You are on page 1of 30

1

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa sapientum) dalam Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Plasticizer Gliserin dari Minyak Jelantah

BIDANG KEGIATAN: PKM-P

Diusulkan Oleh: Andira Rahmawati Dwiyantari Widyaningrum Resti Kinanti Rudjito Falma Kemalasari Indra Rudiansyah 10608023 10608012 10608006 10608038 10409012 angkatan 2008 angkatan 2008 angkatan 2008 angkatan 2008 angkatan 2009

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG

2011

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Alamat Rumah dan No.Tel/ HP

: Pemanfaatan Kulit Pisang (Musa sapientum) dalam Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Plasticizer Gliserin dari Minyak Jelantah : PKM-P : MIPA

: Andira Rahmawati :10608023 : Biologi : Institut Teknologi Bandung : Jl. Tamansari No:63A. Bandung. No HP: 08562222818 f. Alamat email : And_chia_07@yahoo.co.id 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 4 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Rizkita Rachmi Esyanti b. NIP : 131572244 c. Alamat email : rizkita@sith.itb.ac.id d. Alamat Rumah : Jl Gambir Saketi No.28. Bandung e. No Tel/HP : 08164219437 Bandung, 1 Juni 2011 Menyetujui, Ketua Program Studi Biologi ITB Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

Ketua,

Dr. Devi N. Choesin NIP.196104061988062001 Kepala Lembaga Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung,

Andira Rahmawati NIM.10608023 Dosen Pendamping,

Brian Yuliarto, Ph.D NIP. 197507272006041005

Dr. Rizkita Rachmi Esyanti NIP. 131572244

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, proposal penelitian ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan keikutsertaan PKM-P yang diadakan oleh DP2M. Penulis berharap agar proposal ini dapat menjadi pintu gerbang untuk kelangsungan penelitian penulis. Dalam penulisan proposal ini, tentunya masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam rangka melenngkapi kesempurnaan dari penulisan proposal ini diharapkan adanya saran dan kritik yang dapat diberikan bersifat mambangun. Pada kesempatan yang baik ini, tak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat dan pemikiran dalam penulisan proposal ini, terutama kepada: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prof. Akhmaloka selaku Rektor Institut Teknologi Bandung Brian Yuliarto, Ph.D selaku Kepala Lembaga Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Intan Ahmad, Ph.D selaku Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - ITB Dr. Devi N. Choesin selaku ketua Program Studi Biologi Dr. Rizkita Rachmi Esyanti selaku dosen pembimbing dalam penelitian penulis Orang tua, saudara-saudara, seluruh teman dan rekan kami yang selalu memberikan dorongan dan masukan serta bantuan baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya.

Bandung, Oktober 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Judul.i Lembar Pengesahan. ii Kata Pengantar........... iii Daftar Isi iv Daftar Tabel vi Daftar Gambar.vii BAB 1 PENDAHULUAN..... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Tujuan. 3 1.4 Luaran yang Diharapkan. 3 1.5 Kegunaan.3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Plastik Biodegradable 4 2.2 Pisang Raja. 5 2.3 Gliserin 6 BAB III METODE PENELITIAN. 9 3.1 Variabel Peneletian 9 3.2 Alat dan Bahan... 9 3.3 Cara Kerja10 3.3.1 Pembuatan gliserol dari minyak jelantah..10 3.3.2 Pembuatan tepung kulit pisang.11

3.3.3 Pembuatan plastik biodegradable .11 3.3.1 Uji mekanik dan uji degradasi plastik12 JADWAL KEGIATAN PROGRAM15 RANCANGAN BIAYA16 DAFTAR PUSTAKA....18 LAMPIRAN..19

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Nutrisi sapientum

Kulit

Pisang

Musa 6 dan 9

Tabel 2 Daftar Alat Bahan. Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program.. Tabel 4. Daftar Rancangan Biaya..

15

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Reaksi 7 Reaksi 7 Fat 8 Kerja 14

Transesterifikasi.. Gambar 2

Saponifikasi.. Gambar 3 Reaksi

Splitting Gambar 4 Skema

Penelitian.

