You are on page 1of 5

SISTEM MANAJEMEN MUTU ANALISA PERSYARATAN TEKNIS DARI CARA UJI RAKSA (Hg) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

(SSA) UAP DINGIN ATAU MERCURY ANALYZER

Disusun Oleh : KELOMPOK 5 DIAH PERMATASARI MUTIARA NOVIANTI TRIA SITI ZULAEKA (M0311021) (M0311049) (M0311067)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012

ANALISA PERSYARATAN TEKNIS DARI CARA UJI RAKSA (Hg) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) UAP DINGIN ATAU MERCURY ANALYZER

1. Personel
Pada pengujian ini dilakukan oleh seorang analis yang berkompeten dalam melakukan pengujian tersebut. Kompeten yang dimaksud dalam hal ini adalah memiliki tingkat pengetahuan teknis dasar yang diperlukan untuk staf analis harus sesuai dengan kompleksitas dan akurasi pengukuran dalam lingkup akreditasi yang diajukan. Untuk pekerjaan yang sangat presisi dan kompleks, staf analis tersebut hendaknya mempunyai pengetahuan yang relevan dalam bidang fisika dan matematika yang setara dengan pemegang gelar sarjana teknik ilmiah. Pada dasarnya,personil tidak hanya harus berkompeten,tetapi juga harus bertanggung jawab dalam laboratorium dan bertanggung jawab tentang pengukuran tertentu. Untuk laboratorium yang lebih besar,staf analis harus mempunyai

pengetahuan yang memadai tentang prisnsip metrologi dan kemampuan untuk melakukan evaluasi kritis terhadap hasil pengukuran. KAN(Komite Akreditasi Nasional) menilai kompetensi dan kemampuan personel melalui kegiatan yang dilakukan serta evaluasi terhadap kegiatan tersebut, yang berarti personel laboratorium harus dapat membuktikan pengetahuan dan ketrampilan atas kalibrasi

tertentu.Sedangkan,pada laboratorium yang kecil, harus terlihat pembagian yang jelas antara penyelia dan personel lainnya.Hal ini harus dijelaskan dalam setiap tingkatan struktur staf untuk menjamin ketaatan terhadap prosedur laboratorium dan teknis yang dapat diterima setiap waktu

2. Akomodasi
Jika dilihat dari bahan dan alat yang digunakan dalam pengujian ini,laboratorium harus memiliki fasilitas yang memadai,seperti penerangan,sumber energi(terutama energi listrik),serta kondisi laboratorium yang harus terhindar dari cahaya matahari,memngingat dalam pengujian ini digunakan bahan yang sensitif terhadap cahaya,seperti KMnO4. Akomodasi yang diperlukan dalam sebuah laboratorium memang sangat bervariasi bergantung pada jenis pengukuran dan tingkatan akurasi yang diperlukan dalam pengukuran. Sebagai pertimbangan pengendalian harus dilakukan untuk temperatur, laju perubahan temperatur, kelembaban, vibrasi atau getaran, debu, kebersihan.Bahkan jika memang dibutuhkan,prosedur untuk kebersihan laboratorium juga dapat diberikan. Pengujian harus dihentikan jika kondisi lingkungan dapat merusak hasil pengujian,segala macam bentuk kontaminasi harus dapat dihindari,misalnya; gangguan elektromagnetik,interferensi,pencahayaan pengukuran. Kondisi lingkungan harus dimonitor pada interval yang tepat dan pekerjaan kalibrasi yang dipengaruhi harus dihentikan bila kondisi lingkungan berada diluar batas yang telah ditentukan. dan faktor lain yang memperngaruhi

3. Metode pengujian dan Validasi Metode


Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah Spektrofotometri serapan Atom (SSA) uap dingin atau mercury Analyzer. Metode ini merupakan hasil revisi dari SNI 19-1420-1989, SNI 06-2462-1991 dan SNI 06-2912-1992. SNI ini menggunakan referensi dan merupakan adopsi dari metode standar Internasional. Pemilihan metode tersebut telah disetujui dan disepakati oleh produsen dan konsumen serta pihak lain yang ikut terlibat didalamnya. Validasi metode harus seluas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penerapan. Karena dalam pengujian ini sampel tidak dapat diuji secara langsung,maka dibutuhkan proses penyimpanan,dimana proses penyimpanan ini harus

didokumentasikan,agar secara teknis dapat dibenarkan dan disahkan serta diterima oleh konsumen. Dalam setiap pengujian,pasti didapatkan beberapa kesalahan.pada pengujian ini kesalahan nya didominasi pada pemilihan metode,dan ketidakpastian dalam pengukuran.Penggunaan metode SAA ini banyak menggunakan prinsip

pengenceran,sedangkan sumber kesalahan sendiri,banyak ditemukan ketika melakukan pengenceran, pengenceran tersebut sering tidak sesuai dengan yang

dibutuhkan,misalnya pengenceran terlalu pekat,atau terlalu encer. Sumber-sumber penyebab ketidakpastian mencakup:standar acuan,bahan acuan,metode,peralatan,kondisi lingkungan,sifat dan kondisi sampel,serta operator. Pengendalian data juga harus diterapkan untuk meminimalisir ketidakvalidan hasil uji,penendalian tersebut meliputi: a. Perhitungan dan pemindahan data harus dicek secara sistematis. b.Jika menggunakan peralatan otomatis,untuk mengakuisisi, mengolah,

merekam,melaporkan,menyimpan data pengujian,laboratorium harus memastikan bahwa software komputer didokumentasikan serinci mungkin,dan divalidasi;rahasia data diperhatikan serta komputer dan peralatan otomatis dipelihara untuk memastikan kelayakan fungsinya.

4. Peralatan
Semua alat ukur kuantitatif dan standar pengukuran baru harus dikalibrasi sebelum digunakan oleh laboratorium. Pengukuran dan peralatan harus memenuhi persyaratan dari metode kalibrasi dan harus mampu mencapai kemampuan pengukuran terbaik yang diklaim oleh laboratorium untuk jenis alat tertentu yang diajukan oleh laboratorium dalam lingkup akreditasinya. Laboratorium harus menjamin bahwa peralatannya sesuai dengan penggunaannya dan kesesuaian tersebut harus dipelihara selama peralatan tersebut digunakan. Kalibrasi hanya merupakan satu elemen tanggung jawab laboratorium terhadap peralatannya dan oleh karenanya tidak cukup untuk menjamin akurasi pengukuran. Tanggung jawab laboratorium terhadap peralatan yang digunakan

mencakup pemilihan, instalasi, pemeliharaan, pengecekan antara antar kalibrasi dan juga pengoperasian peralatan secara tepat. Semua standar pengukuran dan alat ukur harus diberi label, kode atau dengan cara lain yang mengindikasikan status kalibrasi, yaitu tanggal kalibrasi terakhir dan tanggal kalibrasi berikutnya. interval kalibrasi - kalibrasi harus diulangi pada interval yang tepat; panjang interval tersebut akan bergantung pada sejumlah variabel (misalnya ketidakpastian yang diperlukan, frekuensi penggunaan, cara penggunaan, stabilitas peralatan, dll). Interval kalibrasi maksimum ditentukan ditentukan paling sedikit dari tiga kalibrasi sebelumnya yang harus menunjukkan bahwa standar pengukuran tersebut stabil.

You might also like