Studi Analisis Perubahan Garis Pantai Pada Kawasan Pantai Prigi
Akibat Transport Sedimen Selama 20 Tahun dengan Menggunakan
Metode Ijima & Sato Chairul Anam, Noverina Ayu, Supriyo Jawoto, dan Hasan Ikhwani Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : hikhwani@gmail.com
Abstrak Pantai Prigi adalah salah satu bagian dari wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa. Kawasan Pantai Prigi ini banyak dihuni oleh penduduk. Kawasan Pantai Prigi ini juga digunakan sebagai tempat wisata dan tempat tinggal penduduk. Sehingga wilayah ini sangat rentan terhadap terjadinya kerusakan seperti erosi. Kerusakan seperti erosi ini dapat dianalisis melalui analisis perubahan garis pantai dari perhitungan transport sedimen selama 20 tahun dengan menggunakan Ijima & Sato. Dalam penelitian ini besar daerah yang terkena erosi juga akan terlihat pada perbandingan antara peta batimetri tahun 1993 dan terbaru. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan garis pantai pada kawasan Pantai Prigi akibat transport sedimen selama 20 tahun dengan menggunakan metode Ijima & Sato. Selain itu agar erosi yang terjadi ini dapat segera ditangani supaya tidak semakin parah sehingga dapat merusak jalan dan tempat sekitar pantai. Daerah yang terkena erosi pada kawasan Pantai Prigi dari hasil perhitungan dalam transport sedimen dan perubahan garis pantai dengan metode Ijima & Sato selama per 5 tahun adalah berkisar 1,494 m hingga 5,4335 m. Sedangkan laju erosi selama 20 tahun berkisar 5,976 m hingga 21,7342 m. Kata Kunci : Batimetri, Erosi, Pantai, Prigi
Abstract Prigi Coast is one part of the South Beach of the Java Island. This Prigi region was inhabited by the population. Prigis area is also used a tourist and residental population. So, the area is very susceptible to damage such as erosion. Damage such as erosion can be analyzed through analysis of shoreline change sediment transport calculations for 20 years using Ijima & Sato. In this study of the erosion-affected areas will also be seen in the comparison between bathymetry map at 1993 and the newest. This study aimed to determine changes in the shoreline area Prigi transport due to sediment for 20 years using methods Ijima & Sato. In addition, for this erosion can be addressed so as not to get worse, which can damage roads and places around the coast. Areas affected by erosion at Prigi coast area from the calculation of sediment transport and shoreline change with Ijima & Sato method for every 5 years is approximately 1,494 m to 5,4335 m. While the rate of erosion for 20 years ranging up ton 5,976 m until 21,7342 m. Keywords : Bathymetry, Erosion, Coastal, Prigi
I. PENDAHULUAN Pantai merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan. Banyak manfaat pantai yang digunakan sebagai kawasan pusat pemerintahaan, daerah pemukiman, pelabuhan, pertambakan, pertanian / peritimur, pariwisata dan lain sebagainya. Daerah pantai juga suatu kawasan pesisir beserta perairannya dimana daerah tersebut masih terpengaruh baik oleh aktivitas darat maupun laut (Pratikto et al., 1997). Sesuai dengan posisinya daerah pantai merupakan daerah yang sangat strategis (Yuwono N, 1993). Pantai terletak antara garis surut terendah dan air pasang tertinggi (Bengen, 2001). Sebetulnya pantai mempunyai keseimbangan dinamis yaitu cenderung menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Gelombang normal yang datang akan mudah dihancurkan oleh mekanisme pantai, sedang gelombang besar/badai yang mempunyai energi besar walaupun terjadi dalam waktu singkat akan menimbulkan erosi. Kondisi berikutnya akan terjadi dua kemungkinan yaitu pantai kembali seperti semula oleh gelombang normal atau material terangkut ketempat lain dan tidak kembali lagi sehingga disatu tempat timbul erosi dan di tempat lain akan menyebabkan sedimentasi (Pranoto, 2007). Meningkatnya usaha pengembangan daerah pantai untuk daerah pemukiman, wisata, perikanan, industri, wisata dan sebagianya telah mengakibatkan berbagai tekanan terhadap kualitas lingkungan pantai. Berbagai upaya manusia dalam modifikasi daerah pantai untuk keperluan tersebut di atas sering tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar terhadap perilaku dinamika pantai, sehingga menimbulkan dampak yang cenderung merusak lingkungan pantai.
