Professional Documents
Culture Documents
6.1. Pendahuluan Seperti yang telah dibahas sebelumnya, untuk memperoleh respons dari suatu sistem struktur terhadap beban dinamik, perlu banyak dilakukan proses integrasi. Seperti diketahui, simpangan dari suatu sistem terhadap beban dinamik adalah: =
1 0
sin
(6.1)
Tidak seluruh proses integrasi di atas dapat dilakukan dengan mudah. Dalam banyak hal, proses integrasi yang harus dilakukan memerlukan ketelitian yang tinggi. Untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, digunakanlah integrasi numerik. Dalam trigonometri, dikenal persamaan berikut:
(6.2)b
y ( t ) = sin w t y = f ( x)
atau
1 mw
F (t ) coswt dt - coswt
0
1 mw
F (t ) sin wt dt
0
y (t ) =
dengan
(6.3)
A (t ) = B (t ) =
F (t ) coswt dt
0
F (t ) sin wt dt
0
6.2. Integrasi Numerik Cara Trapesium Integrasi tertentu pada dasarnya adalah mencari luas di bawah kurva dari fungsi yang di-integrasi-kan. Jadi, jika ingin diperoleh luas daerah di bawah kurva = () pada Gambar 6.1., atau yang secara matematis ditulis
, maka luas
1
___________________________________________________________________
Kuliah #6 Rekayasa Gempa oleh Dr. Ir. Pariatmono
tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan luas dua trapesium yaitu dan , yaitu 2 + () + + ()
+ 2 + ()
y B'
y = f ( x)
C'
A'
f (c ) f (a) f (b )
A x=a
h
C x=c
B
x=b h
Dengan demikian, dengan cara trapesium, hasil integrasi suatu fungsi sembarang () dalam batas = dan = besarnya adalah:
1 2 2
=
1 2
+ 2 + ()
(6.4)
dengan = ( + ) dan = ( ). Cara Trapesium ini merupakan pendekatan numerik yang cukup baik, terutama bila garis lurus yang menghubungkan titik-titik pada grafik () (seperti titik , dan pada Gambar 6.1) tidak terlalu jauh menyimpang dari grafik () itu sendiri. Jika penyimpangan garis lurus tersebut cukup jauh dari grafik, pendekatan dapat dilakukan dengan lebih banyak lagi membagi daerah di bawah kurva menjadi banyak pasangan luas, dan persamaan (6.4) tersebut diterapkan pada masing-masing pasangan.
Pendekatan yang lebih baik terhadap perhitungan luas daerah di bawah kurva () dapat diberikan dengan cara berikut. Lihat kembali Gambar 6.1. Jika = + adalah daerah di sekitar = , maka deret Taylor pada daerah = ini adalah: = +
(1)
2 (2) 3 (3) ( ) + + + + 2! 3! !
( )
di titik = .
Dari Gambar 6.1. juga terlihat bahwa = serta = + , sehingga integrasi () dari = hingga = sama dengan
+ +
=
+ +
=
+
+
+
+
+
(1) +
2 (2) + 2!
3 (3) + 3!
( ) ! ( ) !
+ (1) +
2 (2) 3 + (3) 2! 3!
+ + = |
1 1 + + 1 2 + 1 + 1 . 2 | + . 3 | + 2! 3! 2 3 1 1 + + . +1 | ! + 1 3 3!
2 2
1 + . 4 | + 4
= 2 + 0 + 2 +
+ 0 +
5 5!
+ 0 +
7 7!
+ 0 +
23 3!
Persamaan terakhir diperoleh dengan mengabaikan suku-suku yang mengandung 4 atau lebih. Dengan demikian,
b f a 2h 3 3!
x dx = 2hf c +
(c)
(6.5)
2 (2) 3 + (3) + + ( ) 2! 3! !
2
2 + 2!
3 (3) ( ) + + 3! !
___________________________________________________________________
Kuliah #6 Rekayasa Gempa oleh Dr. Ir. Pariatmono
+ + = 2 +
2 2!
4 4!
+ +
2 (2)!
( )
Seperti sebelumnya, dengan mengabaikan suku-suku yang mengandung 4 atau lebih, diperoleh: + + 2 + sehingga:
2
22 2!
1 + + 2 ( ) 2 23 1 + + 2 3! 2
Jika pernyataan ini dimasukkan ke dalam persamaan (6.5), diperoleh rumusan berikut:
= 2 +
= sehingga,
6 + + + 2 ( ) 3
f x dx =
a
h f c + h + 4f(c) + f c h 3 (6.6)
Persamaan (6.6) inilah yang dikenal dengan aturan Simpson pada perhitungan integrasi secara numerik
Contoh Soal: Hitung luas daerah di bawah kurva 2 dari = 1 sampai dengan = 3
1
___________________________________________________________________
Kuliah #6 Rekayasa Gempa oleh Dr. Ir. Pariatmono
1,5
0,5
0 0 0,5 1 1,5
3
2,5
3,5
=
1
1 2
3 1
=
1
1 1 = 2+1 2 2 + 1
= 31 + 11 =
2 3
=
1 1 2
+ 2 + 2
= 2 1 + 2 2 + 3 =
1 12
+2
1 22
1 32
___________________________________________________________________
Kuliah #6 Rekayasa Gempa oleh Dr. Ir. Pariatmono
f x dx =
a
h f c + h + 4f c + f c h 3
1 f 3 + 4f 2 + f 1 3
= 0,7037
I=
a
f x dx =
h 1 + 4 1,5 + 2 + 2 + 4 2,5 + 3 3
= 0,6715
1 11 sin 2 2
1,854
___________________________________________________________________
Kuliah #6 Rekayasa Gempa oleh Dr. Ir. Pariatmono