You are on page 1of 4

Ensiklopedia Elektronik Indonesia

Model Pembelajaran POE (Prediksi, Observasi, Eksplanasi)


08.34 Model/Metode Pembelajaran 6 comments Oleh Tanggal terbit: : Suyati : 1 Juli 2012

Istilah POE (Prediksi, Observasi, Eksplanasi) pertama kali diperkenalkan oleh White and Gunstone, yang artinya prediksi, observasi, eksplanasi. Kemampuan POE (Prediksi, Observasi, Eksplanasi) berarti kemampuan seseorang untuk memprediksi, mengobservasi, dan mengeksplanasi. Berikut masing-masing pengertiannya: 1. Kemampuan memprediksi artinya kemampuan untuk mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. Kata kerja operasional dalam kemampuan memprediksi yaitu mengantisipasi berdasarkan

kecenderungan, pola atau hubungan antar data atau informasi. Indikator yang harus ada yaitu dapat mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati dengan menggunakan pola-pola (hubungan-hubungan) (Widyatiningtyas, 2009:1-2). 2. Kemampuan mengobservasi artinya kemampuan untuk mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Kata kerja operasional dalam kemampuan mengobservasi yaitu melihat, mendengar, merasa, meraba, membaur, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, dan membaca. Indikator yang harus ada yaitu menemukan fakta yang relevan dan memadai serta menggunakan sebanyak mungkin indra (Widyatiningtyas, 2009:1-2). 3. Kemampuan mengeksplanasi yaitu kemampuan untuk menjelaskan suatu kejadian secara terperinci.
/

Menurut White and Gunstone (dalam Sheppard, 2006:34), kemampuan POE (Prediksi, Observasi, Eksplanasi) dapat menyelidiki gagasan siswa dan cara mereka dalam menerapkan pengetahuan pada keadaan yang sebenarnya (praktikum), dan untuk menyelidikinya, diperlukan soal-soal yang dapat menggali ketiga kemampuan ini, yaitu soal-soal prediksi, observasi, dan eksplanasi atau penjelasan.

Penggunaan soal-soal POE (Prediksi, Observasi, Eksplanasi) ini telah dilaporkan secara intensif dari beberapa literatur. Misalnya Baird and Mitchell (dalam Kearney and Treagust, 2000:2) dan Palmer (dalam Kearney and Treagust, 2000:2) yang menyatakan bahwa soal-soal ini digunakan untuk menyelidiki gagasan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, Wood and Thorley (dalamSheppard, 2006:34) juga menyatakan bahwa banyak penelitian telah menggunakan soal-soal ini. Hal serupa juga dikemukakan oleh Matthew (2000) POE merupakan strategi pembelajaran untuk menyelidiki pemahaman siswa dengan menggunakan 3 soal. Pertama, siswa harus memprediksikan hasil suatu kejadian dan harus yakin akan prediksinya, kemudian mereka harus menggambarkan apa yang mereka lihat dan terakhir mereka harus merekonsiliasi antara prediksi dan hasil observasi.

Selanjutnya model POE mengalami perkembangan menjadi model POEW (Predict, Observe, Explain and Writing). Untuk penjelasan lebih lanjut dapat di lihat di link berikut: Model pembelajaran POEW (klik untuk selengkapnya)

Sabtu, 27 Juli 2013 11.05 http://share-pangaweruh.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-poe-prediksi.html

Model pembelajaran POEW (Predict, Observe, Explain and Write)


07.58 Model/Metode Pembelajaran 4 comments Oleh : Rizky Nur Sholihat

Tanggal terbit : 4 Desember 2012 1. Karakteristik Model POEW dikembangkan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dan

strategi pembelajaranThink-Talk-Write (TTW). Model Pembelajaran POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gunston pada tahun 1992 (Kearney dan David, 2000:2). POE dinyatakan sebagai strategi yang efisien untuk memperoleh dan meningkatkan konsepsi sains peserta didik. Tiga langkah utama dari model pembelajaran POE antara lain, prediction yaitu membuat dugaan jawaban terhadap suatu

peristiwa. Observation yaitu melakukan penelitian dan mengamati apa yang terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi atau tidak. Explanation yaitu memberi penjelasan, terutama tentang kesesuaian antara dugaan (prediksi) dengan yang sesungguhnya terjadi.

