You are on page 1of 5

{\rtf1{\fonttbl {\f2 Calibri;} {\f3 Times New Roman Bold;} {\f4 Times New Roman;} {\f5 Times New

Roman Italic;} {\f6 Times New Roman Bold Italic;} {\f7 Arial;} {\f1000000 Times New Roman;} }{\colortbl; \red0\green0\blue0; \red0\green0\blue0; \red0\green0\blue0; \red0\green0\blue0; \red0\green0\blue0; \red0\green0\blue0; }\viewkind1\viewscale100\margl0\margr0\margt0\margb0\deftab80\dntblnsbdb\expshrt n\paperw11900\paperh16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg1}{\bkmkend Pg1}\par\pard \ql \li10099\sb0\sl-253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb238\sl-253\slmult0 \up0 \ expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 1 \par\pard\ql \li5919\sb0\s l-276\slmult0 \par\pard\ql\li5919\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li5919\sb216\s l-276\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf2\f3\fs24 BAB I \p ar\pard\ql \li5308\sb264\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 PENDAHULUA N \par\pard\ql \li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb16\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-5\charscalex100 1.1 Latar Belakang \par\pard\qj \li2275\ri1499\sb3 0\sl-560\slmult0\fi659 \up0 \expndtw0\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Dalam teori keagenan (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 agency theory\ul0\nosupersub\ cf3\f4\fs24 ), hubungan agensi muncul ketika \line \up0 \expndtw0\charscalex100 satu orang atau lebih \up0 \expndtw-2\charscalex100 (\ul0\nosupersub\cf4\f5\f s24 principal\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 ) mempekerjakan orang lain \up0 \exp ndtw-2\charscalex100 (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 agent\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs 24 ) untuk \par\pard\qj \li2275\ri1498\sb0\sl-560\slmult0 \up0 \expndtw-1\chars calex100 memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 keputusan kepada \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs2 4 agent \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 tersebut \up0 \expndtw-1\charscalex100 (Je nsen dan Meckling, \up0 \expndtw-1\charscalex100 1976). \ul0\nosupersub\cf4\f5 \fs24 Principal \par\pard\qj \li2275\ri1496\sb0\sl-552\slmult0 \up0 \expndtw-1\ charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 menginginkan peningkatkan nilai perusa haan melalui peningkatan kemakmuran \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 pemilik atau pemegang saham. Sedangkan, manajer yang mengelola perusahaan \line \up0 \ex pndtw-2\charscalex100 mempunyai tujuan yang berbeda terutama peningkatan p restasi individu dan \line \up0 \expndtw0\charscalex102 kompensasi yang akan d i terima. Karena kepentingan yang berbeda ini, sering \line \up0 \expndtw-3\char scalex100 muncul konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen. Kon flik \line \up0 \expndtw0\charscalex100 kepentingan antara manajer dan pemegang saham tersebut dapat dimininumkan \line \up0 \expndtw0\charscalex102 dengan suat u mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-\line \up0 \expndtw3\charscalex100 kepentingan yang terkait tersebut. Untuk menjamin agar para mana jer melakukan \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 hal yang terbaik bagi peme gang saham secara maksimal, perusahaan harus \line \up0 \expndtw0\charscale x100 menanggung biaya keagenan, yang bisa berupa : pengeluaran untuk memantau \l ine \up0 \expndtw-2\charscalex100 tindakan manajemen, pengeluaran untuk mena ta struktur organisasi sehingga \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 kemungkin an timbulnya perilaku manajer yang tidak dikehendaki semakin kecil, \line \up0 \ expndtw0\charscalex102 dan biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperol eh laba sebagai \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 akibat dibatasinya kewenan gan manajemen. Sehingga tidak bisa mengambil \line \up0 \expndtw0\charscale x103 keputusan secara tepat waktu. Padahal, seharusnya hal itu bisa dilakukan ji ka \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 manajer tersebut juga menjadi pemilik per usahaan. Menurut Michael Jensen dan \par\pard\sect\sectd\fs24\paperw11900\paperh