10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Limbah adalah salah satu permasalahan yang paling memprihatinkan di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang kian pesat, produksi

limbah juga semakin meningkat pesat, termasuk limbah plastik. Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari hari sudah sangat umum sehingga limbah plastik yang ada di Indonesia pun jumlahnya sudah sangat banyak, bahkan diperkirakan limbah plastik di Indonesia telah mencapai ribuan ton. Sampah plastik termasuk sampah non-organik yang butuh waktu sangat lama untuk dapat terdegradasi dengan sempurna. Plastik baru dapat terdegradasi dalam waktu 450 hingga 600 tahun (Katz,1995). Limbah plastik ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan seperti tersumbatnya jalan air dalam tanah, menyebabkan racun bagi berbagai organisme, dan memerlukan lahan yang sangat besar untuk penampungan sampah sampah tersebut. Di sisi lain, plastik yang selama ini banyak digunakan berasal dari pengolahan sumber energi fosil. Pembuatan plastik sintetis yang berasal dari energi fosil bahkan telah mencapai 140 juta ton/tahun di seluruh dunia. Banyaknya pemakaian tersebut kini dihadapkan pada ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Industri plastik dituntut untuk lebih meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil dan lebih menekan laju produksinya. Berbagai hal di atas menuntut suatu solusi dalam menghasilkan plastik yang mudah diuraikan sempurna dalam waktu singkat serta berasal dari bahan lain selain sumber energi fosil. Plastik biodegradable, sebagai plastik yang berasal dari bahan yang ramah lingkungan dapat dijadikan salah satu solusinya. Plastik biodegradable memiliki beberapa keunggulan dibandingkan plastik sintetis. Selain sifatnya yang mudah terurai, proses pembuatan plastik biodegradable juga menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dibandingkan proses pembuatan plastik biasa (Kusumastuti et.al, 2010) dan lebih aman digunakan

11

sebagai kemasan makanan. Plastik biodegradable dapat dibuat dari berbagai macam bahan alami seperti limbah kulit buah-buahan dan limbah chitosan. Selain itu, pembuatan plastik biodegradable relatif mudah sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat. Proses pembuatan biodegrable plastik menggunakan plasticizer sintetis. Plasticizer adalah senyawa yang memungkinkan plastik yang dihasilkan tidak kaku dan rapuh. Sebagian besar platicizer sintetis yang digunakan berasal dari golongan ftalat. Berdasarkan penelitian, ester turunan asam ftalat ini dapat membahayakan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian (Arban, 2007). Dalam penelitian ini, penulis mencoba menghasilkan plasticizer yang lebih aman, yaitu gliserin yang dihasilkan sebagai hasil samping reaksi transesterifikasi alkohol dengan minyak jelantah. Proses pembuatan plasticizer yang berasal dari minyak jelantah juga diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan limbah minyak jelantah, terutama sebagai hasil aktivitas rumah tangga. Selain plasticizer, bahan utama dalam komposisi plastik biodegradable adalah pati. Pada kulit pisang, komposisi pati diperkirakan mencapai 59% dan dapat diperoleh secara maksimal dengan pembentukan tepung kulit pisang (Anhawange, et.al, 2009). Kulit pisang juga merupakan limbah yang umum ditemukan sebagai sisa produksi industri keripik pisang dan pedagang pisang goreng. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penelitian yang memanfaatkan berbagai jenis limbah tersebut dalam proses pembuatan plastik biodegradable dengan mengangkat judul Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa sapientum) dalam Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Plasticizer Gliserin dari Minyak Jelantah. 1.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kulit pisang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plastik biodegradable?

12

2. Apakah

gliserin

yang

diperoleh

sebagai

hasil

samping

proses

transesterifikasi dapat digunakan sebagai plasticizer dalam pembuatan plastik biodegradable? 3. Bagaimana komposisi pati dan gliserin yang tepat untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan mutu yang paling baik?

