You are on page 1of 9

MAJALAH KESEHATAN FKUB

MUBIN BARID, JANUARI 2012

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA DAN LAMA HARI RAWAT PADA PASIEN POST PEMBEDAHAN SECTIO CAESAREA DI RUANG BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN MALANG Kuswantoro Rusca.P*, Dina Dewi SLI**, Mubin Barid* ABSTRAK Barid, Mubin,2011, Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap proses penyembuhan luka dan Lama Hari Rawat Pada pasien post pembedahan sectio caesarea di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang, Tugas akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep. (2) Ns Dina Dewi SLI, S.Kep, M.Kep.

Mobilisasi dini ialah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing pasien untuk mempertahankan fungsi fisiologis. mobilisasi dini diharapkan memperbaiki aliran darah sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat. P enelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka dan lama hari rawat pada pasien post pembedahan Sectio caesarea . Desain penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan rancangan Posttest Only Control Group Design, Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling, 20 orang untuk kelompok perlakuan dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Analisa data menggunakan T- Test dengan derajat kemaknaan 0,05. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah proses penyembuhan luka dan lama hari rawat . Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansi = 0,009 untuk proses penyembuhan luka dengan skor rata-rata pada kelompok perlakuan = 0,9 sedangkan kelompok kontrol = 1,55. Untuk lama hari rawat didapatkan nilai signifikansi = 0,023 dengan rata-rata lama hari rawat pada kelompok perlakuan = 3,15 sedangkan kelompok kontrol = 3,6. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh mobilisasi dalam mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar mobilisasi dini dilakukan pada pasien post pembedahan Sectio Caesarea untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat

Kata kunci : Mobilisasi Dini, Proses Penyembuhan Luka, Lama Hari Rawat,

ABSTRACT Barid, Mubin ,2011. The influence of early mobilization to wound healing process and length of stay with the postsurgical patient at Brawijaya Department Kanjuruhan Hospital, Malang. Final duty, program Study Science Nursing Faculty Of Mediciness University of Brawijaya. Counsellor : (1) Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep. (2) Ns Dina Dewi SLI, S.Kep, M.Kep.

Early mobilization is an attempt to maintain independence as early as possible by guiding the patient to maintain physiological functions. Early mobilization is expected to improve blood flow so that it will accelerate the wound healing process and reduce the length of day care. This study aims to find out the influence of early mobilization of the wound healing process and length of stay in patients post surgery Sectio Caesarea. Design Quasi-experimental research is to design posttest Only Control Group Design, samples were selected by consecutive sampling techniques, 20 peoples for the treatment group and 20 people for the control group. Analysis of data using T-Test with degrees of significance of 0.05. Variables measured in this study is the process of wound healing and length of stay . The results obtained significance value = 0.009 for the wound healing process with an average score in the treated group = 0,09 while the control group = 1.55. For length of stay obtained significance 1

MAJALAH KESEHATAN FKUB

MUBIN BARID, JANUARI 2012

value = 0.023 with an average length of stay in the treatment group = 3.15 while the control group = 3.6. The conclusion of this study is no effect of mobilization on acceleration the healing process of wounds and reduction length of stay. Based on these results, it is suggested that early mobilization in patients post surgery Sectio Caesarea to accelerate the wound healing process and reduce the length of stay

Key words: Early Mobilization, Wound Healing Process, Length of Stay.

