You are on page 1of 23

Inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam

laring dan saluran pernapasan bawah.,

Tergantung pada jumlah dan jenis material


aspirasi, frekuensi aspirasi dan respon host

terhadap material aspirasi.

Aspirasi asam lambung yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal menyebabkan pneumonia bakterial,

Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil dapat


menyebabkan exogenous lipoid pneumonia.

Apirasi benda asing merupakan kegawatdaruratan paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia bacterial.

Kesadaran yang berkurang, merupakan hasil yang berbahaya dari reflex batuk dan

penutupan glottis.

Disfagia dari gangguan syaraf Gangguan pada system gastrointestinal, seperti penyakit esophageal, pembedahan yang melibatkan saluran atas atau esophagus, dan aliran lambung.

Mekanisme gangguan penutupan glottis atau sfingter jantung karena trakeotomi,


endotracheal intubations (ET), bronkoskopi, endoskopi atas dan nasogastric feeding (NGT)

Anestesi faringeal dan kondisi yang bermacam-macam seperti muntahan yang diperpanjang, volume saluran cerna yang lebar, gastrostomi dan posisi terlentang.

Pada bayi dan anak dapat dikarenakan kelainan anatomi kongenital, lahir premature, posisi
menyusui yang salah, bayi yang sedang sakit, riwayat sering tersedak berulang.

Lain-lain: fistula trakeo-esofageal, pneumonia yang berhubungan dengan ventilator, penyakit periodontal dan trakeotomi.

3 faktor determinan yang berperan:


Sifat material yang teraspirasi, Volume aspirasi, serta Faktor defensif host. Aspirat dapat menyebabkan proses inflamasi pada

saluran pernapasan dan dapat mengisi alveolus


sehingga terjadi gangguan pertukaran gas

Sering terjadi pada individu yang mekanisme pertahanan jalan napas yang lemah gag refleks, batuk, pergerakan silia, dan mekanisme kekebalan imun lemah memudahkan kolonisasi bakteri dengan cepat ke jalan napas bawah.

Resiko lain higienitas gigi dan mulut yang kurang baik


menyebabkan peningkatan sekresi oropharyngeal yang disertai oleh overload bakteri.

Bayi refleks menelan belum sempurna sering tersedak (posisi menyusui tidak bagus) muntah aspirat masuk ke

saluran napas.

Aspirasi Benda Asing : Corpus alienum yang paling sering adalah makanan dan fragmen gigi yang rusak, keduanya paling sering ditemukan pada daerah bronkus utama atau bronkus lobar. Aspirasi Cairan: a. Aspirat isi lambung: Asam lambung dengan pH < 2.5 dapat menyebabkan reaksi patologis bronchiolitis ringan hingga edema paru-paru hemorrhagic. Segmen posterior dari lobus superior dan segmen superior dari lobus inferior merupakan tempat yang paling sering terkena ketika pasien berbaring pada posisi telentang. Distress pernapasan dapat terjadi dalam waktu 1-2 jam.

Aspirasi Cairan b. Near drowning: dipertimbangkan volume dan jenis aspirat c. Aspirasi barium: dapat terjadi pada gangguan menelan/ post op

esofagus distress pernapasan akut/ apnu/ syok


d. Pneumonia lipoid eksogen (aspirasi parafin): ditandai pneumatokel

Aspirat Infeksius (Necrotizing Pneumonia): aspirasi kolonisasi


bakteri dari orofaring dan GIT biasanya bakteri anaerob. Contoh: higienitas oral yang buruk/ pemasangan intubasi/

pemasangan ETT risiko aspirasi tinggi

Pneumonia Aspirasi Lentil: pneumonitis granulomatous yang disebabkan disebabkan

oleh aspirasi bahan material yang berasal dari


tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah

maupun kacang polong.


Gangguan neurologis, kelainan struktural pharynx dan esophagus serta demensia sering dihubungkan dengan kondisi ini

Dapat berupa gejala bronkopneumonia, biasanya pasien batuk, sesak dan muntah setelah makan/ minum. Pneumonia Tidak Berat Pneumonia Berat a. WHO
Pneumonia Signs: a. b. c. Batuk-batuk Napas cepat Retraksi dada subkostal b. Pneumonia Signs dengan: a. Saturasi O2 <90% atau sianosis sentral Distress napas berat: merintih,

retraksi dalam dan berat, napas cuping hidung c. Warning sign: tidak mau

minum/makan,

rewel,

penurunan

kesadaran, kejang.

