You are on page 1of 21

Anestesi Pediatrik

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Anestesi pada bayi dan anak - anak berbeda dengan anestesi pada orang dewasa, karena mereka bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini. Seperti anestesi pada orang dewasa anestesi pada bayi dan anak - anak khususnya harus diketahui betul sebelum dapat melakukan tindakan anestesi, karena itu anestesi pediatrik seharusnya ditangani oleh dokter spesialis anestesiologi atau dokter yang sudah berpengalaman.(1) Pembagian pediatrik berdasarkan perkembangan biologis : (1) 1. Neonatus (Newborn) usia dibawah ! hari . "ayi ( Infant ) $. Anak ( Child ) usia 1 bulan # 1 tahun usia 1 tahun # 1 tahun

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia ! hari, dimana ter%adi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim men%adi diluar rahim. Pada masa ini ter%adi pematangan organ hampir pada semua sistim. Pediatrik mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu men%adi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. &ransisi ini hampir meliputi semua sistim organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah sistim perna'asan sirkulasi, gin%al dan hepar. (aka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap pediatrik. )alaupun terdapat perbedaan yang mendasar tetapi

Anestesi Pediatrik

prinsip utama suatu penatalaksanaan anestesi adalah kewaspadaan, keamanan, kenyamanan, dan perhatian yang sama baik pada anak maupun pada dewasa adalah sama. *ari beberapa tahapan e+aluasi dan persiapan pra bedah serta tahapan premedikasi # induksi merupakan tahapan yang sangat menentukan untuk keberhasilan pemberian anestesi pada bayi dan anak. ( )

1.2. SISTEM PERNAFASAN ,alan Napas -tot leher bayi masih lembek, leher lebih pendek, sulit menyangga atau memposisikan kepala dengan tulang oksipital yang menon%ol. .idah besar, epiglottis berbentuk /01 dengan proyeksi lebih ke posterior dengan sudut 2 345, relati+e lebih pan%ang dan keras, letaknya tinggi, bahkan menempel pada palatum molle sehingga 6enderung berna'as melalui hidung. ( )

Akibat perbedaan anatomis epiglottis tersebut, saat intubasi kadangkala diperlukan pengangkatan epiglottis untuk +isualisasi. Sementara lubang hidung, glotis, pipa tra6heobronkial relati+e sempit, meningkatkan resistensi %alan na'as,

Anestesi Pediatrik

mudah sekali tersumbat oleh lendir dan edema. &rakea pendek, berbentuk seperti 6orong dengan diameter tersempit pada bagian 6ri6oid. ($) Perna'asan : Sangkar dada lemah dan ke6il dengan iga hori7ontal. *ia'ragma terdorong keatas oleh isi perut yang besar. *engan demikian kemampuan dalam memelihara tekanan negati+e intrathorak dan +olume paru rendah sehingga memudahkan ter%adinya kolaps al+eolus serta menyebabkan neonatus berna'as se6ara dia'ragmatis. 8adang-kadang tekanan negati+e dapat timbul dalam lambung pada waktu proses inspirasi, sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup ke dalam lambung. Pada bayi yang mendapat kesulitan berna'as dan perutnya kembung dipertimbangkan pemasangan pipa lambung. 8arena pada posisi terlentang dinding abdomen 6enderung mendorong dia'ragma ke atas serta adanya keterbatasan pengembangan paru akibat sedikitnya elemen elastis paru, maka akan menurunkan 9:; (Functional Residual Capacity) sementara +olume tidalnya relati+e tetap. 0ntuk meningkatkan +entilasi al+eolar di6apai dengan 6ara menaikkan 'rekuensi na'as, karena itu neonatus mudah sekali gagal na'as. 9rekuensi pernapasan pada bayi dan anak lebih 6epat di banding orang dewasa. Pada bayi antara $5-35<=menit. Peningkatan 'rekuensi na'as %uga dapat diakibatkan dari tingkat metabolisme pada neonatus yang relati+e tinggi, sehingga kebutuhan oksigen %uga tinggi, dua kali dari kebutuhan orang dewasa dan +entilasi al+eolar pun relati+e lebih besar dari dewasa hingga dua kalinya. &ingginya konsumsi oksigen dapat menerangkan mengapa desaturasi - dari >b ter%adi lebih mudah atau 6epat, terlebih pada prematur, adanya stress dingin maupun sumbatan %alan na'as. ( ,4)