1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengevaluasi potensi kulit pisang sebagai sumber pati dalam proses pembuatan plastik biodegradable 2. Mengevaluasi kapabilitas gliserin hasil transesterifikasi minyak jelantah sebagai zat plasticizer dalam proses pembuatan plastik biodegradable 3. Menentukan komposisi terbaik pati dan gliserin untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan mutu terbaik

1.4 Luaran yang Diharapkan Penulis berharap dari hasil penelitian ini, proses pembuatan plastik biodegradable yang berasal dari kulit pisang dan gliserin dari minyak jelantah dengan komposisi yang tepat dapat diketahui dan diterapkan secara luas sehingga dapat mengurangi jumlah limbah di Indonesia.

1.5 Kegunaan 1. Bagi pengusaha yang menggunakan pisang sebagai bahan bakunya, kulit pisang dapat dijadikan bahan pembuatan bungkus plastik hasil produksi tersebut sehingga dapat mengurangi biaya produksi 2. Bagi pemerintah dan masyarakat, pemanfaatan berbagai limbah dalam pembuatan plastik biodegradable ini dapat membantu memecahkan permasalahan polusi lingkungan oleh limbah, terutama limbah plastik 3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang ingin melakukan percobaan dengan menggunakan jenis bahan lain sebagai bahan baku plastik biodegradable.

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plastik Biodegradable Plastik biodegradable merupakan jenis plastik yang terbuat dari biopolimer. Biopolimer adalah polimer yang tersusun atas biomassa yang dapat diperbaharui (Anonim 1, 2006). Selain penyusunnya, perbedaan antara plastik biodegradable dengan plastik biasa adalah biodegrability atau tingkat penguraian plastik biodegradable yang dapat terdegradasi dengan lebih mudah daripada plastik biasa. Hal tersebut menyebabkan plastik biodegradable merupakan plastik alternatif yang ramah lingkungan (Anonim 1, 2006). Sebenarnya, penggunaan biomassa sebagai bahan dasar plastik

biodegradable bukan suatu hal yang baru. Sejarah plastik biodegradable dapat ditelusuri hingga tahun 1900 pada saat pebisnis Henry Ford mengembangkan metode pembuatan plastik biodegradable dari kacang kedelai untuk digunakan sebagai plastik pada mobil (Anonim 1, 2006). Penggunaan plastik biodegradable menurun selama masa Perang Dunia, namun sekarang plastik biodegradable mendapatkan popularitasnya kembali (Anonim 1, 2006) Pada umumnya, plastik biodegradable dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber penyusun biopolimer. Kedua kelompok tersebut adalah biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup dan biopolimer yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu (Anonim 1, 2006). Biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup Biopolimer yang berasal dari organisme hidup antara lain adalah pati. Pati merupakan polimer, yang ditemukan di jaringan tumbuhan dan tersusun atas rantai panjang glukosa (Anonim 1, 2006). Plastik biodegradable yang berbahan dasar pati disebut plastik berbasis pati. Pembuatan plastik tersebut meliputi pembuatan tepung pati yang kemudian diproses dengan menambahkan plasticizer seperti gliserin. Guna

14

pemberian plasticizer adalah menambahkan elastisitas dan fleksibilitas pada produk (Darni et al., 2008). Pembuatan plastik berbahan dasar pati memiliki potensi yang tinggi di Indonesia karena terdapat berbagai tumbuhan penghasil pati seperti jagung, singkong, pisang, dan lainnya (Darni et al., 2008). Selain biopolimer pati, poliester alami pun dapat digunakan sebagai bahan dasar plastik biodegradable. Poliester alami tersebut berasal dari reaksi kimiawi bakteri (Anonim 1, 2006). Polimer yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah poli-3-hidroksibutirat atau PHB sehingga produk yang dihasilkan dikenal sebagai plastik biodegradable PHB (Luengo et al., 2003). Sintesis plastik biodegradable PHB menggunakan mikroorganisme Ralstonia eutropha (Luengo et al., 2003).