*Jurusan Ilmu Keperawatan **Jurusan Ilmu Keperawatan ***Jurusan Ilmu Keperawatan

PENDAHULUAN

fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi dini. Mobilisasi dini ialah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing pasien untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan dan dapat mencegah komplikasi post pembedahan. Tujuan mobilisasi dini diharapkan memperbaiki aliran darah sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka. Adanya luka post SC merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan pasien post pembedahan SC di Rumah sakit (Cunningham, 2005). Fenomena mobilisasi dini telah banyak di ketahui. Data dari Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUDA) provinsi Lampung pada bulan Juni 2006 didapatkan data jumlah persalinan sebanyak 152 dimana jumlah persalinan normal sebanyak 20 kasus (13,16%) dan persalinan SC sebanyak 69 kasus (45,39%), kemudian diketahui bahwa dari jumlah 69 kasus tersebut, 11 (15,94) yang melakukan mobilisasi dini. Dari penelitian (khairul 2010) di RSUD. Dr. Pirngadi Medan tentang efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post SC didapatkan bahwa mobilisasi dini efektif terhadap penyembuhan luka operasi. Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Malang diperoleh data dari Medical Record Ruang Brawijaya pada bulan Januari Desember tahun 2010 tercatat jumlah pasien yang melahirkan dengan SC sebanyak 434 orang (35,9%), dari 1208 pasien yang menjalani persalianan. Adapun data yang didapat pada bulan 2

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (Saifuddin, 2006). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan SC secara nasional berjumlah kurang lebih 4 % dari jumlah total persalinan. Secara umum jumlah SC di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25 % dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80 % dari total persalinan (Depkes RI, 2006 ). Dalam pembedahan akan terjadi perubahan fungsi fisiologis tubuh, antara lain : Obat anaesthesi dapat menyebabkan depresi pernapasan, sehingga resiko terjadinya muntah, kehilangan banyak darah secara aktual maupun potensial pada area pembedahan, penurunan fungsi tubuh menyebabkan turunnya metabolisme dan suhu tubuh, motilitas gastrointestinal juga melambat Perubahan yang terjadi harus dimonitor dan membutuhkan perawatan post pembedahan yang kompleks untuk mengembalikan pada kondisi dan fungsi fisiologis yang normal. Peran perawat pada pasien post pembedahan SC diarahkan untuk : mengembalikan fungsi fisiologis pada seluruh system secara normal, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, meningkatkan konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka dan komplikasi post pembedahan (Muttaqin, 2009). Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan mengembalikan fungsi

MAJALAH KESEHATAN FKUB Mei 2011 dari 205 persalinan didapatkan jumlah 128 pasien (62,4%) menjalani SC dengan indikasi sebanyak 53 pasien (41,4%) adalah KPD, 15 pasien (11,7%) adalah kelainan letak, serta 12 pasien (9,3%). Adapun rata- rata lama hari rawat pasien post SC yang didapatkan adalah berkisar antara 35 hari, namun belum ada data yang dapat diidentifikasi berapa jumlah pasien yang melakukan mobilisasi dini post pembedahan SC di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang. Berdasarkan hal tersebut dan mengingat pentingnya mobilisasi dini untuk pemulihan kesehatan pasien maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh Mobilisasi dini dalam mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat pada pasien post pembedahan SC di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang. Tujuan umum mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap lama hari rawat dan proses penyembuhan luka pada pasien post pembedahan SC di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang Manfaat Penelitian Dengan pemberian mobilisasi dini post pembedahan pada pasien SC diharapkan dapat melancarkan aliran darah sehingga mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi serta dapat mengurangi lama hari rawat. Dari segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk kemajuan profesi keperawatan dalam bidang pengetahuan dan teknologi.

MUBIN BARID, JANUARI 2012 pendahuluan, rata-rata populasi dalam 2 tahun terakhir berjumlah 443 klien per tahun. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intervensi mobilisasi din, sedangkan variabel dependen dalam penelitaian ini adalah proses penyembuhan luka dan lama hari rawat. HASIL PENELITIAN A. Data Umum

Gambar 5.1 Jumlah responden berdasarkan usia pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang Dari gambar 5.1 menunjukan bahwa distribusi responden terbanyak adalah berusia 26-30 tahun sebanyak 16 orang ( 40 %), usia > 30 tahun 11 orang ( 28 % ), usia 20-25 tahun sebanyak 9 orang ( 22 % ), , sedangkan responden yang terkecil adalah berusia < 20 tahun sebanyak 4 orang ( 10% ).

