You are on page 1of 35

Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Bahaya dengan Komplikasi

Oleh : Rizkia Mulyasari . Rina Zubaidah Pembimbing : dr. Moriko Pratiningrum,Sp.THT-KL

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) : radang kronis pada telinga tengah perforasi membran timpani dan riwayat otorea > 2 bulan.

Otitis media supuratif kronik

Tipe Aman (Tubotimpani/benigna)

Tipe Bahaya (Atikoantral/Maligna)

Komplikasi intrakranial penyebab utama kematian pada OMSK di negara berkembang

Otitis Media Supuratif Kronik

Radang kronis di telinga tengah perforasi membran timpani dan keluar sekret > 2 bulan terus-menerus atau hilang timbul.

Sekret mungkin serous, mukous, atau purulen

Klasifikasi OMSK
Otitis media supuratif kronik

Tipe Aman
(Tubotimpani/benigna)

Tipe Bahaya (Atikoantral/Maligna)

Tipe Aktif

Tipe Tenang

Gejala dan tanda

OMSK aman tenang

OMSK aman aktif

OMSK bahaya

Otorrea

Sekret (-)

Sekret mukoid, bau busuk (-)


Tuli konduktif ringan Ringan

Gangguan pendengaran Otalgia

Tuli konduktif ringan Ringan

Vertigo

Bisa ada

Bisa ada

Kolesteatom

(-)

(-)

Sekret mukoid, bercampur darah Tuli konduktif berat Berat, bisa jadi tanda adanya komplikasi (+), tanda komplikasi (+)

Letak Perforasi
Perforasi Sentral Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, posteroinferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total
Perforasi Marginal Pada pinggir membran timpani erosi dari anulus fibrosus Perforasi Atik Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.

Etiologi
Lingkungan
Otitis Media sebelumnya

Gangguan fungsi tuba eustachius

Infeksi

Alergi

Infeksi saluran nafas atas

Autoimun

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis
Gangguan fungsi tuba eustachius kronis atau berulang a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total. Metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid Perforasi membran timpani yang menetap Alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh

Patogenesis

Pemeriksaan Penunjang
Audiometri : tuli konduktif/tuli sensorineural Radiologi : Proyeksi Schuller, Proyeksi Mayer atau Owen, Proyeksi Stenver, Proyeksi Chause III Bakteriologi : Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus, Proteus sp., E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob seperti Bacteriodes sp.

Otorea Kronis

Otoskopi

MT Utuh Otitis Eksterna Difusa Otomikosis Dermatitis/Eksim Otitis Eksterna Maligna Miringitis Granulomatosa

MT Perforasi OMSK Onset,progresifitas, predisposisi Fokus Infeksi Riwayat Pengobatan Cari gejala/tanda komplikasi Komplikasi (+)

Komplikasi (-)

Kolesteatom (-) OMSK Benigna

Komplikasi (+) OMSK Bahaya

Lihat Algoritma 1

Lihat Algoritma 2

Kolesteatom (-) OMSK Benigna

Komplikasi (+) OMSK Bahaya

OMSK Tenang

OMSK Bahaya

Stimulasi Epitelisasi Tepi Perforasi

Cuci Telinga Antibiotik Sistemik Lini I: Amoksisilin/sesuai kuman penyebab Antibiotik Topikal

Perforasi Menutup

Perforasi Menetap

Otorea Menetap > 1 minggu

Antibiotik Berdasarkan Pem. Bakteriologik Tuli Konduktif (+) RO.Mastoid (Schuller) X-Ray Audiogram Otorea Menetap >3 bulan

Ideal : Timpanoplasti tanpa/dengan mastoidektomi

Ideal : Mastoidektomi + Timpanoplastui Pilihan : Atikotomi Anterior Timpanoplasti Dinding Utuh Timpanoplasti Dinding Runtuh Atikoantroplasti Timpanoplasti Buka-Tutup

OMSK + Komplikasi
Komplikasi Intratemporal Komplikasi Ekstratemporal

Abses Subperiosteal Labirintitis Paresis Fasial Petrositis

Abses Ekstradura Abses Perisinus Tromboflebitis Sinus Lateral Meningitis Abses Otak Meningitis Otikus

Antibiotik Dosis Tinggi Mastoidektomi Dekompresi N.VII Petrosektomi

Rawat Inap Periksa Sekret Telinga Antibiotik IV Dosis Tinggi 7-15 hari Konsul Spesialis Saraf/Saraf Anak Mastoidektomi Anestesi Lokal/Umum Operasi Bedah Saraf

Sawar Pertahanan Telinga Tengah Mukosa kavum timpani Dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid
Jaringan Granulasi

Penyebaran hematogen Waktu terjadinya komplikasi Gejala prodromal

Penyebaran melalui erosi tulang

Penyebaran melalui jalan yang sudah ada Awal infeksi

Awal Beberapa infeksi/eksaserbas minggu/lebih setelah i akut awal penyakit Tidak jelas Mendahului gejala infeksi

Labirintitis/mening itis berulag, riwayat operasi tulang, riwayat OM yang sudah sembuh Jalan penjalaran sawar tulang yang bukan karena erosi.