16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg2}{\bkmkend Pg2}\par\pard\ql \li10099\sb0\sl253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb238\sl-253\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex 100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 2 \par\pard\qj \li2275\ri1496\sb545\sl-546\slmul t0 \up0 \expndtw0\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 William Meckling (1 976) dalam Weston dan Eugene (1989; 21) definisi dari \up0 \expndtw0\charscale x100 biaya keagenan (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Agency Cost\ul0\nosupersub\cf3\ f4\fs24 ) adalah biaya yang berkaitan dengan pemantauan \up0 \expndtw0\charscale x103 tindakan manajemen guna menjamin agar tindakan tersebut konsisten dengan \u p0 \expndtw-5\charscalex100 kesepakatan kontrak diantara manajer, pemegang saham , dan kreditor. \par\pard\qj \li2275\ri1497\sb11\sl-550\slmult0\fi599 \up0 \expn dtw0\charscalex103 \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Corporate Governance\ul0\nosupe rsub\cf3\f4\fs24 muncul karena terjadi pemisahan antara \line \up0 \e xpndtw0\charscalex102 kepemilikan dengan pengendalian perusahaan atau sering kal i dikenal dengan \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 istilah masalah keagenan \up0 \expndtw-2\charscalex100 (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 agency problem\ul0\n osupersub\cf3\f4\fs24 ). Posisi manajemen yang sangat \par\pard\qj \li2275\r i1496\sb10\sl-551\slmult0 \up0 \expndtw0\charscalex100 doniman dalam suatu perus ahaan membuat manajemen sering keluar dari batas \up0 \expndtw-1\charscalex100 y ang ditentukan dan melupakan esensi keberadaan pihak manajemen, yaitu \u p0 \expndtw0\charscalex100 meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan, \ul 0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Corporate Governance\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 di \up0 \expndtw0\charscalex100 perlukan untuk mengurangi konflik keagenan ant ara pemilik dan manajer \up0 \expndtw0\charscalex100 (Tearney, 2003 dalam Suk amulja, 2004). Menurut Jensen dan Meckling (1976) \up0 \expndtw-2\charscalex100 dalam Faisal (2005) kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah \up0 \expndtw0\charscalex101 dua mekanisme \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 corporate governance\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 utama yang membantu mengendalikan \up0 \ expndtw-5\charscalex100 masalah keagenan (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 agency con flict\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 ). \par\pard\qj \li2275\ri1497\sb19\sl-540\slmu lt0\fi599 \up0 \expndtw-1\charscalex100 Struktur kepemilikan manajer merupakan p rosentase saham yang dimiliki \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 oleh manajer yaitu \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 managerial ownership \up0 \expndtw-1\charsc alex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 (MO). Beberapa penelitian telah \par\pard \qj \li2275\ri1497\sb10\sl-553\slmult0 \up0 \expndtw-4\charscalex100 menguji apa kah kepemilikan manajerial mempengaruhi masalah keagenan. Jensen \line \up0 \exp ndtw0\charscalex102 dan Meckling (1976) dalam Fuad (2003) menyatakan bahwa kon trol internal \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 dilakukan oleh pihak dalam per usahaan (manajer). Dengan struktur kepemilikan \line \up0 \expndtw-2\charscalex1 00 saham oleh manajer dapat mensejajarkan kepentingan pemilik \up0 \expndt w-3\charscalex100 (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 shareholder\ul0\nosupersub\cf3\f4 \fs24 ) \par\pard\qj \li2275\ri1496\sb0\sl-550\slmult0 \up0 \expndtw-2\charscale x100 dengan manajer. Sehingga, dalam melaksanakan kinerja perusahaan berj alan \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 dengan baik. Selain itu, kepemilikan ma najerial akan mensejajarkan kepentingan \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 mana jemen dan pemegang saham, manajer akan