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan quasieksperimen research, yaitu penelitian yang mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen yang dipilih dengan tidak menggunakan teknik acak (Notoatmodjo, 2010). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Only Control Group Design kelompok eksperimen diberi perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak, pada kedua kelompok setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh penderita yang menjalani pembedahan SC pada ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruhan Malang Berdasarkan hasil studi B. Data Khusus Responden Berdasarkan Hasil Identifikasi Proses Penyembuhan Luka dan Lama Hari Rawat

MAJALAH KESEHATAN FKUB

MUBIN BARID, JANUARI 2012 rawat 3 hari dan 3 responden (15%) dengan lama hari rawat 4 hari. Adapun pada kelompok kontrol didapatkan 11 orang (55%) mempunyai lama hari rawat 3 hari sedangkan 6 responden (30%) dengan lama hari rawat 4 hari serta 3 responden (15%) dengan lama hari rawat selama 5 hari.

C. Analisa Data Perbandingan pengaruh mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka setelah dilakukan mobilisasi dini pada kelompok perlakuan Dan Kelompok Kontrol Tabel 5.1 Berdasarkan gambar 5.3 diketahui pada kelompok perlakuan didapatkan 5 responden (25%) mempunyai skor proses penyembuhan 0 sedangkan 12 responden (60%) dengan skor 1 dan 3 responden (15%) dengan skor 2 . Adapun pada kelompok kontrol didapatkan 2 responden (10%) mempunyai skor proses penyembuhan 0, sedangkan ada 7 responden (35%) dengan skor 1, dan 9 responden (45%) dengan skor 2 serta 2 responden (10%) dengan skor 3. Tabel 5.1 perbandingan proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Variabel T value Xp Xk

Sig / p Ket

Proses penyembuhan -2,7820,9 1,55 0,009 P<5 % luka

Gambar 5.2 Grafik hasil identifikasi lama hari rawat antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang Berdasarkan gambar 5.2 diketahui pada kelompok perlakuan didapatkan 17 responden ( 85%) mempunyai lama hari 4

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan nilai sig / P = 0,009 < dari 0,05 berarti ada perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan, antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana rata- rata skor proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan (Xp=0,9) lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (Xk=1,55) dengan asumsi semakin kecil skor, maka semakin baik proses penyembuhan luka tersebut. Berarti ada perbedaaan proses penyembuhan luka antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini, kesimpulan H0 ditolak ada pengaruh mobilisasi dini dalam mempercepat proses penyembuhan luka.

MAJALAH KESEHATAN FKUB Tabel 5.2 Tabel perbandingan lama hari rawat pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

MUBIN BARID, JANUARI 2012 proses penyembuhan luka yang signifikan, antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana rata- rata skor proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan (Xp=0,9) lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (Xk=1,55) Berarti ada perbedaaan proses penyembuhan luka antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini . Pada kelompok perlakuan didapatkan hasil observasi skor proses penyembuhan luka lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol karena pada kelompok perlakuan mobilisasi dilakukan lebih dini yaitu 4 jam post pembedahan sehingga sirkulasi menuju luka menjadi lancar. Sirkulasi darah akan membawa nurisi yang sangat dibutuhkan untuk proses penyembuhan luka, Leukosit dan monosit akan mencapai luka dalam beberapa jam, leukosit utama yang bekerja pada luka adalah neutropil, yang berguna untuk memakan bakteri dan debris yang kecil, sedangkan monosit akan berubah menjadi makrofag yang akan membersihkan luka dari bakteri, serta mencerna asam amino dan glukosa yang dapat membantu dalam penyembuhan luka, selanjutnya makrofag akan melanjutkan proses pembersihan debris luka juga menyiapkannya untuk perbaikan jaringan dan pembentukan fibroblast yaitu sel yang mensintesa kolagen dan menjadi komponen utama jaringan parut. sel ephitel bergerak dari bagian tepi luka dibawah dasar bekuan darah. Dan terus akan berkumpul selama 48 jam. Akhirnya diatas luka akan terbentuk lapisan tipis dari jaringan ephitel dan menjadi barier terhadap organism penyebab infeksi dan dari zat-zat beracun Ada 3 responden pada kelompok perlakuan yang mengalami proses penyembuhan luka tidak baik, hal ini disebabkan karena ada confounding faktor yang tidak bisa dikontrol dalam penelitian seperti cara perawatan luka serta lingkungan tempat responden diirawat sehingga memungkinkan untuk terjadinya infeksi pada luka Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (widasari, 2008 ) yang menyatakan proses penyembuhan luka tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bio seluler, biokimia serta

