harus bisa menjadi pencipta seperti mini bank, studio Bursa efek dan lainnya.
36
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

DI ANTARA KITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UM PURWOKERTO

Cara Praktis dan Efektif Untuk Mendapat Pekerjaan


PENDAFTARAN kewenangan Penyelenggaraan PPG (pendidikan profesi penerimaan mahasis- guru) terbanyak. Bukan hanya itu, FKIP UMP akan wa baru UMP me- menyelesaikan amanah dari dikti yaitu penyelenggaraan mang baru berjalan program pendidikan sarjana bagi guru untuk wilayah satu bulan, tetapi itu kabupaten di sekitar Banyumas dan diberi kepercayaan tidak membuat kantor untuk menyelenggarakan sertifikasi guru, untuk 2 Pusat Penerimaan program, yaitu pendidikan dan pelatihan profesi guru Mahasiswa Baru (PLPG) dan pendidikan profesi guru (PPG). (PPMB) menjadi seAhmad menjelaskan bahwa program studi pi. Bisa ditemui dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menjadi salah hari ke harinya, bebe- satu incaran masyarakat. Menurutnya, Dalam waktu rapa pendaftar cukup 2-3 tahun mendatang banyak guru SD pensiun. Drs Ahmad, MPd antusias untuk berga- Sehingga masyarakat tahu, nanti akan ada pengadaan Dekan FKIP UM Purwokerto bung di perguruan guru SD secara besar-besaran. Oleh karena itu tinggi swasta terbesar di Jawa Tengah bagian barat - tampaknya masyarakat berpikir praktis, mereka ingin selatan ini. Ada hal yang cukup menarik dari beberapa anaknya kuliah selesai kuliah bisa mendapatkan tahun terakhir, yaitu membludaknya peminat Fakultas pekerjaan, katanya. Ahmad juga berpesan kepada Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang prosentasenya selalu meningkat. FKIP UMP merupakan salah satu fakultas favorit bagi masyarakat. Tiap tahunnya peminat fakultas ini mengalami peningkatan yang signifikan. FKIP UMP merupakan alih bentuk dari IKIP Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal 26 Juli 1995 dengan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 345/Dikti/Kept.1995 sebagai satu amal usaha Muhammadiyah di eks Karesidenan Banyumas. Pada perkembangannya fakultas ini terus melakukan pembenahan serta peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan dan mayoritas prodi di FKIP UMP yang sudah memperoleh akreditasi B. Keinginan peminat untuk bergabung di Suasana Pembekalan PPL Terpadu Fakultas Kegiriam dan Ilmu Pedidikan UM Purwokerto fakultas ini tentu tidak terlepas dari reputasi FKIP sebagai penyelenggara tenaga kependidikan masyarakat agar senantiasa meningkatkan kepercayaan (LPTK) yang modern, unggul, mandiri dan Islami untuk mereka kepada UMP, karena FKIP UMP menjunjung kepentingan dan kemakmuran bangsa. Di bawah komitmen untuk selalu meningkatkan kualitasnya. Dan kepemimpinan Drs. Ahmad M. Pd, FKIP UMP menjadi itu bisa dibuktikan dari kepercayaan yang diberikan oleh perguruan tinggi swasta se-Indonesia yang mendapatkan pemerintah, dalam hal ini DIKTI, katanya.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

37

TELAAH PUSTAKA

DARI MUHAMMADIYAH UNTUK NEGERI


Judul Buku : Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri Penyusun : M Raihan Febriansyah, dkk Penerbit : MPI PP Muhammadiyah, 2013 Tebal Buku : xxi, 182 hlm Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat dan martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak. Buku Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri ini adalah upaya Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, untuk memberikan gambaran walau secara terbatas bagaimana Persyarikatan Muhammadiyah ini tumbuh, berkembang, dan bertahan hingga lebih satu abad. Sepanjang usia gerakan ini tentu banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diperoleh, khususnya bagaimana nilai keimanan diwujudkan dalam amal nyata kehidupan masyarakat. Hal lain yang disajikan dalam buku ini, adalah bagaimana organisasi yang lekat dengan label gerakan Islam amar maruf nahi munkar ini dapat berkembang di daerah terpencil. Baik kepulauan maupun berbagai pelosok negeri ini. Demikian juga di daerah berpenduduk Muslim sebagai minoritas, termasuk wilayah-wilayah dengan variasi budaya yang beragam. Dengan kata lain, buku ini mencoba mengumpulkan serpihanserpihan dalam sebuah konstruksi Islam sebagai rahmatan lilalamin. Buku ini ditulis dalam tiga bagian. Bagian pertama, mengisahkan perjalanan 100 tahun yang telah dilalui Muhammadiyah secara singkat dan momen-momen penting perkembangan organisasi ini. Bagian kedua, sebuah refleksi sambil mencoba memotret kembali seperti apa kiprah dan sumbangsih nyata Muhammadiyah bagi kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Bagian ketiga, berusaha untuk mencoba meneropong tentang masa depan. Setelah berhasil melewati 100 tahun pertama dengan gemilang, kira-kira akan kemana arah rumah besar gerakan Muhammadiyah ini. Pada bagian ketiga ini, mencoba menyoroti ide-ide pembaruan jilid kedua yang digulirkan oleh para tokoh Muhammadiyah di berbagai tingkatan. Selain itu, pada bagian ketiga ini juga merangkum harapan-harapan dari para tokoh, aktivis, kader, maupun simpatisan Muhammadiyah akan kiprah gerakan Persyarikatan Muhammadiyah di abad keduanya. Selamat Membaca. (im)

idak terasa, Muhammadiyah telah melewati masa 100 tahun atau satu abad. Selama satu abad ini, perkembangan Muhammadiyah sangat menggembirakan dan manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat negeri ini. Satu abad merupakan tonggak sejarah yang penting bagi gerak langkah perjuangan Muhammadiyah, dalam ikhtiar mengemban misi dakwah dan tajdid di tengah lintasan zaman yang penuh gelora. Dalam rentang seratus tahun, Muhammadiyah telah berjuang mencerahkan kehidupan umat, bangsa dan peradaban manusia semesta. Perjuangan Muhammadiyah memperoleh pengakuan masyarakat luas sebagai gerakan Islam yang mampu menorehkan tinta emas dalam hal pembaruan Islam di Indonesia. Di abad kedua ini, Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk melakukan gerakan pencerahan (tanwir). Sebuah gerakan yang merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan yang dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalanpersoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Sebuah gerakan yang menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentukbentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan yang akan dilakukan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama. Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan
38
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

KRONIK DUNIA ISLAM

Muslim Suku Maya

uku Maya merupakan sebuah suku yang bertempat di Benua Amerika bagian utara, berbatasan dengan Amerika Serikat (Utara) dan Belize serta Guatemala (Selatan). Pergulatan dalam memilih keyakinan di kalangan Suku Maya, memang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Sebelum mereka memeluk Islam, mereka telah lama berinteraksi dengan para misionaris Kristen. Suku Maya juga menjadi sasaran penyebar agama Pantekosta, penginjil, pendeta-pendeta sayap kiri Katolik Roma, dan Mormon. Mereka yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Chiapas adalah Muslim Eropa yang tergabung dalam kelompok Murabitun. Kelompok ini merupakan sebuah kelompok terbesar di Spanyol yang beranggotakan orang-orang mualaf, yang menganut jalan sufi. Kelompok yang dipimpin oleh Syekh Abdalqadir as-Sufi ini, berharap mampu mewujudkan kehidupan seperti masa Muhammad dan para sahabat. Mereka berkeinginan untuk membawa Islam murni seperti saat turun pertama kali. Namun demikian, dalam mewujudkan gagasan tersebut mereka lebih memilih jalan damai. Kekerasan bagi mereka hanya akan mencoreng nama baik Islam. Murabitun sendiri aktif bergerak di Afrika Selatan, Chechnya, Inggris, Spanyol dan sejumlah tempat lainnya. Syekh Abdalqadir as-Sufi sendiri juga seorang mualaf asal Skotlandia. Selain menyerukan Islam, ia juga mengajak semua warga baik Muslim maupun non Muslim untuk menentang kapitalisme global. Di sisi lain, ia juga turut mengutuk serangan 11 September dan menyebut segala aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam hanyalah langkah mendiskriditkan dan menghancurkan Islam. Pada saat awal, kelompok Murabitun ini mengalami berbagai kesulitan. Mereka dicurigai. Tak heran jika sejumlah kalangan di Chiapas melakukan investigasi baik mengenai keuangan dan motif mereka. Namun akhirnya, mereka secara perlahan diterima dengan baik. Kemudian mulai menyampaikan Islam kepada sejumlah anggota Suku Maya. Menurut Esteben Lopez, pemimpin misi Islam yang tergabung dalam Murabitun, mereka datang ke daerah suku Maya dalam jumlah yang tidak besar. Namun dengan perilaku dan kesabaran, mereka mampu meraih simpati kepala dan anggota suku Maya. Akhirnya mereka pun mengikrarkan diri memeluk ajaran Islam, ujarnya. Ia menambahkan orang-orang dari Suku Maya di Chiapas merasa terbuang dari masyarakat Meksiko. Satu hal yang membuat mereka menoleh pada Islam, katanya, adalah pesan-pesan Islam tentang persamaan derajat manusia di dunia. Mereka, katanya, adalah etnik minoritas yang telah kehilangan budaya dan identitas mereka. Namun Islam telah membuat mereka mampu kembali ke akar kebudayaan

mereka, ujarnya. Kala itu, penginjil menolak kepercayaan tradisional Suku Maya, yang mencampuradukkan antara kepercayaan kuno Suku Maya dengan kebiasaan Katolik Roma pada abad keenam belas. Mereka menolak untuk bergabung dalam festival-festival yang dianggap berbau pagan. Juga melarang mengonsumsi alkohol yang akrab dengan kehidupan mereka. Penolakan penginjil pada hal-hal tersebut kemudian membuat mereka mendapat penolakan dari orang-orang dari Suku Maya. Dan mereka keluar dari San Juan Chamula, sebuah wilayah yang tak jauh dari San Cristobal. Sejak awal 1970-an, Gomez Mendez dan ribuan penginjil telah memenuhi lereng gunung di San Cristobal bagian utara. Persaingan dalam menanamkan keyakinan kepada anggota Suku Maya terus berlangsung, dilakukan oleh gereja-gereja yang bertebaran di sana. Dan jamaah gereja silih berganti dengan begitu cepat. Pemimpin perhimpunan gereja Protestan, Abdias Tovilla, menyatakan bahwa mereka berganti agama laiknya berganti kaos kaki. Selama gereja membantu, mereka akan bergembira, ujarnya, mengomentari labilnya Suku Maya mempertahankan kepercayaan. Menurut Tovilla, mereka tidak memeluk keyakinan barunya dengan sungguh-sungguh. Dan mereka tetap mengadakan pencarian terhadap sebuah keyakinan yang benar-benar mereka yakini. Dan Lorenzo Gomez (67 tahun), merupakan salah seorang yang melakukan pergulatan tersebut. Ia tidak merasa nyaman dalam agama lamanya. Hingga ia pun memeluk Islam. Saya mantap dengan Islam, dan saya tidak akan mencari yang lain lagi, ujarnya. Abdias Tovilla mungkin harus mengoreksi pendapatnya bila mendengar ucapan Gomez. Kini Muslim di Chiapas hidup berdampingan dengan pemeluk mayoritas Katolik di sana. Dengan bantuan dana dari luar negeri, Muslim Chiapas kini tengah merintis usaha untuk membuat mereka mandiri secara ekonomi dan mempertahankan keyakinan hidup mereka. Madrasah pun telah mereka miliki. Sekitar 80 anak setiap pekannya belajar di madrasah tersebut. Selain mempelajari Al-Quran dan bahasa Arab, mereka juga belajar matematika, geografi, dan bahasa Spanyol. Saya ingin menyerahkan seluruh hidup hanya kepada Allah. Saya sangat berbahagia menjadi seorang Muslim, kata Mendez, yang turut aktif membina madrasah ini. Menjadi Muslim membuat saya tidak menjadi orang yang berbeda dengan saat saya menjadi Indian, ujar Agustin, lelaki yang menambahkan nama Ibrahim di depan nama aslinya ini, ketika menyatakan rasa nyamannya menjadi pemeluk Islam. (IM)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

39

HADLARAH

KHAZANAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU KHALDUN


Mukhrizal Arif

bnu Khaldun tidak sedikit berbicara tentang pendidikan Islam di samping sejarah, sosiologi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Gagasan dan teori-teori yang pernah dikemukakannya laksana mata air zamzam yang tak pernah kering diminum. Sampai akhir tahun 1970-an telah tercatat 854 buku, artikel, review, disertasi, dan bentuk publikasi ilmiah lainnya yang ditulis oleh para sarjana (Barat dan Timur) tentang Ibnu Khaldun dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab al-Muqaddimah, sebuah karya klasik yang dinilai memuat dimensi modern dalam ilmu-ilmu sosial. Riwayat Singkat Nama lengkapnya Wali ad-Din Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadrami al-Ishbili. Lahir di Tunisia pada 27 Mei 1332 M dan ia wafat di Kairo pada 17 Maret 1406 (Ahmad Syafii Maarif, 1996: 11). Ia lebih populer dipanggil Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun keturunan dari keluarga yang berpengaruh dan terpelajar yang hidup pada masa penaklukan Andalusia. Dia dibesarkan dalam pangkuan ayahnya yang sekaligus guru pertamanya. Bersama ayahnya, ia diajari membaca Al-Quran dan menghafalnya serta mempelajari berbagai macam qiraat dan penafsirannya, sekaligus belajar Hadits dan fiqih. Selain dari ayahnya, ia juga diajari tata bahasa dan retorika oleh ulama terkenal di Tunisia (Muhammad Abdullah Enan, 2003: 21). Beberapa nama guru yang sempat dihampiri oleh Ibnu Khaldun untuk belajar antara lain: Abu Abdillah Muhammad bin Al-Arabi al-Hasyayiri, Abu al-Abbas Ahmad bin al-Qassar, Abu Abdillah bin Bahar (Bidang Bahasa), Syamsuddin Abu Abdillah al-Wadiyasi (Bidang Hadits), Abu Abdillah Muhammad al-Jiyani, dan Abu Qahiri (Bidang Fiqih). Selain ilmu-ilmu ke-Islaman, Ibn Khaldun juga belajar ilmu-ilmu rasional (filosofis), yaitu teologi, logika, ilmu alam, matematika, dan astronomi, kepada AbuAbdillah Muhammad bin Al-Abili. Pada masa mudanya, Ibnu Khaldun telah terlibat dalam berbagai intrik politik. Dalam dunia politik, Ibnu Khaldun tercatat sebagai pengkhianat karena seringnya ia berganti tuan demi sebuah jabatan. Hal ini terus berlangsung hingga akhirnya ia sampai pada titik jenuh dan memutuskan untuk meninggalkan panggung politik dan mengukuhkan diri bersama keluarga di Qalat Ibnu Salamah. Pada masa kontemplasi di Qalat Ibnu Salamah inilah ia menyelesaikan sebuah karya monumentalnya, al-Muqaddimah, yang hingga hari ini masih menjadi santapan