Temuan operasi

Dinding tulang telinga tengah utuh; lapisan mukoperiosteal meradang dan mudah berdarah

Lapisan tulang yang rusak di antara fokus supurasi dengan struktur sekitarnya.

Tanda-tanda Komplikasi pada OMSK


Anamnesis
Otore terus menerus Stadium akut : demam, nyeri kepala, tanda toksisitas (malaise, drowsiness, somnolen, gelisah) yang menetap. Tanda komplikasi intrakranial : nyeri kepala di bagian parietal atau oksipital, mual, muntah proyektil, serta kenaikan suhu badan yang menetap selama terapi.

Pemeriksaan Fisik
Penurunan status mental/kesadaran. Pemeriksaan otoskopik : reaksi inflamasi dan pengumpulan sekret tidak berkurang. Pemeriksaan neurologi : rangsang meningeal (kaku kuduk), defisit serebelum/serebelum, ataksia, tanda parese N. VII,

Pemeriksaan radiologik
CT scan : erosi tulang, melihat lesi di otak MRI

Komplikasi
Meningitis Abses otak Trombosis Sinus Lateral Abses Epidural Hidrosefalus Otitik Abses Subperiostal Abses Bezold

Ekstratemporal

Intratemporal

Fistula labirin Mastoiditis Parese N. Fasialis Petrosis

Meningitis
0,1% dari seluruh komplikasi OMSK. Tingkat kematian menurun dari 35% menjadi 5% karena adanya antibiotik. Meningitis otogenik umumnya hasil penyebaran hematogen. Tanda bahaya yang bisa ditemukan : utamanya tanda komplikasi intrakranial. Terapi : antibiotik spektrum luas (mis. Sefalosforin generasi III)

Abses Otak
Paling sering : lobus temporal dan serebelum. Umumnya melalui penyebaran hematogen. Tanda bahaya utamanya tanda komplikasi intrakranial. 3 tahap : ensefalitis, laten, kembalinya gejala akut.

Trombosis Sinus Lateral


Lokasi telinga tengah dan mastoid air cell berdekatan dengan sinus vena dural. Hasil erosi tulang sekunder. Khas : demam tinggi yang tajam, sakit kepala, malaise.

Abses Epidural
Hasil erosi tulang oleh kolesteatom atau mastoiditis. Klinis tidak khas, mungkin otalgia berat atau sakit kepala. Diagnosis sering dibuat saat operasi.

Hidrosefalus Otitik
Dianggap kelanjutan dari trombosis sinus lateral. Gejala : tanda peningkatan TIK dan papil edema, tanpa adanya dilatasi ventrikel/meningitis.

Abses Subperioseteal
Erosi korteks sekunder infeksi pada mastoid air cell meluas ke ruang subperiosteal. Umumnya gejala sistemik (demam, malaise); bisa gejala lokal (daun telinga menonjol ke latero-inferior, terdapat daerah yang fluktuatif, eritema, dan nyeri di belakang telinga)

Abses Bezold
Abses servikal Kelanjutan dari mastoiditis pada ujung korteks mastoid, atau dari infeksi vena mastoid. Perlu CT scan dengan kontras leher dan mastoid.

Fistula Labirin
90% mengenai kanalis semisirkularis Dapat terjadi melalui erosi tulang dan reabsorbsi kapsul otik. Gejala khas : vertigo Tes fistula (+) Diagnosis definitif dibuat intraoperatif

Mastoiditis
Penebalan mukosa atau efusi mastoid. Hasil erosi tulang. Klinis : eritema pada postaurikular, nyeri, dan edema, dengan daun telinga ke arah posterior dan inferior. Paling sering ditemukan di mastoid sklerotik. Tatalaksana : mastoidektomi dengan/tanpa timpanoplasti

Parese N. Fasialis
Kelumpuhan wajah dapat terjadi akibat pecahnya saraf atau erosi tulang. Pada OMSK atau kolesteatom sering progresif lambat, prognosis lebih buruk. Diagnosis cukup dengan klinis.

Petrosis
Paling sering penyebaran langsung melalui mastoid air cell menyebar ke apeks petrosa, mengenai N. VI. Trias/Gradenigos syndrome :
Diplopia dari kelemahan rektus lateralis Nyeri reto-orbital (karena melibatkan divisi oftalmika nervus trigeminus) Otore yang persisten

You might also like