Berdasarkan penyebabnya
Pneumonia Bakteri
selama beberapa hari b. Mendadak panas tinggi

Pneumonia Virus
suara parau, nyeri tenggorokan selama beberapa hari

a. Didahului infeksi saluran napas a. Didahului panas, batuk, pilek,

c. Nyeri kepala/dada pada anak b. Mendadak panas tinggi dan batuk

yang lebih besar

menghebat

d. Mungkin kejang, distensi perut, c. Lebih ringan daripada pneumonia kaku e. Batuk, sesak, takipnue, napas bakteri

cuping hidung, merintih, sianosis

Kapan mulai muncul batuk, sesak Batuk berdahak/ kering/ berdarah/ muncul di malam hari Biru disekitar mulut/ jari/ seluruh tubuh Kejang, penurunan kesadaran Jika demam, sudah hari keberapa dan pola demam seperti apa Yang terpenting tanyakan riwayat tersedak Paparan dengan anggota keluarga yang serumah dengan batuk kronis atau yang merokok Riwayat alergi pada pasien dan dalam keluarga Konsumsi ASI, nutrisi lainnya dan imunisasi

Inspeksi

a. Pada keadaan berat dapat ditemukan sianosis perifer atau sentral b. Pernapasan cuping hidung: distress pernapasan dan dapat terjadi apabila inspirasi memendek secara abnormal. Pengembangan

hidung memperbesar pasase hidung anterior dan menurunkan


resistensi jalan napas atas dan keseluruhan. Selain itu dapat juga menstabilkan jalan napas atas dengan mencegah tekanan negatif

faring selama inspirasi. (


c. Retraksi inter/subkostal d. Pergerakan dada tertinggal di sisi yang sakit

Palpasi : vokal fremitus dapat menurun di sisi yang sakit pada konsolidasi yang luas Perkusi mungkin redup di sisi yang sakit Auskultasi: a. Suara napas mungkin menurun atau bronchial b. Crackles

Lab
a. Bakterial: leukositosis shift to the left, LED meningkat

b. BGA: hipoksemia dan hipokarbia. Stad. Lanjut


asidosis respiratorik

Radiologis

a. Lusen pada lobus yang terkena infiltrat sampai


konsolidasi b. Air bronchogram

Atelektasis Efusi pleura Tumor paru

Pneumonia Tidak Berat


a. b. c. Anak rawat jalan Kotrimoksasol: 4 mg TMP/kgBB/kali 2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisillin: 25 mg/kgBB/kali 2 kali sehari selama 3 hari Anak rawat di RS a. Terapi antibiotic

Pneumonia Berat

Ampisillin/amoksisillin (25-50 mg/ kgBB/kali) IV/IM setiap 6 jam baik 5 hari.

gentamisin (7,5 mg/kgBB) IM/IV 1x1. Pantau 24-72 jam pertama. Res

Bila memburuk <48 jam atau terdapat warning signs: tambah kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali) IM/IV setiap 8 jam. Lakukan foto dada.

Pasien datang keadaan klinis berat: O2 dan kombinasi ampis kloramfenikol atau ampisillin-gentamisin

Suspek S. aureus: gentamisin 5-7,5 mg/kgBB/hari, koksasillin (50 mg/kg IM/IV setiap 6 jam

a. a. -

Terapi oksigen: Pneumonia berat oksigen Monitoring dengan pulse oximetry pada pasien saturasi <90% Gunakan kateter nasal Pemberian O2 dilanjutkan sampai retraksi dan napas cepat tidak ada lagi Perawatan penunjang Demam PCT Wheeze bronkodilator Cairan maintenance sesuia umur anak Miringkan tubuh anak lalu tepuk-tepuk punggunya

Umur 3 bulan- 5 tahun, bila toksik mungkin disebabkan oleh:

Streptokokus pneumonia Penisilin prokain 50.000 - 100.000 KI/kg/24 jam IM, 1-2 kali sehari atau Ampisilin 50-100mg/kg/24jam IM,IV, 3-4x sehari

Stafilokokus : Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV 3-4x sehari

Hemofilus influenza
Ampisilin 50-100mg/kg/24jam IM/IV 3-4x sehari Kloramfenikol 50-100mg/kg/24jam IV/oral 3-4x sehari

Namun, pada umumnya tidak dapat diketahui dengan pasti kuman penyebab, maka secara praktis dipakai: Kombinasi penisilin prokain + kloramfenicol, atau Kombinasi ampisilin + kloksasilin

Umur < 3 bulan biasanya disebabkan oleh streptokokus pneumonia, stafilokokus


Penisilin prokam 50.000-100.000 kl/kg/24 jam Im, 1-2 kali sehari dan gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam 2-3 kali sehari Atau kombinasi krokasosilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4x1 hari dan gentamisin 5-7

atau entero bacteriaceal kombinasi :

mg/kg/24 jam, 2-3 x1 kali sehari.


Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocompramized.

c.

Anak- anak yang non toksik, biasanya disebabkan oleh :

Streptokokus pneumonia :
Penisilin prokain IM atau IV selama 1-3 hari dilanjutkan dengan Fenoksimetil penisilin 25.000-50.000 KL/kg/24 jam oral 4x1 /hari atau Mikroplasma pneumonia : Eritromisin 20-50mg/kg/24 jam oral, 3-4x sehari

Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat misalnya alergi atau hasil pengobatan tidak memuaskan reevaluasi apakah perlu dipilihkan antibiotik lain. Alergi terhadap PP/Ampisilin Eritromisin dosis 50 mg/kg/BB/hari. Bila terjadi leukopenia, kloramfenikol diganti dengan streptomisin.

Tujuan
Mengencerkan dahak Membantu mengeluarkan dahak

Meningkatkan kapasitas paru

Pleuritis Efusi pleura Pneumotoraks Abses paru Pneumonia stafilokokus

You might also like