You are on page 1of 69

Nama Anggota :

- Dwi Sugiyanto (10108648)


- Hutami Dwi Jayanti (10108977)
- Muhammad agari (11108262)
- Kartina Dyah (11108101)
Teori - Teori Pemikiran Organisasi
Manajemen

A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik


Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
A.1. Robert Owen (1771 - 1858)
Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci
keberhasilan perusahaan.
Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai,
dimana kondisi kerja
sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
A.2. Charles Babbage (1792 - 1871)
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam
kaitannya dengan pembagian
pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu
keterampilan khusus. Setiap
pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan
spesialisasinya.
A.3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian
tentang studi waktu
kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian
pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah
differensial.
A.4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya
berdampak kecil terhadap
motivasi kerja.
A.5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972) :
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan
dan kelelahan dalam
pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan.
Setiap gerakan
yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam
pengaturan untuk
mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
A.6. Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen
dalam industri adalah
adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas
2. Kegiatan logis
3. Staf memadai
4. Disiplin kerja
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan terpecaya
7. Urutan instruksi
8. Standar kegiatan
9. Kondisi standar
10. Operasi standar
11. Instruksi standar
12. Balas jasa insentif

B. Teori Organisasi Klasik


B.1. Fayol (1841 - 1925) :
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri
atas :
1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan perencanaan<>
- Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
- Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
- Commanding ; kegiatan pengarahann
- Controlling ; kegiatan penngawasaan
Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol
adalah :
- Pembagian kerja
- Asas wewenang dan tanggungjawab<>
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan arah
- Asas kepentingan umum
>

- Pemberian janji yang wajar


- Pemusatan wewenang
- Rantai berkala
- Asas keteraturan
- Asas keadilan
- Kestabilan masa jabatan
- Inisiatif
- Asas kesatuan
B.2. James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi
manajemen adalah :
a. Koordinasi
b. Prinsip skala
c. Prinsip fungsional
d. Prinsip staf

C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)


Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan,
yaitu dengan
mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan
manusiawi untuk
menunjang tingkat produktifitas kerja.
Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu
adalah suatu sistem
sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan
agar produktifitasnya
bisa lebih tinggi.

D. Teori Behavioral Science :


D.1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang
perilaku manusia dan
dinamika proses motivasi.
D.2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
D.3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
D.4. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
D.5. Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai
empat sistem
manajemen.
D.6. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
D.7. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya.
D.8. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku
orang per orang,
perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

E. Teori Aliran Kuantitatif


Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa
dimulai dengan langkah
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model aritmatik
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil
6. Mengadkan implementasi
Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik
dan komputerisasi
untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan
pihak manajemen.
TEORI ORGANISASI PUBLIK, dan ORGANISASI &
MANAJEMEN PEMERINTAHAN

PENDAHULUAN

Administrasi

Administrasi berasal dari kata “Ad” dan “Ministro” (latin) yang berarti “melayani”
atau “menyelenggarakan” (Webster, 1974).

Administrasi ialah proses kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan oleh seorang


administrator secara teratur dan diatur menerusi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk mencapai hala tuju yang telah ditatapkan.

Administrasi ialah proses kerja sama secara rasional untuk mencapai tujuan
secara efisien dan efektif.

Administrasi adalah pengkoordinasian dan pengarahan sumber-sumber tenaga


manusia dan material untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John M. Phiffner
dan RV Presthus dalam buku Public Administration).

Administrasi menekankan kepada kegiatan pengkoordinasian orang-orang yang


berkerjasama, alat-alat dan dana yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
inginkan.

Administrasi adalah pengarahan, kepemimpinan, dan pengendalian dari usaha-


usaha kelompok orang dalam rangka pencapaian tujuan yang umum atau pokok
(William H. Newman dalam buku Administration Action).

Pelaksana administrasi adalah seorang yang disebut administrator. Ketika


organisasi belum maju dan belum terlalu kompleks, seorang administrator
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Tetapi ketika
kegiatannya telah maju dan bersifat kompleks, maka tugas administrator lebih
ditumpukan kepada pengawasan dan koordinasi.

Tugas seorang administrator dalam melakukan administrasi mencakup


koordinasi dan pengawasan/pengendalian.

Pada saat kegiatan administrasi telah maju, maka pelaksanaan administrasi


dilaksanakan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam melaskanakan tugas
untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk itulah diperlukan organisasi dan
manajemen.

Organisasi

a) Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang


untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan
peraturan yang ada.

b) Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan


bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

c) Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang atau lebih, 2) ada
kerjasama, 3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, 4) ada
tujuan yang ingin dicapai.

d) James D. Mooney
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk
mencapai suatu tujuan bersama (Organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose).

e) John D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa
orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization
is the structural framework within which the work of many individuals is carried
on for the realization of common purpose).

f) Herbert. A. Simon
Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-
hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang (Organization is the
complex pattern of communication and other relations in a group of human
being).

g) Chester L. Barnard
Organisasi adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang
atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang
sebagian besar tentang persoalan silaturahmi (Organization is a system of
cooperative activities of two or more person something intangible and
impersonal. Largely a matter of relationship).

h) Dwight Waldo
Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan
kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem
administrasi (Organization is the structure of authoritative and habitual personal
interrelations in an administrative system).
i) Luther Gulick
Organisasi adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang
memberikan mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur
kewenangan; dus dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh
perintah para atasan kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak
sampai ke dasar dari seluruh badan usaha ( Organization is the means of
interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who are placed in
a structure of authority, so that the work may be coordinated by orders of
superiors to sub ordinates, reaching from the top to the bottom of the entire
enterprise).

Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas,


terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada
peraturan (Malinowski).

Organisasi timbul bilamana orang-orang yang bergabung di dalam suatu usaha


mencapai tujuan bersama (James D. Mooney).

Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu dengan yang lain, mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Chester I. Barnard).

Organisasi sebaai suatu kesatuan, yaitu sekelompok orang yang terlibat


bersama-sama di dalam hubungan yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan
(Henry L. Sisk).

Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan


dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup, unit-unit jabatan,
susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara geografis (Schein).

Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, iaitu: 1) organisasi sebagai
suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang saling berkaitan, dan
memperoleh input untuk diolah yang berasal dari lingkungan serta menyalurkan
output hasil pengolahan ke lingkungan kembali, dan 2) organisasi sebagai
sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama
(Monir H. Thayeb).

p) Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:


1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan
kerjasama dijalankan;
Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara
orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

q) Sinonim Organisasi
Institusi/lembaga;
Kelompok yang menampung aspirasi masyarakat; punya aturan tertulis atau
tidak; tumbuh dalam masyarakat; mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh
pemerintah atau swasta.
Birokrasi, dan
a. Etimologi (asal kata): bureau=meja kratia (cracein)=pemerintahan, dus
pemerintahan atau administrasi melalui kantor.

b. Administrasi dan manajemen: badan administrasi atau badan manajemen


(administrative body atau management body), dus suatu badan yang
menyelenggarakan suatu kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan (baik dalam bidang pemerintahan maupun swasta).

c. Sistem: sistem kerja yang berlandaskan suatu jaringan tata-hubungan


kerjasama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang ditentukan.

r) Organisasi formal
Organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-
hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat
dalam suatu organisasi).

Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, iaitu: 1) goals oriented


(berorientasi tujuan), 2) Psychosocial system (sistem hubungan sosial), 3)
structured activities, 4) technological system.

u) Organisasi Publik

Organisasi publik adalah 1) organisasi yang terbesar; 2) yang mewadahi seluruh


lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara; 3) mempunyai kewenangan
yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan
hukum secara terlembaga 4) sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga
negaranya, dan 5) melayani keperluannya, 6) sebaliknya berhak pula memungut
pajak untuk pendanaan, 7) serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi
penegakan peraturan. Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi
pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi
pemerintahan). Atau satu-satunya organisasi didunia yang mempunyai
wewenang merampok harta rakyat (pajak), membunuh rakyat (hukuman mati),
dan memenjarakan rakyat.

Organisasi formal v informal


Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Organisasi informal akan timbul apabila anggota organisasi formal merasa
keinginannya tidak terpenuhi oleh organisasi formal. Hubungan organisasi
formal dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik “semakin tinggi
tingkat kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau
terbentuknya organisasi informal.

Faedah organisasi informal terhadap organisasi informal


1) boleh dijadikan sarana komunikasi,
2) boleh dijadikan alat pemersatu dan menghilangkan frustasi,
3) boleh dijadikan pendorong agar rajin bekerja.

Manajemen

g) Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang


(Mary Parker Follet). Atau sebagai pengaturan atau pengelolaan sumberdaya
yang ada sehingga hasilnya maksimal.

h) Manajemen adalah tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil


yang diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian
khusus.

i) Manajemen selalu digunakan dalam hubungannya dengan orang-orang yang


menjalankan kepemimpinan di dalam suatu organisasi. Dus manajemen
didefenisikan sebagai suatu proses kegiatan manajer dalam mengambil
keputusan, mengkoordinasikan usaha-usaha kelompok, dan kepemimpinan (J.
G. Longenecker).

j) Manajemen meliputi koordinasi orang-orang dan koordinasi sumber-sumber


material untuk mencapai tujuan organisasi (Kast & Rosenzweig). Sedangkan
Henry L. Sisk mendefenisikan manajemen sebagai koordinasi dari semua sumber
(tenaga manusia, dana, material, waktu, metode kerja dan tempat) melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian supaya
dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

d) Kesimpulan:
Manajemen lebih banyak berhubungan dengan pengambilan kebijaksanaan,
koordinasi dan kepemimpinan. Koordinasi adalah menyelaraskan
(mensinkronisasikan) dan menyatukan tindakan-tindakan kelompok orang dalam
organisasi (William H. Newman).

Hubungan administrasi, organisasi, dan manajemen

Dalam melaksanakan administrasi, seorang administratur dibantu oleh orang-


orang yang bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas dan tugas-tugas
tersebut harus diselaraskan dan dipadukan agar mengarah pada tujuan yang
ingin dicapai.

Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan
untuk itu administrasi memerlukan organisasi.
Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang berkerjasama
dengan akal dan perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi
lainnya, maka orang-orang perlu digerakkan menuju sasaran yang akan dicapai,
untuk itu diperlukan manajemen.

Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat diartikan secara luas yaitu
meliputi organisasi dan manajemen.

1.2. Terbentuknya Organisasi

Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal,


zoon politicon), tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat
atau berkelompok (gregariousness).

Keperluan Manusia
Abraham Maslow

Keperluan fisik (physical need);


Keperluan rasa aman dan selamat (safety need);
Keperluan social (social needs);
Keperluan akan harga diri (esteem needs);
Keperluan aktualisasi diri (self realization needs).

Dorongan Orang Bekerja

Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis)


Motif Dasar (Psikologis dan sosial)

Motivasi Orang Bekerja

Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja);


Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan);
Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan keputusan);
Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja);
Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup);
Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan);
Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam organisasi);
Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain);
Keterpaduan (bagian dari organisasi secara keseluruhan);
Kebebasan (pribadi dan pendapat).

Kesimpulan

Keperluan (needs) -------- Keinginan (wants) memenuhi keperluan ---------


tindakan (action) memenuhi keperluan ------- pencapaian tujuan (objektives)
Tidak semua keperluan (needs) dapat dipenuhi seorang diri untuk itu perlu
Organisasi (Berorganisasi).