Anestesi Pediatrik

1.3. SISTIM SIRKULASI DAN HEMATOLOGI Aliran darah 'etal bermula dari +ena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan +askuler sistemik ?S@:) hanya 15A dari keluaran +entrikel kanan yang sampai paru, sedang sisanya (B5A) ter%adi shunting kanan ke kiri melalui duktus arteriosus "ottali. ( ) Pada waktu bayi lahir, ter%adi pelepasan dari plasenta se6ara mendadak (saat umbili6al 6ord dipotong=di%epit), tekanan atrium kanan men%adi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik (S@:) naik dan pada saat yang sama paru mengembang, tahanan +askuler paru menyebabkan penutupan 'oramen o+ale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di duktus arteriosus "ottali berbalik dari kiri ke kanan. 8e%adian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus arteriosus se6ara 'isiologis ter%adi pada umur bayi 15-14 %am yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan se6ara anatomis pada usia -$ minggu. Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan +olume %uga sangat kurang ditoleransi. (ana%emen 6airan pada neonatus harus dilakukan dengan se6ermat dan seteliti mungkin. &ekanan sistolik merupakan indikator yang baik untuk menilai sirkulasi +olume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian +olume. 9rekuensi %antung=nadi bayi dan anak berkisar antara 1551 5<=menit. >ipoksia menimbulkan bradikadia, karena parasimpatis yang lebih dominant. (4)

Anestesi Pediatrik

8adar hemoglobin neonatus tinggi ( 1C- 5 grA ), tetapi kemudian menurun sampai usia C bulan ( 15-1 grA ), karena pergantian dari >b9 ( 9etal )men%adi >bA ( adult ). ,umlah darah bayi se6ara absolut sedikit, walaupun untuk perhitungan mengandung B5 ml= 1 gram berat badan. 8arena itu perdarahan dapat meimbulkan gangguan sistim kardiosirkulasi. (4)

1.4. SISTiM EKSKRESI DAN ELEKTROLIT Akibat belum matangnya gin%al neonatus, 'iltrasi glomerulus hanya sekitar $5A dibanding orang dewasa. 9ungsi tubulus belum matang, resorbsi terhadap natrium, glukosa, 'os'at organi6, asam amino dan bikarbonat %uga rendah. "ayi baru lahir sukar memekatkan air kemih, tetapi kemampuan mengen6erkan urine seperti orang dewasa. 8ematangan 'iltrasi glomerulus dan 'ungsi tubulus mendekati lengkap sekitar umur 5 minggu dan kematangannya sudah lengkap setelah tahun. ($)

Anestesi Pediatrik

8arena rendahnya 'iltrasi glomerulus, kemampuan mengekskresi obatobatan %uga men%adi diperpan%ang. -leh karena ketidakmampuan gin%al untuk menahan air dan garam, penguapan air, kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat dengan 6epat %atuh pada dehidrasi berat dan

ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia. (C) Pemberian 6airan dan perhitungan kehilangan atau dera%at dehidrasi diperlukan ke6ermatan lebih dibanding pada orang dewasa. "egitu pula dalam hal pemberian elektrolit, yang biasa disertakan pada setiap pemberian 6airan. "ayi lahir 6ukup bulan mengandung relati+e banyak air yaitu dari berat badan D4A, setelah berusia 1 tahun turun men%adi C4A dan setelah dewasa men%adi 44C5A. ;airan ekstrasel neonatus ialah 35A dari berat badan, sedangkan pada dewasa ialah 5A.(4) 8ebutuhan 6airan berdasarkan dera%at metabolisme menurut .E0 : (4) "erat badan sampai 15 8g "erat badan 15- 5 8g ? 155 ml = 8g = 3 %am ? 1555 ml F 45 ml = 8g = 3 %am untuk tiap 1 8g diatas 15 8g "erat badan lebih dari 5 8g ? 1455 ml F 5 ml = 8g = 3 %am untuk tiap 1 8g diatas 5 8g

1.5. FUNGSI HATI 9ungsi detoksi'ikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat yang rendah pula yang dapat menyebabkan ter%adinya hipoglikemia dan asidosis metabolik. >ipotermia dapat pula menyebabkan hipoglikemia. ;adangan glikogen hati sangat rendah. 8adar gula normal pada bayi baru lahir adalah 45-C5A.