Biopolimer yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu Asam laktat merupakan salah satu molekul yang dapat

dipolimerisasi guna menghasilkan suatu biopolimer (Anonim 1, 2006). Proses yang dilalui untuk menghasilkan plastik biodegradable tersebut adalah a) produksi asam laktat melalui proses fermentasi glukosa dengan bantuan bakteri, b) asam laktat yang didapatkan dipolimerisasi menjadi suatu polimer yakni asam polilaktik atau PLA. Plastik biodegradable yang diproses dengan metode tersebut dikenal sebagai plastik PLA (Anonim 1, 2006).

2.2 Pisang raja Pisang raja, Musa sapientum, adalah tumbuhan dengan bentuk hidup

herba dan termasuk dalam famili Musaceae atau pisang-pisangan (Anhwange et al., 2009). Spesies pisang ini, pada umumnya, ditemukan di daerah tropis. Persebaran tersebut terjadi akibat adanya perdagangan antarnegara di daerah tropis (Anhwange et al., 2009).

15

Pisang dikenal sebagai buah yang dimakan. Selain daging buahnya, komponen lain seperti kulitnya dapat dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan kulit pisang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, terutama kulit pisang Musa sapientum (Anhwange et al., 2009). Tabel 1. menunjukkan nilai nutrisi yang terkandung di dalam kulit pisang ini. Tabel 1. Kandungan nutrisi kulit pisang Musa sapientum Parameter Materi Organik (%) Protein (%) Crude lipid (%) Karbohidrat (%) Crude fibre (%) Konsentrasi 91.50 0.05 0.90 0.25 1.70 0.10 59.00 1.36 31.70 0.25

(Sumber: Anhwange et al., 2009) Menurut Anhwange et al. (2009), kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak dan sumber pakan alternatif ternak. Selain itu, kulit pisang memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan sebagai bahan dasar plastik biodegradable. Hal ini dikarenakan kulit pisang Musa sapientum memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sekitar 59% (Tabel1). Plastik biodegradable yang berbasis pati memerlukan bahan dasar yang mengandung banyak pati, seperti Musa sapientum (Darni et al., 2008).

2.3 Gliserin Gliserin, atau juga sering dikenal sebagai gliserol, merupakan unsur kimiawi yang bersifat organik. Unsur yang memiliki rumus kimiawi C2H5(OH)3 pertama kali ditemukan pada tahun 1770 oleh ilmuwan Scheel (Anonim 2, 2010). Nama gliserin berasal dari kata glyceros yang berarti manis dalam bahasa Yunani. Nama tersebut diberikan oleh ilmuwan Chevreul yang melanjutkan penelitian Scheel (Anonim 2, 2010).

16

Gliserin dapat meleleh pada suhu 18oC sehingga pada suhu ruang gliserin berbentuk cairan (Anonim 2, 2010). Gliserin mengandung tiga gugus hidroksil yang bersifat hidrofilik dengan nama IUPAC untuk unsur ini adalah 1,2,3 propanetriol (Anonim 2, 2010). Gliserin tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, melainkan dihasilkan sebagai hasil samping dari berbagai macam proses kimiawi. Prosesproses yang dapat menghasilkan gliserin adalah sebagai berikut (Anonim 2, 2010): 1. Transesterifikasi Transesterifikasi merupakan reaksi kimiawi yang menghasilkan ester sebagai hasil reaksi. Reaksi tersebut meliputi reaksi antara minyak dengan alkohol. Selain ester, gliserin pun dihasilkan sebagai hasil samping (Gambar 2.3.1).

Gambar 1 Reaksi Transesterifikasi (Sumber: Anonim21, 2010) 2. Saponifikasi (penyabunan) Reaksi saponifikasi merupakan proses pembentukan sabun. Dalam reaksi ini, lemak akan bereaksi dengan NaOH menghasilkan sabun dan juga gliserin (Gambar 2.3.2).

Gambar 2 Reaksi Saponifikasi (Sumber: Anonim 2, 2010)

17

3. Fat splitting Fat splitting merupakan reaksi hidrolisis antara air dengan minyak dimana terjadi pemutusan ikatan pada molekul minyak. Akibatnya, gliserin dan ester dihasilkan dari reaksi tersebut (Gambar 2.3.3).