BAB II
EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Teori
berfungsi untuk membaca kenyataan empiris. Fakta empiris yang sama dapat
diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan
kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta tentang peristiwa empiris,
sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori
lumpuh. Ciri-ciri teori:

Terdiri atas seperangkat proposisi (proposisi=pernyataan tentang hubungan


antara dua konsep atau lebih) yang saling berkaitan;
Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef saling menerangkan
(sehingga diperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa);
Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris (metodologi penelitian).

Contoh teori: Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan


reaksi dengan cara tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang
dihubungkan menjadi satu proposisi); Konsep hukuman dan perilaku (apabila
anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke arah yang
positif=proposisi), Fungsi teori:

eksplanatif (menjelaskan)-bersifat positif; ditentukan oleh: a) kesederhanaan


strukturnya, b) kecermatan penjelasannya, c) relevansinya terhadap fenomena
sosial yang berbeda-beda.

prediktif (peramalan/prakiraan)-bersifat probabilities; diterapkan dalam tiga


jenis situasi: a) waktu yang akan datang, b) tempat yang berbeda, c) kelompok
sosial yang lebih besar.
kontrol (mengendalikan)

Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan


fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-
orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.

Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat


atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil
dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan
keputusan. Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan
pengambilan keputusan.

Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan


pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami
efektivitas organisasi.

Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan
lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.

Evoluasi Teori Organisasi


Terdiri atas:
A. Teori Klasik
Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).

B. Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;


C. Teori modern;
D. Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;

5 Golongan Teori Organisasi Modern


(Prajudi Atmosudirdjo)
Teori organisasi klasik;
Teori organisasi hubungan antar manusia;
Teori proses;
Teori prilaku;
Teori Sistema.

4 Macam Teori Organisasi


(Amitai Etzioni)

Teori klasik (Scientific management);


Aliran hubungan manusia (human relations);
Sistem pendekatan struktural;
Teori pembuatan keputusan.

9 Macam Teori Organisasi (Wursanto, 2003:260-274)


Teori organisasi klasik;
Teori organisasi birokrasi;
Teori organisasi human relations;
Teori organisasi perilaku;
Teori organisasi proses;
Teori organisasi kepemimpinan;
Teori organisasi fungsi;
Teori organisasi pembuatan keputusan;
Teori organisasi kontingensi.
8 Pendekatan Teori Organisasi
(Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)

Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);


Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
Pendekatan operasi (the operational approach).

Kesimpulan:

Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran mutlak. Masing-masing teori
saling melengkapi.

A. TEORI KLASIK

Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi,
teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization). Muncul
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.

1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);


Ciri Birokrasi modern (ideal):

Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya


diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a. adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
b. adanya pendelegasian wewenang,
c. setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan
(spesialisasi). Dus yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka
yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
Adanya prinsif hierarki;
Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;
Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan
pendidikan dan latihan secara terus menerus;
Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-
peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus
mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.

Unsur Birokrasi Ideal:


Hirarki,
Kualitas Keahlian,
Aspek-aspek keahlian,
Kewenangan dan kekuasaan yang legal.

Fungsi Birokrasi Ideal:


Spesialisasi,
Struktur,
Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
Rasionalisasi, dan
Bagian dari demokrasi.

Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):


Prinsip spesialisasi;
Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
Prinsip loyalitas;
Prinsip impersonal;
Prinsip uniformalitas.

2. Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow


Taylor (Amerika);
(Charles Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832)

Prinsip:

Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat dihemat


bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;
Seleksi pegawai secara ilmiah;
Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.

Manajemen ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)

Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu perusahaan;


Penghematan dalam pemakaian material belajar;
Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja;

Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;


Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sistem berulang;
Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti pekerjaan tangan
manusia dengan mesin;
Kesimpulan:

Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan pekerjaan;


Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari gerak dan
lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu pekerjaan (time and
motion studies);
Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang akan
dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum melaksanakan tugas;
Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah diselesaikan (piece
rate system) oleh seseorang dan bukan perkelompok kerja;
Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan dengan cara
memberikan bonus.

Scientific Management

Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan (hubungan pegawai


dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang bersifat
repetitive;
Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian terperinci
terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana yang paling efisien suatu
pekerjaan harus dilakukan;
Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel kerja);
Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah
organisasi ke tingkat atas).

Efisiesi

Tanpa tolok ukur;


Dengan tolok ukur.

a. Segi produktivitas (hasil/output)


b. Segi penghematan (pengorbanan/input)

Tanpa tolok ukur

segi produktivitas/hasil/output
dengan pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil
rendah=tidak efisien).
segi penghematan/pengorbanan/input
dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil
pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak efisien).

Dengan tolok ukur

segi hasil/output/produktivitas
perbandingan antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang
dicapai (efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil
minimal ditetapkan; tidak efisien=hasil ril

segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan
pengorbanan ril (efisien=pengorbanan rilpengorbanan maksimal ditetapkan).

Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis)


(Henry Fayol, D.S. Pugh, 1971).

Ada 10 Prinsif organisasi

Penetapan tujuan yang jelas;


Kesatuan perintah (the principle of unity of command);
Keseimbangan;
Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of work);
Rentang pengawasan (the principle of span of control);
Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority);
Prinsip departementasi (the principle of departementation);
Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the
right place);
Prinsip koordinasi (the principle of coordination);
Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.

Prinsif-prinsif Organisasi dan Manajemen:

Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi);


Kewenangan dan tanggung jawab;
Disiplin;
Kesatuan komando;
Kesatuan arah;
Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum organisasi;
Imbalan jasa;
Sentralisasi;
Rantai skala;
Ketertiban (the right man in the right place on the right time);
Kewajaran;
Kestabilan organisasi;
Inisiatif;
Kebanggaan kesatuan (I’espirit de corps).

Prinsif Organisasi Fayol:

Pembagian tugas pekerjaan;


Kesatuan pengarahan;
Sentralisasi;
Mata rantai, tingkat jenjang organisasi;

Prinsif Organisasi Max Waber:

Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus
didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan
prosedurnya;

Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi;

Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang
bersifat pribadi;

Meritokrasi system
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem
kecakapan (maritokrasi system).

Hubungan Antara Pemikiran-Pemikiran Teori klasik

Erat sekali, pada beberapa asfek keduanya adalah identik (persamaan teori
birokrasi dan teori administrative):

Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat organisasi secara


normatip,
Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai suatu konsep mental,
Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari spesialisasi (suatu
ciri dasar organisasi formal),
Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan profesional serta
menghasilkan organisasi formal dengan karakteristik sama;
Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai dari tingkat atas,
pandangan bersifat makro dan berorientasi top down).

Perbedaan Birokrasi & Teori Administratif

Birokrasi
Teori Administratif

1. menekankan pada apa yang harus dilakukan organisasi;


1. menekankan pada bagai-
mana memperoleh orga-
nisasi formal;
2. memfokuskan pada organisasi
2. memfokuskan pada mana-
jemen.

B. TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN NEO KLASIK


(Hugo Munstenberg, Chester I. Barnard, Argyris, Elton Mayo dkk)

Pendekatan:
Teoritis dan Empiris.

Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap orang


berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap,
kepercayaan dan motivasi hidup masing-masing.

Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan
mempengaruhi tindakan dan cara berfikir.

Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah faktor kesamaan
(daerah, kegemaran, profesi, kepercayaan dan ideologi).

Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal yang


selalu membayangi organisasi formal.

Dus seorang pemimpin harus menyadari dan memperhitungkan kehadiran


organisasi informal dalam menganalisis masalah organisasi formal.

Elemen-Elemen

Indidvidu,
Kelompok kerja (organisasi informal),
Manajemen partisipatif,
Tujuan Dilaksanakan Human Relations

Kepuasan psikologis pegawai;


Moral tinggi;
Disiplin tinggi;
Loyalitas tinggi;
Motivasi tinggi.

C. TEORI MODERN
(dikembangkan tahun 1950-an)

Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan.

Karakteristik Teori Modern:

Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,


Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus
disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling
ketergantungan. Multidisiplin.

Kontributor Teori Modern:

Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia
yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik
beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan,
kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya
tanggapan),

Mary Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan


organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat
kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan
kepentingan organisasi),

Chester I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis;
individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan
organisasi; aspek organisasi formal dan informal),

Norbert Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi,


pengendalian sistem pada pengaruh arus balik informasi; menunjang
perkembangan komputer eletronik, penggunaan komputer dalam proses
pengawasan, suatu sistem terdiri atas input, proses, output, arus balik, dan
lingkungan),
Ludwig Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh
kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level;
suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang modern merupakan
suatu sistem).

Sifat Teori Medern:

Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian
pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
Kedinamisan,
Multi Level dan Multi Dimensional,
Multi Motivasi,
Multi Disipliner,
Despkriptif,
Multi Variabel,
Adaptif.

E. TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN


JEPANG DAN TEORI Z
(Richard T.Pascall dan William Cuchi)

Kombinasi antara gaya manajemen Jepang (nilai-nilai kerjasama kelompok,


kepercayaan dan perasaan tanggung jawab bersama) dengan gaya manajemen
Amerika (pendekatan secara struktural/formal organisasi).

Manajemen Amerika

Sistem kerja jangka pendek;


Evaluasi dan promosi cepat;
Sistem bonus dan upah berdasarkan produktivitas;
Karier berdasarkan spesialisasi;
Mekanisme pengawasan: hierarki;
Pengambilan kepusan oleh pimpinan;
Tanggung jawab individual

Ciri-Ciri Manajemen Jepang:

Sistem kerja seumur hidup;


Evaluasi dan promosi lama;
Sistem bonus dan kemudahan kerja;
Karier tidak berdasarkan spesialisasi;
Mekanisme pengawasan oleh anggota kelompok;
Proses pengambilan keputusan: ringi (dari tingkat bawah);
Tanggung jawab kelompok dalam manajemen;
Keterlibatan seluruh orang (konsumen, suplayer, orang tua pegawai).
Keunggulan Tipe Z:

Jangka waktu kerja lama;


Sistem evaluasi dan promosi lambat;
Pengambilan keputusan: consensus dan partisipasi;
Tanggaung jawab: masing-masing orang;
Sifat keseluruhan (orang dihargai sebagai manusia);
Egalitarianisme (persamaan hak);

Langkah-Langkah Perubahan dari Tipe A ke Tipe Z:

Memahami teori z;
Mengevaluasi filosofi organisasi;
Melibatkan diri dalam kepemimpinan organisasi;
Melaksanakan filsafat organisasi dengan menciptakan struktur yang lebih
fleksibel dan intensif;
Mengembangkan keterampilan antara individu-individu;
Mengevaluasi diri dan sistem;
Melibatkan serikat pekerja;
Menciptakan stabilitas kerja;
Sistem kerja dengan evaluasi dan promosi lambat;
Mengembangkan jalan karier;
Perubahan dimulai dari tingkat atas;
Menciptakan bidang-bidang untuk berprestasi;
Mengembangkan hubungan menyeluruh.

BIROKRASI INDONESIA

pengertian
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih
oleh rakyat;
Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.

Peranan Birokrasi
Pemerintah Indonesia

Stabilisator (menciptakan suasana aman dan stabil);


Dinamisator (menggerakkan);
Inovator (pembaharuan);
Arbitrator dan moderator (perantara).

