You are on page 1of 7

.

Defenisi Ruam Popok Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 : 10 ) Ruam popok adalah kemerahan di daerah popok, seperti di alat kelamin, dubur, bokong, lipat paha, dan perut bawah (Lutfiatus, 2008 : 95). Ruam popok mempunyai pengertian, yaitu: Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam, 2005 : 104). 2. Etiologi Ruam Popok 1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga 2. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing Universitas Sumatera Utara 3. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab 4. Akibat menceret 5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen. 6. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan dibilas sampai bersih dan dikeringkan (dr Ika, 2008, 4 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009). Tentu saja tidak semua anak yang memakai popok akan menderita ruam popok ini, namun memang memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal yang mempengaruhi timbulnya ruam popok ini, namun sebenarnya hal utama yang mendasarinya adalah faktor iritasi. Iritasi ini terjadi terutama karena adanya kontak dengan urin/ air seni dalam jangka waktu lama akibat pemakaian sebuah popok yang berkepanjangan. Selain itu, iritasi juga disebabkan oleh: 1. Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi/

anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai dengan yang seharusnya (terlalu kecil) 2. Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anak 3. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain ) Perlu diketahui juga, ternyata angka kejadian ruam popok akan meningkat jika bayi atau anak menderita diare. Penggunaan susu kaleng ( pengganti air susu ibu) juga mempertinggi resiko terjadinya ruam popok. Selain faktor iritasi, ternyata kelainan kulit yang terjadi dapat pula diperberat dengan adanya infeksi sekunder oleh kuman dan jamur. Kuman/ bakteri yang sering menginfeksi adalah jenis Universitas Sumatera Utara Staphylococcus aureus, sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans. Sebenarnya kedua jenis mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan di daerah selangkangan dan sekitar alat kelamin, bahkan ragi candida juga normal terdapat di saluran pencernaan. Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara primer akibat iritasi penggunaan popok saja. Pada kulit yang normal dan utuh, maka kedua mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun adanya faktor iritasi yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana kulit akan mengalami peradangan awal maka infeksi ini pun dapat dengan lebih mudah terjadi. Kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu : 1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran bokong dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan

peningkatan PH (derajat keasamaan) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat keasamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit.. 2. Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami masalah ruam popok lebih besar dibandingkan dengan ASI (air susu ibu) pada urin atau kotorannya bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan oleh adanya riwayat alergi karena keturunan. Universitas Sumatera Utara 3. Gejala Ruam Popok Gejala dari ruam popok bervariasi : Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas. Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.

Pada kondisi yang parah ditemukan kemerahan yang disertai bintil-bintil, bernanah dan meliputi daerah kulit yang luas. Bayi atau anak dengan kelainan itu dapat menjadi rewel akibat adanya rasa nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau besar. (Steven, 2008, 1 Ruam popok. http://www.conectique.com, diperoleh tanggal 23

Oktober 2009).

4. Mencegah Ruam Popok Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah masalah ruam popok pada bayi tips menjaga kulit pantat bayi sehat dan nyaman : 1. Gantilah popok sesering mungkin Universitas Sumatera Utara 2. Bersihkan pantat bayi dengan lembut menggunakan kain penyeka bayi. Kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok. 3. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang. Ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi. 4. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit. 5. Gunakan pelapis popok atau popok sekali pakai yang dapat menyerap kelembaban dari kulit bayi, sehingga menjadikan bayi lebih kering. 6. Ketika anda mencuci popok, bersihkan popok secara seksama sehingga semua deterjen hilang. (dr Ika, 2008, 8 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009).

5. Perawatan Perianal Perawatan pada daerah yang tertutup popok sangat penting dilakukan 1. Ganti Popok Usai Mengompol Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu ia kencing. Kalau si kecil menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali. Kecuali jika ia buang air besar, harus

langsung diganti. 2. Kulit Senantiasa Kering Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika ia baru mengompol, segera basuh dengan air menggunakan waslap. Keringkan dengan kain yang lembut atau dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah Universitas Sumatera Utara lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter. 3. Pakai Sabun Khusus Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan. 4. Longgarkan Popok Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan. 5. Beri Udara Bebas Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.

6. Mengatasi Ruam Popok Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri. Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.Gantilah popok

dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi (superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang Untuk sementara, hindari penggunaan tisu basah (baby wipes) karena dapat menambah iritasi pada area popok, lebih baik gunakan air dan sabun. Jika tidak Universitas Sumatera Utara sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit lain. (dr Ika, 2008, 9 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009)

7. Penanganan Ruam Popok Banyak sekali macam gangguan masalah kulit pada bayi gangguan kulit pada bayi biasanya disebabkan banyak hal, misalnya : terjadinya ruam popok akibat pemakaian popok yang menimbulkan merah pada kulit bayi. Ruam popok ini kerap menjadi masalah pada bayi baru lahir. 1. Jika menggunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katun yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar kulit bayi tidak tergeser. 2. Sebaiknya perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau menggantung, sebaiknya segeralah tukar dengan yang baru 3. Cobalah menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper disaat-saat yang membutuhkan sekali. 4. Janganlah ada sisa urine/kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruam popok. 5. Jangan lupa menggunakan sabun jika kulit bayi yang tertutup diaper terdapat merah dan kasar.

Universitas Sumatera Utara 8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok 1. Kategori obat: pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi. 2. Kategori obat: Anti jamur Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut. 3. Kategori Obat: Steroid Topikal (dioleskan di kulit) Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandun hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri. 4. Kategori Obat : Antibiotika Topikal Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri. (dr Ika, 2008, 11 Jangan sepelekan Ruam Popok. http://www.anakku.net, diperoleh 30 Oktober 2009).

You might also like