You are on page 1of 10

EFEKTIFITAS KONSUMSI EKSTRAK JAHE DENGAN FREKUENSI MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN

TAHUN 2013

Kikak *) Zumrotul Choiriyah, S.Kep.Ns.M.Kes **) Anggun Trisnasari,S.SiT.M.Kes **) *) Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK Emesis gravidarum adalah mual-muntah yang menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan bisa membahayakan bagi ibu dan janin. Biasanya masyarakat umum untuk mengurangi mual muntah dengan minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Jahe mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah sedangkan gingerol dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf syaraf bekerja dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas konsumsi ekstrak jahe dengan penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ungaran. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia < 20 minggu berjumlah 48 orang dengan jumlah sampel 36 sampel. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efektifitas penurunan mual muntah pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi , dengan nilai p-value sebesar 0,044 (=0,05). Bagi masyarakat (ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya mengkonsumsi ekstrak jahe agar dapat mengurangi mual muntahnya sehingga bisa mengurangi penggunaan obat farmokologi yang ada efek sampingnya. Kata kunci Kepustakaan : Konsumsi ekstrak jahe, penurunan emesis gravidarum : 36 (2000-2011)

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

ABSTRACT Emesis gravidarum is nausea-vomiting condition on pregnant women that causes disruption of daily activities and may be harmful for both mother and fetus. Usually, the use medication to reduce nausea and vomiting. Ginger as one of the herbas types has many advantages compared to other herbs, especially for pregnant women who are experiencing nausea and vomiting. Ginger oil contains essential oils which rafreshes and blocks vomit reflex while gingerol can improve blood circulation and nerves, can work well. The purpose, of this study is to determine the effectiveness of consuming ginger exract to decrease emesis gravidarum on pregnant women in the working area og ungaran health center. The study design used quasy experiment. The population in this study was 48 pregnant women with pregnanty age <20 weeks with the people of 36 samples. Data collecting questionnaires with random sampling .Technique. Data analysis used pairet t test and independent t test. The results show that there is an effective decrease of emesis gravidarum on pregnant women in the working area of Ungaran health center on the control and intervention groups, with p-value of 0.044 ( = 0,05). For society particularly, pregnant women who experience emesis gravidarum can apply the proper herbal treatment to treat the symptoms of nausea and vomiting. One of them is by consuming ginger extract to reduce nausea vomiting and to reduce the use of pharmocological medicines which have side effects. Keywords : The consumption of ginger extract, to decrease emesis gravidarum Bibliographies : 36 (2000-2011) kh), di mana angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan AKI Propinsi Jawa Tengah dan masih di atas target nasional tahun 2010 sebesar 125 /100.000 KH. Penyebab AKI yang terbesar di Kabupaten Semarang adalah perdarahan (47,4%), kemudian eklampsi (31,6%). Emesi gravidarum adalah mual-muntah yang menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan bisa membahayakan bagi ibu dan janin, karena ibu mengalami mual dan muntah yang hebat dan sering sehingga bisa membahayakan bagi ibu dan janin. Salah satu komplikasi kehamilan yang sangat membahayakan ibu hamil dan bisa berdampak pada kematian ibu dan janin adalah mual muntah yang berlebihan yang berkelanjutan menjadi hiperemesis gravidarum (Wiknjosastro, 2005). Emesis gravidarum bila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu, janin mati dalam kandungan dan janin dapat mengalami kelainan koggenital. Adapun akibat terhadap ibu yakni dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, dan kekurangan kalium (Saifuddin, 2001). Beberapa masalah rawan kesehatan pada ibu hamil terjadi di awal masa kehamilan. Mual dan muntah merupakan gangguan yang umum akan terjadi di trimester pertama masa kehamilan namun tidak tertutup kemungkinan gejala tersebut akan tetap dialami oleh ibu hamil pada trimester berikutnya. Mual dan muntah kehamilan dapat menurunkan kemampuan dan stamina ibu hamil

PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih buruk, sehingga perlu perbaikan. . Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi, hal ini terbukti dengan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007, AKI rata-rata 248 per 100.000 kelahiran hidup dengan AKB 26,9 per seribu kelahiran hidup. Dalam rangka mencapai Millennium Development Goals (MDGs) pada Tahun 2015, maka pemerintah mentargetkan AKI menjadi 104 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007). Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa AKI di Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi sebesar 9,27/1000 kelahiran hidup. Hal tersebut cukup menggembirakan karena telah terjadi penurunan dari AKI tahun 2007 (116,3/100.000 kelahiran hidup), namun ini tidak diikuti oleh semua Kabupaten di Jawa Tengah. Kematian ibu di Kabupaten Semarang dari tahun 2007 adalah 22 kasus (156,78/100.000 kh), turun pada tahun 2008 menjadi 16 kasus (107,23/100.000 kh) dan kemudian naik pada tahun 2009 menjadi 19 kasus (130,98/100.000 2

