You are on page 1of 18

REFERAT PLASENTA PREVIA

Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Obstetri dan Ginekologi di RSUD Tugurejo Semarang

Pembimbing : dr. Taufiqy S. SpOG

Disusun oleh : ANDIKA RETNO AYUNI H2A008005

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

BAB I PENDAHULUAN Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang berbahaya dan mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak berbahaya. Pada kasus perdarahan antepartum, pikirkan kemungkinan yang lebih berbahaya lebih dahulu, yaitu perdarahan dari plasenta, karena merupakan kemungkinan dengan prognosis terburuk atau terberat, dan memerlukan penatalaksanaan gawat darurat segera. Salah satu penyebab perdarahan yang bersumber dari placenta adalah plasenta previa. Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal, sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum; kasus ini masih menarik dipelajari terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya andil besar dalam angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan parameter pelayanan kesehatan

BAB II PLASENTA PREVIA DEFINISI Plasenta previa ialah suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal). Pada keadaan normal plasenta terletak diatas uterus. KLASIFIKASI 1234 Didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu Plasenta previa totalis bila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta

Plasenta previa lateralis bila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta

Plasenta previa marginalis bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan

Plasenta letak rendah bila plasenta yang letaknya abnormal di segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir . Pinggir plasenta kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. FREKUENSI 1 Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta previa di antara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar. ETIOLOGI 34 Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum jelas, bermacam-macam teari dan faktor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya. 1. Endometrium yang inferior 2. Chorion leave yang persisten 3. Korpus luteum yang bereaksi lambat Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Browne menekankan bahwa faktor terpenting ialah Vili Khorialis persisten pada desidua kapsularis. Faktor-faktor Etiologi : 1. Umur dan Paritas Pada Primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering daripada umur dibawah 25 tahun Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah Di Indonesia, menurut Toha, plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil; hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang (inferior).

2. Hipoplasia endometrium; bila kawin dan hamil pada usia muda 3. Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, post operasi caesar, kuretase, dan manual plasenta. 4. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. 5. Kehamilan janin kembar 6. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium 7. Kadang-kadang pada malnutrisi. 8. Riwayat merokok. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIK ,2,3,4,5 Sifat perdarahan Perdarahan tanpa alasan dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan dalam. Pada kehamilan 20 minggu dapat terjadi perdarahan karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmensegmen uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar. Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala gejala klinis dan beberapa pemeriksaan : Anamnesis Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan setelah 20minggu, tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, berulang dengan volume lebih banyak daripada sebelumnya, terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan luar Inspeksi Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak, sedikit, dan darah beku Bila berdarah banyak ibu tampak pucat/ anemis.

Palpasi Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung diatas pintu atas panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul. Tidak jarang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah. Tidak terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan tidak iritabel

Auskultasi Denyut jantung janin biasanya normal

Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakahperdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasall dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.

Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung Pemeriksaan radiografi dan radioisotope yang sudah ditinggalkan Pemeriksaan ultrasonografi merupakan cara yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis definitif, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janin. Pemeriksaan USG rutin pada kehamilan 18-20 minggu dengan plasenta letak-rendah tidak dianjurkan, kecuali terjadi perdarahan berulang. Pemeriksaan USG rutin untuk kehamilan dengan plasenta previa partial atau total dianjurkan setelah 32 minggu, walaupun saat itu tidak terjadi perdarahan.

Pemeriksaan letak plasenta secara langsung Diagnosis plasenta previa dahulunya jarang ditegakkan melalui pemeriksaan klinis, kecuali jari tangan pemeriksa dimasukkan lewat serviks dan jaringan plasenta teraba. (Dewasa ini dengan adanya pemeriksaan USG, pemeriksaan tersebut tidak lagi dilakukan). Pemeriksaan serviks semacam ini tidak pernah diperbolehkan kecuali bila wanita tersebut sudah berada di kamar operasi dengan

segala persiapan untuk pembedahan seksio sesarea segera, karena pemeriksaan serviks yang paling hati-hati pun dapat menimbulkan perdarahan hebat. Pemeriksaan dalam diatas meja operasi (PDMO) dapat dilakukan bila semua syarat terpenuhi, yaitu : Infus/ transfusi telah terpasang, kamar dan Tim Operasi telah siap Kehamilan > 37 minggu ( berat badan > 2500 g) dan in partu, atau Janin telah meninggal atau terdapat anomaly congenital mayor (misal ansefali) Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar) PENANGANAN 23567 Terapi Ekspektatif Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasi. - Syarat terapi ekspektatif : Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti Belum ada tanda inpartu Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tanda-tanda vital dalam batas normal) Janin masih hidup

- Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan berikan antibiotik profilaksis. - Apabila berhubungan dengan trauma, monitoring sekurang-kurangnya 12-24 jam untuk menyingkirkan kemungkinan solutio plasenta. - Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,letak, dan presentasi janin. - Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus atau Ferous fumarat peroral 60 mg selama 1 bulan. - Pastikan sarana untuk melakukan tranfusi - Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan. -Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Terapi Aktif (tindakan segera) Rencanakan terminasi kehamilan jika: Janin matur Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali) Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Untuk pasien dengan perdarahan aktif dan gangguan hemodinamik, tindakan segera yang harus dilakukan adalah terminasi kehamilan dan penggantian cairan tubuh. Selama persiapan proses terminasi kehamilan, dilakukan: Resusitasi cairan dengan saline atau ringer laktat, 2 jalur, jarum besar (16G, 18G) Persiapkan 4 labu darah yang sesuai golongan darah pasien Observasi keadaan janin Berikan O2 murni untuk semua pasien dengan hipotensi (konsumsi O2 pada kehamilan meningkat hingga 20% dan janin sangat rentan terhadap hipoksia) Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang akan dipilih adalah : Jenis plasenta previa Perdarahan: banyak, atau sedikit tapi berulang-ulang Keadaan umum ibu hamil Keadaan janin: hidup, gawat janin, atau meninggal Pembukaan jalan lahir Paritas atau jumlah anak hidup Fasilitas penolong dan rumah sakit.

Setelah memperhatikan factor-faktor diatas, ada 2 pilihan persalinan, yaitu: Persalinan pervaginam; bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga perdarahan berhenti. Cara yang terpilih adalah pemecahan selaput ketuban (Amniotomi). Indikasi amniotomi pada plasenta previa: Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada pembukaan Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis dengan pembukaan 4 cm atau lebih Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang telah meninggal.

Apabila amniotomi tidak berhasil, maka terdapat 2 cara lain yang lebih keras menekan plasenta dan mungkin pula lebih cepat menyelesaikan persalinan, yaitu pemasangan cunam Willet, dan versi Braxton-Hicks. Kedua cara tersebut telah ditinggalkan dalam dunia kebidanan muktahir karena seksio caesaria jauh lebih aman. Kedua cara tersebut cenderung dilakukan pada janin yang telah meninggal atau yang prognosis untuk hidup di luar uterus tidak baik. Cara ini, apabila akan dilakukan, lebih tepat dilakukan pada multipara karena persalinannya dijamin lebih lancar; dengan demikian tekanan pada plasenta berlangsung tidak terlampau lama.

Seksio sesaria; bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahnnya, dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan pervaginam. Indikasi seksio caesaria pada plasenta previa: Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau meninggal; semua plasenta previa partialis, plasenta previa marginalis posterior, karena perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara-cara yang ada. Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan yang ada

KOMPLIKASI 24 Pada Ibu :

Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang.

Perdarahan hingga syok akibat perdarahan Anemia karena perdarahan Plesentitis Endometritis pasca persalinan Robekan-robekan jalan lahir akibat tindakan Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan.

Pada Janin PROGNOSIS

: Persalinan prematur atau lahir mati Prolaps tali pusat Asfiksia berat

Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10% dan mortalitas janin 50-80%. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,1-5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25%, terutama disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan (tindakan).

STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan Tanggal Masuk Nomor CM Biaya pengobatan : Ny. NR : 28 tahun : Perempuan : Krobokan, Semarang : Islam : Ibu Rumah Tangga : SMA : 6 Januari 2014 : 433162 : umum

Nama Suami Umur Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan

: Tn. W : 30 tahun : Krobokan, Semarang : Islam : Karyawan Swasta : SMA

II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 07 Januari 2014 di RSUD DR.ADHYATMA TUGUREJO Semarang. Keluhan Utama: Pasien datang ke RSUD Tugurejo karena keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke RSUD Tugurejo karena keluar darah warna merah segar dari jalan lahir dengan jumlah banyak. Kenceng-kenceng (-), keluar lendir darah dari jalan lahir (-), keluar air ketuban dari jalan lahir (-), gerakan janin (+) masih dirasakan.

Riwayat Haid : Menarche Haid Siklus Lama Haid Nyeri Haid : 12 tahun : Teratur : 28 hari : 6-7 hari : (-)

Hari Pertama Haid Terakhir : 1 Mei 2013 Taksiran Persalinan : 8 Februari 2014

Riwayat Nikah : 1x selang pernikahan yang sudah berjalan 6 tahun.

Riwayat obstetri : G7P2A4 1. Usia 5 tahun, berat lahirnya 3000 gram, spontan, aterm, di bidan, , keadaan sekarang sehat. 2. Tahun 2009, Abortus, tidak kuret 3. Tahun 2010, Abortus, tidak kuret 4. Tahun 2010, Abortus, tidak kuret 5. Tahun 2011, Abortus, tidak kuret 6. Tahun 2012, berat lahir 2800 gram, spontan, aterm, di bidan, sekarang sehat 7. Hamil ini

Riwayat ANC : periksa ke bidan > 4x, imunisasi TT: 2x

Riwayat KB : -

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat kencing manis Riwayat darah tinggi Riwayat penyakit jantung Riwayat alergi obat/makanan Riwayat Asma Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu :Disangkal, pasien : Disangkal. : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal, hanya konsumsi

vitamin dari dokter atau bidan.

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit jantung Riwayat kencing manis Riwayat darah tinggi Riwayat asma Riwayat alergi obat/makanan : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sebagai rumah tangga dan suami sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan ditanggung oleh pasien Kesan ekonomi : cukup

Riwayat Pribadi : Riwayat hewan peliharaan Riwayat merokok Riwayat alkohol : Disangkal : Disangkal : Disangkal

III. STATUS INTERNUS Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 7 Januari 2014 Keadaan umum Kesadaran Vital sign o TD o Nadi o RR : Baik : Compos mentis : : 110/70 mmHg : 80 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup : 20 x/ menit

o Suhu : 370C

Mata Thoraks Abdomen

:Konjungtiva palpebra anemis (-/-), : Cor pulmo dalam batas normal : Membuncit, membujur

Ekstremitas : Superior Akral dingin Edema -/-/Infereior -/-/-

Status Obstetrikus Pemeriksaan Luar Inspeksi : Perut membuncit, membujur dan striae gravidarum (+) Palpasi : o Pemeriksaan Leopold LI L II : TFU 27 cm, teraba bulat, besar, ballotement (-). Kesan bokong. : Teraba tahanan besar memanjang sebelah kanan (kesan punggung), teraba tahanan kecil-kecil sebelah kiri (kesan ekstrimitas). L III L IV o His (-) Auskultasi : Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan bawah umbilikus dengan frekuensi 148x per menit, reguler. : Teraba bagian janin bulat, keras : Kesan konvergen, bagian bawah janin belum masuk pintu atas panggul.