10 Prinsif Birokrasi Pemerintah Indonesia


(Kepres No. 15 tahun 1984)
Pembagian habis tugas;
Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas;
Fungsionalisasi;
Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi;
Kontinuitas;
Jalur dan staf;
Kesederhanaan;
Asas fleksibelitas;
Pendelegasian wewenang yang jelas;
Pengelompokan sehomogen mungkin.

Kendala Birokrasi di Indonesia:

1. Struktur organisasi
a. Dalam struktur
mengarah pada pola mekanik, prinsip pembagian habis tugas akibatnya terjadi
pengkotakan, tanggung jawab satu bidang tugas, memandang tugasnya lebih
penting.
b. Koordinasi horizontal (kelemahan komunikasi dan unsur psikologis)
2. Kelemahan komunikasi,
d. Kendali psikologis,
e. Kendala dalam pendelegasian wewenang,
f. Kendala komunikasi ke atas,
3. Aparatus birokrasi
b. Hubungan antara atasan dan bawahan;
c. Kapasitas kerja yang belum maksimal;
d. Mental aparat birokrasi yang rapuh;

Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan

Budaya feodalistik;
Menunggu petunjuk/arahan;
Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
Belum berorientasi prestasi;
Budaya melayani rendah;
Belum didukung teknologi menyeluruh;
Ekonomi biaya tinggi;
Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal jadi.

Penyakit Organisasi

Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidak
membumi);
Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-
batas (tidak adil);
Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan
(kaku);
Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok
penting);
Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang
sama, tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);
Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).

Ciri Manusia Indonesia


(Mochtar Lubir, 2001: 18-36)

Hipokratis (munafik);
Tidak bertanggung jawab;
Feodal;
Percaya takhyul;
Artistik;
Watak lemah;
Lain-lain (tidak hemat /boros; bukan pekerja keras; kurang sabar; tukang
menggerutu; cepat cemburu/dengki; gampang senang dan bangga; sok; tukang
tiru; tukang tiru kejam; bisa meledak, ngamuk, membunuh, membakar;
khianat; menindas, memeras; menipu; mencuri; korupsi; khianat, dengki;
hipokrit; bermalas-malas; tolong menolong, saling menjaga, struktur
masyarakat berdasarkan suku (exogam=haram kawin di dalam suku); ikatan
kekeluargaan yang mesra, berhati lembut; suka berdamai; rasa humor; cepat
belajar; mudah dilatih, sabar; bekerja keras tanpa mencari untung; manusia
memajukan dunia dll).

Usaha Penyehatan Birokrasi


Menata ulang organisasi pemerintah
(reinventing government)
(David Osborne & Ted Gaebler)

Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh;


Pemerintahan milik masyarakat: memberi wewenang ketimbang melayani;
Memerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian
pelayanan;
Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan
oleh peraturan;
Pemerintahan yang berorientasi hasil: mebiayai hasil, bukan masukan;
Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi;
Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelajakan;
Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati;
Pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja;
Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar

Strategi Memperbaharui Organisasi Pemerintah (Birokrasi):


(David Osborne dan Peter Plastik)

Memperjelas tujuan/maksud organisasi (strategi inti);


Konsekuensi terhadap kinerja organisasi (strategi konsekuensi);
Pertanggung jawaban terhadap publik (strategi pelanggan/masyarakat);
Organisasi dan pegawai berinovasi (strategi kontrol);
Mengubah perilaku, perasaan, dan berfikir pegawai (strategi budaya).

Prinsif Organisasi Pemerintahan Yang baik (Good Governance)


(Sarundajang,2003:157-161)

Partisipasi;
Penegakan hukum;
Transparansi;
Kesetaraan;
Daya Tanggap;
Wawasan Ke depan;
Akuntabilitas;
Pengawasan;
Efisiensi dan efektivitas;
Profesionalisme.

Karakteristik Good Governance


(Menurut UNDP)

1. Particifation (keterlibatan masyarakat),


2. Rule of law (penegakan hukum yang adil);
3. Transprancy (kebebasan memperoleh informasi);
4. Responsiveness (cepat dan tanggap);
5. Consensus Orientation (berorientasi pada kepentingan masyarakat);
6. Equity (kesempatan yang sama);
7. Efficiency and effectiveness (efisiensi dan efektivitas);
8. Accountability (pertanggungjawaban publik);
9. Strategic vision (visi ke depan).

Agar Birokrasi Pemerintah Lebih Efisien dan Efektip:


(Inu Kencana Syafi’i,2003:90-92)

Rule (kerja taat pada aturan);


Spesialisasi (tugas khusus);
Zakelijk (kaku dan sederhana);
Formal (penyelenggaraan resmi);
Hirarkis (pengaturan dari atas ke bawah);
Rasional (berdasarkan logika);
Otoritas (tersentralistis);
Obedience (taat dan patuh);
Disipline (tidak melanggar ketentuan);
Sistematis (terstruktur);
Impersonal (tanpa pandang bulu).

Balance (menyeimbangkan)
Antara Birokrasi Dengan Kebijaksanaan:

Mengkoordinasikan tugas;
Kadang-kadang diperlukan kebijaksanaan;
Seni penyelenggaraan pemerintahan;
Kesempatan memberikan saran yang produktif;
Desentralisasi demokratis.

TUJUAN ORGANISASI

Tujuan tunggal dan tujuan ganda

Tujuan tunggal;
Tujuan ganda (multiplicity goals)

a. Tujuan keluar;
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memenuhi
kepuasan pelanggan (masyarakat) dan kesejahteraan social (Stephen Robins).

b. Tujuan ke dalam.
Meningkatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan pegawai serta meningkatkan
produktivitas dan hasil, sebagai berikut:

Tujuan ke dalam

Profitability (keuntungan)
penanaman modal kembali (kelangsungan hidup organisasi);

Growth (pertumbuhan)
Anggaran biaya, keuntungan, jumlah pegawai, bangunan fisik, dijaga agar tidak
kalah dalam persaingan;

Perluasan pasar
Pertumbuhan yang tidak diimbangi dengan perluasan pasar hasil produksi tidak
ada artinya;

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sumber pembaharuan dalam menciptakan produk-produk


baru dan jasa. Dus dengan lahirnya produk-produk baru maka organisasi (untuk
beberapa lama) dapat merebut pasaran yang pada akhirnya mendatangkan
keuntungan;

Produktivitas
Kemampuan memproses bahan (masukan/input) menjadi (keluaran/output)
yang bermutu tinggi dengan biaya yang serendah-rendahnya (asas efisiensi).

Sasaran dan anak sasaran

Untuk mencapai tujuan, harus melakukan kegiatan. Masing-masing kegiatan


memiliki sasaran tertentu. Sasaran adalah titik akhir seluruh kegiatan khusus
atau tertentu diarahkan.

Untuk mencapai sasaran, dilakukan beberapa kegiatan yang lebih khusus yang
memiliki sasaran yang lebih khusus. Sasaran yang lebih khusus disebut anak
sasaran (sub-goals), yaitu akhir dari kegiatan yang lebih khusus.

Fungsi Tujuan
Sebagai:

Pedoman bagi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (pedoman ke arah


mana organisasi akan dibawah);

Sumber legitimasi untuk membenarkan segala kegiatan yang akan dilaksanakan


(landasan bagi organisasi yang bersangkutan);

Standard (tolak ukur) pelaksanaan dimana segala kegiatan harus berorientasi


pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya(menentukan macam aktivitas
yang akan dilakukan);

Sumber motivasi bagi pegawai untuk bekerja lebih produktif;

Dasar rasionalitas bagi kegiatan berorganisasi (menentukan program,


prosedur,Koordinasi, Integrasi, Simplikasi, Sinkronisasi, dan Mekanisasi);

Kendala Dalam Mencapai Tujuan


Tujuan berubah-ubah
Organisasi yang kurang stabil, kadang-kadang tujuan dapat berubah-
ubah/penukaran tujuan (pengaruh lingkungan, biaya, penemuan baru, dll);

Pimpinan terpusat pada satu bagian


Pimpinan hanya memusatkan pada suatu bagian saja dari tujuan sehingga
bagian lain dari tujuan tadi terabaikan;
Tidak ada kerjasama
Kurang adanya kerjasama yang baik, menyebabkan kegiatan menjadi kurang
selaras mengarah pada tujuan bersama (kegiatan terkotak-kotak – kepala
bagian hanya memikirkan bagiannya saja);

Pertentangan
Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi dan antara tujuan-tujuan sendiri;

Agar Tujuan Efektip

Melibatkan seluruh individu;


Dalam merumuskan tujuan harus melibatkan seluruh individu.

Pembagian tugas;
Dalam merumuskan tujuan ada pembagian tugas (pucuk pimpinan=tujuan
umum, menengah=merumuskan/menjabarkan sesuai bidang dst);

Tujuan tidak bertentangan;


Tujuan bidang/fungsional tidak boleh bertentangan dengan tujuan umum;

Realistis
Tujuan harus realistis/sesuai keadaan (eksternal dan internal organisasi);

Jelas batas-batas;
Tujuan harus jelas batas-batas yang hendak dicapai;

Tindakan koreksi
Bila tujuan tidak tercapai, pimpinan harus meneliti apa penyebabnya dan
melakukan tindakan koreksi.

Merumuskan Tujuan

Pendekatan yang sering digunakan dalam merumuskan sasaran bidang (unit)


organisasi adalah “Management By Objective” (MBO).

MBO adalah suatu proses dimana atasan dan bawahan merumuskan secara
bersama-sama sasaran organisasi, menetapkan tanggung jawab, tugas masing-
masing, hasil yang diharapkan, dan ukuran-ukuran yang digunakan sebagai
pedoman untuk operasi kesatuan (unit) dan memperkirakan pengarahan
pegawai.

Empat Langkah Proses MBO

Rumusan sasaran (goals setting);


Perencanaan tindakan (action planning);
Pengawasan sendiri (self control); dan
Laporan kemajuan secara berkala.

Efektivitas Organisasi
(Richard M. Steers, 1980:43-45)

Kualitas;
Produktivitas;
Kesiagaan;
Efisiensi;
Laba/penghasilan;
Pertumbuhan;
Pemanfaatan lingkungan;
Stabilitas;
Turnover (keluar masuk pegawai);
Kemangkiran;
Kecelakaan;
Semangat kerja;
Motivasi;
Kepuasan kerja;
Penerimaan tujuan organisasi;
Kepaduan antara konflik – kompak;
Keluwesan adaptasi;
Penilaian pihak luar.

Pembagian Kerja
(Departementasi)

Pedoman Pembagian Kerja

Tujuan dijabarkan dalam tugas-tugas pokok;


Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi;
Fungsi diikuti dengan kegiatan-kegiatan;
Setiap orang diberi daftar tugas yang harus dijalankan;
Meskipun tugas bervariasi,satu dengan yang lain berkaitan;
Penempatan orang sesuai dengan keahlian, pembawaan, kecakapan, dan
kemampuan;
Beban tugas rerata sama, tercipta keadilan, kepuasan, dan kegairahan kerja;
Penambahan/pengurangan pegawai sesuai kebutuhan dan volume kerja;
Mutasi pegawai didasarkan atas terciptanya kondisi kerja yang baik/mendidik.
Pertimbangan Pembagian Kerja

Wilayah kerja;
Fungsi, tugas, dan kegiatan;
Waktu;
Alat yang digunakan.