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

dalam porsi besar. Menurut, Smit et al (2004) sebanyak 25 %ibu hamil yang mengalami masalah mual dan muntah memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap pagi dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Sarwono, 2005). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu di antara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon belum jelas ,mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang (Prawiroharjo, 2002). Sebagian besar emesis gravidarum (mual muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, pemberian obat penenang atau anti muntah. Tetapi sebagian kecil wanita tidak dapat mengatasi mual-muntah yang berkelanjutan sehingga menimbulkan kekurangan cairan dan ketidakeseimbangan elektrolit. Penurunan kalium sebagai akibat ketidak seimbangan elektrolit akan menambah beratnya muntah, sehingga menyebabkan cairan tubuh berkurang, darah menjadi kental (hemokonsentrasi), melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan berkurang. Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit, natrium, kalium dan kalsium. Komplikasi emesis gravidarum bisa menyebabkan abortus dan menghambat pertumbuhan janin (Prawiroharjo, 2002). Fenomena di lapangan untuk menurunkan mual muntah dengan pemberian ekstra jahe belum banyak dilakukan dalam suatu penelitian, dengan pemberian ekstrak jahe dapat meningkatkan percaya diri dan kemampuan kontrol terhadap mual muntah dapat mengalihkan mual muntah, dapat meningkatkan efektifitas dalam pengukuran mual. Biasanya masyarakat umum untuk mengurangi mual muntah dengan minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah kandungan mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah sedang gingerol sehingga dapat melancarkan

peredaran darah dan syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Hasilnya, ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah pun bisa ditekan. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat (Nikita, 2011). Penelitian terdahulu menyatakan bahwa Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan pengusaha jamu Indonesia dan pihak terkait lainnya, kini tengah melakukan penelitian pada 19 tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional jamu, obat tradisional jamu pusat studi dan kajian jamu, obat tradisional juga telah berkembang di berbagai perguruan tinggi terkemuka. Adapun 19 tanaman yang diteliti di antaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun Jati Belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota, dewa dan biji pepaya (Nikita, 2011). Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat memblok serotin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu hamil muda (Maulana, 2008). Menurut laporan penelitian di journal of Obsetri and Ginaekology. Maret 2005, Prof. Caroline Smith mengatakan bahwa jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak berkurang. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektivitasan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang diberikan suplemen dalam bentuk tablet yang mengandung 1 gram jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat memuaskan di mana terjadi penurunan gejala mual muntah yang signifikan pada ibu hamil tersebut penelitian yang peneliti adalah menggunakan ekstrak jahe (Booth, 2008). Sedangkan di Indonesia belum ada penelitian tentang kandungan jahe tersebut, karena di Indonesia belum ada vitamin atau suplemen khusus yang mengandung jahe untuk mengurangi mual muntah, sehingga masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi ekstrak jahe dalam bentuk yang sudah dikemas. Jahe juga mudah di dapat dan penyajiannya cukup praktis yaitu diseduh dengan secangkir air panas lalu diminum 3 kali sehari, dan selain itu dapat pula dikonsumsi dalam bentuk permen (Booth, 2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan bahan perlakuan, di 3

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

mana dalam penelitian sebelumnya digunakan suplemen dalam bentuk tablet yang mengandung 1 gram jahe, sedangkan dalam penelitian ini digunakan jahe wangi sachet dengan berat 22,5 gram per sachet yang diseduh dengan air 250 ml. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada Bulan Maret 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran, dengan cara melihat buku kunjungan ibu hamil terdapat 50 ibu hamil. Beberapa ibu hamil mengalami pusing dan lainnya mengalami pegel-pegel dan sebagian ibu KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Teori

hamil mengalami mual muntah menyebabkan ibu tidak mau makan sehingga keadaan ibu lemah, aktivitas sehari-harinya pun terganggu. yang dilakukan oleh bidan untuk mengurangi kejadian mual muntah yang berkelanjutan yaitu dengan memberikan konseling kepada ibu hamil tentang tips-tips untuk membantu mengatasi mual muntah dan memberikan vitamin B6 yang efektif untuk mengurangi mual muntah dan yang belum diberikan adalah agar mengkonsumsi minuman ekstrak jahe untuk mengurangi mual muntah.