Pemeriksaan Dalam VT: tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin Darah Rutin (WB EDTA) Nilai Nilai normal

Lekosit Eritrosit Hb Ht MCV MCH MCHC Trombosit RDW

4.90 103/ul 3.42 106/ul 9.70 g/dL 28.80 % 84.30 fL 28.70 pg 33.60 g/dL 178 103/ul 15.60%

4.5-12.5 103/ul 3.8-5.2 106/ul 11.7-15.5g/dL 35-47% 80-100 fL 26-34 pg 32-36 g/dL 154-386 103/ul 11.5-14.5

Kimia Klinik Glukosa Sewaktu Sero-Imun (Serum) HbsAg Urin Rutin Urin Makroskopis Warna Kekeruhan PH Berat Jenis Urin Kimia Protein Reduksi Eritrosit Leukosit Nitrit Keton Bilirubin Uronilinogen Urine Sedimen Epitel Leukosit 3-5 / lpk Negatif 5-15 <20 Negatif Negatif POS (+) 2/25 sel/ul Negatif Negatif Negatif Negatif Normal Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif kuning Jernih 8.0 1.010 g/ml Kuning muda-kuning Jernih 4.8-7.4 1.015-1.025 Non Reaktif Non Reaktif 112 mg/dL < 125 mg/dL

Eritrosit Kristal Bakteri Silinder Hyalin Silinder Granula Lain-Lain

2-3 / lbp Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

0-5 Negatif Negatif Negatif Negatif

USG Berdasar hasil USG didapatkan gambaran placenta previa totalis, dan usia kehamilan 38 minggu 2 hari, TBJ 3000 gram

V. RESUME Ny. NR, 28 tahun datang ke RSUD Tugurejo karena keluar darah warna merah segar dari jalan lahir dengan jumlah banyak. Kenceng-kenceng (-), keluar lendir darah dari jalan lahir. HPHT: 01-05-2013, TP : 08-02-2014. Ny. NR menikah 1x selama 6 tahun. Riwayat obstetri : G7P2A4. Riwayat ANC : periksa ke bidan > 4x, imunisasi TT: 2x. Riwayat KB (-) Pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup, frekuensi nafas : 20 x/ menit, Suhu : 370C. Status generalisata : dalam batas normal. Status obstetri dari pemeriksaan luar, yang inspeksi: perut membuncit, membujur dan striae gravidarum (-). Palpasi : Pemeriksaan Leopold I TFU 27 cm, teraba bulat, besar, ballotement (-). Kesan bokong. L II Teraba tahanan besar memanjang sebelah kanan (kesan punggung), teraba tahanan kecil-kecil sebelah kiri (kesan ekstrimitas). L III Teraba bagian janin bulat, keras. L IV Kesan konvergen, bagian bawah belum masuk pintu atas panggul. His (-). Auskultasi : denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan bawah umbilikus dengan frekuensi 148x per menit, reguler. Pemeriksaan Dalam tidak dilakukan

VI. DIAGNOSIS SEMENTARA G7P2A4, 28 tahun, Hamil 38 minggu Janin I Hidup Intrauterine Letak kepala U Puka

Belum Inpartu Placenta Previa Totalis

S/ : konservatif

VII. DIAGNOSA KERJA dan SIKAP G7P2A4, 28 tahun, Hamil 38 minggu Janin I Hidup Intrauterine Letak kepala U Puka Belum Inpartu Placenta Previa Totalis

S/ : Program SC elektif Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan rencana tindakan Menyarankan ibu untuk puasa Konsul Sp.OG, Sp.An, dan Sp.A Pengawasan KU, VS, dan DJJ

DAFTAR PUSTAKA 1. Library.usu.ac.id/download/fk/anatomi-djakobus.3.pdf 2. Wiknjosastro, H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Perdarahan Antepartum. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002;362-385 3. Mochtar R, Perdarahan Antepartum (hamil tua). Sinopsis Obstetri obstetri fisiologis obstetri patologis, edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998;269-287

4.Bagian Obstetri & Ginekologi Fak.Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Obstetri Patologi, Ed. 1984, Elstar Offset Bandung, halo 110-120.

5.Saifuddin A.B, Adriansz G, Wiknjosastro, H, Waspodo D. Perdarahan kehamilan lanjut dan persalinan. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwomo Prawirohardjo, Jakarta, 2002;M-18-M-22

6.Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Plasenta Previa, Antepartum hemorrhage. In : Williams Obstetrics, 22st ed, Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange, Connecticut, 2001; 712-716

7. Manjoer A, Triyanti K, Savitri R. Plasenta previa. Kapita Selekta,edisi ketiga. Jakarta:2001; 276-279

You might also like