Gambar 3 Reaksi Fat Splitting (Sumber: Anonim 2, 2010)

Gliserin memiliki berbagai macam manfaat, diantaranya sebagai bahan kosmetik, bahan peledak, bahan tekstil dan lainnya (Anonim 2, 2010). Selain itu, manfaat gliserin lainnya adalah potensi unsur tersebut sebagai bahan plasticizer plastik biodegradable. Plasticizer merupakan komponen plastik yang memberikan elastisitas dan kekuatan bagi plastik (Anonim 3, 2010). Minyak nabati dapat digunakan sebagai bahan plasticizer dengan syarat minyak tersebut mengalami reaksi transesterifikasi yang menghasilkan ester dan gliserin. Perbandingan ester dan gliserin yang dihasilkan dapat diatur untuk menyesuaikan jenis plastik yang akan diproduksi (Anonim 3, 2010).

18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas yang diujikan

dan variabel tetap dengan semua perlakuan mendapatkan kondisi yang sama. Variabel bebas yang digunakan adalah komposisi tepung kulit pisang dan gliserin dari minyak jelantah. Komposisi-komposisi yang digunakan antara lain : 1. 15 gram tepung kulit pisang dan 5 ml gliserin dari minyak jelantah 2. 15 gram tepung kulit pisang dan 10 ml gliserin dari minyak jelantah 3. 15 gram tepung kulit pisang dan 15 ml gliserin dari minyak jelantah 4. 30 gram tepung kulit pisang dan 5 ml gliserin dari minyak jelantah 5. 30 gram tepung kulit pisang dan 15 ml gliserin dari minyak jelantah Variabel tetap yang digunakan adalah komposisi cuka dan air, banyaknya sampel dalam tiap perlakuan (5 sampel/perlakuan), kontrol blank yaitu plastik, dan kontrol normal yaitu plastik biodegradable dengan bahan tepung maizena (15 gram) dan borax gliserin buatan (5 ml).

3.2

Alat dan Bahan Tabel 2 Daftar Alat dan Bahan Alat Bahan Kulit Pisang Minyak Jelantah Aspergillus niger Cuka Borax Gliserin Alkohol 70% Akuades steril Larutan asam sitrat 5 % (w/v) Spiritus

Timbangan analitik Gelas Kimia Gelas Ukur 1 liter Gelas ukur 10 ml Kaki Tiga Pembakar Bunsen Batang Pengaduk Tabung Reaksi Pipet Ukur 1 ml

19

Pipet ukur 10 ml Pipet Spatula Papan Kayu Oven Blender atau Mixer Pisau Corong Kertas Saring Kain bersih (2,25 m2) Saringan Termometer 200oC Cawan petri Statif Magnetic stirrer Alumonium foil Mortar Melting block Pipa kapiler Alat spektrofotometer FT-IR Tali Plastik

Korek api Medium PDA Pasir Viskometer Alumunium foil

3.3

Cara Kerja 3.3.1 Pembuatan Gliserin dari Minyak Jelantah Minyak jelantah yang digunakan adalah minyak jelantah sisa rumah tangga yang telah dipakai dua kali penggorengan atau warnanya sudah kecoklatan. Tahap pertama adalah penyaringan minyak jelantah dari pengotor hingga yang tersisa hanya minyak jelantah saja. Penyaringan dilakukan

20

dengan menggunakan saringan kecil lalu dilanjutkan dengan kertas saring. Saringan dan kertas saring dapat digantikan dengan menggunakan kain kering bersih. Hasil penyaringan ditampung ke dalam gelas kimia. Minyak jelantah dan alkohol dicampurkan dengan komposisi 1 : 3. Campuran antara minyak jelantah dan alkohol dipanaskan dengan suhu 75oC sambil dilakukan pengaduk dengan kecepatan 80 rpm. Pemanasan dilakukan hingga terlihat adanya dua fasa pada campuran (kira-kira satu jam). Campuran didinginkan lalu dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Gliserin berada di bagian bawah campuran. Kedua campuran dipisahkan dengan melakukan dekantasi atau bisa juga dengan menggunakan pipet.