merasakan lansung manfaat dari \par\pard\ sect\sectd\fs24\paperw11900\paperh16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg3}{\bkmkend Pg3}\par\pard\ql \li10099\sb0\sl-253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb238\sl-253\ slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 3 \par\pard\qj \li2275\ri1495\sb541\sl-551\slmult0 \up0 \expndtw0\charscalex105 \ul0\nosupersu b\cf3\f4\fs24 keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian sebagai \up0 \expndtw-2\charscalex100 konsekuensi dan pengambilan keputusan yan g salah. Fuad (2005) menyimpulkan \up0 \expndtw0\charscalex106 bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat \up0 \expndtw0\charsca lex102 mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajeria l \up0 \expndtw0\charscalex104 dimiliki oleh para pelaksana perusahaan di mana n ama-namanya terdaftar di \up0 \expndtw-2\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs 24 board of directors. \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Crutchley dan Hansen (1989), Bathala Moon dan Rao (1994), \up0 \expndtw-5\charscalex100 Faizal \up0 \expndtw0 \charscalex101 (2004) menyimpulkan bahwa level kepemilikan manajerial yang lebi h \up0 \expndtw-5\charscalex100 tinggi dapat digunakan untuk mengurangi masalah

keagenan. \par\pard\qj \li2275\ri1497\sb0\sl-555\slmult0\fi599 \up0 \expndtw0\ch arscalex101 Fuad (2005) menyatakan masalah dan biaya agensi dapat diminimalisir \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 dengan meningkatkan monitoring terhadap per usahaan. Monitoring tersebut tidak \line \up0 \expndtw0\charscalex103 hanya terb atas dilakukan oleh pihak dari dalam perusahaan namun juga dapat \line \up0 \exp ndtw-1\charscalex100 dilakukan dari pihak eksternal perusahaan terutama \ul 0\nosupersub\cf4\f5\fs24 institutional ownership\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 . \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 Kepemilikan institusional (\ul0\nosupersub\c f4\f5\fs24 institutional ownership\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 ) adalah kepemili kan \up0 \expndtw-3\charscalex100 saham \par\pard\qj \li2275\ri1494\sb0\sl-552\s lmult0 \up0 \expndtw0\charscalex103 perusahaan oleh lembaga organisasi, inst itusi dan lain-lain. Kepemilikan \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 institus ional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. \line \u p0 \expndtw0\charscalex100 Holderness dan Sheeman (1985), Barlay dan Holderness (1991) dalam Faizal \line \up0 \expndtw0\charscalex105 (2004) memberikan buk ti empiris bahwa terdapat peningkatan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 turnover \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 manajemen (perp utaran manajemen) dan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 gains \ul0\nosupersub\cf3\f4\f s24 (keuntungan) akibat pembelian \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 saham ole h pihak luar (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 institutional ownership\ul0\nosupersub \cf3\f4\fs24 ). Pozen (1994) dalam Fuad (2005) \line \up0 \expndtw0\charscalex10 0 mengungkapkan beberapa metoda yang digunakan oleh \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 institutional ownership \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\ f4\fs24 dalam mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, mulai dari d iskusi \line \up0 \expndtw0\charscalex100 informal dengan manajemen sampai d engan pengendalian seluruh kegiatan \line \up0 \expndtw0\charscalex103 operas ional dan pengambilan keputusan perusahan yang bertujuan untuk \line \up0 \expndtw-5\charscalex100 mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. \ par\pard\sect\sectd\fs24\paperw11900\paperh16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg4} {\bkmkend Pg4}\par\pard\ql \li10099\sb0\sl-253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb23 8\sl-253\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 4 \pa r\pard\qj \li2275\ri1497\sb541\sl-551\slmult0\fi599 \up0 \expndtw0\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi keputus