Variabel

T value Xp Xk

Sig / p Ket

Proses penyembuhan -2,4013,15 3,6 0,023 P<5% luka

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan nilai sig / P = 0,023 < dari 0,05 berarti ada perbedaan lama hari rawat yang signifikan, antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana rata- rata lama hari rawat pada kelompok perlakuan (Xp =3,15) lebih pendek bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (Xk =3,6). Berarti ada perbedaaan lama hari rawat antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini, kesimpulan H0 ditolak ada pengaruh mobilisasi dini dalam mengurangi lama hari rawat. PEMBAHASAN

A. Perbandingan Pengaruh mobilisasi Dini terhadap Proses Penyembuhan Luka pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Dalam penelitian ini diketahui pada kelompok perlakuan didapatkan 5 responden (25%) mempunyai skor proses penyembuhan 0, sedangkan 12 responden (60%) dengan skor 1, dan 3 responden (15%) dengan skor 2 . Adapun pada kelompok kontrol didapatkan 2 responden (10%) mempunyai skor proses penyembuhan 0, sedangkan ada 7 responden (35%) dengan skor 1, dan 9 responden (45%) dengan skor 2 serta 2 responden (10%) dengan skor 3. Dengan uji T didapatkan nilai sig / P = 0,009 < dari 0,05 berarti ada perbedaan 5

MAJALAH KESEHATAN FKUB penggabungan respon vaskuler, namun juga dipengaruhi oleh faktor eksogen. Pada kelompok kontrol hasil observasi proses penyembuhan luka didapatkan skor yang lebih tinggi dari kelompok perlakuan, disebabkan karena pada kelompok kontrol mobilisasi dilakukan setelah 6 - 8 jam post pembedahan , sehingga sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ke daerah luka belum terpenuhi, akibatnya kerangka perbaikan sel pada luka terhambat. Hal ini dikarenakan Leukosit dan monosit akan terhambat mencapai luka. Adapun leukosit berguna untuk memakan bakteri dan debris yang kecil, demikian juga monosit dipersiapkan menjadi makrofag yang akan membersihkan luka dari bakteri dengan cara fagositosis. Makrofag juga mencerna asam amino dan glukosa yang dapat membantu dalam penyembuhan luka. Hal ini merupakan salah satu alasan yang menyebabkan skor proses penyembuhan luka pada kelompok kontrol lebih tinggi dari pada kelompok perlakuan yang lebih dini melakukan mobilisasi.

MUBIN BARID, JANUARI 2012 merasa lebih segar dan berdampak pada lama hari rawat akan berkurang. Penelitian menunjukan bahwa tingkat nyeri menurun dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan seiring dengan mobilisasi dini yang dilakukan sehingga mampu mencapai tingkat aktifitas normal, serta dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. Akhirnya lama hari rawat dirumah sakit berkurang. Dengan uji T didapatkan nilai sig / P = 0,023 < dari 0,05 berarti ada perbedaan lama hari rawat yang signifikan, antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana rata- rata lama hari rawat pada kelompok perlakuan (Xp =3,15) sedangkan pada kelompok kontrol (Xk =3,6), Berarti ada perbedaaan lama hari rawat antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini . Ada 3 responden yang mempunyai lama hari rawat 4 hari dikarenakan pada responden tersebut lamanya hospitalisasi atau rawat inap pra operatif yang lebih panjang, sehingga berdampak pada observasi hari ketiga keadaan luka terdapat tanda kemerahan. Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah saki t. Hal ini tergantung dari cepat l ambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Apabila terjadi komplikasi khususnya komplikasi setelah post pembedahan perlu mendapat perhatian yang besar karena beberapa komplikasi dapat terjadi setelah operasi dan apabila tidak ditangani dengan baik, maka lama hari rawat pasien akan menjadi panjang yang akhirnya dapat menyebabkan dampak pada peningkatan biaya perawatan (Corwin & Elizabeth J, 2001). Hal ini sesuai dengan penelitian ( Andari, 2007 ) yang menyatakan bahwa mobilisasi dini dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi lama hari rawat di rumah sakit sehingga mengurangi biaya perawatan dan dapat memberi keuntungan bagi rumah sakit.