Manfaat Pembagian Kerja

Meringankan tugas koordinasi;


Memperlancar pengawasan;
Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang bersifat khusus;
Penghematan biaya;
Mengeratkan hubungan antar manusia.

Proses Pembagian Kerja

Menetapkan dan merumuskan tujuan;


Menetapkan kegiatan (menjabarkan dalam tugas pokok, fungsi dan kegiatan);
Menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan;
Membuat kelompok-kelompok kegiatan (dengan dasar tujuan sama);
Melimpahkan wewenang (macam dan batas wewenang ditentukan);
Menetapkan rentang pengawasan (pertimbangan orbyektif dan subyektif);
Merinci tugas (berdasarkan keahlian);
Membuat bagan organisasi (sesuai tipe yang dipilih).

Dasar Pembagian Kerja

Wilayah/terotorial (rt, rw, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi,


kodam, kodim);
Jenis produksi
Langganan yang dilayani
Fungsi/rangkaian kerja (bagian kepegawaian, hukum, rumah tangga dll);
Waktu (pagi, siang, malam);
Jasa yang diberikan (pemadam kebakaran)
Alat perlengkapan yang digunakan

PELIMPAHAN WEWENANG DAN


TANGGUNG JAWAB

Penyerahan sebagian wewenang atasan kepada bawahan setelah diadakan


penyerahan tugas pekerjaan kepada yang bersangkutan, dalam hal wewenang:
Menjalankan tugas;
Memerintah bawahan;
Menggunakan fasilitas/peralatan.

Manfaat Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas pokok/strategis;


Tiap tugas dikerjakan oleh tingkatan yang tepat (atas=makro/strategis,
menengah=taktis, bawah=operasional);
Keputusan dapat diambil dengan cepat;
Bawahan dapat berpartisipasi banyak;
Dapat menghidari sikap menunggu perintah;
Berguna sebagai bahan latihan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi;
Pelayanan dapat berjalan terus (meskipun pejabat tidak ada di tempat).

Pedoman Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Batas wewenang dan tanggung jawab jelas dan seimbang;


Memperhatikan pendapat yang akan menerima wewenang;
Percaya bahwa penerima wewenang mampu menjalankan tugas dan tanggung
jawab;
Pemberi wewenang tetap melakukan pengarahan, bimbingan, dan pengawasan
(agar tugas berjalan baik).

Tanggungjawab
Bedakan!

Tanggung jawab hukum (dilimpahkan melalui saluran hukum;


Tanggung jawab politik (dilandasi pada partai politik, bukan pada atasan);
Tanggung jawab jabatan (dilakukan seseorang dalam jabatan yang
dipangkunya);
Tanggung jawab kelembagaan (tanggungjawab setiap anggota organisasi).

Span of Control
Faktor-faktor yang mempengaruhi Span of Control

Kesamaan fungsi (banyak kesamaan=rentang pengawasan melebar);


Kedekatan geografis (dekat=rentang pengawasan melebar);
Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan (sedikit pengawasan
langsung=rentang pengawasan melebar);
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan (kurang tingkat
koordinasi=rentang pengawasan melebar);
Perencanaan yang dibutuhkan (sedikit perencanaan=rentang pengawasan
melebar);
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas (banyak bantuan
operasional, seperti penataran, pengawasan mutu dsb=rentang pengawasan
melebar).

Tantangan Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)

Lingkungan strategis yang senentiasa berubah,


Pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
layanan masyarakat, dan
Kondisi masyarakat yang mengalami dinamika.

Paradigma Pergeseran Organisasi

Birokratis (bureaucratic organization) weberian – rasional oleh Max Weber


Performance based organization (organisasi kinerja) oleh Peter Druker
Leaning Organization (organisasi pembelajaran) oleh Peter Senge, 2000)

Organisasi Pembelajaran

Adalah suatu organisasi yang senantiasa mengembangkan kapasitasnya untuk


membangun masa depan (Peter Senge).

Suatu organisasi yang memiliki keterampilan menciptakan, menguasai dan


mempelajarkan pengetahuan serta dengan perubahan perilakunya mampu
melakukan kilas balik terhadap pengetahuan baru serta pandangannya (David
Garvin).

- Memiliki otonomi,
- Memiliki daya tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
- Menghasilkan kualitas asli (Genuine Quality).

Karakteristik Organisasi Pembelajaran


(The Fifth Diciplines, Peter Senge, 1996)

Systems Thinking
- Fokus terhadap bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan melalui
interaksi antar elemen dalam suatu sistem,
- Lebih mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar dan saling
berinteraksi daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu sistem.

Personal Mastery
- Dicapai melalui suatu proses peningkatan berkelanjutan atau disebut
“generative learning” (senge, 1990),
- Kendala antara “dimana keberadaan seseorang saat ini “dengan “keinginan”
disebut “creative tension”,
- Kreativitas akan muncul jika seseorang tidak puas dengan kondisi saat ini
yang mendorong dirinya untuk berubah.

Mental models
- Tetap dalam mental unilateral,
- Memaksimalkan menang dan meminimalkan kalah,
- Menekankan perasaan negatip, dan
- Berupaya serasional mungkin dimana seseorang mendefenisikan tujuannya
serta mengevaluasi perilakunya menurut ukuran apakah dia telah atau belum
mencapai tujuannya itu.

Building shared vision


- Bermula dari visi individu, yaitu sesuatu yang dipegang teguh sebagai
kebenaran,
- Visi seseorang seringkali dimaknai sebagai sasaran yang hendak dicapai,
- Suatu organisasi haruslah dibangun di atas visi para anggotanya,
- Bagi pemimpinan ini berarti bahwa visi organisasi tidak boleh diciptakan
hanya oleh pimpinan, tetapi harus berasal dari hasil interaksi antar individu di
dalam organisasi tersebut,

- Peran pemimpin dalam menciptakan “shared vision” adalah bersinergi


dengan bawahan untuk menciptakan visi organisasi (jangan memaksa
kehendak) dengan cara berdialog.

Team learning
- Tim adalah sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama (Robinson dan Finley),
- Fundamental bellets sebuah tim:
a. tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b. tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem serta hubungan
kemitraan antar mereka untuk mencapai kesuksesan.
- Karakteristik team learning yang handal, adalah:
a. memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa meningkat,
b. struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil capaian,
c. anggota tim memiliki kompetensi,
d. bersatunya komitmen,
e. lingkungan kerjasama kondusif,
f. memiliki standard mutu,
g. memiliki dukungan dan pengakuan eksternal,
h. memiliki prinsif kepemimpinan.
Paradigma Penyelenggaraan Organisasi Pemerintah (Organisasi Publik)
(Thoha, dalam Widodo, 2005:3)

No. Lama Baru


01. Rule government Good governance
02. Sentralisasi Desentralisasi
03. Rule/government Private sector/civil society
04. Masyarakat Powerless Masyarakat Powerful
05. Suka Mengatur Suka Melayani
06. Pendekatan Kekuasaan Fleksibel/Kolaboratis/Dialogis
07. Sloganis Realistis/Pragmatis

Pergeseran Paradigma Organisasi


(dari second wave ke third wave)
Ancok (dalam Usman, 2000:138-139)

No. Dimensi Second wave Third wave


01 Sifat Organisasi Hierarchy (jejang) Networking (jaringan)
02 Keluaran (output) organisasi Market share (memperbesar pangsa pasar)
Creation (produk baru)
03 Pengambilan keputusan Institusi Individu (empowerment)
04 Gaya kerja organisasi Kaku Fleksibel
05 Kekuatan organisasi Stabilitas organisasi Kemampuan adaptasi
06 Orientasi organisasi Self sufficiency Interdepencies (saling
ketergantungan)
07 Tujuan organisasi Perencanaan strategic dan tujuan yang ingin dicapai
Kualitas prima
08 Orientasi kepemimpinan Tertumpu pada pandangan dogmatic Gaya
kepemimpinan bervisi.
09 Kualitas produk Kurang maksimal menekankan tingginya kualitas
produk Kualitas prima
10 Orientasi pegawai bekerja Memperoleh rasa aman (security)
Pengembangan diri (personal growth)
11 Orientasi pegawai pada pekerjaan Pengejaran status dan pangkat
Berbuat sesuatu yang berbeda melebihi prestasi orang lain
12 Kekuatan sumberdaya Pemilikan uang tunai dalam jumlah yang besar
(cash) Pemilik informasi
13 Motivasi bekerja menyelesaikan pekerjaan Membangun sesuatu yang
baru
14 Kultur organisasi Menghindari resiko (risk aversive) Keberanian
menghadapi resiko (risk prone)
Ada banyak formula untuk membenahi manajemen, khasnya manajemen
pelayanan public, antara lain melalui strategi pembenahan, yaitu: (1) privatisasi,
(2) pelayanan prima, dan (3) membangun visi dan orientasi baru
(Hardjosoekarto, 1997).
Sedangkan Atmosudirdjo (1997) akan halnya David Osborne & Ted Gaebler
(2003) mengusulkan (1) perlunya semangat kewirausahaan dan (2) peningkatan
kinerja, dan Kristiadi (1997) mengusulkan perlunya penerapan manajemen
modern.

Usul lain yang agak lebih lengkap, menuntut agar manajemen pelayanan public
(1) lebih professional, (2) memiliki jiwa entrepreneur, dan (3) mampu bertindak
sebagai fasilitator. Manajemen pelayanan public menjadi lebih bersifat
administrative, dan oleh karena itu penegasan kembali mengenai pelayanan
public yang “apolitis” sangat diperlukan. Formula tesebut dikenal sebagai New
Publik Manajemen (NPM), Manajemen Pelayanan yang berwatak
Entrepeneuralship atau Entrepreneurial Government (EG), dan New Public Servis
(NPS), dengan perbandingan secara ringkas sebagai berikut ini:

Perbandingan Old Publik Administration (OPA), New Public Management (NPM),


New Public Service (NPS), Enterpreneural Government (EG), dan Electronic
Government (EG)

Model/
Dimensi OPA NPM NPS EG
tujuan Efisien dan profesional Palayanan prima Kualitas pelayanan
Pelayanan dengan pemberdayaan
insentif Fungsional struktural System konsekuen Fungsional structural
swasta System konsekuen
Pertanggung jawaban Pada klien dan konsituen secara hirarkis Pada
customer ala pasar Pada warga Negara (citizens) secara multidimensional
Pada customer ala pasar
Kekuasaan Pada top management Pada pekerja dan pengguna jasa Pada
warga negara Pada pekerja dan pengguna jasa

Budaya
Arogan rutin
Menyentuh hati, winning minds
Ramah inovatif
Menyentuh hati, winning minds
Penekanan pada ketaatan menjalankan aturan dan efisiensi Penekanan
pada perombakan visi dan misi Penekanan pada perombakan kultur
pelayanan Penekanan pada perombakan DNA birokrasi
Peranan pemerintah Rowing (mendayung) sterring serving sterring
Konsef kepentingan publik Kepentingan public tercermin dalam UU yang
secara politis sudah didesain pemerintah Kepentingan public merupakan
aggregate kepentingan individu Kepentingan public merupakan hasil dialog
mengenai nilai Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan
individu
Electronic -Government (E-G)

Solusi paling rasional


NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)

memfocuskan aktivitasnya hanya pada kegiatan manajemen, tidak pada


aktivitas kebijakan,
mencoba melihat manajemen pelayanan public pada segi kinerja (performance
appraisal) dan efisiensi, tidak dari segi politis,
dilakukan pemecahan manajemen pelayanan public menjadi badan-badan kecil
dan sederhana yang berkaitan langsung dengan kepentingan dasar pengguna
jasa (user-pay bases),
menggunakan landasan pasar (quasimarkets) sebagai daya dorong bagi
terciptanya kompetisi,
pemangkasan ekonomi biaya tinggi sehingga ongkos untuk memperoleh
pelayanan menjadi lebh murah,
ditandai dengan gaya manajemen yang berorientasi pada output, cara
tersingkat, penggunaan insentif moneter, dan kebebasan pengelolaan (Rhodes,
1994:2),
ada empat model NPM (Ferlie, 1997:10-15):
(a) Model 1 the efficiency drive,
(b) Model 2 Downsizing and decentralization.
(c) Model 3 in search of excellence
(d) Model 4 Public service orientation
penerapan model ini pertama kali dilakukan di Inggris oleh Margaret Thatcher di
tahun 1980-an dengan mengusung sejumlah ahli yang sukses memimpin
organisasi-organisasi bisnis ke pemerintahannya sebagai penasehat ahli,
semangat efisiensi dan penyerahan urusan public ke pihak swasta dalam
pemerintahannya menjadi sangat besar (menuai hasil yang luar biasa),
pertumbuhan ekonomi meningkat, angka pengangguran berkurang, dan uang
Negara banyak dihemat penggunaannya,
Negara-negara yang sukses menerapkan model ini adalah Australia, Kandada,
dan New Zealand, Negara-negara dengan sebutan Anglo Saxon termasuk UK
(Janet dan Robert Denhardt, 2003).

