You are on page 1of 8

KUSTA DENGAN REAKSI Batasan Keadaan mengenai pelbagai gejala dan tanda radang akut lesi pasien kusta,

lazim pada perjalanan penyakit atau bagian komplikasi penyakit kusta. Seluruh komplikasi meliputi: komplikasi jaringan akibat invasi masif M.Leprae komplikasi akibat reaksi komplikasi akibat imunitas yang menurun komplikasi akibat kerusakan syaraf komplikasi disebabkan resisten terhadap obat antikusta

Klasifikasi Reaksi Kusta 1. Reaksi Kusta Tipe I (Reaksi Reversal/Reaksi Jopling/Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat ) Disebabkan hipersensitivitas seluler. Menurut Jopling, merupakan delayed hipersensitiviy reaction, reaksi hipersentivitas tipe IV menurut Coombs & Gell. Antigen berasal dari basil mati (breaking down leprosy bacilli) berreaksi dengan limfosit T disertai perubahan sistem imunitas seluler. Reaksi tipe 1 terjadi akibat perubahan keseimbangan imunitas seluler dan basil. 2. Reaksi Kusta Tipe 2 ( Erythema Nodosum Leprosum, ENL) Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe III menurut Coombs & Gell. Antigen berasal dari produk kuman mati, bereaksi dengan antibodi membentuk kompleks Ag-Ab. Kompleks Ag-Ab ini mengaktivasi komplemen, terjadi ENL. ENL merupakan reaksi humoral manifestasi sindrom kompleks imun.

Gejala Klinis
1. Reaksi Tipe 1 - Reaksi ringan : reaksi kulit yang telah ada menjadi lebih eritem syaraf membesar, nyeri, dan fungsi tidak terganggu berlangsung kurang dari enam pekan - Reaksi berat: lesi yang telah ada menjadi lebih eritem timbul lesi baru yang kadang kadang disertai panas dan malaise syaraf membesar, nyeri , fungsi terganggu berlangsung lebih dari enam pekan

2. Reaksi Tipe 2 -Reaksi ringan : nodus pada kulit sedikit, dapat ulserasi mungkin disertai demam ringan dan malaise syaraf membesar, tidak nyeri, fungsi tidak terganggu pada mata: konsistensi bola mata lunak, tidak nyeri -Reaksi Berat : nodus banyak, nyeri, ulserasi demam tinggi, malaise syaraf membesar, nyeri, fungsi terganggu pada mata: nyeri, penurunan visus dan merah sekitar limbus pada testis: lunak, nyeri dan membesar

Berbagai penyebab / pencetus Reaksi kusta


Berbagai faktor antara lain: setelah pengobatan anti kusta yang intensif infeksi rekuren pembedahan stres fisik imunisasi kehamilan setelah melahirkan

Diagnosis dan Diagnosis Banding


Diagnosis dibangun berdasarkan data anamnesis dan data gambaran klinis serta hasil pemeriksaan laboratorik. Diagnosis pasti bila ada satu di antara dua kriteria yaitu: gangguan syaraf perifer yang menetap atau ditemukan kuman M. Leprae pada jaringan. Diagnosis banding antara lain: Reaksi Kusta Tipe 1 :

urtikaria, pitiriasis rosea, erisipelas, TBC kutis vulgaris eritema nodosum, Prurigo Nodularis, Folikulitis, sporotrikosis

Reaksi Kusta Tipe 2

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorik Pemeriksaan laboratorik menemukan BTA, pemeriksaan imunofluorosensi pemeriksaan Rheumatoid Factor , pemeriksaan Anti Nuclear Antibody ( ANA test ), dan pemeriksaan Anti Thyroglobulin. Pemeriksaan Histopatologik Bila sarana tersedia. Dilakukan bila terdapat diagnosis banding

Penatalaksanaan Prinsip pengobatan reaksi kusta: pemberian obat antireaksi istirahat atau imobilisasi analgetik - antipiretik, sedatif untuk mengatasi nyeri hebat obat antikusta diteruskan

Reaksi ringan: Nonmedikamentosa


Medikamentosa : Kortikosteroid Klofazimin Antipiretik Analgetik

You might also like