Anestesi Pediatrik

>ipoglikemia pada bayi (dibawah $5 mgA) sukar diketahui tanda-tanda klinisnya, dan diketahui bila ada serangan apnoe atau ter%adi ke%ang. Sintesis +itamin 8 belum sempurna. Pada pemberian 6airan rumatan dibutuhkan konsentrasi de<trose lebih tinggi (15A). Se6ara rutin untuk bedah bayi baru lahir dian%urkan pemberian +itamin 8 1 mg i.m.hati-hati penggunaan opioid dan barbiturate, karena kedua obat tersebut dioksidasi dalam hati. (1)

1.6. SISTIM SYARAF )aktu perkembangan sistim syara', sambungan syara', struktur otak dan myelinisasi akan berkembang pada trimester tiga (myelinisasi pada neonatus belum sempurna, baru matang dan lengkap pada usia $-3 tahun), sedangkan berat otak sampai !5A akan di6apai pada umur tahun. )aktu-waktu ini otak sangat

sensiti+e terhadap keadaan-keadaan hipoksia. Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada, namun neonatus belum dapat melokalisasinya dengan baik seperti pada bayi yang sudah besar. Sebenarnya anak mempunyai batas ambang rasa nyeri yang lebih rendah dibanding orang dewasa. Perkembangan yang belum sempurna pada neuromus6ular %un6tion dapat mengakibatkan kenaikan sensiti'itas dan lama ker%a dari obat pelumpuh otot non depolarisasi. Syara' simpatis belum berkembang dengan baik sehingga parasimpatis re'leks lebih +agal dominant yang

mengakibatkan

ke6enderungan

ter%adinya

(mengakibatkan

bradikardiaG nadi H115 kali=menit) terutama kalau bayi dalam keadaan hipoksia maupun bila ada stimulasi daerah naso'aring. Sirkulasi bayi baru lahir stabil setelah berusia 3-3! %am. "elum sempurnanya mielinisasi dan kenaikan

permeabilitas blood brain barrier akan menyebabkan akumulasi obat-obatan

Anestesi Pediatrik

seperti barbiturat dan narkotik, dimana mengakibatkan aksi yang lama dan depresi pada periode pas6aanestesi. Sisa dari blok obat relaksasi otot dikombinasikan dengan 7at anestesi E@ dapat menyebabkan kelelahan otot-otot perna'asan, depresi perna'asan dan apnoe pada periode pas6aanestesi. Setiap keadaan bradikardia harus dianggap berada dalam keadaan hipoksia dan harus 6epat diberikan oksigenasi. 8alau pemberian oksigen tidak menolong baru dipertimbangkan pemberian sul'as atropine. (1, )

1.7. PENGATURAN TEMPERATUR Pusat pengaturan suhu di hypothalamus belum berkembang, walaupun sudah akti'. 8elen%ar keringat belum ber'ungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeabel terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersi'at poikilotermik). >ipotermia dapat ter%adi akibat dehidrasi, suhu sekitar yang panas, selimut atau kain penutup yang tebal dan pemberian obat penahan keringat (misal: atropin, skopolamin). Adapun hipotermia bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah, permukaan tubuh terbuka, pemberian 6airan in'us, pengaruh obat anestesi umum (yang menekan pusat regulasi suhu) maupun obat +asodilator. (4) &emperatur lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah D5;. Paparan dibawah suhu ini akan mengandung resiko diantaranya: 6adangan energi protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat menyebabkan ter%adinya kenaikan tahanan +askuler paru dan peri'er, lebih %auh lagi dapat menyebabkan hipoksia dan asidosis metabolik. (4)

Anestesi Pediatrik

0ntuk men6egah hipotermia biasa ditempuh dengan : memantau suhu tubuh, mengusahakan suhu kamar optimal atau pemakaian selimut hangat, lampu penghangat, inkubator, begitu pula gas anestesi, 6airan irigasi maupun 6airan antiseptik yang digunakan yang hangat. ( )

