You are on page 1of 25

LAPORAN KASUS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM Dokter pembimbing:


dr. Susilawati, Sp.OG Disusun oleh : Risya Mawahdah S.Ked ( 2009730042 )
Bagian Kandungan dan Kebidanan RSIJ Cempaka Putih

I. Identitas

Nama

: Ny. ED

Umur
Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama

: 36 tahun
: Perempuan : Jl. Pulo Sari : Ibu Rumah Tangga : SLTA : Islam

Tanggal pemeriksaan : 13 November 2013

II. Anamnesis Keluhan utama: Nyeri ulu hati sejak 7 hari yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengaku nyeri yang hebat diperut bagian ulu hati yang dirasakan makin meningkat sejak 1,5 bulan yang lalu. Disertai dengan mual muntah sebanyak 30 x dalam sehari ssejak 7 hari yang lalu. Muntah berupa makanan yang dimakan, dan 3 hari yang lalu pasien mengeluhkan muntah berwarna kecoklatan. Ibu dan suami pasien juga mengatakan bahwa pasien sempat kejang selama kurang lebih 3 menit, kejang kaku dan mata mendelik ke atas setelah itu pasien tidak sadar diri.

Riwayat Penyakit Dahulu: DM disangkal. Hipertensi disangkal. Asma disangkal. Alergi obat dan makanan disangkal Riwayat Penyakit Keluarga : DM disangkal. Hipertensi disangkal. Asma disangkal.

Riwayat Haid : Haid pertama umur 14 tahun, teratur, nyeri saat haid disangkal, lama haid 5 hari, siklus 28 hari. HPHT : 2013 Riwayat Pernikahan: Perkawinan ke 1, masih kawin, lama kawin 5 tahun, dan memiliki 1 anak. Riwayat Operasi : Disangkal

Riwayat Persalinan : Gravida (3), aterm (+), Premature (-), abortus (), anak hidup (2), Seksio sesarea (-)
Riwayat
Bersalin Rumah sakit Penolong Tahun Aterm

Jenis
persalinan
Seksio
sesarea

Sex

Berat

Dokter

2007

Positif

Laki-laki

3100gr

Riwayat Kontrasepsi : Di sangkal pasien

Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Composmentis Tanda vital: Tekanan darah : 134/82 mmHg Nadi : 88 x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,7 oC Status Generalis : Kepala : Normochepal Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-) THT : Dalam batas normal Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Thorax Pulmo : Inspeksi : simetris, tidak terlihat adanya retraksi dinding thoraks Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri, nyeri tekan negatif Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesicular positif, wheezing negatif, rhonki negatif Cor : Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 dalam batas normal, tidak terdengar bunyi tambahan. Abdomen : Bising usus (+) Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah : Akral hangat, edema tungkai (+)

Status Obstetri : Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : tampak cembung Palpasi : Nyeri tekan epigestrium (+) Auskultasi : bising usus (+) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

Rencana Tindakan : Observasi perdarahan Observasi TTV, keluhan pasien Beri antibiotik Beri antianalgetik Pasang kateter

TINJAUAN PUSTAKA

Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi dengan interval yang tidak teratur disertai perdarahan yang banyak dan lama. Pada kasus ini, didapatkan pasien mengeluhkan keluar darah lebih saat tanggal-tanggal haid dan haid dikatakan tidak teratur. Nyeri yang hebat pada saat haid dan keluar darah berupa gumpalan. (http:/www.emedicine.com.fastsplash.obgyn ) Menometroragia dapat disebabkan oleh sebabsebab organik Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium Pada kasus ini, dicurigai adanya menometroragia yang dikeluhkan oleh pasien disebabkan oleh penyebab organik yakni adenomiosis. Rencana pada pasien ini akan dilakukan histerektomi.

ADENOMIOSIS UTERI
Definisi Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang merupakan lapisan bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding (otot) rahim. Biasanya terjadi di akhir-akhir masa usia subur dan pada wanita yang telah melahirkan. Adenomiosis tidak sama seperti endometriosis (suatu kondisi di mana lapisan rahim menjadi tertanam di luar rahim). Meskipun perempuan dengan adenomiosis sering juga memiliki endometriosis.

Etiologi Ukuran rahim membesar 2 atau 3 kali lipat ukuran normal. Penyebab tidak diketahui pasti, ada beberapa teori diduga sebagai penyebabnya: 1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim. Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup ke dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana. Beberapa ahli percaya bahwa adenomiosis hasil dari invasi langsung dari sel-sel endometrium dari permukaan rahim ke dalam otot yang membentuk dinding rahim. Insisi uterus dilakukan selama operasi seperti operasi caesar (C-section) mempromosikan invasi langsung dari sel-sel endometrium ke dalam dinding rahim.