intelektual bagi para sarjana di berbagai penjuru dunia. Setelah empat tahun tinggal di Qalat Ibnu Salamah, perjalanan hidupnya dilanjutkan di Mesir. Di tempat tinggal barunya ini ia disibukkan dengan berbagai kegiatan, seperti menjadi guru, qadi, diplomat, dan kegiatan kenegaraan lainnya. Sebagai seorang guru, ia cukup dikagumi karena kemampuan mengajarnya yang membuat semua orang terpukau. Sedangkan sebagai qadi dari Mazhab Maliki, ia menunaikan tugasnya dengan seadil-adilnya. Pemikiran Pendidikan Merujuk pada kitab al-Muqaddimah akan didapati corak dari pemikiran Ibnu Khaldun bahwa dalam setiap analisisnya yang tajam dan rasional, ia senantiasa mengkonsultasikan antara fakta empiris dan rasional dengan wahyu. Wahyu tidak ia letakkan sebagai premis minor dalam tata fikir yang dikembangkannya, tetapi sebagai premis mayor yang menjadi referensi setiap pemecahan masalah (Warul Walidin, 2003: 66). Dalam kaitannya dengan ilmu, pendidikan atau pengajaran, Ibnu Khaldun mengawali konsepnya dengan menjelaskan bahwa manusia pada hakikatnya termasuk jenis binatang. Adapun yang membedakannya ialah kemampuan manusia untuk berfikir. Kemampuan berfikir baru merupakan potensi dan akan menjadi aktual setelah sifat kebinatangannya mencapai kesempurnaan yang dimulai dari kemampuannya membedakan (tamyiz) (Khaldun, Muqaddimah: 532). Dengan kata lain, sebelum manusia memiliki kemampuan tamyiz, dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan, dan dianggap sebagian dari binatang. Setelah masa itu, pencapaian yang didapat oleh manusia adalah akibat dari persepsi sensual dan kemampuan fikirnya. Pikiran dan pandangan manusia tersebut akan dicurahkan untuk mencari hakikat kebenaran. Selain itu, manusia juga akan memperhatikan peristiwa-peristiwa yang dialaminya yang bermanfaat bagi essensi dan eksistensinya. Akhirnya, upaya mencari pengetahuan tentang hakikat sesuatu menjadi suatu kebiasaan dalam dirinya. Kebiasaan tersebut oleh Ibn Khaldun disebut dengan malakah. Ilmu pengetahuan timbul melalui malakah karena dengannya manusia mampu mengenali gejala dan hakikat segala sesuatu. Setelah itu, jiwa manusia akan tertarik untuk mendalami ilmu tersebut sehingga ia membutuhkan orang lain untuk melepaskan dahaga keingintahuannya (dari sinilah

40

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

HADLARAH
timbul pengajaran). Dengan demikian, ia kemudian menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan dan pengajaran (talim) merupakan hal yang alami di tengah umat manusia (Khaldun, Muqaddimah: 534). Menurut Ibnu Khaldun, perbendaharaan ilmu manusia adalah jiwa manusia itu sendiri. Di dalamnya Allah SwT menciptakan persepsi yang bermanfaat untuk berpikir dan memperoleh pengetahuan ilmiah. Manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui naluri yang ditanamkan dalam akal apabila tujuan esensial mereka dalam penyelidikannya itu adalah mencari kebenaran serta menggantungkan diri pada rahmat Allah SwT. Ibnu Khaldun memandang kebenaran yang hakiki bersumber dari Allah SwT. Kebenaran bukan hanya ada di dalam realitas, melainkan ada kebenaran hakiki (haq-al yakin) yang datang dari Ilahi. Meskipun demikian, pengetahuan yang mungkin didapat manusia dari penyelidikannya hanya sebatas ain al-yaqin atau lebih tinggi lagi yang dapat dicapai manusia adalah ilm al-yaqin meskipun mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai yang haq al-yakin. Menurut Ibnu Khaldun, pendidikan merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat. Dalam kaitannya tentang tujuan pendidikan, meski tidak disebut secara eksplisit dalam Muqaddimah, namun dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: pertama, pendidikan sebagai usaha transformatif potensialitas (attaqah al-quswa) manusia yang bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Kedua, pendidikan sebagai bagian integral dari peradaban (al-umran) karena peradaban sendiri adalah isi pendidikan. Ketiga, pendidikan sebagai sarana bagi manusia mengetahui hukum-hukum Allah SwT yang telah disyariatkan atasnya dan menggapai marifat dengan menjalankan praktikpraktik ibadah (Walidin, Konstelasi: 105-107). Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan pendidikan baginya ialah peningkatan kecerdasan dan kemampuan berpikir, peningkatan segi kemasyarakatan manusia dalam kehidupannya, peningkatan segi kerohanian manusia. Dengan tujuan tersebut diharapkan agar pendidikan Islam mampu menciptakan manusia yang siap menghadapi berbagai fenomena sosial yang ada di sekitarnya. Pengertian kurikulum pada masa Ibnu Khaldun masih terbatas pada maklumat-maklumat dan pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau sekolah dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab tradisional yang tertentu, yang dikaji oleh murid dalam tiap tahap pendidikan. Kurikulum pendidikan yang diajarkan kepada peserta didik menurut Ibnu Khaldun meliputi tiga hal, yaitu: pertama, kurikulum sebagai alat bantu pemahaman (ilmu bahasa, ilmu nahwu, balaghah, dan syair). Kedua, kurikulum sekunder, yaitu matakuliah untuk mendukung memahami Islam (seperti logika, fisika, metafisika, dan matematika). Ketiga, kurikulum primer, yaitu inti ajaran Islam (Fiqh, Hadits, Tafsir, dan sebagainya). Ibnu Khaldun mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menjadi dua macam, yaitu: ilmu-ilmu filsafat atau rasional (aqliyah) dan ilmu-ilmu tradisional (naqliyah) (Khaldun, Muqaddimah: 543544). Ilmu aqli dibagi menjadi empat kelompok: Logika, Fisika, Metafisika, dan Matematika. Ibn Khaldun menyusun ilmu-ilmu naqli sesuai dengan manfaat dan kepentingannya bagi peserta didik menjadi beberapa bagian, yaitu: Al-Quran dan Hadits, Ulum Al-Quran, Ulum Hadits, Ushul Fiqh, Fiqh, Ilmu al-Kalam, Ilmu al-Tasawuf, dan Ilmu al-Tabir Ruya. Menurut Ibnu Khaldun, Al-Quran adalah ilmu yang pertama kali harus diajarkan kepada anak. Al-Quran mengajarkan kepada anak tentang syariat Islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh setiap umat Islam. Ilmu-ilmu naqli hanya ditujukan untuk dipelajari pemeluk Islam. Walaupun dalam setiap agama sebelumnya ilmu-ilmu tersebut telah ada. Akan tetapi berbeda dengan yang terdapat dalam Islam. Dalam Islam, eksistensi ilmu berfungsi menasakh ilmu-ilmu dari setiap agama yang lalu dan mengembangkan kebudayaan manusia secara dinamis (Khaldun, Muqaddimah: 545). Pandangan Ibnu Khaldun tentang metode pengajaran merupakan bagian dari pembahasan dalam Muqaddimahnya. Ia menjelaskan bahwa dalam memberikan pengetahuan kepada anak didik, seorang pendidik hendaknya: pertama, memberikan problem-problem pokok yang bersifat umum dan menyeluruh, dengan memperhatikan kemampuan akal anak didik. Kedua, setelah pendidik memberikan problem-problem yang umum dari pengetahuan tadi, baru pendidik membahasnya secara lebih detail dan terperinci. Ketiga, pada langkah ini pendidik menyampaikan pengetahuan kepada anak didik secara lebih terperinci dan menyeluruh, dan berusaha membahas semua persoalan bagaimanapun sulitnya agar anak didik memperoleh pemahaman yang sempurna. Dalam Muqaddimah (hlm. 537), secara eksplisit Ibnu Khaldun menyebutkan metode diskusi sebagai sebuah metode yang unggul. Sebab, dengan metode ini anak didik terlibat dalam mendidik dirinya sendiri dan mengasah otak, melatih untuk berbicara, di samping mereka mempunyai kebebasan berfikir dan percaya diri. Dengan kata lain, metode ini dapat membuat anak didik berfikir reflektif dan inovatif. Dengan berdiskusi, kreativitas anak akan lebih hidup. Anak juga dapat memecahkan masalah dan pandai menghargai pendapat orang lain. ______________________ Mukhrizal Arif, Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Jurusan Pendidikan Islam (PI) Konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam (PPI).
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

41

BINA AKIDAH

Pagar Neraka dan Pagar Surga


DR Ali Trigiyatno, MAg
ada dasarnya semua orang beriman ingin masuk surga dan selamat dari neraka. Namun demikian, tidak setiap orang mau menjalankan amalan yang dapat memasukkannya ke surga. Sebagaimana juga tidak semua orang bersedia meninggalkan amalan yang menyeretnya ke neraka. Bahwa mengerjakan amalan menuju surga dirasakan berat kiranya sudah disadari banyak orang, demikian juga betapa jalan menuju neraka terasa ringan, kiranya banyak orang sudah membuktikan. Dalam sebuah Hadits sahih dinyatakan : Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, Setelah Allah SwT menciptakan surga, Dia berkata kepada Jibril as, Pergi dan lihatlah! Kemudian Jibril pergi dan melihatnya. Dan berkata, Demi keagungan-Mu, sesungguhnya tidak ada satupun yang pernah mendengarnya kecuali pasti ingin memasukinya. Lalu jalan menuju surga dihiasi dengan berbagai rintangan. Setelah itu, Allah SwT berkata lagi kepada Jibril as, Sekarang lihatlah! Kemudian Jibril melihatnya dan berkata, Wahai Tuhanku, aku khawatir tidak akan ada (umatmu) yang bakal dapat memasukinya. Kemudian Rasulullah saw meneruskan sabdanya, Setelah Allah SwT menciptakan neraka, Dia berkata kepada Jibril as, Pergi dan lihatlah! Maka Jibril pergi dan melihatnya. Ketika datang, Jibril berkata, Demi keagungan-Mu, tidak ada satu pun yang pernah mendengarnya kecuali ia tidak akan mau memasukinya. Lalu jalan menuju neraka dihiasi dengan hal-hal yang menyenangkan (syahwat). Setelah itu, Allah SwT berkata lagi, Sekarang pergi dan lihatlah. Jibril as pun pergi dan melihatnya. Setelah datang, ia berkata, Demi keagungan-Mu. Aku khawatir semuanya akan masuk ke dalamnya. Shahih: At-Tirmidzi (2698). (Riwayat Abu Daud, al-Tirmizi, al-Nasai dan Ahmad) Sementara dalam riwayat imam Bukhari-Muslim, dengan bahasa yang lebih singkat Nabi menggambarkan pagar surga dan neraka dengan menyatakan: Diberi dinding atau (pagar) neraka itu dengan syahwat dan diberi dinding surga itu dengan sesuatu yang dibenci . (H.R. Bukhari-Muslim) Berdasarkan kedua Hadits di atas, ulama Sunni menjelaskan, bahwa surga dan neraka saat ini sudah ada atau diciptakan Allah SwT, berbeda dengan keyakinan kaum Mutazilah yang menyatakan surga dan neraka belum diciptakan kecuali nanti setelah hari kiyamat. Secara lugas Nabi saw mengingatkan bahwa neraka dikelilingi oleh syahwat. Syahwat sendiri didefinisikan oleh al42
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Qurthubi sebagai apa saja yang nafsu menyukainya, cenderung kepadanya, dan ingin memenuhinya. Karena nafsu menyukainya dan cenderung kepadanya, maka jangan heran kalau manusia yang tidak pandai mengendalikan nafsunya mudah dan ringan menurutinya walau terkadang harus mengeluarkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Itulah sebabnya, calon jamaah penghuni neraka cenderung lebih mudah terbentuk dan jumlahnya selalu mayoritas sebagaimana diisyaratkan Al-Qur`an: Sungguh Kami penuhi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka punya hati tapi tidak memahami dengannya, mereka punya mata tapi tidak melihat dengannya, mereka punya telinga tidak mendengar dengannya, mereka seperti binatang bahkan lebih sesat, mereka adalah orang yang lalai. (Qs Al-Araf ayat : 179). Para pemuja nafsu rendah umumnya betah dan asyik terlena dengan bujuk rayu setan walau akibatnya sering menyusahkan dan bahkan membahayakan pelakunya. Hingga hari ini pasien setan nyaris tidak berkurang dan mungkin malah cenderung bertambah. Jadi dapat disarikan, pagar neraka memiliki ciri, pertama hawa nafsu manusia cenderung menyukai, kedua ditempuh dengan cara yang bertentangan dengan syariat. Berbalik 180 derajat dengan pagar neraka, pagar surga dikelilingi oleh hal-hal yang umumnya nafsu benci kepadanya (makarih). Di saat lagi pulasnya tidur di pagi buta, nafsu akan cenderung benci kalau diajak bangun shalat subuh. Di saat uang dalam genggaman, nafsu benci kalau diajak berzakat atau berinfak, namun terasa ringan kalau untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Di saat waktu luang, mulut berat diajak membaca Al-Quran, tapi anehnya terasa ringan buat bergunjing sesama. Bagi pelajar waktu 30 menit terasa lama untuk belajar, namun 1 jam terasa sebentar buat pacaran dan seterusnya. Sungguhpun pagar surga umumnya dibenci oleh hawa nafsu manusia, namun orang beriman dan bijak, rela dan bersedia melakukannya dengan ikhlas karena Allah SwT. Orang beriman yakin, bahwa segala amal yang diperintahkan Allah SwT pasti membawa hikmat, manfaat dan kebaikan bagi umat manusia pada umumnya dan orang beriman pada khususnya. Cepat atau lambat, pasti orang beriman akan merasakan dan mendapatkan buah dari amal perbuatannya itu. __________________ DR Ali Trigiyatno, MAg, Dosen Pasca Sarjana STAIN Pekalongan, Ketua PCM Batang, Jawa Tengah