1.8. PSIKOLOGI :asa takut misalnya terhadap dokter,%arum suntik, masker dan tindakan pembedahan dan anestesi merupakan sesuatu hal yang wa%ar bagi anak-anak dan si'at demikian bukanlah tergolong abnormal. ( ) *era%at perubahan-perubahan perilaku pada anak ditentukan oleh $ 'aktor : ( ) 1. 0sia anak=bayi "ayi usia di bawah C bulan umumnya tidak sulit untuk dipisahkan dari orangtuanya dan dalam waktu yang singkat dia sudah dapat menerima orang baru misalnya perawat sebagai pengganti orangtuanya. "ayi usia C-1 bulan sudah mulai memperlihatkan adanya perhatian

terhadap lingkungan sekelilingnya. Perasaan takut dan 6emas akan timbul saat penderita di rawat dirumah sakit atau dibawa ke kamar bedah. Anak pra sekolah (balita) sudah memperlihatkan berma6am-ma6am tingkah yang seringkali menimbulkan kesulitan pada penatalaksanaan anestesi karena tidak kooperati' dan rewel. Anak usia sekolah (C-1 tahun) sudah merupakan seorang dewasa ke6il dan sudah bisa bersi'at kooperati'.

Anestesi Pediatrik

. :espon emosi anak Perawatan yang lama dan pembedahan yang berulang-ulang akan mempengaruhi %iwa anak. $. .atar belakang etnik dan keluarga )alaupun perlakuan pada anak-anak yang seusia itu sama tetapi seringkali mengakibatkan perubahan perilaku yang berbeda. >al ini mungkin karena 'aktor latar belakang (etnik, keluarga, sosioekonomi, dan lain-lain)

1.9.FARMAKOLOGI 9armakokinetik dan 'armakodinamik dari obat-obat yang diberikan pada neonatus berbeda dibanding dengan dewasa karena pada neonatus : (4) 1. Perbandingan +olume 6airan intra+askuler terhadap 6airan ekstra+askuler berbeda dengan orang dewasa. . .a%u 'iltrasi glomerulus masih rendah $. .a%u metabolisme yang tinggi 3. 8emampuan obat berikatan dengan protein masih rendah 4. .i+er=hati yang masih immatur akan mempengaruhi proses

biotransformasi obat. C. Aliran darah ke organ relati+e lebih banyak (seperti pada otak, %antung, li+er dan gin%al) D. 8husus pada anestesi inhalasi, perbedaan 'isiologi sistim perna'asan : +entilasi al+eolar tinggi, (inute +olume, 9:; rendah, lebih rendahnya (A; dan koe'isien partisi darah=gas akan meningkatkan potensi obat, memper6epat induksi dan mempersingkat pulih sadarnya. &ekanan darah

15

Anestesi Pediatrik

6enderung lebih peka terhadap 7at anestesi inhalsi mungkin karena mekanisme kompensasi yang belum sempurna dan depresi miokard hebat.

"eberapa obat golongan barbiturat dan agonis opioid agaknya sangat toksik pada neonatus dibanding dewasa. >al ini mungkin karena obat-obat tersebut sangat mudah menembus sawar darah otak, kemampuan metabolisme masih rendah atau kepekaan pusat na'as sangat tinggi. Sebaliknya neonatus tampaknya lebih tahan terhadap e'ek ketamin. (C) "ayi umumnya membutuhkan dosis suksisnil 6holin relati+e lebih tinggi dibanding dewasa karena ruang ekstraselulernya relati+e lebih besar. :espon terhadap pelumpuh otot non deplarisasi 6ukup ber+ariasi. (C)