B. Perbandingan Pengaruh mobilisasi Dini terhadap lama hari rawat pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Dalam penelitian ini diketahui pada kelompok perlakuan didapatkan 17 responden ( 85%) mempunyai lama hari rawat 3 hari dan 3 responden (15%) dengan lama hari rawat 4 hari. Adapun pada kelompok kontrol didapatkan 11 orang (55%) mempunyai lama hari rawat 3 hari sedangkan 6 responden (30%) dengan lama hari rawat 4 hari serta 3 responden (15%) dengan lama hari rawat selama 5 hari. Pada kelompok perlakuan didapatkan hasil observasi rata=rata lama hari rawat lebih pendek bila dibandingkan dengan kelompok kontrol disebabkan oleh gerakan mobilisasi dini yang dilakukan dapat melatih kekuatan otot-otot panggul serta involusi organ kandungan untuk kembali normal, sehingga responden 6

MAJALAH KESEHATAN FKUB SIMPULAN

MUBIN BARID, JANUARI 2012 2. Diharapkan pelaksanaan mobilisasi dini dimulai 4 jam pertama post pembedahan. 3. Mobilisasi dianjurkan untuk tetap dilakukan secara bertahap selama dirumah 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengontrol confounding factor antara lain: obat-obatan, perawatan luka, cairan elektrolit dan nutrisi, serta personal hygiene sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan karena dianggap dapat mewakili populasi yang diteliti 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membedakan karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan serta pekerjaan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan mobilisasi dini dapat mempercepat proses penyembuhan luka yang baik pada kelompok perlakuan 2. Pelaksanaan mobilisasi dini dapat mengurangi lama hari rawat pada kelompok perlakuan 3. Ada perbedaan yang signifikan hasil identifiksi proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata- rata skor proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan (Xp=0,9) lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (Xk=1,55), berarti ada pengaruh mobilisasi dini dalam mempercepat proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol 4. Ada perbedaan yang signifikan hasil identifiksi lama hari rawat pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan mobilisasi dini, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata- rata lama hari rawat pada kelompok perlakuan (Xp =3,15) lebih pendek bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (Xk =3,6), berarti ada pengaruh mobilisasi dini dalam mengurangi lama hari rawat. SARAN 1. Diharapkan ada kebijakan pelaksanaan mobilisasi dini diterapkan pada semua pasien post pembedahan yang tidak mempunyai kontra indikasi, yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari rawat

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, 2006. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, Edisi Revisi V1, Rineka Cipta, Jakarta. 2. Anonim, 2009 Hubungan jenis persalinan dengan lamanya hari perawatan ibu post partum, diakses tanggal 2 juni 2011, (http://www.blogtopsites.com/out post/c962acee9b69501df6a0357 b44165a14 ) 3. Anonim, 2011 Perbedaan efektifitas mobilisasi aktif dan pasif terhadap kecepatan pemulihan pada pasien post seksio sesaria di ruang rawat inap kebidanan rumah sakit baptis Kediri, diakses tanggal 2 juni 2011 (http://cungkringgendut.blogspot. com/2011/02/perbedaanefektifitas-mobilisasi-aktif.html) 4. Anonim, 2010 Faktor- faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post section caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok Tahun 2009, diakses tanggal 2 juni 7