BINA AKHLAK

SOMBONG
Choirul Amin

iapa pun orangnya pasti tak suka dikatakan sombong, baik secara samar-samar apalagi terang-terangan. Bahkan Allah sendiri secara tegas menyatakan dalam firman-Nya Quran surat AnNisa [4]: 36 yang artinya sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Berkaitan dengan masalah kesombongan manusia, dalam Ihya Ulum Al-Din, Imam Al-Ghazali, mengatakan bahwa ada tiga faktor yang menjadikan seseorang menjadi sombong yaitu (1) karena keturunan (2) karena ilmu (3) karena tampilan fisik. Menyombongkan silsilah keturunan. Dalam masyarakat, sering kita dengar istilah Berdarah Biru implikasinya adalah mereka yang dianggap atau mengangap dirinya Berdarah Biru tentu merasa bangga atas predikat baru tersebut, sehingga dalam aktivitas kesehariannya nampak berbeda dengan mereka yang tidak berdarah biru. Dengan atribut darah biru tersebut mereka minta diperlakukan beda pula. Misalnya anak seorang berdarah biru tidak sepatutnya bergaul dengan anak orang kebanyakan sebab hal tersebut bisa mencederai wibawa dan derajat keningratan yang disandangnya. Dengan lain kata mereka (anak bangsawan) harus selektif dalam memilih dan menentukan dengan siapa mereka harus bergaul meskipun hanya sekedar bertegur sapa. Selain itu mereka yang berdarah biru secara naluriah tidak lupa menorehkan huruf R atau RA di depan nama asli mereka. Dengan pencantumkan huruf R (baca:Raden) berari mereka bukan keturunan orang sembarangan. Realitas sosial seperti inilah lambat namun pasti menjadikan orang terjangkit sifat sombong yaitu merasa lebih dari pada orang lain. Begitu juga yang terjadi di zaman Rasulullah, khususnya pada era Jahiliyah, pengaruh kesukuan sangat menentukan sesorang untuk dihormati atau dihina. Oleh karena itu Al-Quran mencela kaum kafir Makkah bukan karena kurangnya keyakinan agama mereka melainkan karena keangkuhan mereka. Mereka sombong dan congkak. Mereka merasa lebih unggul dari pada orang Makkah yang lebih lemah dan miskin, yang mereka anggap sebagai warga kelas dua dan dengan demikian boleh dihina dan dibenci. Kalau perbedaan darah bisa membuat orang sombong. berilmu pun bisa menjadikan orang sombong. Misalnya untuk menyakinkan calon pasangan hidupnya, ia tidak segan-segan memamerkan gelar kesarjanaannya seperti Prof, DR, MA, Drs,

SH dst. Meskipun gelar-gelar tersebut kadang diperolehnya dengan cara yang tidak terpuji misalnya dengan cara membeli atau menjiplak karya orang lain entah sebagian atau keseluruhan. Yang penting tujuan tercapai yaitu dapat menyunting gadis pujaannya. Bila perlu dalam setiap pertemuan resmi atau tak resmi dia minta namanya disebut lengkap dengan gelar kesarjanaannya bila tidak ia tidak akan datang ke acara tersebut. Dengan titel kesarjanaannya, ia enggan bertegur sapa apalagi berbaur dengan orang lain yang notabene tingkat pendidikan mereka jauh dibawahnya. Itulah realita yang ada. Dengan ilmu yang dimiliki kadang bisa membuat sang Sarjana jadi sombong. Padahal ilmu yang ia miliki tersebut belum apa-apa dibanding ilmu yang dimiliki Allah. Dasar manusia baru bergigi (baca: ilmu) satu sudah sombongnya setengah mati. Faktor ketiga ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dua faktor sebelumnya, bila sang pemilik tubuh dalam hal ini wajah tampan dan cantik kurang bisa menfungsikannya secara benar. Misalnya seorang aktor atau artis dengan wajah tampan atau cantik tentunya menjadi berkah. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menjadi berkah bila ketampanan atau kecantikan hanya dijadikan komoditas (baca : Barang Dagangan) semata. Artinya ia (sang aktor atau artis) akan bersedia bertemu dengan siapa saja asalkan terpenuhi syaratnya yaitu harus ada uang sekian juta rupiah. Tanpa uang jangan berharap mereka akan bisa bertemu dangannya meskipun hanya sekedar ingin minta tanda tangan dan foto bersama Itulah tiga faktor penyebab yang menjadikan manusia sombong. Mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menjadi obat pengingat buat kita semua. Yaitu, jangan pelihara sifat sombong karena sifat sombong identik dengan perilaku setan. Sebagai mana jawaban setan ketika disuruh syujud kepada Nabi Adam. Ia (setan) menolak dan berkata: Aku lebih baik dari pada dia (manusia ) kau ciptakan aku dari api, sedangkan dia (manusia) kau ciptakan dari tanah (Qs. AlAraf [7]: 12). _____________________ Choirul Amin, pemerhati masalah pendidikan, tinggal di Surabaya
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

43

BINA JAMAAH

TAKMIR MAKMUR JAMAAH PUN MAKMUR


etiap masjid, mushola atau surau memiliki jamaah awal yang dapat disebut sebagai modal jamaah. Ini biasanya terdiri dari warga sekitar tempat ibadah itu. Kalau masjid, mushola atau surau berada di tengah kampung atau desa maka warga kampung atau desa iitulah modal jamaahnya. Kalau tempat ibadah itu berada di kompleks perumahan, warga perumahan itu yang menjadi modal jamaah. Kalau tempat ibadah berada di kompleks pasar atau daerah pertokoan, maka warga sekitar, para pedagang, atau karyawan toko dan warung, juga orang yang selalu lewat dan berhenti untuk shalat dan mengaji menjadi modal jamaah tempat itu. Demikian juga kalau tempat ibadah itu berada di kompleks sekolah, rumah sakit, kantor atau kampus Muhammadiyah. Modal jamaahnya adalah para siswa, guru, karyawan, dokter, apoteker, perawat, keluarga pasien, dan orangorang yang sehari-hari berada di tempat itu seperti tukang parkir pemilik warung dan sebagainya. Modal jamaah atau jamaah modal ini yang pertama-tama dilayani oleh takmir. Pelayanan standar minimal adalah tersedianya tempat shalat yang rapi, bersih, harum, segar dan terang, tenang. Tersedia tempat wudlu yang airnya terus mengalir lancar. Tersedianya WC atau toilet yang bersih dan harum tersedianya tempat untuk duduk-duduk mengaso semisal serambi yang juga bersih, rapi dan tenang serta segar. Itu standar minimal pelayanan fisik bagi jamaah. Juga ada standar pelayanan peribadahan minimal. Yaitu, tersedianya imam, muadzin, petugas pengeras suara, penata tikar, dan tersedianya guru ngaji rutin. Ini pelayanan ibadah wajib lima waktu terjamin. Pengajian rutin untuk memperkuat iman, menambah semangat beramal shalih dan menjaga kegembiraan hidup hangatnya pergaulan juga perlu diadakan secara rutin. Juga tersedianya khatib, untuk melayani jamaah pada saat hari Jumat. Kalau standar pelayanan minimal dari takmir untuk jamaah di atas selalu tersedia dan dijamin selalu tersedia, maka jamaah modal atau modal jamaah di atas akan kerasan, betah dan senang berada di masjid. Hati mereka akan dekat, bahkan melekat di masjid. Mereka pelan-pelan mencintai masjid. Dan ini menjadi pertanda bagi orang yang akan masuk surga. Tentu, untuk membangun atau membentuk jamaah masjid sampai pada kualitas mampu dan selalu mencintai masjidnya diperlukan kerja keras dari takmir. Perlu diingat, kerja-kerja amal bernilai besar ini mudah terlaksana apabila takmir sendirilah yang pertama-tama mampu memotivasi dan menyemangati dirinya sendiri agar selalu mencintai masjid, dalam upaya mencintai Allah untuk mencari ridla-Nya. Cinta takmir kepada masjidnya akan bergema dalam jiwa jamaahnya. Kerinduan takmir untuk selalu berada di masjid melayani jamaah untuk beribadah akan
44
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

sangat dirasakan oleh jamaah. Getaran cinta takmir pada masjidnya dapat dirasakan jamaahnya. Ini penyebab utama hati dan jiwa jamaah terbuka kemudian ikut mencintai masjidnya. Tentu saja, bagi takmir mencintai masjid saja belum cukup. Masih diperlukan lagi, cinta takmir kepada jamaahnya. Cinta dalam arti memahami dan memperhatikan kebutuhan atau keperluan jamaah. Kemudian, sebelum jamaah meminta atau menuntut, semua sudah tersedia. Kepekaan ruhani dan kehalusan budi serta rasa dari takmir dapat menjadi instrumen mewujudkan cinta, dalam Islam disebut kasih sayang sesaudara seiman. Sebab sesama orang beriman ini bersaudara, dan kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada mereka. Melayani jamaah di bulan Ramadlan tentu merupakan pelayanan yang kualitasnya di atas pelayanan standar minimal. Banyak takmir masjid yang berusaha agar fungsi takmir sebagai pemakmur masjid benar-benar terwujud di bulan Ramadlan. Kegiatan keagamaan hampir tersedia setiap waktu. Mulai dari dari pengajian bakda Subuh, dialog Ramadlan setiap Ahad Pagi, pengajian menjelang berbuka puasa, pengajian menjelang shalat tarawih, tadarus Al-Quran, pemberian takjil bagi jamaah, perlombaan-perlombaan untuk memberi pengalaman beragama yang asyik bagi anak-anak, dialog dan lomba bagi remaja, pelatihan pembuatan makanan hantaran, penyelenggaraan pasar murah menjelang datangnya Idul Fitri, mencatat dan membagikan zakat fitrah pada malam menjelang Idul Fitri, silaturahim bersama sehabis shalat Idul Fitri, wisata religius dan wisata budaya Islam setelah Idul Fitri. Bahkan pada sepuluh hari terakhir, banyak masjid yang menyediakan makan sahur bagi jamaah yang tengah melakukan iktikaf. Pemberian bantuan paket Lebaran kepada anak yatim, orang tua jompo, dan pada warga yang kurang mampu. Ada juga yang kalau di kota, saat liburan Idul Fitri ada yang memborong tiket bioskop untuk anak-anak dan keluarga untuk menyaksikan film dakwah yang menyegarkan sebagai pengisi liburan. Jamaah dan anak-anak diantar jemput gratis, nonton gratis, diberi snack gratis dan setelah pulang, mereka diminta untuk menceritakan pengalaman menonton itu, diminta menuliskan pengalaman beragama selama Ramadlan. Juga diminta mengumpulkan foto dokumentasi kegiatan Ramadlan di masjid itu. Hasilnya, dipajang di majalah dinding atau dimuat di buletin masjid itu. Itulah potret takmir yang makmur yang mampu memakmurkan masjid sehingga jamaahnya juga menjadi makmur. Sehabis Ramadlan, kemakmuran jamaah ini perlu dipertahankan, lewat berbagai kegiatan yang makin bermakna. (Mustofa W Hasyim)

KESEHATAN

GIZI DAN GIGI


Lina Handayani

igi adalah salah satu organ vital untuk kesehatan dan kecantikan/estetika. Fungsi gigi sangat penting untuk mengunyah maupun penampilan. Oleh sebab itu, perlu sekali diperhatikan gizi yang baik bagi gigi agar selalu bersih, sehat, dan rapi. Pola makan untuk kesehatan gizi Hal-hal yang perlu diketahui terkait gizi dan kesehatan gigi antara lain: - Kekokohan gigi dipengaruhi oleh pola makan di masa lampau dan masa kini - Makan gula-gula atau makanan manis adalah kebiasaan yang kurang bagus bagi kesehatan gigi - Kebiasaan makan buah-buahan sangat baik karena mempertahankan kesehatan gigi Bakteri penghasil asam Ada beberapa fakta terkait bakteri penghasil asam pada gigi dan mulut: - Sisa-sisa makanan pada gigi dan mulut merupakan ladang subur untuk pertumbuhan bakteri L. Achidophilus . - Bakteri ini menghasilkan asam laktat pada perkembangbiakannya - Asam laktat tersebut menyerang email gigi sehingga terjadi proses karies - Rasa asam dapat dirasakan setelah bangun tidur bila sebelum tidur tidak menggosok gigi Semakin banyak sisa makanan, maka rasa asam akan lebih terasa intensitasnya dan lebih lama hilang. Zat gizi untuk pertumbuhan gigi Berbagai vitamin dan mineral sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan gigi yang sehat, antara lain: - Vitamin A sangat penting untuk membentuk epithel pada gigi. Bila kekurangan vitamin A ini, maka dapat menyebabkan enamel gigi menjadi mudah rusak. - Vitamin C juga tidak kalah pentingnya, karena vitamin ini untuk mendukung kesehatan gusi yang optimal. Bila kekurangan vitamin C, maka dapat berakibat gigi mudah tanggal.

Kalsium dan vitamin D pun tidak kalah penting. Keduanya sangat berperan dalam pembentukan enamel dan dentin. Perlu sekali untuk diketahui bahwa fondasi pertumbuhan gigi terjadi sejak bayi di dalam kandungan. Oleh sebab itu, para ibu hamil perlu gizi yang cukup. Bayi lahir pun perlu gizi yang cukup, karena kalsifikasi gigi terus berlanjut. Asi adalah solusi terbaik

Penting diingat Karies atau gigi berlubang merupakan hasil interaksi tiga faktor: a. Host Kerapuhan gigi juga tergantung pada susunan kimiawi dan bagaimana terbentuknya/pertumbuhan gigi tersebut sejak dalam kandungan. b. Agent Mikroorganisme/bakteri di mulut menjadi berbahaya bagi gigi bila lingkungan memungkinkan saja. c. Lingkungan Sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi memungkinkan bakteri berkembang biak dan membahayakan gigi. Saran preventif Untuk mewujudkan kesehatan gigi yang baik, ada baiknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut: - Kebiasaan makan yang baik untuk kesehatan gigi perlu dimulai sejak dini, agar gigi menjadi lebih kuat. - Kurangi makanan yang manis seperti coklat, permen, dodol pada anak-anak. - Biasakan makan buah-buahan karena selaian mengandung vitamin A dan C, juga dapat berfungsi membersihkan gigi. - Biasakan menggosok gigi sesudah makan, atau paling tidak dua kali sehari: sesudah sarapan dan sebelum tidur. Gizi dan gigi saling berkaitan. Gigi merupakan unsur penting dalam kesehatan dan kecantikan, karena itu harus kita perhatikan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. ________________________ Lina Handayani, Dosen FKM UAD, Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

45

HUMANIORA PUISI-PUISI SULE SUBAWEH:


DAN AIR MATA JATUH
Dan air mata jatuh Mengabaikan bulan yang hikmah Bulan penuh pahala, seperti jasamu Mengalir kekubur-kuburmu Yang dalam, sedalam keharuan yang menghenyak Dada Dan air mata jatuh Mimpi-mimpi berguguran Jalan-jalan kehilangan sunyi Panggung kehilangan aunganmu Anak-anak kehilangan ayah. Dan air mata jatuh Siapa dari sekian anak Yang akan mewarisi jejakmu Yang ramah, yang ayah Yang tak pernah lelah Bantul 2013 Tuturmu yang senyum adalah doa berdebar-debar

SAAT ADZAN MAGHRIB BERKUMANDANG


Saat adzan maghrib berkumandang melesat kata-kata berceceran di kepala meminta di susun-susun menjadi kalimat sakti Saat adzan maghrib berkumandang ide-ide berkeliaran, menjalar ke antera aku berusaha menangkapnya semakin kukejar semakin bertebaran bersama kalimat-kalimat sakti aku tersenyum sendiri Saat adzan maghrib berkumandang kau datang tiba-tiba memenuhi isi kepala bersama kenangan lalu mengajakku berdansa bersama ide-ide dan kalimat sakti Saat adzan maghrib berkumandang hingga tak terdengar langit gelap aku masih terperangkap dalam sesat Bantul 2013

Janji yang Diabaikan


Lonceng kematian yang tergores dalam sajakmu Sudah mengalunkan nadanya sendiri Sebelum kurangkai dengan rima dan irama yang kujanjikan Kematian yang membuatku takut lebih menguasai Jari-jari, lalu usiamu mendahului janjiku Lonceng kematian yang tergores dalam sajakmu Sudah mengalunkan nadanya sendiri dari doa doa yang kau tanam di dada dada yang embun Bantul 2013

BIODATA PENULIS Sule Subaweh adalah nama pena dari Suliman, saat ini aktif menulis di media massa, baik puisi, cerpen dan artikel. Cerpen pernah dimuat di koran lokal dan artikel pernah dimuat di media massa. Sekarang bekerja di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai humas. Aktif di teater Jaringan anak Bahasa (JAB).