TTW merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (1996:82). Tiga langkah utama dari strategi pembelajaran TTW antara lain, think atau berpikir, yaitu memikirkan kemungkinan jawaban atau metode penyelesaian terhadap suatu permasalahan. Talk atau berbicara, dalam strategi ini talk lebih diartikan sebagai berdikusi, mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan. Write atau menulis, yaitu melakukan komunikasi secara tertulis, merefleksikan pengetahuan dan gagasan. 2. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan menggabungkan tahapan-tahapan pembelajaran pada model POE dan strategi TTW, maka dapat disusun langkah-langkah pembelajaran model POEW sebagai berikut: 1. Tahap Predict atau prediksi, yaitu berpikir membuat prediksi jawaban terhadap suatu

permasalahan. Prediksi merupakan langkah penting bagi peserta didik dalam proses menuju pemahaman. Menurut Samosir (2010:12) tahap predict identik dengan tahap think. 2. Tahap Observe atau mengamati. Tujuan utama dari melakukan pengamatan adalah untuk membuktikan prediksi yang telah dibuat oleh peserta didik. 3. Tahap Explain atau menjelaskan, memberikan penjelasan terhadap hasil pengamatan yang terjadi dengan melakukan diskusi. Berdiskusi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Menurut Samosir (2010:12) tahap explain identik dengan tahap talk. 4. Tahap Write atau menulis, melakukan komunikasi secara tertulis, merefleksikan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki peserta didik. Menurut Masingila dan Wisniowska (1996:95) menulis dapat membantu peserta didik untuk mengekspresikan pengetahuan dan gagasan yang tersimpan agar lebih terlihat dan merefleksikan pengetahuan dan gagasan mereka. Masingila dan Wisniowska (1996:95) juga menyebutkan bahwa manfaat tulisan peserta didik untuk guru adalah (1) komunikasi langsung secara tertulis dari seluruh anggota kelas, (2) informasi tentang kesalahan-kesalahan, miskonsepsi, kebiasaan berpikir, dan keyakinan dari para peserta didik, (3) variansi konsep peserta didik dari ide yang sama, dan (4) bukti yang nyata dari pencapaian atau prestasi peserta didik. Sedangkan Rivard (2000:29) mengemukakan Analytical writing is an important tool for transforming rudimentary ideas into knowledge that alat is more coherent and structured yang artinya belum adalah penulisan sempurna menjadi

analitis merupakan

penting untuk

mengubah ide-ide yang

pengetahuan yang lebih koheren dan terstruktur.

Gambar Ilustrasi

Daftar Pustaka Huinker, D. dan Laughlin, C. (1996). Talk Your Way into Writing. In P. C. Elliot, and M. J. Kenny (Eds). Communication in Matematics, K-12 and Beyond. USA: NCTM. Kearney, Matthew dan David F. Treagust. (2000). An investigation on the classroom use of PredictionObservation-Explanation Computer Task Designed to Elicit and Promote Discussion of students conception of Force and Motion.Paper presented at the 2000 National Association for research in science technical meeting, April 28-31, 2000, New Orleans, LA, USA. Masingila, J.O dan Wisniowska, E.P (1996). Develoving and Assessing Mathematical Understanding in Calculus thorough Writing. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenny (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston VA: The National Council of Teacher of Mathematics. Rivard L. P. dan Straw, S. P. (2000). The effect of talk and writing on learning science: An exploratory study. Journal of Science Education, 84 (5), pp.566-593. Samosir, Heppy. (2010). Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Sabtu 27 Jul. 13 11.14 http://share-pangaweruh.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-poew-predict-observe.html

You might also like