an atau kebijakan \line \up0 \expndtw0\charscalex103 investasi, keputusan pend anaan dan keputusan dividen yang tercermin dalam \line \up0 \expndtw0\charscalex 102 harga saham di pasar modal, demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang \line \up0 \expndtw0\charscalex102 manajemen keuangan. Kondisi ini memperkecil b iaya keagenan ekuitas tetapi \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 menimbulkan bia ya keagenan baru yaitu biaya keagenan hutang (Husnan : 2000). \line \up0 \expndt w-1\charscalex100 Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan . Penggunaan \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 hutang diharapkan dapat meng urangi konflik keagenan. Penambahan hutang \line \up0 \expndtw-3\charscalex1 00 dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi \l ine \up0 \expndtw0\charscalex100 biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki kew ajiban untuk mengembalikan \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 pinjaman. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan \line \up0 \expndtw-1\ charscalex100 laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan huta ng. Sebagai \line \up0 \expndtw0\charscalex100 konsekuensi dari kebijakan ini, perusahaan menghadapi biaya keagenan hutang \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 dan risiko kebangkrutan (Crutchley dan Hansen : 1989). Penelitian Crutchley dan \line \up0 \expndtw-5\charscalex100 Hansen \up0 \expndtw-1\charscalex100 (1989) menemukan bahwa manajer menggunakan ketiga kebijakan \line \up0 \expndtw-3 \charscalex100 (\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 ownership, leverage, dividend\ul0\no supersub\cf3\f4\fs24 ) untuk mengurangi biaya keagenan. Penelitiannya \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 menguatkan teori keagenan, bahwa \ul0\nosupersub\cf4\f 5\fs24 agency cost of equity\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 dan \ul0\nosupersub\cf4 \f5\fs24 agency cost of debt \line \up0 \expndtw-1\charscalex100 \ul0\nosupersub \cf3\f4\fs24 dapat dikelola dan dikendalikan (agar minimal) dengan menggunakan k ebijakan \line \up0 \expndtw-5\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 leverag e\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 , \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 dividend\ul0\nosupers

ub\cf3\f4\fs24 dan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 insider ownership\ul0\nosupersub \cf3\f4\fs24 . \par\pard\qj \li2275\ri1497\sb0\sl-555\slmult0\fi599 \up0 \expndt w-3\charscalex100 Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin membuktikan seca ra empiris \line \up0 \expndtw-3\charscalex100 bahwa \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 corporate governance\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 mempengaruhi kebijakan hu tang dan kebijakan \line \up0 \expndtw-2\charscalex100 dividen. Dalam peneli tian ini mekanisme \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 corporate governance\ul0\nosu persub\cf3\f4\fs24 akan diukur \line \up0 \expndtw-4\charscalex100 dengan ras io kepemilikan manajerial dan kepemilikan intitusional. Oleh karena itu \line \u p0 \expndtw-5\charscalex100 peneliti mengambil judul tentang \up0 \expndtw-5\ charscalex100 \ul0\nosupersub\cf2\f3\fs24 \u8220?Pengaruh \ul0\nosupersub\cf5\f6 \fs24 Manager Ownership\ul0\nosupersub\cf2\f3\fs24 dan \par\pard\sect\sectd\ fs24\paperw11900\paperh16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg5}{\bkmkend Pg5}\par\p ard\ql \li10099\sb0\sl-253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb238\sl-253\slmult0 \up 0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 5 \par\pard\qj \li2275\sb 0\sl-540\slmult0 \par\pard\qj\li2275\ri1499\sb10\sl-540\slmult0 \up0 \expndtw-2\ charscalex100 \ul0\nosupersub\cf5\f6\fs24 Institutional Ownership\ul0\nosupersub \cf2\f3\fs24 terhadap Interdependensi antara Kebijakan Hutang \up0 \expndtw-5\c harscalex100 dengan Kebijakan Dividen\u8221?