Yang Kukenang Darimu


Tubuhmu yang hampir bungkuk adalah kerendahanmu yang tua lebih tua dari usiamu
46
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh

HUMANIORA

Kalau Kapal Haji Muhammadiyah Kena Bom Bagaimana?


Sudja adalah seorang tokoh penggagas dibentuknya perjalanan haji agar memudahkan orang yang mau menjalankan ibadah haji. Salah satu usulnya agar umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah mengumpulkan saham dan membeli kapal haji Gagasan itu disampaikan dalam salah satu pertemuan Muhammadiyah. Sebagaimana biasa dalam satu forum selalu ada pendapat yang pro dan kontra. Di antara pendapat yang kurang setuju ada yang bertanya, Kiai, ini kan masa perang. Nanti kalau kapal haji Muhammadiyah itu dibom bagaimana? Mendengar pertanyaan itu Kiai Sudja ganti bertanya, Bomnya mengenai kapal tidak? Kata penanya itu, Kalau kena bagaimana? Kalau kena ya hancur, tenggelam. Kalau tidak kena ya selamat kata Kiai Sudja. Kata Kiai Sudja selanjutnya, Bapak-bapak, kita sebagai umat Islam itu jangan menjadi umat yang selalu pesimis. Belum apa-apa kita sudah khawatir akibat buruknya. Kita harus optimis. Bahwa segala sesuatu itu pasti ada risikonya. Sekali lagi kita harus optimis. Kalau hidup kita selalu dalam kekhawatiran kita tidak akan pernah maju. Misalnya orang mau dagang tapi berpikir nanti kalau tidak laku bagaimana? Kalau rugi bagaimana? Orang mau bertani yang dipikirkan kalau padinya di makan tikus atau dimakan hama bagaimana? Kalau gagal panen bagaimana? Orang mau mancing ikan di laut, berpikir nanti kalau ada gelombang bagaimana? Kalau tidak dapat ikan bagaimana? Selama kita masih berpikiran seperti itu, kita umat Islam ini tidak akan pernah maju. Karena yang dipikirkan kegagalannya, kesulitannya. Hidup ini pasti menghadapi kesulitan demi kesulitan. Tapi kita harus optimis, kalau kita bekerja dengan sungguhsungguh, hati-hati, penuh perhitungan dan berdoa kepada Allah pasti berhasil. Man jadda wajada. Mendengar penjelasan Kiai Sudja itu, hadirin

menjadi terbuka dan akhirnya menyetujui Muhammadiyah untuk mendirikan perusahaan perjalanan haji dan mengumpulkan saham untuk membeli kapal haji. Dalam perkembangan zaman selanjutnya, ini menurut catatan penulis, umat Islam Indonesia pernah memiliki kapal haji namanya Arafat. Kapal ini dapat dipergunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia. Umat Islam juga pernah punya biro perjalanan haji yang sekarang asetnya masih berfungsi. Ketika zaman makin modern dan alat transportasi penumpang berupa kapal dikalahkan oleh pesawat terbang, kapal haji itu pun lalu berhenti beroperasi. Sebenarnya muncul kehendak agar umat Islam bisa memiliki pesawat haji sendiri. Sayang kehendak ini sampai sekarang belum terwujud. Mungkin karena masih banyak dari kalangan umat Islam yang cenderung pesimis dan terlalu memikirkan risikonya. Takut rugi, tetapi jelas tidak takut laba. Akibatnya, umat Islam Indonesia yang jamaah haji serta jamaah umrahnya paling banyak sedunia masih tidak bisa mandiri dalam mencukupkan transportasi haji. Masih menyewa pesawat terbang milik maskapai bukan Islam dan buatan pabrik pesawat terbang juga bukan milik orang Islam. Sayang juga kalau uang sekian triliunan rupiah itu tiap tahun malah mengalir ke kantong pengusaha bukan Islam. Sebenarnya, dengan dana abadi umat, dengan dana ongkos haji yang dibayar dimuka itu kalau bunganya dipergunakan untuk membeli pesawat terbang angkutan haji dan angkutan umrah, umat Islam Indonesia dapat lebih mantap dalam berhaji dan berumrah. Sebab, umat Islam bisa mandiri dalam melakukan perjalanan ibadah ini. Lebih-lebih lagi kalau pesawat haji dan umrah itu bisa dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia yang berada di Indonesia. Para insinyur yang beragama Islam pun mendapat pekerjaan dan penghargaan dari umat Islam Indonesia sendiri. (Drs HM Syukriyanto AR).
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

47

WAWASAN

Muhammadiyah dan Penanggulangan Bencana


DR Rahmawati Husein

ndonesia sebagai negara kepulauan berada pada posisi secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis menyebabkan Indonesia sangat rawan terhadap berbagai bencana alam, sehingga sering disebut sebagai supermarket bencana. Posisi geografis Indonesia masuk dalam pertemuan tiga lempengan bumi, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia menyebabkan posisi negara labil, mudah bergeser, dan tentu saja rawan bencana gempa bumi, tsunami dan longsor. Secara geografis, Indonesia juga terletak di daerah sabuk api atau yang dikenal dengan ring of fire dimana 187 gunung api berderet dari barat ke timur. Disamping itu, posisi geografis Indonesia berada pada daerah yang ditandai dengan gejolak cuaca dan fluktuasi iklim dinamis yang menyebabkan Indonesia rawan bencana alam kebumian seperti badai, topan, siklon tropis, banjir. Di samping faktor alam yang dapat menyebabkan bencana, kompleksitas kondisi masyarakat Indonesia dari segi demografis seperti kepadatan penduduk dan segi ekonomi seperti kemiskinan yang masih tinggi telah menambah tingginya kerentanan terhadap peristiwa bencana alam. Saat ini Indonesia menempati rangking pertama dari 265 negara di dunia terhadap risiko tsunami dan rangking pertama dari 162 untuk tanah longsor, serta rangking ke-3 dari 153 negara terhadap risiko gempa bumi, dan ranking ke-6 dari 162 untuk risiko bencana banjir. Sepanjang kurun waktu 1980-2009 Indonesia mengalami 312 kasus bencana alam. Kerugian akibat berbagai bencana tersebut tidak sedikit, baik itu kerugian jiwa, harta benda dan rusaknya infrastruktur serta terhentinya produksi ekonomi dan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data Bappenas kerugian akibat bencana alam di Indonesia sejak tsunami Aceh, Desember 2004 hingga gempa Sumatera Barat, September 2009 mencapai Rp. 150 triliun. Sementara korban meninggal di Aceh saja mencapai 227, 898 orang dan lebih 6,000 orang di Yogya dan lebih seribu orang di Padang. Jumlah tersebut belum termasuk korban cacat, sakit akibat gempa, tsunami dan gunung meletus serta ratusan ribu pengungsi seperti saat Gunung Merapi meletus tahun 2010. Kerugian tersebut tentunya juga dialami warga dan institusi Muhammadiyah yang menjadi bagian masyarakat. Banyak warga Muhammadiyah yang menjadi korban, dan tidak sedikit masjid, sekolah, rumah sakit, panti asuhan dan amal usaha Muhammadiyah yang dibangun dari infaq yang dikumpulkan bertahun-tahun , rusak dalam waktu sekejap. Oleh karena pengelolaan bencana merupakan sebuah keniscayaan dan
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

sungguh sebuah kebijakan yang tepat apabila pada Muktamar ke 46 mengamanatkan perlunya Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB). LPB dikenal juga dengan sebutan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk memudahkan kerja bareng ataupun kerjasama dengan pihak luar terutama pada saat bencana terjadi maupun dalam mengantisipasi kejadian bencana. LPB/MDMC memiliki mandat untuk mengembangkan kesadaran bencana di lingkungan Muhammadiyah, mengadvokasi sistem penanggulangan bencana baik nasional maupun khusus di lingkungan Muhammadiyah serta usaha lain untuk mengurangi dampak kejadian alam yang berpotensi menjadi bencana sesuai dengan prinsip Muhammadiyah. Di samping itu LPB diharapkan dapat meningkatkan, mengoptimalkan dan mengkoordinasikan penanggulangan bencana termasuk didalamnya peningkatan kapasitas kader, relawan dan pengelolaan penanggulangan bencana di tingkat akar rumput. Sehingga, tercipta keterpaduan dan kesiapan dalam menghadapi berbagai bencana di Indonesia. Peningkatan kesadaran penting karena selama ini di kalangan masyarakat luas masih banyak pandangan bahwa bencana itu Act of God atau sering diterjemahkan bahwa kejadian bencana alam itu di luar kemampuan manusia atau kehendak Tuhan. Sebagai bentuk peringatan, cobaan bahkan kutukan, sehingga manusia tidak berhak dan tidak perlu mempersiapkan diri menghadapi bencana. Kedua, ada pendapat bahwa bencana juga merupakan Act of Nature atau kehendak alam yang juga sering membuat manusia tidak perlu mengantisipasi kejadian dengan mengurangi berbagai resiko yang ditimbulkan dari bencana. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan kerusakan lingkungan yang mengakibatkan bencana banjir atau perubahan iklim yang mendorong makin banyaknya dan makin kuatnya bencana. Pandangan-pandangan ini memengaruhi masyarakat dalam menghadapi dan mengelola bencana. Penanggulangan atau pengelolaan bencana seperti nama lembaga ini, sering kemudian hanya dipahami kesiapan untuk merespons saja atau melakukan kegiatan pada saat kejadian dan setelah kejadian. Jadi kalau tidak ada kejadian, lembaga tidak perlu sibuk dan tidak memiliki pekerjaan atau aktivitas. Sementara seperti dijelaskan dalam UU No.24/2007 penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya

48

WAWASAN
bencana, kegiatan pencegahan bencana yang meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi serta tanggap darurat dan pemulihan yang meliputi rehabilitasi maupun rekonstruksi. Oleh karena penanggulangan bencana di Muhammadiyah perlu dilakukan secara komprehensif dari masa tanggap darurat hingga mitigasi. Pada saat tanggap darurat perlu upaya terpadu dalam mengorganisasikan potensi yang ada dalam persyarikatan Muhammadiyah sehingga tanggap darurat bisa efektif dan optimal. Kegiatan yang dilakukan pada masa tanggap darurat meliputi penyelamatan dan evakuasi korban dan harta benda dengan mengirimkan tim SAR termasuk SAR Medis, penggalangan dana, pemenuhan kebutuhan dasar, penyediaan sarana transportasi dan menyediakan rumah, kantor, gedung dan bangunan lain untuk dijadikan posko pengorganisasian maupun sebagai tempat pengungsian sementara. LPB PP Muhammadiyah saat ini telah mengupayakan penguatan kapasitas individu maupun institusi untuk siap dalam masa tanggap darurat. Baik melalui training, pendampingan dan membuat Standard Operating Procedure (SOP) atau mekanisme dan tata kerja LPB. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama dengan Majelis Ekonomi dan Majelis Pemberdayaan masyarakat. Sementara pada saat sebelum kejadian bencana perlu upaya peringatan dini dan kesiapsiagaan. Aktifitas yang dilakukan pada masa ini bertujuan untuk mengantisipasi bencana agar dapat bertindak dalam waktu yang cukup dan dengan cara-cara yang tepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya korban luka, hilangnya jiwa, serta rusaknya harta benda dan lingkungan. Bentuk-bentuk kegiatan dapat berupa peningkatan pengetahuan tentang risiko, pemantauan dan layanan peringatan, penyebarluasan dan komunikasi dan kemampuan penanggulangan bencana seperti membuat rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan alat dan pelatihan personil, mobilisasi sumberdaya, manajemen informasi hingga simulasi atau gladi bersih baik untuk rumah sakit, tim SAR dll. Sedangkan Mitigasi atau pencegahan adalah fase dimana dilakukan serangkaian upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman ataupun risiko bencana melalui paparan lokasi bahaya dan identifikasi pola kerentanan fisik maupun sosial. Muhammadiyah yang memiliki warga 30 juta tersebar diseluruh Indonesia perlu terus menerus mengembangkan budaya sadar bencana, terutama di daerah yang baru saja mengalami bencana maupun daerah yang berisiko tinggi mengalami bencana. Perlu ikhtiar atau upaya yang sungguh-sungguh untuk meminimalisir dampak yang mungkin dihadapi. Di samping meminimalisir kehilangan jiwa, perlu dilakukan assessment atau kaji kelayakan terhadap puluhan ribu bangunan Muhammadiyah termasuk sekolah, panti asuhan, rumah sakit, mushola dan masjid dan rumah warga di kawasan rawan bencana. Perguruan Tinggi Muhammadiyah dapat menjadi sumber pengetahuan dan memiliki sumber daya yang diharapkan dapat mengkaji dan memetakan selalu siap daerah rawan bencana, besarnya risiko. Disamping itu dengan banyaknya ahli maupun mahasiswa yang dimiliki PTM diharapkan dapat ikut serta mendorong warga Muhammadiyah dan membantu menilai bangunan yang aman atau rusak akibat bencana serta mendorong untuk membangun secara aman ataupun menguatkan bangunan yang sudah terlanjur berdiri ( retrofitting ). Baik rumah maupun amal usaha Muhammadiyah agar jika bencana terjadi, kerusakan dan kerugian dapat dicegah ataupun dikurangi. Apabila kesadaran, peningkatan pengetahuan dan kapasitas dalam pengelolaan bisa ditingkatkan, maka berbagai risiko dan dampak akibat kejadian alam ataupun bencana besar dapat dikurangi. ________________________ DR Rahmawati Husein, Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB/MDMC) PP Muhammadiyah dan Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

Indonesia adalah wilayah rawan bencana, Muhammadiyah harus mengantisipasinya.