ENTERPRENEURAL GOVERNMENT (EG)

Istilah lain manajemen pelayanan public, dengan ciri-ciri:


(e) mengedepankan kompetisi,
(f) mampu memberdayakan masyarakat (dengan membatasi peran birokrasi),
(g) berorientasi pada hasil (outcome),
(h) lebih menggunakan misi ketimbangan aturan sebagai daya dorongnya,
(i) mencoba semaksimal mungkin mencegah (prevent) persoalan yang muncul
ketimbang memecahkannya,
(j) menggunakan semua potensi yang ada untuk earning money ketimbang
membelajakannya,
(k) mengedepankan desentralisasi dan mendorong partisipasi, mengadopsi
mekanisme pasar dalam manajemen pelayanan public, dan
(l) mengutamakan peran sebagai katalisator ketimbang sebagai pengelola
pelayanan pulbik.

penerapan model ini pertama kali dilakukan oleh Clinton di Amerika Serikat
(sukses), dengan indikasi angka pengangguran menurun tajam, pertumbuhan
ekonomi meningkat pesat, dan peluang kerja terbuka lebar,

NEW PUBLIC SERVICE (NPS)

Muncul atas landasan teori sebelumnya, seperti teori demokrasi citizen, teori
pemberdayaan masyarakat sipil, teori organisasi yang humanis, dan teori posmo
administrasi public.
Doktrik NPS, antara lain;
dilakukan secara demokrasi,
dilakukan secara strategis dan rational atas dasar pertimbangan politik,
ekonomi, serta organisasi,
dilakukan dengan mengutamakan dialog untuk mencapai kesepakatan
pelayanan,
menganggap pengguna jasa sebagai warganegara (citizen) dengan hak dan
kewajibannya yang melekat,
responsive terhadap kebutuhan warganegara,
memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama, nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, norma-norma politik, standard pelayanan professional, serta interes
warganegara,
memberlakukan diskresi dan akuntabel meski banyak kendala,
memiliki struktur yang terbuka dan kepemimpinan yang kolaboratif,
memiliki motivasi yang kuat untuk melayani dan berkonstribusi pada masyarakat
banyak,
kritik model ini terhadap model NPM dan EG adalah:
pelayanan public yang dilakukan oleh birokrasi bukanlah melayani pelanggan
(customer), tetapi warga Negara (citizen),
semangat yang ada dalam birokrasi public ketika berhadapan dengan pengguna
jasa bukanlah “how to steer” tetapi how to serve”,
birokrasi public haruslah berfikir secara strategix (think strategically) dan
bertindak secara demokratis (act democratically),
harus ada perjanjian antara birokrasi public sebagai penyedia layanan dengan
warga Negara sebagai pengguna jasa (citizen charter) yang memberikan
kepastian kepada pengguna jasa akan diberikan pelayanan standar dengan
segala macam konsekuensinya ketika pelayanan tersebut tidak didapatkannya,

model ini diterapkan pertama kali di Inggris dan di beberapa Negara lain seperti
Australia, New Zealand, Perancis, dan Belgia.

TEKNOLOGI INFORMASI ATAU E-GOVERNMENT


DALAM PELAYANAN PUBLIK

1. ide dasarnya adalah pada kebijakan buatlah sekali saja, maksudnya badan-
badan/dinas-dinas dan lembaga pemerintah berusaha menghindari duplikasi
usaha, mematuhi standar-standar umum dan menggunakan infrastruktur yang
sama untuk melayani warga masyarakat tanpa sekat,
2. E-Government adalah system manajemen informasi dan manajemen
layanan masyarakat berbasis internet,
3. layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya dengan
memanfaatkan internet,
4. akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah
kepada masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana
diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi perijinan,
memantau proses penyelesaian, melakukan pembayaran secara langsung untuk
setiap perijinan dan layanan public lainnya,
5. dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan darimana saja dan
kapan saja,
6. dengan memanfaatkan system e-government masyarakat akan menjadi
lebih produktif (tidak perlu antri dalam waktu yang lama),
7. dengan adanya on line system, masyarakat dapat memanfaatkan banyak
waktunya untuk melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan
produktivitas daerah meningkat yang juga akan meningkatkan produktivitas
nasional,
8. e-government diharapkan:
mendorong perbaikan layanan masyarakat umum, missal unit pelayanan
masyarakat terpadu,
mendorong aplikasi fungsional tiap dinas di kabupaten/kota, missal:
pengembangan data hasil pengelolaan data potoensi di tiap dinas yang dapat
diolah dalam bentuk-bentuk yang informative (grafik yang harus tersedia untuk
perencanaan selanjutnya), pendaftaran paten dan hak cipta produk-produk
pengembangan dari kecamatan-kecamatan, dll
9. keuntungan e-government di kabupaten/kota, antara lain:
peningkatan kualitas pelayanan (layanan public 24 jam berkat adanya teknologi
internet),
dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan
dalam format digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunan kertas
(paperwork), sehingga proses akan menjadi lebih efisien dan hemat,
database dan proses terintegrasi; akurasi data lebih tinggi, mengurangi
kesalahan identitas dan lain-lain.
Semua proses transparan karena semua berjalan secara online,
Mengurangi KKN.
No. Science/ilmu Art/Seni
01. Berkembang secara teoritis Berkembang secara praktis
02. Membuktikan Merasa
03. Meramalkan Menerka
04. Memberikan defenisi Menguraikan/mengajarkan
05. Memberikan kepastian/ukuran Memberikan pendapat

Seni (art) adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai
keterampilan, mendorong untuk berpraktek atau mengajarkan bagaimana
sesuatu hal dilakukan. Sedangkan ilmu (science) mengajarkan tentang suatu
(pengetahuan).

Dalam sejarah perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali


perubahan, yaitu:

Scientific Management (teori insentif, 1903),


Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick, Urwick; focus pada produktivity dan memudahkan
pekerjaan; perlu dikembangkan metode kerja dan standard kerja; muncul time
and motion studi (studi gerak dan waktu didalam melaksanakan pekerjaan)
prinsif-prinsif kerja; setiap orang dalam organisasi (tinggi atau rendah), harus
diberi perlengkapan kerja (yang standard) dan insentif yang tinggi agar hasil
kerja berkualitas.

Human Relation (teori hubungan manusia, tahun 1930)


Tokoh: Follet, Mayo, Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk
meningkatkan produktivitas kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis perlu
dibina.

Behavior science (teori perilaku, 1950)


Tokoh: Chester I Barnard dan Herbert Simon; gabungan dari teori insentif dan
teori hubungan manusia (psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi); fokus
pada prilaku kerja yang kooperatif dalam organisasi formal (works behavior in
formal organizational); “produktivitas kerja individu akan membawa
produktivitas kerja organisasi dan akan tergantung pada prilaku orang-orang
didalam organisasi” – “prilaku orang akan tergantung pada keperluannya; untuk
meningkatkan produktivitas organisasi, tingkatkan produktivitas individu,
berikan insentif sesuai dengan tingkat keperluannya.

Dan manajemen juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima


generasi, yaitu:

Generasi I (Jungle Management)


Pekerjaan lebih banyak dikerjakan sendiri; tidak ada catatan tertulis tentang apa
yang telah, sedang, dan akan dikerjakan – dicatat dalam ingatan orang-orang
yang menjalankan manajemen; pekerjaan dijalankan secara naluriah - mengalir
bersama-sama orang yang saling bekerjasama; prinsif: doing thing by ourself.
Generasi II (Management by direction)
Manajemen sudah mulai kokoh sebagai sebuah ilmu; pelopornya adalah
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) – bapak manajemen ilmiah; cirinya
penggunaan wewenang untuk mengarahkan anggota organisasi mencapai tujuan
– sering disertai penggunaan paksaan; anggota organisasi kurang memiliki
kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan kepuasaan pelanggan
maupun kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang teori-teori
kepemimpinan; dinamakan “management by direction”; prinsip: “doing thing
through by the other people” lahir.

Generasi III (Management by Targetting/Management by Objective)


Anggota organisasi diberi kebebasan supaya memiliki daya inovasi dan kreativity
– kebebasan diimbangi dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang
ditetapkan secara kuantitatif untuk mencapai tujuan organisasi – dalam
kenyataan target pekerjaan terlampau berat akhirnya membelenggu anggota
organisasi kemudian menimbulkan stress; pelopor Peter F. Drucker;
mengutamakan nilai produktivitas.

Generasi IV (Value Creative Management)


Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri utama memadukan antara kualitas, pendekatan
ilmiah serta kerja tim dalam suatu segitiga yang dimanakan “joiner triangle”;
focus pada kualitas produk yang dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan
pada pelanggan (customer satisfaction) disertai kepuasan dari para anggota
organisasi – kualitas yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang didefenisikan
oleh para pelanggan; pencapai kualitas dijalankan melalui pelbagai pendekatan
ilmiah yang berteraskan pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu
proses pelajar mengajar (pembelajaran) mengelola organisasi sebagai suatu
sistem; pengembangan proses berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan
data; berangkat dari rasa percaya pada setiap orang dengan memperlakukan
manusia berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan rasa hormat serta bekerja
atas dasar pendekatan menang-menang (win-win approach); termasuk
manajemen kualitas total (total quality management atau TQM).

Generasi V (Knowledge and Human Networking Management)


Tokoh Charles M. Savage bukunya Fith Generation Management – integrating
enterprises through human networking, 1990; mengutamakan kualitas melalui
kepuasan individu (pelanggan maupun anggota organisasi); ciri utamanya
adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui jejaringan manusia;
unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi sebagai individu yang
memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu anggota organisasi bukan hanya
sekedar alat produksi.

