You are on page 1of 4

Sistim sensoris Dr.

Mudjiani Basuki, SpS Pendahuluan Untuk dapat mempertahankan hidup, manusia membutuhkan masukan informasi dari kondisi lingkungan disekitarnya. Kemampuan untuk mengenal informasi lingkungan dilaksanakan oleh sistim sensorik. Dengan adanya kemampuan merasakan nyeri dan rasa panas yang tiba-tiba mengenai tubuhnya, manusia dapat segera melakukan tindakan menghindar dari rangsangan yang menyebabkan kerusakan jaringan tersebut. Hal ini disebabkan ok sistim sensoris merupakan bagian dari lengkung refleks. Pada manusia, didapatkan beberapa sistim sensoris sesuai sensasi apa yang akan dihantarkannya ke thalamus dan selanjutnya ke otak area sensoris (girus post sentralis). Secara umum, sistim sensoris bekerja secara disadari, akan tetapi beberapa diantaranya bekerja secara tidak disadari (masukan sensasi prorioseptive berlangsung terus menerus tanpa disadari sehingga manusia dapat berdiri dan berjalan dengan keseimbangan penuh) Pembagian sistim sensoris 1. Sistim somatosensoris Sistim somato sensoris menghantarkan sensasi nyeri, suhu, rasa raba halus dan kasar. Sensasi tersebut diterima oleh reseptor khusus pada kulit, selanjutnya melalui jaras spinotalamikus lateralis, spinotalamikus anterior dan funikulus dorsalis akan di hantarkan ke thalamus dan selanutnya akan menuju girus post centralis di hemisfer kontra lateral. Jaras Spinotalamikus lateralis Sensasi yang dihantarkan: nyeri dan suhu Reseptor: free-nerve ending (nyeri), korpuskel Ruffini (panas) dan Krause (dingin) Rangsangan pada reseptor akan dihantarkan menuju ganglion dorsalis melalui saraf perifer dan radiks saraf spinalis. Selanjutnya, setelah ganglion dorsalis, sensasi nyeri dan suhu akan memasuki medulla spinalis, selanjutnya berjalan menyebrang ke sisi kontralteral pada segmen yang sama, dan kemudian menuju thalamus dan berakhir pada korteks parietalis kontraleteral dari reseptor yang dirangsang Lesi pada jaras spinotalamikus lateralis akan menyebabkan: * an/ hypo algesia * hiper- algesia * allodynia Jaras Spinotalamikus Anterior Sensasi yang dihantarkan: rasa raba halus Reseptor: Korpuskel Meissner, dan Merkel Rangsangan pada reseptor akan dihantarkan menuju ganglion dorsalis melalui saraf perifer dan radiks saraf spinalis. Selanjutnya, setelah ganglion dorsalis, sensasi raba halus akan memasuki medulla spinalis, selanjutnya berjalan menyebrang ke sisi kontralteral pada segmen yang sama, dan kemudian menuju thalamus dan berakhir pada korteks parietalis kontraleteral dari reseptor yang dirangsang

Lesi pada jaras spinitalamikus anterior dan lateralis secara bersamaan akan menyebabkan: *an/ hipo-esthesia Jaras proprioseptif Sensasi yang dihantarkan: deep pressure (rasa tekan dalam), joint position dan vibrasi Reseptor: Rangsangan pada reseptor akan dihantarkan menuju ganglion dorsalis melalui saraf perifer dan radiks saraf spinalis. Selanjutnya, setelah ganglion dorsalis, sensasi deep pressure , joint position dan vibrasi akan memasuki medulla spinalis, selanjutnya berjalan ke atas didalam funikulus dorsalis ipsilateral. Setelah mencapai inti saraf Cuneatus dan Gracilis di Medula Oblongata, jaras proprioseptif akan menyilang garis tengah , membentuk lemnikus medialis, menuju thalamus kontralateral dan berakhir pada korteks parietalis kontraleteral dari reseptor yang dirangsang Lesi pada jaras proprioseptif: ataxia

Skema jaras spinotalamiku lateralis dan jaras proprioseptif

Patologi kelainan sensoris 1. Pain 2. Berkurang/ hilangnya sensasi (hipo/ anathesia, hipo/ analgesia) 3. Sensasi abnormal (paresthesia) 4. Allodynia

Definisi: adalah rasa nyeri yang muncul secara berlebihan akibat rangsangan/ stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri. ( sentuhan ringan) Allodynia sering timbul pada daerah wajah yaitu pada penyakit Trigeminal Neuralgia. Allodynia perlu dibedakan dengan Hyperalgesia. (Hyperalgesia adalah rasa nyeri yang timbul secara berlebihan akibat rangsangan/ stimulus yang potensial menimbulkan nyeri) Sensorimotor pada daerah wajah. Dihantarkan oleh saraf kranialis V ( saraf trigeminal/ trigeminus). Saraf trigeminus mempunyai 3 cabang: = cabang V1 ( Ophtalmikus): melayani mata dan dahi = cabang V2 (Maxillaris): melayani rahang atas (maksila) = cabang V3 (mandibularis): melayani rahang bawah (mandibula) Kelainan pada N. trigeminus yang sering terjadi adalah: Trigeminal Neuralgia Gejala : nyeri yang muncul mendadak tanpa penyebab yang jelas (allodynia) Cabang yang sering terkena adalah: cabang maksilaris

Distribusi sensori motor N. Trigeminus

You might also like