Sedangkan pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi yang tujuannya adalah normalisasi dan kembalinya kehidupan dan penghidupan masyarakat banyak yang dapat dilakukan seperti 1). pendirian bangunan sementara baik rumah, sekolah, dan tempat ibadah Muhammadiyah yang rusak; 2) perbaikan sumur jamaah dan penyediaan pipa untuk menyalurkan air bersih; 3) pemulihan psikis melalui kegiatan psikososial khususnya untuk anak-anak dengan melibatkan Angkatan Muda Muhamamdiyah maupun majelis Tabligh untuk jamaah dewasa; 4) Pendirian kemballi bangunan sekolah dan pemulihan penyelenggaraan pendidikan baik menggunakan dana warga Muhamamdiyah maupun bantuan pihak asing yang sering membantu saat bencana terjadi; 5) Pemulihan ekonomi melalui pengembalian mata pencaharian, menumbuhkan kegiatan ekonomi baru seperti usaha rumahan (home industry), perikanan, pertanian, dll.

49

GERAI NIAGA

JATINOM INDAH PERKASA FARM


Memproduksi Bibit Puyuh dan Ayam Kampung
ermula dari kerja sampingan, saat ini sudah membuat bibit sendiri. Itulah yang dilakukan H Marmin Siswojo dalam mengembangkan peternakan unggas. Sesuai dengan tempat tinggalnya di Jatinom Blitar, maka usaha yang membesar tersebut dinamai Jatinom Indah Perkasa Farm. Usaha yang dimulai tahuh 1972 sebagai usaha tambahan karena gaji guru yang tidak memadai waktu itu, kini sudah bisa menghidupi orang lain karena menjadi binaan perusahaannya. Pilihan untuk membuka peternakan pun sebetulnya bukan pilihan pertama, sebelumnya telah bergelut di bidang sembako dan bidang yang lain tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Tetapi ternyata ketika bersentuhan dengan unggas yang menjadi usahanya sampai saat ini, HM Siswojo yang saat ini menjabat Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) merasa cocok meski hambatan juga masih ada. Ia memulai dengan memelihara ayam petelur dan ayam pedaging kemudian merambah ternak yang lain seperti burung puyuh. Keberhasilan HM Siswojo ini ternyata menarik orang lain untuk ikut mengembangkannya. Dan ia tidak segan membagi ilmunya pada orang lain, bahkan membinanya. Apalagi sebagai Ketua PDM, ada warga di Ranting dan Cabang Muhammadiyah di Blitar yang ingin mengembangkan ternak tentu tak ragu untuk mengulurkan tangannya. Bahkan untuk yang ada di luar Blitar pun, ia siap untuk melakukan kerjasama. Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan peternakannya, mitra dan binaannya, ia kemudian mengembangkan usahanya di bidang pembibitan unggas. Ia mulai dengan pembibitan burung puyuh, kini juga sudah mulai mengembangkan bibit ayam kampung. Untuk melakukan pembibitanpun, perusahaannya tidak segan-segan melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan bibit unggul. Misalnya untuk pembibitan burung puyuh atau juga disebut doq artinya day of quail yaitu bibit puyuh yang baru menetas yaitu usia 0 hari, di samping juga
50
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

menyediakan pulet puyuh atau puyuh remaja yang sudah siap bertelur yaitu usia 36 hari. Keunggulan DOQ Jatinom: Strain Gunung Sindur , Bogor Intage lebih hemat, 23 gr / hari. Masa produksi lebih lama (18 bulan). Daya tahan terhadap penyakit lebih kuat. Kematian rendah Untuk keberhasilan beternak puyuh bagi mitranya pun, perusahaan ini membuat buku panduan khusus. Sedangkan pembibitan lain yang dilakukan pembibitan DOC Ayam Kampung atau bibit anak ayam kampung yang berusia 0 hari. DOC ini dinamakan DOC Ayam Kampung Jatinom. Keunggulan DOC Ayam Kampung Jatinom: Pemeliharaan 60 hari, berat mencapai 9 ons. Daya tahan terhadap penyakit lebih kuat. Kematian rendah. Daging putih dan lebih gurih. Karena keistimewaan-keistimewaan itu, perusahaan Jatinom ini berani bersaing dengan perusahaan yang lain. Pihaknya memproduksi doq puyuh 8000 ekor setiap tetas dan menetas 5 hari sekali . Sedangkan untuk doc ayam kampung 5000 ekor setiap tetas dan menetas 7 hari sekali. Pemasaran tidak hanya di daerah Blitar, tetapi juga sudah merambah Solo, Lamongan, dan Malang. Perusahaan ini juga membuka daerah-daerah lain yang ingin ikut mengembangkan peternakan, baik burung puyuh maupun ayam kampung. DATA PENGUSAHA Nama Temp/tgl lahir Istri Anak : H Marmin Siswojo : (Tgl Lahir Blitar, 16 April 1940) : Hj Heny Zahrohafni : Sigit Prasetyo : Hidayatur Rahman : Eny Nasikah : Mohammad Rasyid Ridha : Halimatu Sadiyah : Dyah Intan Syahida : 0811362094. : dian_199012@yahoo.com (pemasaran)

Telp Email

SAKINAH

U MEMBINGUNGKAN TUNANGANK TUNANGANKU


Assalamualaikum wr wb. Ibu Emmy yth, saya sebut saja Ning (27 tahun) bekerja di perusahaan swasta yang lumayan besar. Sudah bertunangan setelah berhubungan dengan seorang pria A (29 tahun) yang bekerja di luar pulau sejak setahun yang lalu. Ia orangnya penyabar, bila marah ia hanya diam. Dan suka diam dalam menghadapi masalah apa pun. Berbeda dengan saya, yang keras kepala dan ngeyel serta cuek. Dalam perjalanan waktu, saya berkenalan dengan C, lakilaki rekanan perusahaan saya. Mulanya, kami hanya ngobrol biasa, tapi kemudian saling suka. Tidak saya duga hubungan saya dengan C tercium oleh keluarganya. Mereka marah. Khawatir informasi yang masuk ke A tidak berimbang saya kontak dia dan saya mencoba menguji kesetiaannya. Saya katakan memang benar saya berhubungan dengan C, dan minta tanggapannya. Jawabnya kalau memang saya tertarik dengan orang lain ia tidak apa-apa dan merelakannya. Saya kecewa dan berpikir, bahwa selama ini saya yang selalu mengalah bila bertengkar dan minta diperbaiki setelah saya didiamkan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, lalu kami baikan lagi, Saya sengaja lebih akrab dengan C.Tidak lama kemudian, A pulang untuk menemui saya. Dia bilang ingin melanjutkan hubungan dan minta saya kembali padanya. Saya bersedia. Keluarganya bilang terserah kami, tapi di belakang bilang pilih ibunya atau saya. Hal ini membuat saya tidak nyaman bila berada di tengah keluarganya. Tapi kata A, ia siap menikah dengan saya, meski tanpa restu ibunya. Mohon sarannya, Bu, saya bingung apakah hubungan saya dan A layak untuk dilanjutkan. Saya memang masih mencintainya walau kadang sulit dimengerti jalan pikirannya. Terima kasih jawabannya. Wassalamualaikum wr wb. Ning, di kota W. Waalaikumsalam wr wb. Ning, memang riskan cara yang Ning gunakan untuk menguji kesetiaan calon pasangan. Karena meski A jauh, tapi ada keluarganya yang siap memata-matai Ning, karena mereka tidak jauh dari diri Ning. Selain itu bisa membuat Ning kebablasan mennyukai C yang mempunyai sifat lebih komunikatif. Bila dicermati, sebelumnya hubungan Ning yang sudah berjalan lama dengan A berjalan aman-aman saja, tapi ketika Ning mengenal sosok C, A menjadi terasa membosankan bahkan membuat ragu. Sehingga sampai muncul keinginan untuk mengujinya. Alih-alih mendapatkan keyakinan malah menuai masalah dengan keluarga A. Untuk menuju jenjang pernikahan, biasanya orang Jawa melalui proses berkenalan, kunjungan balasan, menetapkan hari H sambil melamar dan nikah. Pada periode ini diharapkan perempuan mulai beradaptasi dengan keluarga calon suami, bukan? Untuk menikah tidak cukup hanya cinta, tapi ada indikator lain yang sangat sederhana, yaitu respek/menghargai. Janganjangan Ning belum punya, nyatanya Ning bisa kebablasan dengan C. juga labilnya emosi Anda yang membuat keputusan-keputusan instan yang dilandasi kebutuhan sesaat yang terasa saat itu. Menjalani hubungan dengan lelaki yang berjauhan sangat lazim membuat Anda merasa seperti single saja. Biasanya, kalau kita cenderung aktif dan punya suami yang lebih tenang, tidak meledak-ledak dan tidak reaktif. Perpaduan keduanyan akan membuat sinerginya indah lo. Bayangkan, kalau keduanya labil dan sama-sama keras. Pilih A atau tidak tentu terpulang pada Ning. Mestinya, inilah saatnya, untuk sungguh-sungguh menanyakan pada diri, apa sesungguhnya yang Anda butuhkan dari seorang lelaki yang kelak jadi pendamping hidup. Yang jelas semua ada konsekuensinya. Bila memang Ning mencintai A dan bersedia dinikahinya, harus siap dengan sikap negatif keluarganya yang memberi Anda label negatif. Ada dua hal yang harus ada. Pertama, cinta Anda berdua harus benar-benar kuat, sehingga A tak harus terombang-ambing pada pilihan istri atau keluarganya. Tanpa cinta yang benar-benar cinta akan sukar mempertahankan Anda sebagai istri yang oke untuk dirinya di depan ibu, kakak,dan adiknya. Hal kedua, Anda sendiri harus punya kebesaran hati, lapang dada untuk tetap proaktif berbaik-baik pada keluarga A yang mungkin belum bersikap manis. Anda butuh membuktikan bahwa sebagai istri, Ning adalah istri yang setia dan hormat pada suami. Meski pernah tergelincir sewaktu jadi tunangannya. Jangan lupa untuk mendekatkan diri pada Allah, banyak mohon ampun dan lakukan shalat istikharah. Semoga Allah memberi petunjuk jodoh yang terbaik untuk Ning. Amiin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, SPsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

51

WAWASAN

REORIENTASI KESHALIHAN DALAM PRAKSIS SOSIAL


Benni Setiawan

Kebangsaan dan keindonesiaan hari ini mulai terkikis. Salah satu indikasinya adalah semakin masifnya tindak kekerasan, permusuhan, dan perilaku menyimpang lainnya.
angsa Indonesia kini sedang menghadapi persoalaan serius. Persoalan kebangsaan ini pun mau tidak mau berimbas kepada kehidupan umat Islam. Pasalnya, penghuni terbesar bangsa ini adalah Muslim. Ketika bangsa ini kacau, maka umat Islamlah yang paling menderita. Penderitaan tersebut tentu bukanlah yang diinginkan. Karena itu keislaman yang membingkai keindonesiaan selayaknya mampu menjadi solusi atas segala persoalan. Islam model ini menjadi pembenar atas kerangka besar keislaman yang senantiasa memberi solusi di setiap tempat dan massa (Islam shalihun li kulli zaman wa makan). Salah satu pembuktian itu adalah dengan mengamalkan kesalehan sosial dan konsepsi ihsan. Secara bahasa, ihsan berarti kesempurnaan atau terbaik. Ihsan juga berarti seseorang yang senantiasa dalam pengawasan Allah. Sehingga apa yang dilakukan senantiasa berujung pada kemaslahatan umat. Kepalsuan Manusia Pengawasan itu pun mewujud dalam laku keseharian, yang senantiasa merasa dilihat Allah. Ketika berbuat kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebajikan. Sebaliknya, jika berbuat keburukan, ia akan merasa malu karena ada Dzat yang senantiasa mengawasi dan mengetahui secara detail perbuatan
52
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

manusia. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya yang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.s. Qaaf: 16-18) Emha Ainun Nadjib (2012) menyebut manusia itu rata-rata adalah tukang dusta! Mereka pura-pura menyembah Tuhan, padahal setiap saat mereka tidak menomorsatukan Tuhan. Mereka merusak alam. Mereka rakus dan serakah. Mereka hanya tahu kepentingan diri sendiri. Mereka itu pencuri-pencuri yang mengaku alim! Manusia senantiasa bernafsu untuk menumpuk harta walaupun dengan cara yang haram. Korupsi, kolusi, nepotisme manjadi hal biasa. Korupsi pun dilakukan serempak dan saling menutupi kesalahan kawan. Maka, tidak heran jika kelak di alam kubur ketika ditanya, Man Rabbuka? (Siapa Tuhanmu), manusia banyak yang menjawab, Mercy, Rabbi (Mobil Mercy Tuhanku). Saat itu mulut tidak kuasa menjawab, melainkan realitas