No. Unsur Generasi I Generasi II Generasi III Generasi IV Generasi


V
01. Sebutan Jungle Management Management by direction Management
by targeting (management by objectives) Value Creative Management
Knowledge and Human Networking Management
02. Ciri Utama Doing things by ourself Doing thing through by the other
people Mengutamakan target kuantitatif Mengutamakan target kualitatif,
kepuasan pelanggan dan pekerja Mengutamakan keunggulan perorangan
dalam bekerjasama jaringan.
03. Sumber kekuatan Diri sendiri pemimpin Pemimpin dan tim kerja
Nilai-nilai yang disepakati bersama Jaringan antara profesional
04. Tipe organisasi Tidak ada organisasi Feodal hierarkis Struktural dan
fungsional Struktural dan fungsional Jaringan
05. Tokoh pelopor (antara lain) Semua orang yang bekerja bersama
Frederick W. Taylor, G. R. Terry Peter F. Drucker Brian L. Joiner Charles M.
Savage
06. Tahun Perkembangan - 1800-1980 1970-1990 1990-sekarang
1990-sekarang
HUBUNGAN ANTAR VARIABLE-VARIABEL ORGANISASI

Judul: HUBUNGAN ANTAR VARIABLE-VARIABEL ORGANISASI


Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian
PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): burhanuddin
Saya Guru di SMKN 1 Watansoppeng
Topik: vARIABEL ORGANISASI
Tanggal: 4 JULI 2008

HUBUNGAN ANTAR VARIABLE-VARIABEL ORGANISASI

BURHANUDDIN, S.Pd

GURU SMKN 1WATANSOPPENG SUL-SEL

A. Pendahuluan

Setiap manusia tidak terlepas dari kehidupan sekelilingnya,


karena memang manusia adalah mahluk yang berkumpul.
Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.Itulah
sebabnya kita tidak perlu heran manakala manusia dimuka bumi
ini senang membuat organisasi, baik itu organisasi politik
maupun organisasi sosial lainnya. Organisasi merupakan elemen
yang amat diperlukan di dalam kehidupan manusia. Organisasi
membantu kita melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan
yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh individu. Oleh
karena itu ada baiknya dipahami pengertian organisasi oleh para
pakar yaitu:

" Organization is a system. A set of objects together with


relationships between the objects and between their attributes" (
A.D. Hall, R.E fagen in Winardi)

" Organization is systems are complexes of elements standing in


interaction" (Ludwig Von Bertalanffy in Winardi).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi


adalah sebuah system yang merupakan suatu keseluruhan, yang
terdiri dari aneka macam komponen (subsistem) yang saling
berinteraksi satu sama lain dalam rangka upaya untuk
pencapaian sasaran-sasaran system yang bersangkutan.

B. Variabel-variabel Organisasi

1) Structure Of Organization ( Struktur Organisasi)

Struktur keorganisasian (organizational structure) dapat


dirumuskan sebagai pengaturan dan antar hubungan bagian-
bagian komponen dan posisi-posisi suatu perusahaan (stoner,
et.al.,1989:264 dalam Winardi).

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa struktur suatu organisasi


menspesifikasi aktifitas-aktifitas kerja. Ditunjukkan pula olehnya
bagaimana berbagai fungsi atau aktifitas-aktifitas yang berbeda
berkaitan satu sama lain. Hingga tingkat tertentu, ia juga
menunjukkan tingkat spesialisasi aktifitas-aktifitas pekerjaan.
Juga ditunjukkan olehnya, hierarki organisasi yang
bersangkutan, struktur otoritas, dan hubungan-hubungan
atasan- bawahan (miles, 1980:7 dalam Winardi).

Secara ringkas, dalam setiap pekerjaan akan muncul pembagian


kerja. Setiap pembagian kerja akan muncul koordinasi kerja dan
setiap koordinasi kerja akan timbul pembagian kekuasaan.
Dengan demikian, secara filosofis struktur orgaisasi tidak lain
adalah 'cetak biru' atau 'Kerangka bangunan' formal tentang
pembagian kerja (division of work) dan pembagian kekuasaan
(division of authority) serta koordinasi kerja yang
memungkinkan terjadinya aliran informasi dan komunikasi yang
efisien dan proses pengambilan keputusan yang cepat
(Mintzberg, 1979, p.2; Andersen, 2002 dalam
http://organisasi.org/).

Struktur organisasi menggambarkan pula pola hubungan antar


pihak internal (eksekutif, manajer dan pekerja) dan pola
hubungan antara pihak internal dengan pihak eksternal (para
konstituen organisasi) (Bolman and Deal, 1997, p. 38 dalam
http://organisasi.org/). Di dalam pola hubungan antar pihak
internal selalu disertai dengan munculnya hirarki organisasi
(Andersen, 2000 dalam http://organisasi.org/). Oleh karena itu
hirarki organisasi seperti halnya pembagian kerja, merupakan
bagian dari struktur organisasi yang tidak bisa dihindarkan. Yang
barangkali harus disadari adalah hirarkhi harus dibedakan
dengan birokrasi karena keduanya memiliki pengertian yang
berbeda. Tidak selamanya yang hirarkhis selalu birokratis

Taksonomi Struktur Organisasi


Struktur organisasi biasanya direflesikan ke dalam peta
organisasi (organization chart) yang secara visual digambarkan
dalam bentuk kotak dan garis. Richard Daft (1992, p.179 dalam
http://organisasi.org/) misalnya mengatakan bahwa organization
chart merupakan representasi yang kasat mata yang
menggambarkan semua kegiatan dan proses aktivitas yang
terjadi didalam sebuah organisasi. Secara taksonomis peta
organisasi tersebut menggambarkan 3 hal pokok: (1) tingkat
spesialisasi atau kompleksitas organisasi, (2) tingkat formalisasi
organisasi dan (3) tingkat sentralisasi/desentralisasi organisasi.

Spesialisasi atau kompleksitas organisasi dibedakan lebih lanjut


menjadi tiga bagian yakni: horizontal differentiation, vertical
differentiation dan spatial differentiation. Horizontal
differentiation menjelaskan seberapa banyak pekerjaan harus
dilakukan oleh karyawan, tingkat kebutuhan akan profesi dan
spesialisasi karyawan, kebutuhan akan training dan pendidikan
karyawan dalam kaitannya dengan tugas dan pekerjaan yang
harus dilaksanakannya dan tingkat departementalisasi
organisasi. Semakin banyak pekerjaan, profesi dan spesialisasi,
semakin banyak kebutuhan akan training khusus dan semakin
banyak departementalisasi maka akan semakin kompleks
organisasi tersebut.

Vertical differentiation berkaitan dengan banyaknya level/


tingkatan didalam organisasi. Semakin sedikit level organisasi
maka semakin lebar rentang kendali yang harus dijalankan
seorang manajer. Sebaliknya semakin banyak level organisasi
semakin sempit rentang kendalinya. Sedangkan spatial
differentiation berkaitan dengan lokasi organisasi. Semakin jauh
jarak antar unit organisasi, departemen dan orang-orang yang
bekerja didalamnya, organisasi tersebut menjadi semakin
kompleks.

Formalisasi organisasi berkaitan dengan tingkat standarisasi


pekerjaan yakni sejauh mana aktivitas organisasi dikerjakan
berdasarkan regulasi, aturan dan prosedur kerja. Demikian juga
formalisasi menjelaskan sejauhmana rutinitas sebuah pekerjaan.
Walhasil, ide dasar formalisasi organisasi adalah sejauhmana
sebuah pekerjaan bisa dikelola dan dikendalikan.
Sentralisasi/desentralisasi menjelaskan kepada kita pada level
mana keputusan organisasi akan diambil, siapa yang memiliki
otorisasi pengambilan keputusan, siapa yang memiliki kekuasaan
dan pada posisi mana keputusan akan dibuat.
Spesialisasi

Horizontal differentiation

Vertical differentiation

Spatial differentiation

. Banyaknya pekerjaan

. Kebutuhan profesi dan spesialisasi pekerjaan

. Training dan pendidikan

. Departementaslisasi

. Jumlah level organisasi

. Rentang kendali

. Banyaknya lokasi kegiatan yang terpisah

Formalisasi Standarisasi pekerjaan . Banyaknya pekerjaan yang


harus dilakukan berdasarkan regulasi, aturan dan prosedur kerja

. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan secara rutin


Sentralisasi/desentralisasi Level pengambilan keputusan

. Siapa yang berhak mengambil keputusan

. Pada level mana keputusan dibuat

Sumber: http://organisasi.org.

2) Organization Behavior ( Prilaku organisasi)

Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan tentang


bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi. Perilaku
Organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia.
Perilaku Organisasi dapat diterapkan secara luas dalam perilaku
orang-orang di semua jenis organisasi, seperti bisnis,
pemerintahaan, sekolah, dan organisasi jasa.

Dalam suatu unit organisasi, terutama unit organisasi yang


besar, dari manajemen sangat dibutuhkan dua hal yaitu
komitmen moral dan keterbukaan dalam komunikasi. Kedua hal
tersebut dapat mewujudkan harapan munculnya etika perilaku
yang kuat, karena banyak pegawai yang tidak menyukai
perbuatan pimpinan yang kurang bermoral dan kurang terbuka
dalam berkomunikasi. Manajemen harus memperlihatkan kepada
karyawan tentang adanya kesesuain antara kata dengan
perbuatan dan tidak memberikan tolerensi terhadap perbuatan-
perbuatan yang melanggar kaedah-kaedah etika organisasi yaitu
dengan diberikan sanksi hukuman yang jelas dan demikian pula
sebaliknya terhadap pegawai yang berprestasi dan bermoral baik
diberikan penghargaan yang proporsional. Adanya pelaksanaan
hukuman dan penghargaan yang konsisten akan memberikan
nilai tambah bagi terciptanya suatu etika perilaku dan struktur
organisasi yang kuat. Pegawai akan merasakan diperlakukan
secara adil dan merasa bersyukur atas posisi yang diraihnya
bilamana etika organisasi dapat ditegakan secara konsisten oleh
manajemen.

Pimpinan hendaknya menjadi sponsor utama dalam upaya


terciptanya semangat anti kecurangan yaitu dengan membangun
suatu kultur organisasi yang mengandung sistem nilai yang kuat
dan berdasarkan profesionalisme, integritas, kejujuran dan
loyalitas yang tinggi untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.
Kultur dan etika perilaku organisasi yang dimiliki harus dapat
mencerminkan nilai utama dari organisasi ( misi organisasi ) dan
tuntunan bagi pegawai dalam membuat keputusan sesuai
dengan kewenangan yang mereka miliki dalam bekerja. Untuk
lebih efektifnya etika dan aturan perilaku dalam suatu organisasi
harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan dimengerti
dengan baik. Secara bersama-sama manajemen dan karyawan
harus membangun suatu hal yang positif untuk berkembangnya
rasa memiliki akan suatu organisasi yang sehat yang ditopang
oleh kultur yang kuat. Manajemen harus membuat pernyataan
yang jelas mengenai harapannya terhadap semua pegawai,
bagaimana harusnya bertingkah laku dan pemahaman terhadap
visi dan misi organisasi.

