You are on page 1of 7

ADMINISTRASI HARGA TRANSFER 1.

Harga Transfer Negosiasi Negosiasi adalah proses formal untuk menentukan besarnya harga transfer antar pusat laba yang terlibat, tanpa campur tangan dari kantor pusat. Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan membuat suatu harga jual dan menentukan harga pembelian yang paling cocok merupakan salah satu fungsi utama dari menejemen lini.

2. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik Negosiasi yang dilakukan kadang-kadang tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan kedua pihak, sehingga perlu di tangani oleh pimpinan puncak dengan membentuk komite arbitrasi. Untuk alasan ini suatu prosedur harus dibuat untuk menengahi pertikaian harga transfer. Terdapat tingkat formalitas yang luas dalam arbitrase harga transfer. Contoh ekstrim yang dapat digunakan adalah dengan membentuk suatu komite, komite seperti ini biasanya memiliki 3 tanggungjawab: 1. Menyeseaikan pertikaian harga transfer 2. Meninjau alternative sourching yang mungkin ada 3. Mengubah peraturan harga transfer bila perlu. Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dengan system yang formal, kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah atau pendamai (arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadangkala dengan bantuan staf kantor yang lain. Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga mempengaruhi keefektifan suatu system harga transfer. Terdapat empat cara untuk menyeselesaikan konflik: memaksa (forging), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining) dan pemecahan masalah (problem solving).

3.

Klasifikasi Produk Luas dan formalitas dari sourching dan peraturan penentuan harga transfer tergantung

pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar. Makin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik peraturan yang ada. Beberapa perusahaan membagi produknya ke dalam dua kelas :

1. Kelas 1 meliputi seluruh produk dimana manajemen senior ingin mengontrol sourching. Biasanya merupakan produk yang bervolume besar, produk yang tidak memiliki sumber dari luar dan produk-produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh manajemen 2. Kelas 2 meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan produk-produk yang dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasional yang sedang berjalan, produk yang volumenya relative kecil, diproduksi dengan alat produksi massal. Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen berkonsentrasi pada sourcing dan pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.

BEBERAPA PERTIMBANGAN TEORITIS Ada beberapa pertimbangan akan model harga transfer teoritis. Model-model ini dibagi menjadi tiga jenis : 1. Model Ekonomi Model ekonomi klasik pertama kali dikemukakan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuah artikel tahun 1956. Professor Hirschleifer mengembangkan serangkaian pendapatan marginal, biaya marginal dan kurva permintaan untuk transfer produk menengah atau madya dari satu unit usaha ke yang lainnya. Ia mmenggunakan kurva-kurva ini untuk mendapatkan harga transfer, dengan berbagai asumsi ekonomi, yang akan mengoptimalkan total laba dari dua unit usaha. 2. Model Program Linier Model program Linier adalah model yang berdasarkan pendekatan

opportunity cost. Model ini juga mengkombinasikan hambatan-hambatan kapasitas. Jika harga transfer yang andal dapat dihitung, maka model ini akan berguna dalam menentukan harga transfer. Meskipun demikian, model ini dapat dikelola, bahkan dalam computer pun, harus banyak asumsi yang mempermudah untuk

menjalankannya. Diasumsikan kurva permintaan telah diketahui, bahwa ia tetap serta fungsi dari biayanya adalah linier, dan penggunaan alternatif atas fasilitas dan profitabilitas dapat diestimasi terlebih dahulu.

3. Nilai Shapley Sedikit pandangan teoritis yang menyarankan penggunaan nilai shapley sebagai harga transfer. Nilai shapley dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S.

Shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisi perusahaan atau individu diantara anggota-anggota individu didalamnya dengan proporsi kontribusi yang dibuat.

PENENTUAN HARGA TRANSFER


Pemikiran organisasi modern berorientasi kepada desentralisasi.salah satu tantangan utama dalam mengoperasikan sistem yang terdesentralisasi dalah merancang suatu metode akuntansi yang memuaskan untuk transfer barang dan jasa dari pusat laba yang satu ke pusat laba yang lainnya dalam perusahaan yang memiliki transaksi seperti ini dalam jumlah yang cukup signifikan.

Tujuan penentuan harga transfer Jika dua atau lebih pusat laba bertanggung jawab bersama atas pengembangan,pembuatan,dan pemasaran suatu produk,maka masing masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut ini : Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita maksudnya,sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Metode penentuan harga transfer Ada dua metode penentuan harga yaitu : Prinsip dasar prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual kekonsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi ideal yang terdiri dari : 1. Orang orang yang Kompeten 2. Atmosfer yang Baik 3. Harga Pasar 4. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya 5. Informasi Penuh 6. Negosiasi Orang yang kompeten Idealnya,para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka,sama seperti kinerja jangka pendeknya.staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten. Atmosfer yang baik Para manajer harus menjadikan profitabilitas,sebagaimana diukur dalam laporan laba rugi mereka,sebagai cita cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka. Harga pasar Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk identik yang sedang ditransfer,harga pasar mencerminkan kondisi yang sama dengan produk yang dikenakan harga transfer.