WAWASAN
sejarah kita selama hidup di dunia. Jadi, Tuhan kita atau apa saja yang kita nomorsatukan dalam hidup, mungkin harta benda, hedonisme, popularitas, karier pribadi, egoisme, Mercy, BMW, Jaguar atau apa saja yang memang kita sembah, kita utamakan dari lain-lainnya dalam kehidupan. Nafsu dan kekhilafan hidup itu sekadar menjadi rumbai atau hiasan dinding jiwanyanamun hakikatnya tetaplah apa yang dia nomorsatukan. Menilik betapa durhakanya manusia, maka tidak mengherankan jika bumi, gunung dan laut geram. Mereka pun menjadi manusia tuna sosial. Sebaliknya, amal saleh tanpa keimanan akan menyeret manusia pada keangkuhan, riya, dan melalaikan Allah, sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Melalui konsepsi tersebut, tatanan kebangsaan selayaknya terbangun atas dua dasar utama, yaitu iman dan amal saleh. Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dua hal tersebut selayaknya mewujud dalam satu langkah dan tindakan. Sayangnya dua hal tersebut belum menjadi kesatuan langkah bagi bangsa Indonesia. Maka tidak aneh jika kebangsaan semakin rapuh dan cenderung mendistorsi makna kemanusiaan. Proses ihsan dalam kehidupan sosial selayaknya menjadi spirit kebangsaan. Bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam pada khususnya selayaknya terus membangun etos kerja peradaban. Artinya, umat selayaknya tersadarkan dan segera bergegas untuk membina dan memperbaiki keadaan. Umat selayaknya menjadi pelopor dalam kehidupan sosial. Umat Islam menjadi pemimpin masyarakat berperadaban dengan cara giat bekerja. Segera menyelesaikan satu pekerjaan dengan kesungguhan jiwa dan keimanan dan bergegas melangkah menuju kerja Keimanan dan kesalihan tidak bisa dilihat dari selanjutnya. pakaian tetapi dilihat dari cara seseorang Spirit ini tertuang jelas dalam al-Quran. menyantuni sesamanya. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan berdoa kepada Tuhan untuk menghancurkan makhluk berakal sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada ini. Bumi, gunung, dan laut, beralasan, manusia itu rata-rata adalah Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.s. Al-Insyirah/94: 7-8). tukang dusta! Mereka pura-pura menyembah Tuhan, padahal Ayat tersebut mengajarkan kepada umat Islam untuk setiap saat mereka tidak menomorsatukan Tuhan. Mereka senantiasa memiliki etos kerja membangun peradaban dalam merusak alam, mereka rakus dan serakah, mereka hanya tahu bingkai ihsan. Ihsan yang mewujud dalam kehidupan sosial dan kepentingan diri mereka sendiri. Mereka itu pencuri-pencuri yang membingkai keadaban bangsa menuju peradaban utama mengaku alim! (baldatun thoyyibatun wa rabbun qhafur). Kerja-kerja ini tidaklah Namun, Tuhan Maha Penyayang. Dengan bijak Tuhan berseru ringan namun juga tidak berat. Berbekal tekad dan potensi yang kepada bumi, gunung, dan laut. Wahai gunung, laut, dan bumi, ada, bangsa Indonesia akan mampu terlepas dari jerat tenanglah! Tingkat kemakhlukan kalian lebih rendah daripada disintegrasi. manusia. Jadi, kalian tidak akan sanggup menghayati betapa Aku Kerja peradaban tersebut pun menjadi amanat bagi amat mencintai manusia. Manusia adalah masterpiece ciptaan- Muhammadiyah dalam mengembangkan aspek dakwahnya. Ku. Mereka itu ahsanu taqwim. Tenanglah kalian. Aku Maha Pada akhirnya, tugas kebangsaan umat Islam khususnya Mengerti apa yang Aku kehendaki. Dan ketahuilah, seandainya Muhammadiyah kini tidaklah ringan. Permasalahan bangsa ini engkau yang menciptakan manusia, akan demikian juga cintamu semakin kompleks. Namun, dengan spirit ihsan dalam ranah kepada manusia (Emha Ainun Nadjib, 2012). sosial, Muhammadiyah akan tetap mampu memimpin dan mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya. Wallahu Peradaban Utama alam. Kecintaan Allah terhadap manusia ini selayaknya menjadikan ____________________________ manusia selalu semangat untuk melakukan kebaikan. Pasalnya, Benni Setiawan, Pendidik, Wakil Sekretaris Majelis Tabligh keimanan tanpa amal saleh hanya akan menjadikan diri kita Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

53

S I L A T U R A H I M
LAHIR:
Anvil Radya Azka, anal pertama pasangan Datu Purwonugroho, ST dan Evi Listiani, Amd., 26 Juni 2013, di Metro, Lampung. Abidah Alifah, anak keempat pasangan Heru Susanto, Skep dan dr. Susi Budi Lestari, 22 Juli 2013, di Kembangbahu, Lamongan, Jawa Timur. Humaira Rahadatul Aisy, anak kedua P Haryanto dan Umi Kayatun, 2 Agustus 2013, di Dungus, Seboto Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Tazakka Uqaila Darmawan, anak pertama pasangan Hendra Darmawan dan Sita Rahmi, 10 Agustus 2013, di Sleman, Yogyakarta.

JALAN PINGGIR
Menteri Koperasi dan UKM berselisih dengan Menteri Perdagangan, soal impor kedelai bulog. Jangan-jangan karena komisinya enggak rata. *** Kemendikbud segera merevisi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013 yang telah beredar. Baru saja beredar, sudah direvisi. Dana lagi! *** Musim kemarau yang melanda Indonesia membuat sejumlah daerah mengalami kekeringan. Di pusat sudah lama terjadi kekeringan moral dan akhlak. *** Wayang dikagumi dunia, tetapi telantar di negeri sendiri, begitu berita disebuah surat kabar. Tidak hanya wayang, tetapi yang lain juga banyak yang terlantar. *** Harga kedelai merangkak naik. Produsen tempe dan tahu, ancam berhenti berproduksi. Nasib bangsa yang bermental tempe. *** Kedelai juga bisa mencegah penyakit dan penuaan dini. Pantesan harga kedelai membumbung tinggi. *** Kendaraan TNI akan menggunakan bahan bakar gas. Kalau ada yang meledak, jangan menuduh diledakkan teroris. *** Ekonomi global lesu, kunjungan wisman di DKI menurun. Apalagi yang diluar DKI, jelas ikut turun. *** Bung Santri

MENIKAH:
Rifkayani, SPdI dengan Ahmad Syarif Idris, SE bin H Muh Idris Amin, 11 Mei 2013, di Lumpajae Tanete Riaja, Kb Baru, Sulawesi Selatan. Nur Kumala Sari, SPd dengan Ahmad Syahrir Idris, SPd bin H Muh Idris Amin, 12 Mei 2013, di Tumanurung, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Widya Astuti, SE binti H Munir Tanrere dengan Aswar Amiruddin, SE bin Amiruddin Manda, 19 Mei 2013, di Makasar, Sulawesi Selatan. Anggun Paraswati Hasanudin, SPd binti Hasanuddin dengan Muhammad Asrul Nuh, ST bin H Muh Asaad, 2 Juni 2013, di Makasar, Sulawesi Selatan. Dr Ika Meliana Wahdani binti Adam dengan Tribagus Wahyono, SE bin Subiyakto, 30 Juni 2013, di Gotong Royong, Lampung Tengah. Drs H Sigit Chusaini, MAg (63 tahun), Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta, 25 Agustus 2013, di Surakarta.

MENINGGAL:

54

Dra Hj Suwaidah binti Muchsin (mantan Ketua Umum PWA Lampung 2000-2005), 13 Juli 2013, di RS Sari Asih, Ciputat, Jakarta. Drs Ir Atrais Azis Langgang (55 tahun), Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Pare-pare, 15 Juli 2013, di Pare-pare. Yulita binti M Suwarno,19 Juli 2013, di Sebarus, Liwa, Lampung Barat. Arief Nur Hidayat (41 tahun), 21 Juli 2013, di Jakarta. Hendri Naspi bin Saman, 27 Juli 2013, di Jakarta. Soebardi (72 tahun), 4 Agustus 2013, di Deli Serdang, Sumatera Utara. Prof DR H Hamdan Yasun, MSi (Wakil Ketua PWM Lampung), 6 Agustus 2013, di RSAL Mintaharjo, Jakarta. Mulyawan Damiri, 9 Agustus 2013, di Bogor, Jawa Barat. Hj Siti Jumiyatun binti Haji Ibrahim, 12 Agustus 2013, di Yogyakarta. DR Kun Zachrun Istanti, SU., 22 Agustus 2013, di Bantul, Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN

Wakil Dikti PP Muhammadiyah:

PENDIDIKAN MILIKI DAYA SAING TINGGI


akil Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Suyanto PhD, berkeyakinan, pendidikan Muhammadiyah memiliki daya saing tinggi dan bisa berperan membangun masyarakat dan kemakmuran bangsa. Tetapi kalangan pendidik Muhammadiyah harus sadar tentang faktor-faktor keunggulan bangsa, katanya di hadapan warga Muhammadiyah Kota Yogyakarta dalam acara Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Yogyakarta yang berlangsung di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), akhir Agustus lalu. Hadir Ketua PDM Kota Yogyakarta, Aris Madani dan para undangan. Acara tersebut sekaligus Mangayubagyo Jamaah Haji Kota Yogyakarta. Dikatakan, faktor-faktor keunggulan bangsa tersebut adalah peran inovasi kreativitas, ilmu dan teknologi, sumber daya manusia dan sumber alam. Proses Pendidikan Prof Suyanto yang juga seorang Guru Besar di UNY Yogyakarta ini, mengatakan, realitasnya adalah Muhammadiyah mampu melakukan segala-galanya dalam segala aspek kehidupan bangsa yang luar biasa. Momentum pasca abad ke-21 harus dijadikan Muhammadiyah untuk berbenah diri menghimpun dan menggalang potensi yang luar biasa itu. Setiap keunggulan sumber daya manusia adalah lewat peran proses pendidikan, katanya yang mengesima warga Muhammadiyah Kota Yogyakarta, yang sebagian besar adalah para guru dan unsur Pimpinan Muhammadiyah Daerah, Cabang dan Ranting. Berbicara sebagai penceramah tunggal, Prof Suyanto meyakinkan warga Muhammadiyah, Kitab Suci Al-Quran memiliki landasan berfikir yang sangat kuat untuk menjadi manusia unggul lewat seruannya kita untuk membaca (iqro). Membaca dapat kita artikan sebagai seruan untuk membaca fenomena yang ada di alam semesta ini. Sebuah ajakan dari Sang Pencipta untuk kita dapat berpikir. Sekolah Muhammadiyah Penting Prof Suyanto, kembali mengingatkan para guru-

guru Muhammadiyah tentang pentingnya peran dalam pendidikan di Muhammadiyah. Diungkapkannya tentang perumpamaan, Siapa yang punya informasi, dia yang menguasai sebagai sinyal bahwa para pengajar harus memberikan virusvirus untuk mencari tahu terhadap para muridnya. Sehingga siswa di sekolah-sekolah Muhammadiyah harus mampu menjawab masa depannya. Sebagai contoh, siswa menguasai ilmu untuk bekal nanti agar dapat menolong orang lain. Ini bentuk dari shofskill yang luar biasa yang sejak dini ditanamkan kepada para siwa katanya. Dengan kata lain, siswa hasil dari pendidikan Muhammadiyah harus dapat meluruskan masalah. Dan memecahkan masalah. Pendekatan reformasi pendidikan harus kepada upaya untuk melancarkan aksi kreatif anak dengan bentuk inovasi-inovasi. Anak-anak dilatih melakukan observasi membaca alam sekitarnya. Karena dua pertiga kreativitas diperoleh dari pendidikan, selebihnya talenta. Kreativitas dapat dididik. Pembelajaran yang berkualits adalah 50% berbasis kreativitas. Sedang pada diri guru harus melakukan tugas lewat tanya jawab, dan dialog. Hasil dari proses pendidikan yang terstruktur lebih baik dari pendidikan yang spontan. Yang harus dilakukan sekolah Muhammadiyah, menurut pendapat Prof Suyanto, harus melakukan penguatan pelayanan. Mengupayakan sekolah memiliki daya saing tinggi. Contoh, salah satunya ada hari-hari khusus siswa berbahasa asing. Karena kualitas ilmu dapat dicapai lewat kemampuan bahasa asing. Dalam hal ini sekolah Muhammadiyah harus melakukan tata ulang. Tugas di semua jenjang harus memiliki kualitas yang sama, katanya. Termasuk para guru harus di upgrade untuk perbaikan SDM. Kita harus mampu bersaing, agar mampu menduduki posisi-posisi penting, ingatnya. Kalau bisa anak-anak dilatih memiliki ketrampilan dan kecerdasan sosial. Sekolah yang unggul akan memiliki kemampuan komparatif dan kompetitif! tandas Prof Suyanto. (am)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

55

DINAMIKA PERSYARIKATAN
RAKER LAZISMU KONAWE KONAWE. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Ir H Takdir, AMP, MSi belum lama ini, membuka Rapat Kerja Lazismu Daerah Konawe dalam sebuah acara yang berlangsung di Gedung Dakwah Masjid Nurul Jihad, Kelurahan Tumpas, Konawe. Acara tersebut diikuti oleh sekitar 50 orang, terdiri dari para anggota Lazismu, seluruh PCM, Ortom dan para undangan. Raker bertema Meningkatkan Kinerja Lazismu Guna Menyejahterakan Umat dalam Rangka Mewujudkan Peradaban Utama Baldatul Thayyibatun Warabbun Gafuur juga dihadiri oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara, KH Alifuddin, MSi dan Anggota Dewan Penasehat PDM Konawe, Mustam, SP, MM. Rapat Kerja Lasizmu bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan mereview program kerja 2013. Serangkaian dengan Rapat Kerja Lazismu, Ketua PDM Konawe juga menyerahkan paket bantuan Program Pemberdayaan Ekonomi Dhuafa kepada 4 pengusaha kecil di kota Unaaha sebesar Rp 4 juta sebagai tambahan pengembangan modal usaha. KH Alifuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan pengajian. (am) PENGEMBANGAN VARIETAS INPARI SIDENUK
Muhammadiyah Sulsel, Ir H Syaiful Saleh, MSi, dll. HM Syukriyanto AR dalam sambutannya, mengatakan, kerja sama antara MPM PP Muhammadiyah dengan BATAN dapat memberikan peningkatan produksi padi petani tapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan pengembangan varietas Inpari Sidenuk dapat dikembangkan ke seluruh petani, katanya. Rismianto dari BATAN, menyambut kerja sama tersebut dengan mengatakan, pengembangan varietas Inpari di Sulsel baru pertama kali dilakukan dan ternyata sukses. Varietas ini memiliki keunggulan produksi mencapai hingga 9 ton per hektar. Sementara umur pada sawah Sidenuk ini hanya 103 hari, paparnya. Banyak keungulan dalam menangkal hama dan produksi tinggi. (hus)

BANGUN PCM SETAPUK SINGKAWANG. Membangun jaringan organisasi untuk gerakan dakwah di pelosok tidak mudah untuk direalisasikan. Tetapi semangat untuk tidak mudah menyerah terus dibangun di jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Setapuk di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Diakuinya, fenomena perkembangan Muhammadiyah sudah mulai muncul di seluruh jajaran kepemimpinan Muhammadiyah di Kalimantan Barat dengan berbagai gerakan dan kegiatan dakwah baik pengajian, kajian agama, gerakan sosial, pendidikan, kesehatan dll. Semangat untuk membangun amaliah ketakwaan dan amal sosial di kalangan Muhammadiyah semakin digalakkan, seiring semangat jajaran pimpinan di beberapa pelosok jelang pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar nanti. PCM Sepatuk diharapkan akan tetap eksis melakukan gerakan dakwah hingga menghimpun jamaah Muhammadiyah di pelosok desa. (am) MERINTIS PCM SAMBALIUNG BERAU. Muhammadiyah sudah pernah merintis pendirian Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tepatnya, di Kecamatan Sambaliung dengan menumpang kantor kesekretariatan di rumah Drs H Mastur. Tetapi itu sudah lama berselang dalam perjalanan waktu, kini terus diupayakan gerakan organisasi lagi untuk membangun jaringan Muhammadiyah yang lebih kuat di desa Sambaliung, yang masih masuk ke dalam wilayah Kalimantan Timur. Dengan kehadiran jajaran pimpinan baru di tingkat wilayah PWM Kalimantan Timur yang menyukai untuk kerja turun ke bawah (turba) dalam gerakan menjalin kekuatan jaringan organisasi diharapkan akan melancarkan kemandirian jaringan jamaah di tingkat bawah. PCM Sambaliung dirasakan kembali berkiprah ke dalam gerakan dakwah dan pemberdayaan masyarakat lewat kegiatankegiatan agama dan sosial kemasyarakatan. (am)