3) Organization Change ( Perubahan organsiasi)

Kesuksesan perubahan organisasi tidak hanya tergantung pada


kesuksesan implementasi elemen teknis tetapi juga pada
kesuksesan dalam mengatasi hambatan yang muncul pada
tingkat individu sebagai suatu ketidakpatuhan atau merupakan
suatu reaksi negative terhadap perubahan. Perubahan suatu
organisasi bisa dilihat dari beberapa variabel yaitu:
a) adanya pergantian staff, adanya mutas tingkat lapisan bawah
(labour turn over). Sebuah organisasi yang ingin berkembang
maka harus memperhatikan pergantian staff sebagai langkah
untuk menormalisasikan organisasi. Karena organisasi yang tidak
melakukan pergantian staff, maka besar kemungkinan
manajemen didalamnya tidak kondusif dan cendrung menerima
apa adanya.

b) Konflik organisasi (Organization conflict). Robbins (1996


dalam Juanita) dalam "Organization Behavior" menjelaskan
bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang)
yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif.

Sedang menurut Luthans dalam Juanita (1981) konflik adalah


kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling
bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan
manusia.

c) Organization Growth (pertumbuhan organisasi). Tidak dapat


dipungkiri bahwa organisasi yang maju selalu mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan itu indikasinya adalah adanya
peningkatan produksi dan peningkatan kompetensi staff.

d) Adminstration Succession (pergantian pimpinan). Sebuah


organisasi yang ingin maju maka idealnya melakukan pergantian
pimpinan. Manfaat dari adanya pegantian tersebut adalah untuk
memberikan motivasi suasana baru bagi pimpinan dan untuk
menghindari adanya kolusi, korupsi dan nepostisme terhadap
organisasi.

e) Organization technology ( teknologi organisasi). Organisasi


yang memanfaatkan perkembanagan teknologi maka akan
mengalami perubahan. Perubahan itu bukan hanya terhadap
kemampuan produksi tetapi juga terhadap kinerja staff. Dengan
memanfaatkan teknologi maka terjadi efesiensi dan efektivitas
kerja.

4) Organization Development ( Perkembangan organisasi).

Yang dimaksud dengan perkembangan organisasi (Organization


Development/OD) adalah usaha jangka panjang dalam
meningkatkan proses pembaharuan dan pemecahan masalah
organisasi yang mendapat dukungan penuh dari manajemen
puncak (http://www.geocities.com/WallStreet/6759/od.html.
Pada dasarnya perkembangan organisasi merupakan suatu
proses sistematik dan terencana dengan menggunakan praksis
maupun prinsip-prinsip ilmu perilaku (psikologi) terapan dalam
membawa organisasi menuju peningkatan efektivitas dan
kompetensi organisasi. Biasanya perkembangan organisasi
diselenggarakan melalui diagnosis dan manajemen kultur
organisasi, dengan penekanan pada tim kerja formal, tim
temporer, dan kultur antar kelompok. Dalam pelaksanaannya
secara aktual, perkembangan organisasi seringkali
memanfaatkan jasa konsultan-fasilitator.

Tiga penyebab utama yang mengakibatkan organisasi


memerlukan perkembangan, yaitu:

1. Tingkat kompetisi yang makin tinggi di era globalisasi.

2. Kebutuhan akan peningkatan daya tahan organisasi.

3. Kebutuhan akan peningkatan kinerja organisasi.

Ketiga penyebab utama tersebut menuntut organisasi untuk


berubah/berkembang hingga memiliki lima ciri organisasi unggul
abad-21, yakni:

. Lebih cepat

. Sadar kualitas

. Keterlibatan karyawan tinggi

. Berorientasikan pelanggan

. Lebih ramping. (http://www.geocities.com)

5) Kesimpulan

Struktur organisasi menggambarkan pola hubungan antar pihak


internal (eksekutif, manajer dan pekerja) dan pola hubungan
antara pihak internal dengan pihak eksternal (para konstituen
organisasi). Di dalam pola hubungan antar pihak internal selalu
disertai dengan munculnya hirarki organisasi. Dalam struktur
organsisasi terdapat tiga hal pokok yaitu: kompleksitas
organisasi, formalisasi organisasi dan sentralisasi.

Selanjutnya Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan


tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi.
Perilaku organisasi berkaitan erat dengan struktur organaisasi.
Dengan struktur organisasi yang bagus disertai dengan
implementasi yang optimal dari tiap sistem di dalam struktur
tersebut memungkinkan tiap individu untuk berperilaku yang
positif dalam artian mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Begitu pula sebaliknya bilamana struktur oraganisasi tidak
kondusif, maka perilaku orang - orang yang ada dalam
organisasi itu akan cendrung menimbulkan komplik.

Perubahan organisasi salah satu indikator penyebabnya adalah


koordinasi dalam setiap kegiatan dalam organisasi. Oleh karena
itu arah dan frekuensi kerja dan aliran informasi merupakan
proses sentral yang menghubungkan berbagai peran di dalam
dan di antara komponen organisasi yang kompleks. Oleh karena
itu perubahan organisasi berkaitan erat dengan struktur
organisasi yang memainkan peran hirarki dan birokrasi di
dalamnya. Begitu pula sebaliknya perubahan organisasi
mempengaruhi perilaku organisasi.

Perkembangan organisasi sering kali diikuti oleh perubahan


organisasi. Dan perubahan organisasi menimbulkan perilaku
organisasi baik itu terhadap tujuan -tujuan individu (individual
purposes) maupun terhadap hubungan kelompok dalam
organisasi (group cohesion). Perkembangan organisasi karena
adanya kompetisi pasar ( level of market competition) , product
innovation dan technology. Sebagai akibat dari adanya
kompetisi, temuan-temuan produksi baru dan pemanfaatan
teknologi menuntut sumber daya manusia yang bermutu.
Sebagai implikasinya akan mempengaruhi perubahan organisasi,
struktur organisasi serta perilaku organisasi.

CATATAN:

Penulis adalah mahasiswa magister Administrasi pemerintahan


daerah pada Universitas Indonesia Timur Makasar.

SUMBER BACAAN

http://organisasi.org/pengertian-struktur-organisasi-serta-
empat-elemen-di-dalamnya-ilmu-pengetahuan-ekonomi-
manajemen. Diakses pada tanggal 26 Mei 2008.

http://www.geocities.com/WallStreet/6759/od.html. Diakses
pada tanggal 26 mei 2008
http://www.geocities.com/cbet_centre/kumpulanb.html. Diakses
pada tanggal 26 Mei 2008.

http://www.meteorindo.com/index.php/2008/03/03/memahami-
perilaku-organisasi/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2008

Juanita, 2002. Memenajemeni Konflik Dalam Suatu Organisasi.


USU Digital Library. Diakses pada tanggal 26 mei 2008

Winardi. 2003. Teori Organisasi Dan pengorganisasian.Jakrata:


PT Raja Grafindo Persada. Diakses pada tanggal 25 Mei 2008

Saya burhanuddin setuju jika bahan yang dikirim dapat


dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan
saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan
sah (tidak ada copyright). .
MAKALAH MANAJEMEN TENTANG PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

A. Pengantar
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang
dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang
bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi
manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-
pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya.
Dalam bab ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :
1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi
klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau
pasca klasik.
3. Aliran manajemen modern.
Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1. Pendekatan sistem (System Approach)
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)
MAKALAH MANAJEMEN PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
B. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu
:
1. Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan
Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan
perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi
tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja,
apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian
baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh
pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan
dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil
penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
2. Charles Babbage (1792 1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang
menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya
bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan
produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-
pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar
para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip
manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa
keunggulan, yaitu :

MAKALAH MANAJEMEN TEORI MANAJEMEN


1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang
baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk
itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja
bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang
saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga
membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
MANAJEMEN TENTANG PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
C. Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor,
Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1. Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu
pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan
penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen.
Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan
prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama
sistem trial and error.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution,
karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu
penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam
setiap unsur pekerjaan.
Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4. harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan
dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan
manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion
study).
2. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang
konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan
produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja
untuk mencapai tujuan bersama.
2. mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
MAKALAH MANAJEMEN TENTANG PERKEMBANGAN TEORI
D. Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D.
Mooney, Mary Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1. Henry Fayol (1841-1925)
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan
teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini
diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General
atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh
Constance Storrs.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan,
fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme.
Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. Teknik
Produksi dan Manufakturing Produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan,
5. Akuntansi dan 6. Manajerial.
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta
dipatuhi.
3. Dicipline
Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk
menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction
One head and one plan or a group or activities having the same objective.
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan,
kompensasi.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali
ke kuasaan terakhir.
10. Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity
Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan
barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya,
menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin
dalam semangat korps.
2. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana
pemikiran Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan
manusiawi. Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan
pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif
dengan menggunakan proses integrasi.
MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
E. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Aliran timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efieiensi
dalam produksi dan keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi
organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Tokoh-tokoh aliran
hubungan manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1. Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak
psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy,
menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga
cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible
work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi
menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila
moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam
organisasi juga akan buruk.
MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN TEORI
F. Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan
manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah
atau manajemen operasi.
Perilaku Organisasi :
a. Douglas McGregor
b. Frederick Herzberg
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan Jane Mounton
g. Rensistlikert
h. Fred Feidler
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat
(peranan, prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan
konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
G. Aliran Kuantitatie
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset
operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi
sangat penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam
pembuatan dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam
manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. penyelesaian model
4. pengujian model atas hasil penggunaan model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi

H. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan
eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen
meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun
terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis,
filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur
organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme
perencanaan serta pengawasan.

I. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan
praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan
aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda

ORGANISASI, KOORDINASI, WEWENANG DELEGASI DAN


PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI

A.Pengantar
Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik,
perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil
yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua
pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau fungsional, seperti
perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan
dagang, perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, lainnya sebagai
proses pengorganisasian pengalokasian dan penugasan para anggotanya
untuk mencapai tujuan yang efektif.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai organisasi, wewenang delegasi,
koordinasi dan tentang manajemen, serta penyusunan personalia.

B.Definisi Organisasi (Organization)


Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota
dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya
baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu
departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses
pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersana, “ sedang Chester
I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para
anggota untuk mencapai tujuan.
Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang
hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi
untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu :
1. Adanya tujuan bersama
2. Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3. Adanya pembagian tugas
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama

C. Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah.
Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran
satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan
membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka
juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
struktur perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur
organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja

D. Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan
departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi,
yaitu :

1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar

Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :


1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh
Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil,
jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum
tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu
tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan
langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat
segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.

Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu
melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas
yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu
orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran
dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun
tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai
akibat adaya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan
menjadi suatu spesiali-sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak
berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan
bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling
mengenal.
b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan
dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal
kewenangannya berbeda.
c. Kesatuan komando berkurang.

d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya


hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini
dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan
jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama
sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai
maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang
dalam dan terperinci.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang
menghambat pelaksanaan tugas.
b. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor
kreatifitas lebih dipentingkan.

E. Organisasi Formal dan Informal


Ragam arti organisasi banyak sekali seperti organisasi statis, organisasi dinamis,
organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal, organisasi jamak,
organisasi daerah, organisasi regional, organisasi negara, organisasi
internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang akan dibahas di sini,
yaitu :
Organisasi Statis :
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang terdapat dalam
organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Organisasi Dinamis :
Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema
organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan
tanggung jawab.
Organisasi Formal :
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
Organisasi Informal :
Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir
untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama,
dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.