Kebebasan memperoleh sumber daya Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada,dan para manajer sebaiknya didizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.manajer pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar,dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar. Informasi penuh Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada,serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing masing alternatif tersebut. Negosiasi Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasikontrakantar usaha. Jika semua kondisi diatas terpenuhi,maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita cita,dan tidak membutuhkan administrasi pusat. Hambatan hambatan dalam perolehan sumber daya Ada tiga hambatan dalam perolehan sumber daya,yaitu : Pasar yang terbatas Kelebihan dan kekurangan kapasitas industri Harga Transfer Berdasarkan Biaya dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya : 1) bagaimana menentukan besarnya biaya 2) bagaimana menghitung markup laba Bagaimana menentukan besarnya biaya dasar yang umum adalah biaya standar.biaya aktual tidak boleh digunakan karena faktor inefisiansi produksi akan diteruskan kepusat laba pembelian.jika biaya standar yang digunakan maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut. Bagaimana Menentukan Markup laba Dalam menghitung markup laba juga terdapat dua keputusan,yaitu : 1. Apa dasar markup laba tersebut 2. Tingkat laba yang dipderlukan Biaya Tetap dan Laba Hulu Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahn yang cukup serius dalam perusahaan yang terintegrasi.pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkim tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung didalam harga pembelian internal.bahkan jika pusat laba terakhir menyadari adanya biaya tetap dan laba tersebut,pusat laba itu mungkin enggan untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan. Berikut metode metode untuk mengatasi masalah tersebut : Persetujuan antar unit usaha Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil wakil dari unit pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk produk dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang signifikan. Dua langkah penentuan harga Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat harga transfer yang meliputi dua beban.pertama,untuk setiap unit yang terjual pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya variabelstandar produksi.kedua,pembebanan biaya berkala(biasanya

setiap bulan )dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan pasilitas yang disediakan untuk unit pembelian.salah satu atau kedua komponen tersebut harus memasukkan margin laba. Pembagian laba Jika sistem dua penentuan harga tidak dapat dilakukan maka sistem pembagian laba(profit sharing )dapat digunakan untuk memastikan keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan.sistem tersebut beroperasi dengan cara berikut : 1. Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar. 2. Setelah produk tersebut dijual,unit unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan yang merupakan harga penjualan dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran. Dua kelompok harga Dalam metode ini pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dalam unit pembelian dibebankan dengan total biaya standar.selisihnya dibebankan dalam akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.metode penentuan harga transfer ini terkadang digunakan ketika ada konflik antara unit pembelian dan penjualan yang tidak dapat diselesaikan oleh metode yang lain. Tetapi ada beberapa kelemahan dari sistem yang menggunakan dua kelompok harga.Pertama,jumlah laba unit usaha kan lebih besar dari laba perusahaaan secara keseluruhan.Kedua,sistem ini mencipatakan suatu ilusi bahwa unit usaha menghasilkan uang,sementara pada kenyataanya perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit kekantor pusat.Ketiga,sistem ini dapat memicu unit usaha untuk hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku pada markup yang bagus dengan mengorbankan penjualan keluar.Keempat,ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat setiap usaha dikonsolidasi.Kelima,fakta bahwa konflik diantara unit bisnis akan berkurang dalam sistem tersebutdapat dilihat sebagai kelemahan.

PENENTUAN HARGA JASA KORPORAT

Pengendalian atas Jumlah Jasa Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf korporat untuk jasa jasa seperti teknologi informasi serta riset dan pengembangan.ada tiga teori pemikiran mengenai jasa jasa tersebut :

Teori pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel standar dari jasa yang diberikan.jika membayar kurang dari itu,maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan jasa jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis. Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga yang sama dengan biaya variabel standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biata penuh. Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar,atau biaya penuh standar ditambah dengan margin laba.harga pasar akan digunakan jika memungkinkan;jika tidak maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan.

Administrasi Harga Transfer Negosiasi Hampir semua perusahaan,unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;maksudnya harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat.alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini. Unit unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga tersebut.disebagian kecil perusahaan,kantor pusat menginformasikan kapada unit unit usaha tersebut bebas bertransaksisatu sama lain atau ddengan perusahaan luar yang ditemui,dengan persyaratan bahwa jika impas,maka bisnis tersebut harus tetap dalam perusahaan. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara.dalm sistem yang formal,kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai( arbitrator ).arbitrator akan meninjau posisi mereka masing masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan kadangkala dengan bantuan staf kantor yang lain. Selain tingkat formalitas arbitrase,jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga mempengaruhibefektifitas suatu sistem harga transfer.terdapaat empat cara untuk menyelesaikan konflik : Memaksa (forcing ) Membujuk ( smoothing ) Menawarkan (bargaining ) Penyelesaian masalah (problem solving ) Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga pasar.semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar,maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada.jika harga pasar selalu siap sedia,maka perolehan sumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli ( make-ar-buy decision )yang melebihi jumlah tertentu. Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas : Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajaemen senior ingin mengendalikan perolehan sumber daya.produk ini biasanya merupakan produk produk yang bervolume besar;produk produk yang tidak memiliki sumber dari luar;dan produk produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas atau alasan tertentu. Melas II meliputi seluruh produk lainnya.secara umum,ini merupakan produk produk yang dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan,produk produk yang volumenya relatif kecil,diproduksi dengan peralatan umum( general-purpose equipment).produk-produk kelas II ditansfer pada harga pasar.

You might also like