3.3.2 Pembuatan Tepung Kulit Pisang Kulit pisang dipisahkan dari kulitnya. Kulit pisang dicacah dengan menggunakan pisau dan dimasukkan ke dalam larutan asam sitrat 0,5% (w/v) selama 10 menit untuk menghilangkan enzim browing. Kemudian, kulit pisang dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80oC selama 24 jam. Setelah kering, kulit pisang dicacah halus dengan menggunakan blender atau ditumbuk hingga halus dan bentuknya menyerupai tepung. Hasil tumbukan kasar tepung pisang diayak dengan menggunakan saringan atau kain bersih. Hasil tumbukan kulit pisang yang masih kasar ditumbuk kembali dan diayak hingga mendapatkan tepung pisang yang halus.

3.3.3 Pembuatan Plastik Biodegradable Pertama-tama dibuat kontrol normal dengan mencampurkan 15 gram tepung maizena, 5 ml borax gliserin, 5 ml asam cuka dan 50 ml akuades ke dalam gelas kimia. Campuran bahan-bahan tersebut dipanaskan dengan menggunakan bunsen kemudian diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Pemanasan dan pengadukan dilakukan hingga cairan mengental dan menyerupai lem. Setelah itu, campuran didinginkan sebentar dan

21

dicetak dengan menggunakan spatula di papan kayu.

Cetakan plastik

biodegradable tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 60o selama 12 jam atau hanya dijemur dibawah terik matahari. Setelah kering, plastik dilepaskan dari cetakannya. Kemudian, sampel plastik biodegradable dibuat dengan bahan dasar tepung kulit pisang dan gliserin dari minyak jelantah. Proses pembuatan plastik biodegradable dapat dilakukan seperti langkah di atas dengan komposisi : 1. 15 gram tepung kulit pisang dan 5 ml gliserin dari minyak jelantah 2. 15 gram tepung kulit pisang dan 10 ml gliserin dari minyak jelantah 3. 15 gram tepung kulit pisang dan 15 ml gliserin dari minyak jelantah 4. 30 gram tepung kulit pisang dan 5 ml gliserin dari minyak jelantah 5. 30 gram tepung kulit pisang dan 15 ml gliserin dari minyak jelantah

3.3.4 Uji Mekanik dan Uji Degradasi Plastik Uji mekanik dan uji degradasi dilakukan untuk mengetahui kualitas plastik dan kemampuan plastik untuk terdagradasi di alam. Uji FT-IR Spektrum IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam plastik. Gugus fungsi komponen penyusun ini

dibandingkan dengan gugus fungsi pada tepung kulit pisang (pati) sehingga dapat diperkirakan jenis interaksi yang terjadi. Uji Titik Leleh Uji ini diperlukan untuk mengetahui temperatur leleh dari sampel plastik biodegradable yang dibuat. Sampel plastik biodegradable ditumbuk dengan menggunakan mortar hingga halus. Sampel plastik biodegradable diambil dengan menggunakan pipa kapiler hingga terisi penuh. Pipa kapiler diletakkan pada melting block. Melting block dipanaskan dan diamati pada lubang pengamat hingga semua sampel leleh. Kemudian, suhu dicatat pada rentang suhu sampel mulai meleleh dan semua sampel habis meleleh.

22

Uji Tarik Komposisi optimal plastik ditentukan berdasarkan sifat mekanik bahan terutama pada kekuatan tarik dan perpanjangan bahan. Sifat mekanik ini diperoleh melalui percobaan uji tarik. Sifat mekanik suatu bahan dipengaruhi oleh sifat alami masing-masing komponen dan kemampuan ikatan dalam senyawa penyusunnya. Uji Degradasi Uji biodegradasi digunakan untuk mengetahui kemampuan degradasi sampel plastik biodegradable dengan media PDA yang ditumbuhi jamur Aspergillus niger. Umumnya akan dicari berapa laju penurunan berat molekul dalam waktu tertentu, sehingga akan diketahui waktu yang dibutuhkan sample plastik biodegradable terdekomposisi di alam. Proses ini dilakukan dengan menggunakan uji viskositas