F. Departementasi (Departementation)
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan
dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu
:
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk
satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan
bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.

2. Departemen Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan
proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang
berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau
menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku,
tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama
dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.

G. Koordinasi (Coordination)
Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan
koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung
jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan
sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat
satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para
karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan
mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
1. Pedoman Koordinasi :
a. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna
menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang
telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan
dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
b. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang
saling mengisi dan memberi.
c. Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling
menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya
keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud
saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang
tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
2. Kebaikan dan Habatan Koordinasi yang Efektif
Kebaikan :
a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar
bagian.
b. Tiap bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi
pencapaian tujuan dan tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat
memberikan saran dan komentar ter-hadap kemungkinan ketidak serasian antar
bagian.
c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat
pada waktunya.
Kelemahan :
a. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu
c. Perbedaan orientasi antar pribadi
d. Perbedaan dalam formalitas struktur
3. Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi yang Efektif
a. Menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa
hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
b. Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu
dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat
ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu :
1) Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
2) Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan
dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan. Ada beberapa
hubungan lateral :
- Hubungan langsung
- Hubungan kelompok langsung
- Hubungan silang

H. Rentang Manajemen (Span of Control)


Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang
manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control,
span of authority, span of attention atau span of supervition.
Berapa sebenarnya bawahan seorang manajer agar manajer dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan
yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya.
Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang
terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan rentang
yang baik dan tepat. Pertama rentang manejemen mempengaruhi penggunaan
efisiensi dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dan bawahan mereka.
Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan struktur
organisasi, dimana semakin sempit tentang manajemen struktur organisasi akan
berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk
struktur organisasi “flat” yang berarti tingaktan manajemen semakin sedikit.

I. Wewenang ( Authority )
Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada
kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan
kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga
tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang
ada dalam organisasi.
Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk
melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai T. Hani
Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu teori formal ( pandangan
klasik ) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan wewenang
pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari tingkat
masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum diturunkan dari tingkat ke
tingkat. Berdasarkan teori penerimaan ( acceptance theory of authority )
wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh kelompok atau individu kepada
siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima
( reciver ).
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi
yang bersifat kewenangan bila memenuhi :
1. Memahami kominikasi tersebut
2. Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
3. tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
4. mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka
diperlukan adannya.
1. Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut,
dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya
kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal,
besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki
posisi tersebut.
b. Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan
didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa
terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
1. Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan
karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau
persyaratan lainnya.
2. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh
seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima
bila tidak melakukan perintah,
3. Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena
seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
4. Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal
dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan
pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
5. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang
dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
6. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan
seseorang dalam bidangnya.
2. Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility yaitu
kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan
menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung
jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang
penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan
besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
3. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang
lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang
mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan
menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi
yang lebih baik.

J. Lini Dan Staf


Staf tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam
pelaksanaan suatu kegiatan. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara
langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi.
Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu
organisasi atau perusahaan. Dalam pengetatan yang harus dibuat oleh
organisasi dalam saat yang kritis ditentukan oleh pilihan terhadap departemen
lini atau staff ini tergantung dari situasi yang dihadapi.
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara
atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok
kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif,
pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas
yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah
biaya administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan,
tanggung jawab serta akuntabilitas.
Wewenang lini ( Lini Authority )
Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya
dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang
diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.

Wewenang Staf ( Staff authority )


Yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi
konsultasi pada personalia lini.
Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada
orang yang ditunjuk yaitu:
1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan
2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang
dilimpahkan.

K. Sentralisasi Dan Desentralisasi


Sentralisasi berarti ada pemutusan dalam pendelegasian wewenang pada tingkat
atas, sedangkan desentralisasi berhubungan dengan sampai dimana manajer
melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah hanya sampai kepala
bagian, kepala devisi atau kepala cabang dan lain sebagainya.
Ternyata dengan desentralisasi tugas dan wewenang semua kegiatan dimonitor
secara cepat dan tepat. Ada faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi
yaitu :
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer

L. Penyusunan Personalia ( Staffing )


Proses Penyusunan Personalia
Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan, yaitu lingkungan eksternal
yaitu semua faktor diluar organisasi yang secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi organisasi dan lingkungan internal yaitu semua factor di dalam
organisasi.
Proses penyusunan personalia terdiri atas :
1. Perencanaan sumber daya manusia
2. Penarikan tenaga kerja
3. Penyeleksian tenaga kerja
4. Pengenalan dan orientasi organisasi
5. Latihan dan pengembangan karyawan
6. Penilaian pelaksanaan kerja karyawan
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan
8. Perencanaan dan pengembangan karier.

Kehidupan Berorganisasi sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta

Di Indonesia prioritas pembangunan ekonomi membawa dampak positif maupun


negatif dalam kehidupan sosial budaya. Pendekatan pembangunan dari atas ke
bawah yang diterapkan lebih dari dua puluh tahun membawa pengaruh cukup
besar dalam kehidupan bermasyarakat. Warga masyarakat cenderung pasif,
menunggu uluran tangan pemerintah untuk mengatasi masalah yang mereka
hadapi dalam kehidupan seharihari.
Kegagalan pendekatan pembangunan mendorong munculnya paradigma baru
yang lebih menekankan pada pembangunan yang bertumpu pada komunitas.
Senterttara itu banyak orang yang meragukan keinampuan komunitas dapat
mengatasi masalah mereka sendiri termasuk masalah kemiskinan. Disisi lain
perkembangan sistem ekonomi-politik dunia melanda negara-negara yang
sedang berkembang. Dalam kurun waktu sepuluh tahun disponsori oleh Bank
Dunia para ahli ilmu sosial mulai memusatkan perhatian pada
pengembangan studi modal sosial guna menemukan solusi untuk mengatasi
masalah kemiskinan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia ketiga. Keadaan
ini merupakan reaksi dari perubahan sosial mendasar sebagai dampak
pertumbuhan ekonomi serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dunia
melalui proses globalisasi. Situasi ini yang mendorong penulis untuk meneliti
modal sosial komunitas ketetanggaan di Jakarta.

Bagi penulis dalam masyarakat kota seperti Jakarta modal sosial harus dilihat
dari kerangka kerja yang lebih nyata untuk menciptakan kehidupan demokrasi
menuju civil community. Teori sosiologi klasik mengembangkan teori bahwa
pada masyarakat kota pola kehidupan sosial sudah melemah, mempunyai
bentuk solidaritas yang berbeda, bahkan pada masyarakat tertentu ditemukan
alienasi. Kemudian berkembang pemikiran bahwa nilai, norma. kepercayaan
sosial adalah modal sosial yang sangat berperan dalam kehidupan sosial.
Bagaimanapun juga modal sosial harus dapat digunakan sebagai stabilisator
antar modal-modal lain dan sebagai ekonomi alternatif bagi warga komunitas di
perkotaan. Konsep kunci modal sosial adalah bagaimana orang dengan mudah
dapat bekerjasama. Studi modal sosial yang ada menggunakan keanggotaan
untuk mengukur modal sosial dan menemukan kekuatan modal sosial sebagai
koproduksi sebagai hasil kerjasama antar berbagai jenis organisasi. Untuk itu
penulis merumuskan modal sosial sebagai kehidupan berorganisasi dimana
warga dapat menyelesaikan masalah bersama di komunitas tempat tinggal
mereka (spatial). Kehidupan berorganisasi mencerminkan jaringan kerjasama
antar warga
untuk mencapai tujuan bersama karena mereka tinggal di lingkungan yang
sama. Dinamika kehidupan berorganisasi tentu sangat dipengaruhi oleh sumber-
sumber modal sosial (kognitif) yaitu kehidupan sosiabilitas antar warga yang
dimiliki suatu komunitas yaitu nilai kepedulian, kepercayaan sosial dan
solidaritas sosial antar warga. Untuk mengembangkan kehidupan berorganisasi
studi ini ingin menguji hubungan antara kehidupan sosiabilitas dengan
kehidupan berorganisasi di tingkat komunitas.

Dari berbagai kajian pustaka tentang studi modal sosial yang dilakukan
ditemukan betapa sulitnya mengukur unsur-unsur yang terkait dalam modal
sosial. Untuk itu studi menggunakan metode triangulasi yaitu menggabungkan
metode kuantitalif dan kualitatif. Akurasi pengukuran kuantitatif merupakan
keterbatasan studi ini yang akan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya
untuk menghasilkan indikator pengukuran yang lebih valid. Penelitian dilakukan
di Kelurahan Gandaria Utara yang diharapkan dapat mewakili
karakteristik komunitas kota Jakarta yang heterogen dan kompleks. Dilakukan
survei terhadap 227 rumah tangga sebagai unit pengamatan dengan KK atau
orang dewasa sebagai unit analisa. Pengumpulan data kualitatif dilakukan
dengan wawancara mendalam terhadap informan serta kelompok diskusi terarah
pada kelompok/organisasi sosial di komunitas.
Studi ini tidak menemukan hubungan antara kehidupan berorganisasi dengan
kehidupan sosiabilitas sebagai sumber modal sosial. Dinamika kehidupan
berorganisasi sangat tergantung pada keberadaan individual atau sosial aktor.
Aktor ini yang berperan dalam kehidupan sosiabilitas. Sumber-sumber modal
sosial yang ada lebih bertumpu pada aktor sosial tidak berhubungan dengan
kehidupan berorganisasi antar warga. Bahkan kedekatan sosial antar tetangga
justru melemahkan mekanisme kontrol antar warga. Meskipun dalam model
prediksi ditemukan hubungan antara lama tinggal dan kepedulian sosial antar
warga dengan keanggotaan warga dalam organisasi sosial di komunitas.

Temuan studi membawa implikasi empirik yaitu bahwa di tingkat mikro jangan
terjebak mengkaji modal sosial sebagai konsep-konsep abstrak atau perilaku
(behavioristic) tetapi lebih bermanfaat bila berada dalam kerangka kerja yang
mengarah pada pola-pola modal sosial itu sendiri. Implikasi teoritik yang penting
adalah mulai melihat modal sosial dari pemikiran yang menekankan situasi
perubahan yang terjadi saat ini. Teori-teori dalam konteks lokalitas dan sistem
ekonomi-politik dunia yang melanda seluruh negara dimanapun ia berada
khususnya negala dunia ketiga yang masih berada dalam tahap transisi. Bagi
para
pengambil keputusan, perumus kebijakan, pelaksaaaan program pembangunan
dalam peningkatan kualitas hidup komunitas spatial perlu dipertimbangkan
keberadaan organisasi komunitas baik dari rendahnya dinamika berorganisasi,
kinerja dan jaringan kerjasama antar organisasi.

Kesimpulan

Organisasi adalah:

1) wadah atau tempat terselenggaranya administrasi;

2) didalamnya terjadi berbagai hubungan antar-individu maupun kelompok, baik


dalam organisasi itu sendiri maupun keluar;

3) terjadinya kerjasama dan pembagian tugas;

4) berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.


Tujuan dari organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang akan
datang yang senantiasa dikejar oleh organisasi agar dapat direalisasikan. Dus
tujuan adalah suatu akhir terhadap mana seluruh kegiatan organisasi diarahkan.

You might also like