MAJALAH KESEHATAN FKUB 2011 (http://www.scribd.com/doc/5085 2603/perawatan-luka), 5. Anonim, 2009 Pengaruh mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka diakses 2 juni 2011 (http://www.scribd.com/doc/5014 4955/PROPOSAL-LIS-REVISI 6. Bariah, Khairul, 2010. Efektifitas mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan pasien pasca bedah seksio cesaria, TA Universitas sumatera utara, Medan 7. Cunningham, f. Gery,dkk, 2005. Obstetri Williams, volume 1, EGC, Jakarta 8. DepKes RI. 2006. profil kesehatan Indonesia 2006. indonesia department kesehatan pusat data dan informasi . DepKes RI. 2008, Jakarta. Diakses tanggal 10 juli 2011 (http://www.depkes.go.id/downlo ads/publikasi/Profil%20Kesehata n%20Indonesia%.pdf) 9. Dwi Andari, 2007. Pengaruh terapi latihan dini terhadap percepatan ambulasi pasien rawat inap paska seksio saesaria, TA Universitas muhamadiyah Surakarta. Semarang 10. Fette Andreas,et all, 2006 A clinimetric analysis of wound measurement tools, diakses tanggal 10 november (Clinimetric-Analysis-WoundMeasurement-Tools.html) 11. Hidayat, A, 2009. Ri set Keperawatan dan Teknik Penulisan Il miah Salemba Medika, Jakarta 12. Hidayah Ramadhani nur, 2007. Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Pasien Post Operasi Abdomen, TA Brawijaya Malang

MUBIN BARID, JANUARI 2012 13. Kasdu, 2007. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Sehat, Jakarta. 14. Kozier et all, 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik Edisi 2, EGC, Jakarta 15. Mandee sahatse et all, Time duration to safety sitting in parturient receiving spinal anesthesia for caesarean section receiving with 0,5 % bupivacaine and morphine, Asian Biomedical Vol 4 no june 2010 diakses tanggal 5 september,2011 (http://www.ajaonline.com/fileadmin/user_uploa d/Edition_pdfs/2010/04___2010/ 09_Time_to_sit_safely_in_partur ients.pdf ) 16. Manuaba, 2002. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta 17. Mansjoer Arif.,et.all 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aeskulapius. Jakarta . 18. Moya J. Morison, 2003. Seri Pedoman Praktis Manajemen Luka, EGC, Jakarta 19. Muninjaya, 1999. Manajemen Kesehatan, EGC Jakarta 20. Muttaqin Arif, 2009. Asuhan keperawatan perioperatif, EGC, Jakarta 21. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta. 22. Notoatmodjo Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta 23. Novita Liza, 2007. Tinjauan lama hari perawatan pasca seksio sesarea di instalasi rawat ianp obstetric dan ginekologi RSUD Arifin Achmad, TA Universitas Riau, Pekan Baru 24. Patricia Ann Dempsey, Arthur D. Dempsey, 2002. Riset

MAJALAH KESEHATAN FKUB Keperawatan Buku Ajar dan Latihan Edisi 4, EGC, Jakarta 25. Potter dan Perry, 2006. Fundamental Perawatan Edisi 1V, EGC, Jakarta 26. Pranawaningsih tri , 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, TA Brawijaya, Malang 27. Prasetyo Hudaya, 2002. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi . Politeknik Kesehatan. Surakarta 28. Saifudin Abdul Bari, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Jakarta 29. Sastroasmoro Sudigdo, Ismail Sofyan, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, EGC, Jakarta Sri Gitarja Widasari, 2008. Perawatan Luka Diabetes, Wocare Indonesia, Bogor. 30. Smeltzer, Suzanne C, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth, EGC Jakarta 31. Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian Cetakan ke-17, Alfabeta, Bandung 32. Syamsuhidayat, R & Jong, W.D, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta 33. Tylor Wendy dan Jhonson Ruth, 2002. Buku ajar praktik kebidanan, EGC, Jakarta 34. Wiknjosastro, 2007 Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Jakarta 35. Wood and Haber, 2010. Nursing Research Method and Critical Apprasial for Evidance Base Practice, seven edition, Mosby Elsevier

MUBIN BARID, JANUARI 2012

You might also like