23

Gambar 4 Skema Kerja Penelitian

Kulit Pisang dicacah dikeringkan diblender tepung kasar diayak sampai halus tepung kulit pisang

Minyak Jelantah disaring hingga bersih ditambahkan alkohol dipanaskan & diaduk terdapat 2 fasa didekantasi gliserin

campuran tepung kulit pisang dan gliserin ditambahkan cuka dan air dipanaskan hingga kental dicetak dijemur Plastik biodegradable Diuji mekanik dan degradasinya Data Uji tarik Uji Titik leleh Uji FT-IR Uji degradasi

24

JADWAL KEGIATAN PROGRAM Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kegiatan Perizinan dan peminjaman alat Pengumpulan kulit pisang Pembuatan tepung kulit pisang Pengumpulan minyak jelantah Pembuatan gliserin Pembuatan Plastik biodegradable Uji mekanik: FT-IR, uji tarik, uji titik leleh Pembuatan medium Aspergillus niger Uji degradasi plastik Penggantian medium Analisis data Pembuatan laporan 1 2 3 4 5 6 7 8 Minggu ke9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

xxv

RANCANGAN BIAYA Tabel 4. Daftar Rancangan Biaya


Harga Satuan 10000/kg 5000/liter

No.

Kegiatan/Alat/ Bahan

Jumlah 30 kg 6 Liter 1 botol besar 5 botol 6 Liter 2 liter 1 liter 3 liter

Biaya 300000 30000 10000

1 Kulit Pisang 2 Minyak Jelantah 3 Cuka 4 Gliserin 5 Alkohol 70 % 6 Larutan asam sitrat 7 Aquades Steril

5000 10000/liter

25000 60000 50000 20000 60000 50000 200000 800000 200000 500000

8 Spiritus 9 Kertas Saring 10 Peminjaman Alat Uji Titik Leleh 11 Peminjaman Alat Spektrofotometri FT-IR 12 Peminjaman Magnetik stirrer 13 Peminjaman Alat Viskometer 14 Pasir 15 Koloni Aspergillus Niger 16 Kaki tiga 17 Statif 18 Mortar 19 Pembakar bunsen 20 Alumunium foil 21 Cawan petri No. Kegiatan/Alat/Bahan

7 kg

10000/kg

70000 200000

30000

90000 30000

2 3

50000 40000

100000 120000 40000

80 Jumlah

30000 Harga

2400000 Biaya

xxv

xxvi

Satuan 22 Pipet seukuran 1 ml 23 Pipet seukuran 10 ml 24 Pipet 25 Papan kayu (1m x 1m) 26 Tabung reaksi 27 Pipa kapiler 28 Batang Pengaduk 29 Spatula 30 Corong 31 Kain Bersih 32 Pisau 33 Peminjaman Termometer suhu 200 derajat 34 Plastik 35 Tali 36 Gelas Ukur 10 ml 37 Gelas Ukur 1 L 38 Gelas kimia 39 Medium PDA Aspergillus Niger 40 Biaya Tak Terduga 41 Transportasi 42 Korek api 43 Pembuatan Laporan Jumlah 5 orang 1 pak 10 untuk 3 bulan 10000 5 meter 2 2 10000 50000 2 10 10 1 pak 8 8 20000 20000 20000 20000 10000 2 50000 100000 50000 40000 200000 100000 100000 160000 160000 50000 10000 20000 100000 10000 50000 30000 50000 100000 2000000 200000 120000 5000 100000 9110000