Salah satu kerusakan pantai yang sering terjadi yaitu erosi pantai. Definisi erosi pantai sendiri adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Erosi pantai didefinisikan sebagai mundurnya garis pantai dari posisi asalnya (Triatmodjo, 1999). Abrasi atau erosi pantai juga disebut sebagai kerusakan garis pantai akibat dari terlepasnya material pantai, seperti pasir atau lempung yang terus menerus di hantam oleh gelombang laut atau dikarenakan oleh terjadinya perubahan keseimbangan angkutan sedimen di perairan pantai (Hang Tuah, 2003). Salah satu wilayah yang telah mengalami kerusakan seperti erosi adalah wilayah sepanjang pantai Prigi. Kerusakan seperti erosi ini dapat dianalisis melalui analisis perubahan garis pantai dari perhitungan transport sedimen dengan menggunakan metode Ijima & Sato. Rizqie (2012) dalam jurnalnya melakukan penelitian mengenai perubahan garis pantai di kawasan pesisir kota Semarang terhadap perubahan garis pantai pesisir kabupaten Demak dengan menggunakan perbandingan dari tahun 1989-2012. Sedangkan dalam penelitian ini besar daerah yang terkena erosi juga akan terlihat pada perbandingan antara peta batimetri tahun 1993 dan terbaru. Dalam penelitian ini akan terlihat daerah atau wilayah yang terkena erosi selama 20 tahun. Oleh karena itu diperlukannya penelitian ini agar dampak erosi tidak semakin bertambah parah dari tahun ke tahun karena dapat berakibat fatal seperti kerusakan jalan raya dan tempat wisata yang berada di sekitar kawasan Pantai Prigi. Pada makalah ini dilakukan penelitian tentang studi analisis perubahan garis pantai pada kawasan Pantai Prigi akibat transport sedimen selama 20 tahun dengan menggunakan metode Ijima dan Sato. Dari penelitian ini diharapkan adanya penanggulangan erosi yang mungkin akan terus mengakibatkan dampak negatif apabila tidak segera dibangun bangunan pelindung pantai.
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di daerah Pantai Prigi, Tulungagung, Jawa Timur sepanjang 1000 meter. Terletak di pesisir selatan Laut Jawa pada longitude 111,728271 dan latitude - 8,28658. Data yang dipakai meliputi data angin yang diperoleh dari BMKG Surabaya tahun 2010-2012, data pasang surut selama 20 tahun, dan 2 buah peta batimetri dengan tahun yang berbeda. Berikut ini adalah peta batimetri tahun 1993 :
Gambar 1. Peta Batimetri
B. Transport Sedimen Transport sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Bambang Triadmojo,2008). Transport sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu : 1. Tranport sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transpor sepanjang pantai di surfzone 2. Transport sedimen yang ditimbulkan oleh arus sepanjang pantai yang dibangkitkan oleh gelombang pecah. Studi-studi dari Sawamoto dan Yamashita (1986), Ahilan dan Sleath (1987), Fredsoe dan Deigaard (1992) menunjukkan bahwa jumlah laju angkutan sedimen (net sediment transport) dalam satu periode gelombang penuh adalah nol. Tetapi pada kenyataannya gelombang laut tidak linier tetapi mempunyai ketidaksimetrisan secara horizontal dan vertikal yang kemudian angkutan sedimen dalam satu periode gelombang ini bisa dihasilkan. Kajian angkutan sedimen dasar akibat gelombang tidak simetris ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain Dibajnia dan Watanabe (1998), dan Suntoyo et al. (2006). Transport sedimen pantai dibagi menjadi : 1. Transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) 2. Transpor sepanjang pantai (longshore transport) Pada transport sedimen terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung transport sedimen sepanjang pantai,yaitu : Tabel 1 Beberapa rumus perhitungan transport sedimen No Nama Rumus 1 Caldwell Qs = 1,200 P 1 0,8
Dengan : Qs = angkutan sedimen sepanjang pantai (m 3 /hari) P1 = komponen fluks energi gelombang sepanjang pantai pada saat pecah (Nm/d/m) p = rapat massa air laut (kg/m)
C. Perubahan Garis Pantai Transport sedimen sepanjang pantai merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai. Maka dalam model perubahan garis pantai ini hanya diperhitungkan transpor sedimen sepanjang pantai. Pada perubahan garis pantai, diperlukannya melakukan suatu validasi hasil pemodelan dengan menggunakan peta batimetri terbaru sehingga dapat diketahui keakuratan hasil pemodelan. P1 = pg g . H h 2 . Cb Sin h Cos h
dengan : P1 = komponen fluks energi gelombang sepanjang pantai pada saat pecah (Nm/s) db = kedalaman gelombang pecah Hb = tinggi gelombang pecah Cb = kecepatan gelombang pecah b = sudut datang gelombang pecah = massa jenis air laut y = - (1/d)*(Q/x)*t
dengan : y = jarak antara garis pantai dan garis referensi Q = transpor sedimen sepanjang pantai t = waktu x = absis searah panjang pantai
D. Erosi Pantai Setelah dilakukan perbandingan peta batimetri tahun 1993 dengan terbaru ternyata didapatkan hasil bahwa terdapat erosi di sepanjang Pantai Prigi. Erosi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Kerusakan garis pantai akibat erosi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun erosi bisa disebakan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama erosi. Salah satu cara untuk menanggulangi erosi yang terus menerus terjadi ini adalah dengan mendirikan bangunan pelindung pantai seperti Seawall. Erosi dapat terjadi karena dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Proses terjadina abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut dan pantai. Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai.