2. Teori Pertumbuhan. Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini memang sudah ada saat janin mulai tumbuh. ahli lainnya berspekulasi adenomiosis yang berasal dalam otot rahim dari jaringan endometrium disimpan di sana ketika rahim pertama kali terbentuk pada janin perempuan.

3. Peradangan rahim akibat proses persalinan. Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses persalinan. Proses deklamasi endometrium pada periode pasca persalinan bisa menyebabkan pecahnya/putusya ikatan sel pada endometrium.

Faktor resiko Sebelum operasi rahim Melahirkan Trauma pembedahan Menstruasi

Manifestasi Klinis Perdarahan yang berlebihan, Periode-periode menstruasi yang menyakitkan, Diharapkan dengan menikah dan kemudian melakukan hubungan intim dan mengalami orgasme akan mengurangi ketegangan pada rahim sehingga dismenore akan berkurang. Kehamilan juga dapat mengurangi dimenore, yang diduga terjadi karena hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan. Perdarahan diantara periode-periode Hubungan seksual yang menyakitkan. Perdarahan menstruasi berat atau lama Parah kram atau tajam, nyeri panggul pisau seperti selama menstruasi (dismenore) Kram menstruasi yang berlangsung sepanjang periode Pasien dan memburuk seiring bertambahnya usia Nyeri selama hubungan seksual Pendarahan antara periode Gumpalan darah antara periode

Patologi Pembesaran uterus pada adenomiosis umumnya difus. Didapatkan penebalan dinding uterus dengan dinding posterior yang menebal. Uterus umumnya berbentuk simetrik dengan konsistensi padat, dan tidak menjadi lebih besar dari tinju atau uterus gravidarus 12 minggu. Komplikasi Meskipun tidak berbahaya, rasa sakit dan perdarahan yang berlebihan berhubungan dengan adenomiosis dapat memiliki efek negatif pada aktivitas sehari-hari. Pasien mungkin menghindari kegiatan yang berlebihan,.

Penatalaksanaan FARMAKOLOGI Anti-inflamasi. Jika pasien menjelang menopause, dokter mungkin telah mencoba obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen (Advil, Motrin, lainnya), untuk mengontrol rasa sakit. Dengan memulai obat antiradang dua sampai tiga hari sebelum haid dimulai dan terus dikonsumsi selama periode haid, sehingga dapat mengurangi aliran darah menstruasi selain menghilangkan rasa sakit.

Obat hormon. Mengontrol siklus menstruasi pasien melalui kombinasi kontrasepsi estrogenprogestin oral
Tramalsupp
Kandungan
Tramadol 100 mg/ suppositoria

Indikasi

Nyeri kronik sedang sampai berat Pasien dalam terapi MAOI. Hipersensitif thd opioid lain. Pasien dengan ketergantungan obat.

Kontra Indikasi

Efek Samping

Mual, muntah, dispepsia, konstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, wajah memerah, mulut kering, sakit kepala

Perhatian

Penderita trauma kepala, peningkatan TIK, gangguan fungsi ginjal & hati yang berat. Hipersekresi bronkus. Penderita ketergantungan obat. Tidak dapat menekan gejala "putus obat" akibat pemberian morfin. Hamil & laktasi. jangan mengemudi/menjalankan mesin Sehari 1-8 kapsul; 1-4 supositoria; 1-8 ampul 50 mg/ml; 1-8 ampul 100 mg/2 ml I.V.; I. M.; S.K.; tablet retard: Dewasa diatas umur 14 th: 1-2 tablet sebagai dosis tunggal, diutamakan pagi dan malam hari; nyeri yang berat: 2 tablet dapat digunakan sebagai dosis awal; dosis harian sampai 400 mg; anak-anak: Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 14 th

Dosis

Interaksi Kemasan

Obat yg bekerja pada SSP, peningkatan efek sedasi. Jangan digunakan bersama MAOI Suppositoria 100 mg x 10

NON FARMAKOLOGI Histerektomi. adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim dan uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan.

Ada beberapa jenis histerektomi yang perlu kita ketahui : 1. Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, rahim diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin. 2. Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhannya. 3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba fallopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya masih muda.

4. Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan, dan kelenjar limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita. Histerektomi dapat dilakukan melalui irisan pada bagian perut atau melalui vagina. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya. Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi.

Daftar Pustaka
B, Achmad, Ilmu Kesehatan Reproduksi Ginekologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.2003 Brooks, MB. (2006), Mentrorraghia, E-medicine from WebMD,Available :http:/www.emedicine.com.fastsplash.obgyn (Accessed : 2013, Juni 21). Manuaba Ida Bagus, Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. 2005 Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010

You might also like