GOWA. Drs HM Syukriyanto AR, M Hum yang mewakili PP Muhammadiyah melakukan Panen Perdana Varietas Inpari Sidenuk yang merupakan hasil kerja sama antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir Serpong yang berlangsung di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, belum lama lalu. Hadir dalam acara tersebut Kabid Kemitraan PKTN Batan, Ir Risiyanto, Ahmad Maruf (MPM), Kasubdid Agro Industri Batan, Wisono, SKom, Pimpinan CV Fiona Benih Mandiri, Khaerul Anam Syah, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah
56
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
LAUNCHING SURYA MART PCM PURASEDA BOGOR
mada, PRM Gandari di Jalan A Yani, PRM Tanak Topeng di Desa Peresak, PRM Tebao di Desa Peresak, PRM Darmasaba di Desa Sedau, PRM Lebah Sempage di Desa Sesaot, dan PRM Temas di Desa Temas. Rintisan awal pendirian PimpinanPimpinan Ranting tersebut juga lumayan untuk awal gerakan dalam pembentukan organisasi di tingkat Desa. Banyak masyarakat yang kemudian mengenal gerakan Muhammaiyah dan turut berpartisipasi ke dalam kegiatan-kegiatan Muhammadiyah. Terutama menghadiri pengajian di masjid yang diprakarsai oleh Muhammadiyah. Masyarakat di Narmada Lombok Barat sangat pro aktif memberikan sambutan terhadap gerakan Muhammadiyah. Namun demikian ditemui beberapa kendalakendala yang ada. Kegiatan dakwah Muhammadiyah tetap dilakukan. (am)

BOGOR. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Puraseda, membuka usaha minimarket. Usaha ini dalam rangka penguatan ekonomi persyarikatan. Launching minimarket yang bernama Surya Mart ini dihadiri ortom-ortom Muhammadiyah tingkat Cabang, dan dilaksanakan di PCM Purseda, Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pendirian Surya Mart ini, merupakan salah satu program Majelis Ekonomi, PDM Kabupaten Bogor. PCM Puraseda dipilih sebagai lokasi pertama, karena letaknya yang strategis dan memiliki potensi pasar yang bagus. PDM Kabupaten Bogor, menitipkan Surya Mart ini pada PCM Puraseda agar dikelola dengan amanah dan profesional. Dalam usaha ada lima M yang diperlukan, yakni moral yang baik, mental yang kuat, modal yang besar, manajemen yang profesional, dan massa yang banyak, ujar H Farhan Kurniawan dalam sambutannya mewakili Ketua PDM Kabupaten Bogor, yang berhalangan hadir. Acara launching Surya Mart, bersamaan dengan pembukaan Baitul Arqam yang diselenggarakan PCM Puraseda. Panitia mengundang DR Endang Mintarja dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah untuk memberikan tausiyah. Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan pentingnya menggalakkan gerakan ilmu di tubuh Muhammadiyah. Beliau menilai, penting untuk kader Muhammadiyah mempelajari ilmu Islam dan juga ilmu sains modern. Orang yang agamanya baik, militan dalam beragama, bisa jadi mempunyai semangat bisnis yang sangat kuat. Dulu, Muhammadiyah berkembang pesat karena banyak pedagang, ujar Endang Mintarja menanggapi berdirinya Surya Mart. (Muh Muflih)

RAKER MAJELIS EKONOMI SONGSONG MUKTAMAR

PCM NARMADA TUMBUHKAN PRM LOMBOK BARAT. Dengan segala daya upaya yang dilakukan jajaran Pimpinan Muhammadiyah Kecamatan Narmada adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bersyarikat ke dalam Persyarikatan Muhammadiyah di tingkat Ranting. Muhammadiyah sudah melakukan rintisan Pimpinan Ranting Muhammadiyah sejak dimulai dari PRM Telaga Ngembang di Dusun Telaga Desa Lembuak, PRM Gondawari di Jalan Air Awet Muda, PRM Tanak Topeng Selatan di Desa Peresak, PRM Golong di Desa Golong, PRM Sedau di Jalan A Yani Nar-

BANTAENG. Ketua Umum Panitia Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar, HM Yunus Kadir, membuka Rapat Kerja Majelis Ekonomi Muhammadiyah Rayon Satu yang terdiri dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone dan Selayar yang berlangsung di Masjid Raya Bantaeng, belum lama lalu. HM Yunus Kadir, Wakil Ketua PWM Sulsel yang juga Presiden Direktur PT Gasing Group, mengemukakan, Rapat Kerja Majelis Ekonomi bertujuan untuk menggembirakan umat Islam sekaligus untuk memikirkan pengembangan ekonomi umat Islam. Dan mengupayakan peningkatan kualitas perekonomian dan mencarikan solusi ekonomi dalam menyukseskan Muktamar Muhammadiyah ke-47 nanti, katanya. Sementara itu, menurut salah seorang koordinator raker, H Syahrir Nur, mengatakan, diperlukan upaya untuk memfokuskan konsep perekonomian umat dan menghemat perjalanan utusan setiap jamaah dari daerah yang akan datang bermuktamar di Kota Makassar. Beberapa tokoh menghadiri acara ini, adalah Drs, HM Syukriyanto AR, MHum , Drs, H Said Tuhuleley, Prof DR Gagaring Pagalung, MAk, DR H Darwis Latik, MSi, Drs Syamsuriadi Salenda, MA, DR Abdul Rahman Rahim, SE, MM, DR H Mahmud Nuhung, SE, MM. (hus)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

57

DINAMIKA PERSYARIKATAN
KERJASAMA RISET PENYAKIT MENULAR
perawatan jenazah ini, dibuka secara resmi oleh Diah Suripto dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten, Majelis Kesejahteraan Sosial. Hadir dalam acara itu Suwarti, SPdI dari PCA Trucuk, PCM Trucuk dan sejumlah undangan lainnya. Dalam sambutannya, Diah Suripto mengatakan bahwa hak seorang Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal ada empat, yakni: memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya. Dalam lomba ini dapat diambil pelajaran yang berharga, yang kemudian diimplementasikan di desa masing-masing. Apabila ada keluarga Muslim yang meninggal dunia dapat merawatnya. Lomba ini bukan mencari popularitas melalui kejuaraan. Yang terpenting adalah implementasi pengamalan syariat sesuai dengan tuntunan agama Islam, ujarnya. Ketua Panitia Lomba, Hj Siti Amanah dalam laporannya menyampaikan, lomba ini diikuti 20 Ranting Aisyiyah se-Cabang Trucuk. Sedangkan tim juri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Majelis Tabligh Tarjih. Setiap peserta terdiri dari 4 orang dengan materi lomba, memandikan jenzah, mengkafani dan menshalatkan. Adapun juara dalam lomba perawatan jenazah kali ini adalah, Juara I diraih PRA Mojosawit, juara II PRA Wonosari, dan juara III PRA Bero. Sedangkan juara harapan I, II dan III masing-masing PRA Sajen, Trucuk dan Palar. (Paimin, JS)

YOGYAKARTA. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjalin kerja sama MoU dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Kon Khaen University (KKU) Thailand, dalam sebuah proyek riset tentang penyakit menular dan tidak menular penyakit masyarakat di ke dua negara. Penandatanganan MoU dilakukan antara Dekan KKU Thailand, DR Somsak Pitaksanurat dengan Dekan FKM UAD, Rosyidah SE, MKes dalam sebuah acara yang berlangsung di Kampus UAD III, belum lama lalu. Ka Prodi FKM UAD, Liena Sofiana, SKM, MSc kepada SM, mengatakan, kerja sama riset tentang penyakit menular dan tidak menular penyakit masyarakat di kedua negara nantinya direncanakan untuk dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah internasional. Karena fenomena penyakit tersebut masih menjadi problem utama masyarakat di kedua negara, dengan spesifikasi penyakit, seperti penyakit malaria, DBD, bahkan juga HIV AIDS, katanya. Selain itu, juga disepakati pertukaran antardosen di kedua universitas tersebut untuk masa waktu pendidikan 7 bulan. Kerja sama internasional sebelumnya sudah dilakukan UAD dengan beberapa negara lain, seperti kerja sama dengan universitas di China, Taiwan, Korea Selatan dll. Kiprah kompetitif UAD di antara universitas internasional sudah terbangun di beberapa tahun terakhir ini. Mendapatkan sambutan respek dalam mengupayakan peningkatan kualitas mutu di dunia pendidikan internasional. (am)

PCM GEDONGTENGEN ADAKAN SUNATAN MASSAL

LOMBA PERAWATAN JENAZAH AISYIYAH TRUCUK KLATEN. Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Trucuk, Klaten melalui Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan lomba perawatan jenazah, yang diikuti oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah se-Cabang Trucuk. Bertempat di MTs Muhammadiyah Trucuk, Klaten. Lomba
58
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Yogyakarta. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gedongtengen, Kota Yogyakarta beberapa waktu yang lalu mengadakan sunatan massal, bagi 17 orang anak. Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Danoedjo, Kemetiran Kidul ini, dibuka oleh Ketua PDM Kota Yogyakarta Drs Aris Madani. Dalam sambutannya beliau menyampaikan, rasa gembiranya atas terselenggaranya sunatan massal gratis ini. Dan juga, karena para peserta telah berani menegakkan syiar Islam, menegakkan syariat Islam dengan menjaga kebersihan diri. Beliau juga mengharapkan, kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan setiap tahun. Hadir dalam acara itu, Camat Gedongtengen Drs Agus Antariksa, Lurah Sosromenduran Hery Prasetyo, dan Lurah Pringgokusuman Enik Hambanari. (Walbiyanto, SPd)

DINAMIKA PERSYARIKATAN
LATIHAN INSTRUKTUR DAN MUSDA NASYIATUL AISYIYAH Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah beberapa waktu yang lalu mengadakan Latihan Instruktur Nasyiatul Aisyiyah (Lina) I dan II di Yogyakarta. Pelatihan yang diadakan secara nasional ini, diikuti oleh 25 Provinsi. Baik dari Pimpinan Daerah maupun dari Pimpinan Cabang. Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh 90 peserta. Lina Nasional kali ini mengusung tema, Kader Nasyiah Pemimpin yang Profetik dan Solutif bagi Organisasi dan Masyarakat. Kabid Kader PPNA, Abidah Muflihati mengatakan bahwa, dari tema di atas ada dua target utama. Yaitu, kader NA terus mempunyai kesadaran bersosial dan mampu memberi solusi pada problematika yang ada di masyarakat. Materi yang disampaikan diantaranya, Sosialisasi Perlindungan Perempuan dalam UUD 1945, yang disampaikan Himatul Aliyah Setiawati, SH anggota MPR RI. Diadakannya Lina ini, sebagaimana dikatakan Abidah Muflihati, karena masih banyak daerah yang belum mampu melaksanakan perkaderan dengan baik dan maksimal. Karena kurangnya kader yang mampu dan paham cara mengonsep perkaderan. Dengan diadakannya pelatihan ini, harapan kami ke depan teman-teman daerah bisa mengadakan perkaderan dengan baik dan mandiri. Sesuai kebutuhan daerah masing-masing. Sehingga proses perkaderan bisa terus berjalan dan NA terus berkembang. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Pringsewu, Lampung dalam rangka Musyawarah Daerah II mengadakan seminar dengan tema, Pendidikan Seks dan Pembentuk Akhlak pada Anak. Seminar ini diadakan dengan tujuan, memberikan bekal kepada seluruh anggota PD Nasyiatul Aisyiyah, dalam memberikan seks dan pembentukan akhlak pada anak. Sebagai narasumber pada seminar ini adalah, Edy Irawan, SPd, MPd (Dosen STKIP Muhammadiyah Pringsewu) dan Rahmat, MPdI (Majelis Tabligh PDM Kabupaten Pringsewu). Terpilih sebagai Ketua Umum PDNA periode 20122016, dalam Musda kali ini adalah, Atmi Saptarini, SE.,MM dan Sekretaris Umum. Tri Handayani, SPd. (im) PELATIHAN PENGELOLA BTM DAN BMT LAMPUNG. Puskopsyah Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Lampung, baru-baru ini mengadakan pelatihan pengelola Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) se-Propinsi Lampung. Kegiatan ini, langsung dibuka oleh Ketua PWM Lampung, H Nurvaif S Chaniago dan dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Lampung, Ketua Mejelis Ekonomi dan
Kewirausahaan, Drs Samijo Djarot, Ketua Puskopsyah BTM Lampung, Yuke Derli, SPdI, Pengurus BTM dan BMT seLampung, pengurus Ortom tingkat Wilayah Lampung dan keluarga besar Muhammadiyah se-Lampung. Pelatihan yang dilaksanakan di aula BAPELKES Dinas Kesehatan Propinsi Lampung ini, mengusung tema Membangun Sinergisitas dan Harmonisasi antar Pengelola BTM dan BMT se-Lampung. Diikuti oleh 63 orang utusan dari BTM dan BMT yang tersebar di 14 Kabupaten dan Kota sePropinsi Lampung. Ketua PWM Lampung, H Nurvaif S Chaniago, dalam sambutannya mengatakan, Jangan mudah cepat puas dengan keberhasilan ini. Terus dipertahankan dan ditingkatkan agar kedepan Baitut Tamwil Muhammadiyah dapat berbuat banyak untuk membangun ekonomi umat, ujarnya.