III. HASIL DAN DISKUSI
A. Perhitungan Transport Sedimen Berikut adalah perhitungan transport sedimen dengan menggunakan rumus Ijima & Sako : Tabel 2 Hasil Perhitungan Transpor Sedimen Qs =0.060. P1 Arah Hb(m) db(m) Cb(m/s) b P1(Jm/s) Qs (m3/ year ) Pias ke 270 1,62660 1,49452 3,82901 19,37579 3,98524 0,23911 Pias 1 270 1,62450 1,45680 3,78037 21,12259 4,21513 0,25291 Pias 2 270 1,63147 1,39692 3,70187 14,31418 2,96691 0,17801 Pias 3 270 1,63242 1,31145 3,58683 13,07675 2,64767 0,15886 Pias 4 270 1,63445 1,45266 3,77500 9,82194 2,13057 0,12783 Pias 5 270 1,63551 1,50718 3,84518 7,55575 1,68513 0,10111 Pias 6
B. Model Perubahan Garis Pantai Pada perubahan garis pantai dilakukan perhitungan selama 20 tahun dengan menggunakan rumus Ijima & Sato karena dianggap paling mendekati keakuratan : Qs =0.060. P1
Grafik 1. Grafik hasil perhitungan transpor sedimen menurut metode Ijima & Sato Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dalam 20 tahun terjadi pemunduran garis pantai yang cukup besar. Daerah yang terkena erosi pada kawasan Pantai Prigi dari hasil perhitungan dalam transport sedimen dan perubahan garis pantai dengan metode Ijima & Sato selama per 5 tahun adalah berkisar 1,494 m hingga 5,4335 m. Sedangkan laju erosi selama 20 tahun berkisar 5,976 m hingga 21,7342 m. C. Perbandingan Peta Pada Perubahan Garis Pantai Berikut ini adalah perbandingan grafik perhitungan perubahan garis pantai dengan menggunakan Ijima & Sato dengan perhitungan setelah 20 tahun
0.0000 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000 350.0000 0 200 400 600 800 1000 1200 Ijima, Sato 0 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 15 Tahun 20 Tahun
Grafik 2. Grafik Hasil Perhitungan Perbandingan Perubahan Garis Pantai
Gambar 2. Gambar Peta Perbandingan Perubahan Garis Pantai Tahun 1993 dengan 2013
IV. KESIMPULAN / RINGKASAN Dari hasil yang telah diperoleh dari penelitian diatas dapat diambil kesimpulan yaitu telah terjadi pemunduran garis pantai selama 20 tahun di sepanjang Pantai Prigi. Daerah yang terkena erosi pada kawasan Pantai Prigi dari hasil perhitungan dalam transport sedimen dan perubahan garis pantai dengan metode Ijima & Sato setiap 5 tahun adalah berkisar 1,494 m hingga 5,4335 m. Sedangkan laju erosi selama 20 tahun berkisar 5,976 m hingga 21,7342 m. Dengan menggunakan metode perhitungan Ijima & Sako dapat dibuktikan bahwa mulai tahun 1993 hingga 2013 telah terjadi erosi yang cukup signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Ahilan, R.V. and Sleath, J.F.A. 1987. Sediment transport in oscillatory flow over flat beds. Journal of Hydraulic Engineering, ASCE 113, 3, pp. 308-322. Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.
0.0000 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000 350.0000 0 200 400 600 800 1000 1200 Setelah 20 Tahun Ijima, Sato Dibajnia, M. and Watanabe, A. 1998. Transport rate under irregular sheet flow conditions, Coastal Engineering, Vol. 35, pp. 167-183.
Fredsoe, J., Deigaard, R.1992. Mechanics of coastal sediment transport. Advanced Series on Ocean Engineering, vol. 3. World Scientific Publication. Hang Tuah, S. 2003. Hidraulika Pantai (coastal engineering). Diktat Kuliah. Institut Tekhnologi Bandung. Irfan,Rizqie. 2012. Analisis Korelasi Perubahan Garis Pantai Kawasan Pesisir Kota Semarang Terhadap Perubahan Garis Pantai Pesisir Kabupaten Demak (Dari Tahun 1989-2012) dalam Jurnal Geodesi Undip, ISSN : 2337-845X
Pranoto, Sumbogo. 2007. Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13, No.3 Juli 2007, ISSN 0854-4549
Pratikto, W. A., H. D. Armono, dan Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. BPFE. Yogyakarta
Sawamoto, M. and Yamashita, T. 1986. Sediment transport rate due to wave action. Journal of Hydroscience and Hydraulics Engineering, 4(1), pp. 1-15.
Suntoyo. 2006. Study on turbulent bottom boundary layers under non-linier waves and its application to sediment transport, Ph.D Dissertation, Tohoku University, Japan.
Triadmojo,Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta
Yuwono, N., 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Volume II, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.