Upaya Mengatasi mual Kehamilan Faktor yang mempengaruhi mual muntah pada kehamilan: 1) Peningkatan kadar HCG. 2) Psikologi. 3) Endokrin. 4) Organik muntah : 1) Makan porsi kecil. 2) Hindari makan yang berbau tajam, berlemak dan berminyak. 3) Mengemil setelah bangun. 4) Seleksi makanan. 5) Minum jus. 6) Akupuntur 7) Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol 8) Mengurangi stress 9) .Minum Teh

Mual muntah pada ibu hamil

10) Mengkonsumsi Ekstrak jahe.

Gambar 1. Kerangka Teori Sumber: Manuaba (2007), Budijanto ( 2010), Suparyanto (2011) Kerangka Konsep Variabel Independen Pemberian ekstrak jahe Variabel Dependen Mual muntah pada ibu hamil Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

Hipotesis Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah ada efektifitas konsumsi ekstrak jahe Definisi Operasional

dengan frekuensi mual muntah pada kelompok intervensi yang diberikan ekstrak jahe dengan kelompok kontrol yang diberikan air putih pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Ungaran.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Variabel independen Pemberian ekstrak jahe Definisi Operasional Alat Ukur Pemberian ekstrak jahe dalam bentuk kemasan yang diseduh dengan air hangat 2x sehari dalam satu minggu untuk mengurangi mual muntah Cara Ukur Hasil Ukur Skala -

Variabel dependen mual muntah pada ibu hamil

Suatu keadaan mual muntah pada kehamilan yang terjadi pada pagi hari akibat perubahan hormon yang mengeluarkan asam lambung berlebihan

Lembar observasi

Dengan menanyakan kepada responden berapa kali dalam sehari ibu mengalami mual dan muntah . Sampel

Hasil ukur berupa frekuensi ibu yang mengalami mual muntah dalam satu hari

Rasio

METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi experiment merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik (Notoadmodjo, 2005). Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil dengan usia kehamilan < 20 minggu berjumlah 48 orang yang diperoleh dari jumlah rata-rata kunjungan data ibu hamil per bulannya, yang didapatkan dari buku kunjungan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran.

Jumlah sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing-masing sebanyak 18 orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu hamil dengan mual dan muntah; 2) Ibu hamil trimester pertama. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil dengan sesuatu penyakit gangguan saluran pencernaan misalnya: Lambung radang usus buntu; 2) Ibu-ibu yang tidak suka mengkonsumsi ekstrak jahe. Analisis data Analisis Univariat Variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu mual muntah sebelum diberikan ekstrak jahe dan mual muntah setelah diberikan ekstrak jahe.

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

Analisis Bivariat Guna mengetahui kesetaraan kedua kelompok yang terpilih digunakan instrumen tes kesetaraan kelompok. Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata skor hasil tes kesetaraan kelompok digunakan Uji t testindependent untuk data yang berdistribusi normal. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

ekstrak jahe pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 1 kali/hari, paling banyak 6 kali/hari, serta rata-rata sebesar 3,610 kali/hari dengan standar deviasi 1,335. sedangkan mual muntah pada ibu hamil sesudah mengkonsumsi ekstrak jahe pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 0 kali/hari (tidak mengalami mual muntah), paling banyak 5 kali/hari, serta rata-rata sebesar 2 kali/hari dengan standar deviasi 1,237. Analisis Bivariat

Gambaran mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013 Tabel 2. Gambaran mual muntah pada Ibu Hamil Sebelum dan sesudah Mengkonsumsi air putih pada Kelompok kontrol
Mual muntah Sebelum Sesudah N 18 18 Min 2 1 Max 7 7 Mean 4,170 4,000 SD 1,505 1,749

Perbedaan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih pada keompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013 Tabel 4. Gambaran perbedaan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih pada kelompok kontrol
Mual muntah Sebelum Sesudah N 18 18 Mean 4,17 4,00 SD 1,505 1,749 t hitung 1,844 p value 0,083