11

Anestesi Pediatrik

BAB II PENATALAKSANAAN ANESTESI

2.1. PERSIAPAN ANESTESI Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan, keadaan elektrolit, asam basa harus berada dalam batas-batas normal atau mendekati normal. Sebagian pembedahan bayi baru lahir merupakan kasus gawat darurat. Proses transisi sirkulasi neonatus, penurunan PVR (Pulmonary Vascular Resistance berpengaruh pada status asam-basanya. (4) &ransportasi neonatus dari ruang perawatan ke kamar bedah sedapat mungkin menggunakan inkubator yang telah dihangatkan. Sebelum bayi masuk kamar bedah hangatkan kamar misalnya dengan mematikan A;. (1) Peralatan anestesi neonatus bersi'at khusus. &ahanan terhadap aliran gas harus rendah, anti obstruksi, ringan dan mudah dipindahkan. 0ntuk anestesi yang lama, kalau mungkin gas-gas anestetik dihangatkan, dilembabkan dengan pelembab listrik. "iasanya digunakan system anestesi semi-open modi'ikasi sistim pipa & dari Ayre yaitu peralatan dari ,a6kson-:ees. ( ) Peralatan %alan na'as : ( ) Sungkup muka khusus (warna,bentuk, aroma, dll) (ayo .aringoskop Pegangan ummnya ramping "lade untuk anak H 4 tahun biasanya lurus (miller)

Anestesi Pediatrik

0kuran blade : neonatus : miller 5 C-! bulan : miller 1 B- 3 bulan : wis->iiple 1,4 -4 tahun : miller I 4 tahun Pipa endotrakea 0ntuk anak H C tahun pipa endotrakea yang digunakan umumnya %enis polos (tanpa balon) Sebagai pegangan ukuran pipa J& yang harus disediakan : "ayi prematur "ayi 9ullterm "ayi C-1 bulan "ayi 1 - 5 bulan "ayi tahun J& ,4-$,5 J& $,5 J& $,4 J& 3,5 J& 3,4 1C F usia (tahun) 3 : ma6intosh ( blade bengkok)

Anak I tahun

2.1.1.PUASA Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. .ama puasa yang dian%urkan adalah stop susu 3 %am dan berilah air gula %am sebelum anestesi. (1)

1$

Anestesi Pediatrik

Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. .ama puasa yang dian%urkan oleh .E0 sebagai berikut : (4) 0sia Neonatus 1-C bulan C bulan # $ tahun .ebih $ tahun Stop makanan padat = susu 3 %am 3 %am C %am ! %am (inum 6airan %am %am C %am ! %am

2.1.2.INFUS *ipasang untuk memenuhi kebutuhan 6airan karena puasa, mengganti 6airan yang hilang akibat trauma bedah, akibat perdarahan, dll. 0ntuk pemeliharaan digunakan preparat *4A-15A dalam 6airan elektrolit. (4) Neonatus terutama bayi prematur mudah sekali mengalami dehidrasi akibat puasa lama atau sulit minum, kehilangan 6airan lewat gastrointestinal, e!aporasi (Insensible water loss " transduksi atau sekuestrasi 6airan ke dalam lumen usus atau kompartemen tubuh lainnya. *ehidrasi=hipo!olemia sangat mudah ter%adi karena luas permukaan tubuh dan kompartemen atau +olume 6airan ekstra seluler relati+e lebih besar serta 'ungsi gin%al belum matang. (1) ;airan pemeliharaan=pengganti karena puasa diberikan dalam waktu $ %am, %am E 45A dan %am EE, EEE maing-masing 4A.

"esarnya 6airan yang hilang akibat trauma bedah= anestesi yang harus diganti menurut .-;8>A:& : (4)

13

Anestesi Pediatrik

,JNES PJ("J*A>AN 8e6il :ingan Sedang "esar 8e6ukupan

PJ("J*A>AN 8raniotomi >ernia inguinalis &orakotomi -bstruksi usus

;AE:AN >E.ANK 5 ml=kg=%am ml=kg=%am 3 ml=kg=%am C ml=kg=%am melalui produksi urin

hidrasi

dapat

dipantau

(I5,4ml=kg""=%am), berat %enis urin (H1,515) ,aupun dengan pemasangan ;@P (;entral @enous Pressure). (1) Premedikasi Sul'as Atropin >ampir selalu diberikan terutama pada penggunaan >alotan, Jn'luran, Eso'luran, suksinil 6holin atau eter. *osis atropine 5,5 mg=kg, minimal 5,1 mg dan maksimal 5,4 mg. lebih digemari se6ara

intra+ena dengan pengen6eran. >ati-hati pada bayi demam, takikardi, dan keadaan umumnya %elek. Penenang analgetik-narkotik tidak dian%urkan untuk usia sampai 1 tahun karena susunan syara' pusat belum berkembang, mudah ter%adi depresi, ke6uali pas6aanestesi dirawat diruang perawatan intensi'. (1) *ia7epam 5, -5,3 mg=kg"" dapat diberikan se6ara oral atau rektal. Suntikan intramuskular atau intra+ena kurang disukai karena menimbulkan nyeri. (ida7olam 5,4-1,5 mg=kg diberkan se6ara oral atau rektal. Pethidin 1 mg diberikan se6ara oral=intramuskular. (4) Premedikasi se6ara intramuskular diberikan $5-C5 menit sebelum induksi anestesi, sedangkan se6ara intra+ena 4 menit sebelum induksi. (4)