xxvi

xxvii

Daftar Pustaka Anhwange, B., Ugye, T. & T. Nyiaatagher. 2009. Chemical Composition of Musa Sapientum (Banana) Peels. Electronic Journal of Environmental, Agricultural, and Food Chemistry. 8 (6 ):[437-442]ISSN: 1579-4377 Arban, Ahmad. 2007. Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietil Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Plastik biodegradable Poli Hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB Darni, Y. Chici, A. & Ismiyati, S. 2008. Sintesa Plastik biodegradable dari Pati Pisang dan Gelatin dengan Plastikizer Gliserol. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Universitas Lampung Katz, Sylvia. 1995. Materials Worlds. Vol. pp 377-378 Luengo, J., Garcia, B., Sandoval, A., Naharro, G. & Olivera, E. 2003. Biodegradableplast from microorganisms. Current Opinion in Microbiology. 6: 251-260 Anonim 1. 2010. Open Course Ware: BAB VIII Gliserin.Medan: Universitas Sumatera Utara Anonim 1. 2006. Biopolymers and Plastik biodegradables. Diakses dari:

http://www.biobasics.gc.ca/english/View.asp?x=790 (Tanggal akses: 26 Agustus 2010) Anonim3. 2010. Biochemical Plastikizers. Diakses dari:

http://www.carbohydrateeconomy.org/library/admin/uploadedfiles/Biochemical_Pl astikizers.html (Tanggal akses: 26 Agustus 2010)

xxvii

xxviii

LAMPIRAN
BIODATA DOSEN PEMBIMBING Nama Lengkap dan Gelar NIP Alamat email Alamat Rumah No Tel/HP BIODATA KETUA Nama Lengkap NIM : Andira Rahmawati : 10608023
Tanda Tangan

: Dr. Rizkita Rachmi Esyanti : 131572244 : rizkita@sith.itb.ac.id : Jl. Gambir Saketi No. 28 Bandung : 08164219437

Tanda Tangan

Tempat, Tanggal Lahir: Cianjur, 5 Agustus 2010 Tahun Angkatan Perguruan Tinggi Fakultas/Jurusan Alamat Bandung Alamat Liburan No HP E-mail : 2008 : Institut Teknologi Bandung : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati/ Biologi : Jl Tamansari No 63 A. Bandung : BTN Griya Nugratama Blok C1 No:14 Cianjur : 08562222818 : and_chia_07@yahoo.co.id

BIODATA ANGGOTA Nama Lengkap NIM : Resti Kinanti Rudjito : 10608006


Tanda Tangan

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 11 November 1990 Tahun Angkatan Perguruan Tinggi Fakultas/Jurusan Alamat Rumah No. Telpon Rumah No. Hp E-mail Nama Lengkap : 2008 : Institut Teknologi Bandung : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati/ Biologi : Jl. Sejahtera 19, RT. 004/RW. 008, Bandung : 022-2034735 : 081809061904 : rudi_rest45@hotmail.com : Dwiyantari Widyaningrum

xxviii

xxix

NIM

: 10608012

Tanda Tangan

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 11 Maret 1990 Tahun Angkatan Perguruan Tinggi Fakultas / Jurusan Alamat Bandung Alamat Rumah No HP E-mail Nama Lengkap NIM : 2008 : Institut Teknologi Bandung : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati / Biologi : Jl. Cisitu 45B. Dago Coblong, Bandung : Jl. Hj Djunaidi No.1 Kemanggisan Iler 3 : 08999838897 : dwiyantari@gmail.com
Tanda Tangan

: Indra Rudiansyah : 10409012

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 1 September 1991 Tahun Angkatan Perguruan Tinggi Fakultas/Jurusan Alamat Rumah No. Hp E-mail Nama Lengkap NIM : 2009 : Institut Teknologi Bandung : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati/ Mikrobiologi : Jl. Raya Laswi No 630. Ciparay-Bandung : 085624885911 : indra.rudiansyah@students.itb.ac.id

: Falma Kemalasari : 10608038

Tanda Tangan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 Februari 1990 Tahun Angkatan Perguruan Tinggi Fakultas/Jurusan Alamat Rumah No. Hp E-mail : 2008 : Institut Teknologi Bandung : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati/ Biologi : Jl. Salemba Tengah No. 56 Jakarta Pusat 10440 : 0811832737 : falmakemalasari@yahoo.com

xxix

xxx

xxx

You might also like