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan mual muntah pada ibu hamil sebelum diberikan air putih pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran mengalami mual muntah pada paling sedikit 2 kali/hari, paling banyak 7 kali/hari, serta rata-rata sebanyak 4,170 kali/ hari dengan standar deviasi 1,505. Sedangkan sesudah diberikan air putih pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa mual muntah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 1 kali/hari, paling sedikit 7 kali/hari, serta rata-rata sebesar 4,00 kali/hari dengan standar deviasi 1,749. Gambaran mual muntah pada ibu hamil sesudah mengkonsumsi ekstrak jahe pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok Intervensi tahun 2013. Tabel 3. Gambaran mual muntah pada Ibu Hamil sebelum dan sesudah Mengkonsumsi Ekstrak Jahe pada ibu hamil pada kelompok intervensi
Mual muntah Sebelum Sesudah N 18 18 Min 1 0 5 Max 6 Mean 3,610 2, 000 SD 1,335 1,237

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol rata-rata mual muntah pada ibu hamil sebanyak 4,17 kali sebelum mengkonsumsi air putih kemudian sedikit turun menjadi 4,00 kali sesudah diberikan air putih. Dengan menggunakan uji paired t test didapatkan p value = 0,083 ( =0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan setelah mengkonsumsi air putih pada keompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. Perbedaan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe pada keompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013 Tabel 5. Gambaran perbedaan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe pada keompok intervensi
Mual muntah Sebelum Sesudah N 18 18 Mean 3,61 2,00 SD 1,335 1,237 t hitung 5,971 p value 0,000

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan mual muntah pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi 6
Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi rata-rata mual muntah pada ibu hamil sebanyak 3.61 kali sebelum mengkonsumsi ekstrak jahe kemudian mengalami penurunan menjadi 2,00 kali sesudah diberikan ekstrak jahe. Hasil analisis data untuk frekuensi mual muntah pada ibu hamil pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe menggunakan uji paired t test didapatkan p value = 0,000 ( =0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe pada keompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. Efektifitas Penurunan mual muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi Tabel 6. Efektifitas Penurunan mual muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi
Kelompok Postest Kontrol Intervensi N 18 18 Mean 4 2 Std.error p t hitung mean value 1,794 3,961 0,000 1,237 3,961 0,000

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa rata-rata frekuensi mual muntah pada ibu hamil kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran sesudah diberikan air putih sebanyak 4kali, sedangkan rata-rata mual muntah pada ibu hamil kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran sesudah diberikan ekstrak jahe sebanyak 2 kali. Berdasarkan uji independen t-test diperoleh nilai t hitung = 3,961 dan nilai p-value sebesar 0,000 (=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada efektifitas penurunan mual muntah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi. PEMBAHASAN Analisis Univariat Gambaran frekuensi mual muntah mual muntah pada ibu hamil sebelum diberikan perlakukan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Berdasarkan tabel 2 menunjukkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil sebelum diberikan air putih pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit 2 kali/hari, paling banyak 7 kali/hari, serta rata-rata sebanyak

4,170 kali /hari dengan standar deviasi 1,505. Sedangkan pada kelompok intervensi menunjukkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi ekstrak jahe pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 2 kali/hari, paling banyak 7 kali/hari, serta rata-rata sebesar 4,22 kali/hari dengan standar deviasi 1,237. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi mual muntah antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum diberikan perlakuan dalam pencegahan mual muntah. Mual dan muntah merupakan gangguan yang umum akan terjadi di trimester pertama masa kehamilan namun tidak tertutup kemungkinan gejala tersebut akan tetap dialami oleh ibu hamil pada trimester berikutnya. Mual dan muntah kehamilan dapat menurunkan kemampuan dan stamina ibu hamil dalam porsi besar. Menurut, Smit et al (2004) sebanyak 25 %ibu hamil yang mengalami masalah mual dan muntah memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya. Menurut Devita (2008), menyatakan bahwa delapan puluh persen wanita hamil yang mengalami gejala mual dan muntah pada bulanbulan pertama kehamilan. Hasil penelitian yang dilakukan di Cornell University, Amerika Serikat, bahwa gejala morning sickness atau mual dan muntah pada awal kehamilan ini mencapai puncaknya pada minggu ke 6 hingga ke 18 dari masa kehamilan. Mual muntah lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, pada wanita muda, dan kehamilan bayi kembar. Terdapat lebih dari separuh (60%) contoh ibu hamil yang mengalami MMK hanya pada trimester pertama. Sedangkan sisanya berlanjut sampai trimester kedua (33.3%) dan trimester ketiga (6.7%). Kurangnya pengetahuan tersebut menjadikan seorang ibu primigravida tidak mengetahui tentang tanda dan gejala yang menyertai pada saat kehamilan khususnya tentang kejadian mual muntah dan cenderung merasa cemas serta tidak mengetahui cara penanganan terhadap kejadian tersebut. Pengetahuan yang baik tentang tanda gejala kehamilan dan kesehatan pada masa kehamilan sangat diperlukan bagi ibu hamil khususnya primigravida agar seroang primigravida dapat menjaga kehamilannya dan mengetahui segala hal yang berhubungan dengan kehamilannya sehingga tidak terjadi gangguan dan komplikasi saat kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas menunjukkan bahwa banyak faktor yang melatarbelakangi kejadian mual muntah pada ibu hamil baik pada kelompok kontrol maupun 7