2.1.3.TRANSFUSI

14

Anestesi Pediatrik

"anyaknya perdarahan dapat diperkirakan dengan : (4) 1. mengukur dalam botol penyedot, menimbang kain kasa sebelum dan sesudah kena darah dengan bantuan kolorimeter. ,umlahkan keduanya kemudian ditambahkan 4A untuk darah yang sulit dihitung misalnya

yang menempel pada tangan pembedah, yang melekat dikain penutup dan lain-lain. . (engukur hematokrit se6ara serial. Perdarahan melebihi 15A pada neonatus harus diganti dengan darah.

2.2. MASA ANESTESI Pada waktu induksi sebaiknya ada yang membantu. 0sahakan agar ber%alan dengan trauma seke6il mungkin. 0mumnya induksi inhalasi dengan gas anestesi yang tidak bersi'at iritati' pada saluran na'as seperti >alotan-- atau >alotan- =N - dan se+o'luran. (4)

2.2.1. INTUBASI Entubasi Neonatus lebih sulit karena mulut ke6il, lidah besar-tebal, epiglotis tinggi dengan bentuk /01. .aringoskopi pada neonatus tidak membutuhkan bantal kepala karena oksiputnya menon%ol. Sebaiknya menggunakan laringoskop bilah lurus-lebar dengan lampu di u%ungnya. >ati-hati bahwa bagian tersempit %alan na'as atas adalah 6in6in 6ri6oid. )aktu intubasi perlu pembantu guna memegang kepala. Entubasi biasanya diker%akan dalam keadaan sadar (awake intubation) terlebih pada keadaan gawat atau diperkirakan akan di%umpai kesulitan. "eberapa penulis mengan%urkan intubasi sadar untuk bayi baru lahir dibawah usia 15-13

1C

Anestesi Pediatrik

hari atau pada bayi prematur. Lang berpendapat dilakukan intubasi tidur atas pertimbangan dapat ditekannya trauma, yang dapat dilakukan dengan

menggunakan ataupun tanpa pelumpuh otot. Pelumpuh otot yang digunakan adalah suksinil 6holin mg=kg"" se6ara i+ atau im. (4)

2.2.2. PEMELIHARAAN ANESTESI *ian%urkan dengan intubasi dan perna'asan kendali. Pada umumnya

menggunakan gas anestesi N -=- dengan kombinasi halotan, en'luran, iso'luran ataupun se+o'luran. Pelumpuh otot golongan non depolarisasi sangat sensiti+e sehingga harus dien6erkan dan pemberiannya se6ara sedikit demi sedikit. (4) Pemantauan: Perna'asan : stetoskop prekordial=eso'agial, tekanan %alan na'as, kadar - , kadar ;- , na'as spontan, gerak balon anestesi, dada, warna ekstremitas. Sirkulasi : Stetoskop prekordial=esophagus, ka' ke6il khusus untuk tensi, oskilometer, langsung (dengan transdu6er), ;@P umbili6al, %ugular interna, J8K leat. Suhu : rektal, esophagus, naso'aring.

Perdarahan

: isi dalam botol penyedot, menimbang berat kasa berdarah, periksa hematokrit se6ara sereal.