Sedangkan Ketua Mejlis Ekonomi dan Kewirausahaan PWM Lampung, Drs H Samijo Djarot menyampaikan para pengelola BTM dan BMT harus terus meningkatkan kualitas pelayanan, peningkatan jaringan dan penguatan kelembagaan. Dengan disahkannya UU No. 17 Tahun 2012 tentang koperasi menjadi angin segar bagi perkoperasian. Tidak terkecuali BMT dan BMT di lingkungan Muhammadiyah. Lahirnya UU Perkoperasian ini, menurut beliau, menjadi momen untuk penguatan modal internal dan kelembagaan koperasi BTM dan BMT. (Suwarno)

PELATIHAN DAI MUDA MUHAMMADIYAH KENDAL KENDAL. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal, melalui Majelis Tabligh beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan pelatihan dai muda dilingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, bertempat di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kendal. Diikuti oleh 42
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

59

DINAMIKA PERSYARIKATAN
peserta, utusan dari AMM antara lain; Pemuda Muhammadiyah, NA, IMM, IPM, Tapak Suci, dan HW. menggelar silaturahim TPQ dalam Pesantren Alam Anak Islam (PAAI) VII bertempat di lapangan Desa Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo.Kegiatan ini diisi dengan perkemahan santri TPQ dan berbagai lomba. Selain itu, ada pengobatan gratis bekerjasama dengan RS PKU Muhammadiyah, donor darah massal bekerjasama dengan PMI Solo, bakti sosial, dan bazar berbagai produk. Ketua panitia Ariyadi dalam sambutannya mengatakan, selain sebagai ajang silaturahmi bagi TPQ se-Kecamatan Polokarto, acara ini juga bertujuan sebagai sarana mempererat, menumbuhkan kreativitas anak, memberikan kegiatan kreatif, rekreatif, inovatif dalam rangka mengisi liburan sekolah. Kegiatan yang diikuti oleh tim dari TPQ dan Ranting AMM se-Kecamatan Polokarto dengan 43 tenda ini, memperebutkan tropi bergilir, 3 tropi juara utama dan 3 tropi juara harapan. Lomba yang diadakan diantaranya, MTQ, cerdas cermat Al-Quran, praktik shalat jenazah, hafalan Al-Quran, senandung religi, puisi, pidato, santri trampil, kaligrafi,pentas seni dan out bond. (Ahmad Nasri dan Heriyanto)

Ketua PDM Kendal, H Muslim dalam sambutannya mengatakan, dai muda memiliki komunitas tersendiri dalam menyampaikan dakwahnya, yaitu anak-anak muda yang kita jadikan teman. Sekaligus obyek untuk kita cerahkan akal budinya. Dai muda juga berfungsi sebagai dai masa depan, sebagai pengganti dai tua, agar keberadaan dakwah Muhammadiyah tetap berlangsung. Sedangkan Ketua Mejlis Tabligh PDM Kendal, HM Farchan Tontowi mengingatkan kepada para peserta bahwa, pelatihan ini selain melaksanakan program kerja Majelis Tabligh, juga sebagai media pembelajaran bagi AMM untuk mengetahui lebih dalam tentang tehnik dan metode dakwah. Kehadiran dai muda ditengah-tengah kehidupan anak-anak muda sangat dibutuhkan, mengingat generasi muda sekarang tidak sedikit mengalami krisis akhlak dan akidah, ujar Farchan Tontowi. Bertindak selaku narasumber diantaranya, Drs H Abdullah Sachur, Wakil Ketua PDM Kendal, menyampaikan materi Manhaj Dakwah Muhammadiyah, Drs H Moh Zabidi, manajer RSI Mu-hammadiyah Kendal, memaparkan perihal Dakwah Muhammadiyah dan Tantangannya, serta Drs HM Ali Satiran, MPd Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting, yang membahas peran Ortom dalam Berdakwah. Sebagai tindak lanjut, seluruh peserta akan diterjunkan ke masyarakat lewat PRM se-Kabupaten Kendal. Dengan tugas utamanya menyampaikan dakwah, ceramah di mushola, masjid dan amal usaha Muhammadiyah. (Abdul Ghofur)

LAUNCHING SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO BANTUL. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kasihan, bersama Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bangunjiwo Barat, Bantul, Yogyakarta mendirikan SMK Muhammadiyah Bangunjiwo jurusan teknik otomotif. Pendirian ini atas rekomendasi dari Dikmenof Bantul, No. 468/18 tanggal 17 Januari 2013 untuk tahun ajaran 2013/2014, dan sudah menerima siswa sebanyak 32 orang.

AMM CABANG BLIMBING GELAR PAAI SUKOHARJO. Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Cabang Blimbing, Daerah Sukoharjo yang terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Kepanduan Hizbul Wathan dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, beberapa waktu yang lalu
60
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Beberapa waktu yang lalu, telah dilaksanakan penandatanganan berita acara pendirian sekolah, oleh Asek 3 Pemkab Bantul, Drs H Mardi Ahmad dan Ketua PCM Kasihan, Drs H Sahari mewakili PDM Bantul. Disaksikan oleh Muspika Kasihan dan Lurah Desa Bangunjiwo, H Bibit Rustamto, SH. Acara ini sekaligus launching SMK Muhammadiyah Bangunjiwo. Selain

DINAMIKA PERSYARIKATAN
acara launching, acara juga diisi dengan jalan santai, yang diikuti lebih dari 2.000 peserta dari warga dan simpatisan Muhammadiyah dan diisi tausiyah oleh Prof DR HM Amien Rais.Dalam tausiyahnya beliau berharap dengan didirikannya SMK Muhammadiyah ini, akan mampu mencetak tenaga yang siap kerja dan punya keahlian. Sehingga jika bekerja diluar negeri tidak hanya sebagai tenaga jongos saja. Untuk pendirian SMK ini Prof DR HM Amien Rais, menyumbang sebesar Rp 50 juta, dan Paryanto, SAg juga menyumbang sebesar Rp 50 juta. Sedangkan Asek 3 Pemkab Bantul Drs H Mardi Ahmad atas nama Bupati selain memberikan sambutan, juga memberikan bantuan 2 unit mobil serta 4 unit sepeda motor untuk keperluan praktek otomotif. Ketua panitia, Drs Singgih Sudarmanto, MPd mengatakan, awal kegiatan belajar mengajar tahun 2013 ini tersedia 23 guru, dan 5 karyawan. Kegiatan belajar dan praktik, sementara menempati gedung MTs Muhammadiyah Kasihan dan TK Bangunjiwo sebagai laboratorium. (mbs-suga) dan mushala. Dalam perkembangannya saat ini sudah sangat baik Muhammadiyah berkembang pesat di Hulu Sungai Utara dan merambah ke pelosok-pelosok kecamatan dan desa. Fenomena perkembangan baik ini akan terus digelorakan untuk memberikan semangat berdakwah Islam dalam membentuk masyarakat utama. (am)

MUHAMMADIYAH JADI KEKUATAN UMAT

MENGHIDUPKAN PCM PINELENG MINAHASA. Pimpinan Cabang Muhammadiyah pernah dirintis berdiri di Minahasa Sulawesi Utara, tepatnya di Desa Pineleng atau di Jalan Tonsawang 308 Pineleng Minahasa Sulawesi Utara. Kini terus dilakukan segala upaya untuk menghidup-hidupkan gerakan Muhammadiyah di Desa ini agar lebih bersemangat seperti di desa-desa lainnya yang juga sudah lebih dulu dirintis keberadaannya. Kegiatan pengajian di masjid dengan dihadiri oleh beberapa jamaah sudah menandai bahwa gerakan dakwah Muhammadiyah sudah ada dan eksis bergerak dengan kegiatan keagamaan. Minahasa memiliki karakteristik daerah sangat spesial karena umat Islam masih dipandang sebagai minoritas dan masih harus bekerja lebih keras lagi memasyarakatkan ajaran Islam kepada masyarakat luas. (am) PCM JARANG KUANTAN BERSEMANGAT HULU SUNGAI UTARA. Konsentrasi perkembangan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan, sangat produktif dan berkosentrasi di Kota Banjarmasin. Tetapi fenomena perkembangan Muhammadiyah juga semakin produktif di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jarang Kuantan yang tercatat sebagai salah satu cabang dari jaringan persyarikatan yang sudah dirintis sejak dahulu dengan semangat tinggi untuk menggerakkan roda dakwah Muhammadiyah dengan ciri khasnya sebagai pengembang amal usaha sosial dakwah kemasyarakatan. Pertama kali jaringan Pimpinan Cabang Muhammadiyah dirintis di Gang Pendidikan RT III/80 Jarang Kuantan, Hulu Sungai Utara. Dari sinilah ditancapkan tonggak aktivitas dakwah di tengah-tengah masyarakat. Aktivitas dirintis lewat kegiatan pengajian dan penggalangan jamaah di masjid

PANGKEP. Muhammadiyah menjadi kekuatan umat bidang pemberdayaan masyarakat dan mampu memberikan solusi yang tepat dalam menanggulangi kemiskinan, ungkap Bupati Pangkep, HM Syamsuddin ketika membukaWorkshop Perikanan Laut, Darat dan Latihan Pertanian Terpadu yang berlangsung di Gedung Pola Bupati Pangkajene Kepulauan, belum lama lalu. Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Drs H Said Tuhuleley, Wakil Ketua PWM Sulsel, Ir HM Syaiful Saleh, MSi dan Sekretaris PDM Pangkep, Abdul Gaffar Masud, SPd dan Drs Amiruddin Muhkamat. Bupati HM Syamsuddin, menegaskan, Muhammadiyah dengan memberikan pendidikan khusus pada budidaya perikanan dan pertanian terpadu akan dapat menjadi contoh dalam mengupayakan perubahan kehidupan masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera. Terutama dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Pemerintah Daerah tentu akan mendukung gerakan pemberdayaan Muhammadiyah. Semoga programnya sukses dan mampu meningkatkan peningkatan perekonomian masyarakat petani, katanya. Bahkan, katanya, Muhammadiyah akan menjadi kekuatan besar pengembangan ekonomi khususnya di sektor perikanan darat, dan laut. Ketua MPM Sulsel, mengungkapkan, masyarakat petani Pangkep nantinya diharapkan mampu menjadi kekuatan besar peningkatan kehidupan masyarakat. Hal ini ditegaskan kembali oleh Said Tuhuleley, Sulawesi Selatan memiliki potensi besar prospek peningkatan perekonomian di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Jika berhasil akan dapat menjadi percontohan pemberdayaan masyarakat di kawasan timur Indonesia. (hus)
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 16 - 30 SEPTEMBER 2013

61

IBRAH

Siapa Manusia Perkasa?


anyak orang bangga sebagai sosok perkasa. Menjadi manusia hebat. Sebagai orang yang ditakuti. Perkasa secara fisik, kuasa, harta, atau apapun yang sifatnya duniawi. Bahkan tidak sedikit yang merasa hebat atau perkasa karena ilmu, prifesi, prestasi, dan kesuksesan hidup. Rasa perkasa atau hebat itu membuat dirinya istimewa dan sebaliknya memandang orang lain kecil dan dapat diperlakukan apa saja. Apakah engkau tahu siapa orang perkasa? Nabi menjawab, Bukanlah orang perkasa itu yang sanggup membanting orang lain hingga terjerembab ke tanah, orang yang perkasa itu ialah yang mampu mengekang dirinya tatkala marah (HR Ahmad). Sabda Nabi tersebut membalikkan logika keperkasaan dan kehebatan manusia, yang sering ukurannya serba fisik dan inderawi, bukan rohani. Keperkasaan hanya diukur dari kekuatan jasmani. Ada orang yang merasa hebat atau perkasa tatkala marah. Kemarahan menjadi ciri dari keperkasaan atau kehebatan dirinya. Apalagi manakala kemarahan itu dipicu oleh tindakan orang lain yang dianggapnya keliru dan salah, maka semakin banggalah dirinya. Meluapkan marah karena sebab-sebab yang ditimbulkan oleh tindakan orang lain sering dianggap sah dan benar. Bila perlu untuk kemarahan seperti itu ditunjukkan dengan berkata dan bertindak kasar, vulgar, keras, dan garang. Amarah adalah perasaan gusar atau berang yang dipicu oleh sesuatu yang tidak menyenangkan. Perasaan dihina, diperlakukan tidak baik, dan apapun yang tidak menyenangkan dapat membuat seseorang memuntahkan amarah. Amarah itu sama dengan marah. Orang menumpahkan amarah atau marah dapat beragam cara, yang menjadikan dirinya sering tidak terkendali apakah itu berupa kata-kata, tulisan, gerak tubuh, dan tindakan yang biasanya meluap dengan buruk. Marah itu pada dasarnya normal dimiliki setiap insan. Manusia itu bukan Malaikat yang memang tidak memiliki nafsu amarah. Jika seseorang memperoleh perlakuan tidak baik atau tidak menyenangkan wajar bereaksi gusar. Sebaliknya tidak wajar kalau sama sekali tidak mempunyai rasa marah.
62
SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 98 | 11 - 25 ZULKAIDAH 1434 H

Nabi juga pernah marah, kadang beliau tampak raut wajahnya memerah karena menahan marah. Marah karena membela agama atau kebenaran bahkan dibolehkan, yang membentuk ghirah (kecemburuan positif) dan syajaah (keberanian bertindak benar). Marah seperti itu pun tetap harus tekendali dan tidak boleh malampaui batas, dengan niat yang tulus dan benar serta bukan karena mengumbar hawa nafsu. Namun manusia juga bukan setan, makhluk Tuhan yang suka membangkang. Karena bukan setan, maka manusia beriman tidak boleh meluapkan amarah sekehendaknya sehingga tak terkendali. Sebutlah mengeluarkan kata-kata kasar, kotor, buruk, dan nista yang membuat diri kehilangan kendali sekaligus orang lain tersakiti. Contoh lain ialah melakukan tindakantindakan yang tak patut seperti merusak sesuatu atau bahkan melakukan kekerasan terhadap orang lain yang menyebabkan sakit secara fisik dan psikologis. Kendati marah, manusia beriman tidak boleh melampaui batas, sehingga menyerupai perangai setan. Menahan amarah harus menjadi sifat orang bertaqwa. Wal-kadhimin al-ghaidha, demikian Firman Allah dalam Al-Quran (Qs Ali Imran: 134). Apalah artinya mengaku diri beriman atau bertakwa apabila masih belum mampu mengendalikan diri dari nafsu amarah. Bahkan menjadi sangat kontradiksi atau berlawanan jika mengaku diri paham agama, bahkan merasa paling taat atau konsisten dalam berIslam, tetapi kalau marah tak terkendali. Apalagi sampai melakukan tindakan-tindakan kekerasan, kasar, dan tidak patut tatkala marah. Apapun alasannya, segala tindakan kekerasan baik fisik maupun nonfisik yang dipicu nafsu amarah tidaklah mencerminkan perangai orang beriman. Ketika orang Badwi berlaku kasar terhadap Nabi, maka Umar bin Khattab marah dan nyaris mau melakukan tindakan fisik. Nabi justru mencegahnya dan meminta kepada Umar agar menahan diri serta Nabi pun memaafkan orang dusun Arab itu. Di situlah kemuliaan ajaran Islam dan keutamaan uswah hasanah Nabi, bagaimana kehebatan atau keperkasaan diri justru ditandai oleh kemampuan menahan amarah. Bukan mengumbar marah, apalagi menjadi budak amarah. A. Nuha

You might also like