\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 . \par\p ard\ql \li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pa rd\ql\li2275\sb247\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\ cf2\f3\fs24 1.2 Perumusan Masalah \par\pard\qj \li2275\ri1789\sb30\sl-560\slmult 0 \up0 \expndtw-4\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Berdasarkan latar be lakang diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan \up0 \expndtw-5\charscale x100 sebagai berikut : \par\pard\qj \li2275\ri1498\sb0\sl-560\slmult0 \up0 \expn dtw-2\charscalex100 Apakah \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 managerial ownership\ul0\ nosupersub\cf3\f4\fs24 dan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 institutional ownership\ ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 berpengaruh terhadap \up0 \expndtw-5\charscalex100 i nterdependensi antara kebijakan hutang dengan kebijakan dividen? \par\pard\ql \l i2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2 275\sb204\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-5\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf2\f3\fs 24 1.3 Tujuan Penelitian \par\pard\qj \li2275\ri1497\sb58\sl-550\slmult0 \up0 \e xpndtw0\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 managerial ownership\ul0\nosupe rsub\cf3\f4\fs24 dan \up0 \expndtw0\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 i nstitutional ownership\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 , terhadap interdependensi kebijakan hutang dengan \up0 \expndtw-5\charscalex100 kebijakan dividen. \par \pard\ql \li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\ pard\ql\li2275\sb225\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersu b\cf2\f3\fs24 1.4 Batasan Masalah \par\pard\qj \li2275\ri1494\sb66\sl-540\slmult 0\tx2635 \up0 \expndtw-3\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 1.\ul0\nosupe rsub\cf6\f7\fs24 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Perusahaan yang dipilih sebagai s ampel yaitu perusahaan yang terdaftar dalam \line\tab \up0 \expndtw-4\charscalex 100 Bursa Efek Indonesia dan yang membagikan dividen minimal \up0 \expndt w-4\charscalex100 2 tahun \par\pard\ql \li2635\sb239\sl-276\slmult0 \up0 \expnd tw-5\charscalex100 berturut-turut dari tahun 2000-2006. \par\pard\ql \li2275\sb2 64\sl-276\slmult0\tx4581 \up0 \expndtw0\charscalex101 2.\ul0\nosupersub\cf6\f7\f s24 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Tahun penelitian \tab \up0 \expndtw0\charscal ex102 2000-2006 dengan alasan pada periode pengamatan \par\pard\qj \li2635\ ri1497\sb50\sl-560\slmult0 \up0 \expndtw-3\charscalex100 penelitian tersebut ber dasarkan pada terbentuknya Komite Nasional mengenai \line \up0 \expndtw-4\charsc alex100 kebijakan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Corporate Governance \up0 \expnd tw-4\charscalex100 ( National Committee on Corporate \par\pard\ql \li2635\sb 215\sl-276\slmult0 \up0 \expndtw-2\charscalex100 Governance \ul0\nosupersub\cf3\ f4\fs24 atau\ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 NCCG )\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 baru dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 1999. \par\pard\sect\sectd\fs24\paperw119 00\paperh16840\pard\sb0\sl-240{\bkmkstart Pg6}{\bkmkend Pg6}\par\pard\ql \li1009 9\sb0\sl-253\slmult0 \par\pard\ql\li10099\sb238\sl-253\slmult0 \up0 \expndtw-3\c harscalex100 \ul0\nosupersub\cf1\f2\fs22 6 \par\pard\ql \li2275\sb0\sl-276\slmul t0 \par\pard\ql\li2275\sb0\sl-276\slmult0 \par\pard\ql\li2275\sb216\sl-276\slmul

t0 \up0 \expndtw-5\charscalex100 \ul0\nosupersub\cf2\f3\fs24 1.5 Manfaat Penelit ian \par\pard\qj \li2275\ri1494\sb36\sl-553\slmult0 \up0 \expndtw-1\charscalex10 0 \ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam penguatan teori atau \line \up0 \expndtw0\charscalex102 eksistensi teori tentang pengaruh \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Managerial Ownership\ul0\nosup ersub\cf3\f4\fs24 dan \ul0\nosupersub\cf4\f5\fs24 Institutional \line \up0 \e xpndtw0\charscalex100 Ownership\ul0\nosupersub\cf3\f4\fs24 terhadap interdepend ensi antara kebijakan hutang dengan kebijakan \line \up0 \expndtw-5\charscalex10 0 dividen. \par\pard\sect\sectd\fs24}

You might also like