Air kemih

: isi dalam kantong kemih

1D

Anestesi Pediatrik

2.3. PENGAKHIRAN ANESTESI Pembersihan lendir dalam rongga hidung dan mulut dilakukan se6ara hati-hati. Pemberian - 155A selama 4-14 menit setelah agent dihentikan. "ila masih ada pengaruh obat pelumpuh otot non-depolarisai, dapat dilakukan penetralan dengan neostigmin (5,53 mg=kg) bersama atropin (5,5 mg=kg). kemudian dilakukan

ekstubasi. Jkstubasi pada bayi diker%akan kalau bayi sudah sadar benar, anggota badan, bergerak-gerak, mata terbuka, na'as spontan adekuat. Jkstubasi dalam keadaan anestesi ringan, akan menyebabkan batuk-batuk, spasme laring atau bronkus. Jkstubasi dalam keadaan anestesi dalam, digemari karena kurang traumatis. *iker%akan kalau na'as spontannya adekuat, keadaan umumnya baik dan diperkirakan tidak akan menimbulkan kesulitan pas6aintubasi. (4) N !"i P#$%#&'!"#$i *i banding dengan pasien dewasa pengelolaan nyeri pas6aoperasi pediatrik nampaknya kurang mendapat perhatian. Anggapan bahwa opioid berbahaya %ika diberikan pada anak sering terlalu berlebihan. Perlu dipahami bahwa 'aktor emosi (takut, 6emas) sangat dominan mempengaruhi dera%at nyeri pada pasien pediatrik. -leh karena itu penting untuk melakukan pendekatan psikologis terhadap anak maupun orang tua. 8omunikasi serta berbagai pen%elasan akan membantu pengelolaan nyeri pas6aoperasi pediatrik disamping itu tentu sa%a sarana dan obat-obatan. (3) .$.1.-"A&--"A& ANA.KJ&E8: (3) Analgetik non#opioid Analgetik golongan ini 6ukup e'ekti' untuk nyeri ringan atau sedang.

1!

Anestesi Pediatrik

Parasetamol

(a6etaminophen) 14 mg=kg""= C %am. *osis

maksimal C5 mg=kg""=hari NSAE* 6ukup e'ekti' mengatasi nyeri pas6aoperasi dengan e'ek samping yang sedikit 8ontraindikasi : gangguan pembekuan darah, ne'ropati, gastropati, asma bron6hial. Lang termasuk golongan ini : 8etorola6 : peroral 5, mg=kg""= dosis (ma< 15 mg) tiap 3-C %am (aksimal 5,! mg=kg""=hari atau 35 mg=hari E.( 5,C mg=kg"" kemudian 5, -5,3 mg=kk""=dosis tiap 3-C %am. 8etopro'en $ peroral 5,4- mg=kg""=dosis (maksimal 45-155 mg) tiap !-1 %am (e'enami6 a6id : 15 mg=kg""=dosis maksimal 455 mg tiap ! %am. Piro<i6am : 5, -5,3 mg=kgbb=hari ma< 5 mg=hari.

2.4. PERA(ATAN DIRUANG PEMULIHAN. Setelah selesai anestesi dan keadaan umum baik, penderita dipindahkan keruang pemulihan disini diawasi seperti dikamar bedah, walaupun kurang intensi+e dibandingkan dengan pengawasan sebelumnya. 0ntuk memindahkan penderita keruangan harus dihitung aldrette s6ore terlebih dahulu. (4) S;-:J (JN0:0& %&C'(AR) $ (4) N1 P!")!"#*#+ Kerak bertu%uan 1B LANK *ENE.AE NE.AE

Anestesi Pediatrik

Kerak tak bertu%uan *iam P!"+#,#$#+ &eratur, batuk, menangis *epresi Perlu dibantu $ (#"+# (erah muda Pu6at Sianosis 3 T!*#+#+ -#"#. "erubah F=- 5 A "erubah 5-$5A "erubah lebih $5A 4 K!$#-#"#+ Sadar benar-benar "ereaksi &ak bereaksi

1 5

1 5

1 5

1 5

1 5

,umlah keseluruhan skor diatas ! penderita boleh pindah ke ruangan

BAB III KESIMPULAN

Anestesi Pediatrik

Anestesi pada pediatrik merupakan hal yang lain dari biasanya. 8arena mereka bukanlah merupakan miniatur orang dewasa sehingga dalam melakukan tindakan anestesi diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan teliti dalam mana%emennya. Perhatian khusus sangat diperlukan mengingat perbedaan anatomi, 'isiologi dan 'armakologi pada neonatus. ,adi sebelum dilakukan tindakan anestesi haruslah dipertimbangkan 'aktor sistim perna'asan, sirkulasi, gin%al, dan heparnya.

You might also like