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

kelompok intervensi sebelum diberikan perlakuan diantaranya adalah faktor usia kehamilan, paritas, hormon dan pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilannya. Untuk itu diperlukan penanganan dan pencegahan lebih lanjut agar kejadian mual muntah yang menimpa pada sebagian besar responden tidak menjadi tanda bahaya dalam kehamilan. Gambaran mual muntah pada ibu hamil sesudah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakukan berupa pemberian air putih pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa mual muntah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 1 kali/hari, paling banyak 7 kali/hari, serta rata-rata sebesar 4,00 kali/hari dengan standar deviasi 1,749. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada sedikit penurunan kejadian mual muntah pada kelompok kontrol sesudah diberikan perlakuan berupa pemberian air putih walaupun penurunan tersebut tidak begitu signifikan. Pemberian air putih merupakan salah satu cara yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya dehidrasi karena banyaknya mual muntah yang terjadi pada ibu hamil. Manfaat dari air putih adalah mencegah dehidrasi dan penumpukan cairan, selama proses kehamilan dehidrasi menjadi masalah utama yang sering dialami oleh wanita hamil. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kejadian mual muntah pada ibu hamil sesudah mengkonsumsi ekstrak jahe pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran paling sedikit sebanyak 0 kali/hari (tidak mengalami mual muntah), paling banyak 5 kali/hari, serta rata-rata sebesar 2 kali/hari dengan standar deviasi 1,237. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan pada kelompok intervensi sesudah diberikan ekstrak jahe sebagai salah satu penanganan alternatif terhadap kejadian mual muntah pada responden. Penurunan yang efektif tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian responden tidak mengalami mual muntah lagi setelah mengkonsumsi ekstrak jahe dan frekuensi kejadian mual muntah rata-rata hanya 2 x sehari setelah diberikan ekstrak jahe. Analisis Bivariat Perbedaan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah perlakuan pada

keompok kontrol dan kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013 Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol rata-rata mual muntah pada ibu hamil sebanyak 4,17 kali sebelum mengkonsumsi air putih kemudian sedikit turun menjadi 4,00 kali sesudahh diberikan air putih. Hasil analisis data untuk frekuensi mual muntah pada ibu hamil pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan air putih menggunakan uji paired t test didapatkan p value = 0,083 ( =0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan sesudah mengkonsumsi air putih pada keompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6, menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi rata-rata mual muntah pada ibu hamil sebanyak 3.61 kali sebelum mengkonsumsi ekstrak jahe kemudian mengalami penurunan menjadi 2,00 kali setelah diberikan ekstrak jahe. Hasil analisis data untuk frekuensi mual muntah pada ibu hamil pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe menggunakan uji paired t test didapatkan p value = 0,000 ( =0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan setelah diberikan ekstrak jahe pada keompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. Hasil penelitian ini didukung oleh Meltzer (2000) sesuai dengan penelitian Fischer et al pada tahun 1990 yang menjelaskan bahwa terjadi penurunan keparahan mual muntah pada ibu hamil yang diberikan jahe dibandingkan ibu hamil yang tidak diberikan jahe. Vutyanich (2001) menambahkan dalam penelitiannya yang berjudul Ginger For Nause and Vomiting in pregnancy: randomized, Double-Masked, Placebo-Controlled Tiad. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian intervensi pada kelompok yang diberikan tablet jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah dibandingkan kelompok yang diberikan tablet placebo. Vutyavnich (2001) menegaskan bahwa jahe lebih hebat dibandingkan dimenhydrinat dalam mengurangi gejala mual muntah. Efektifitas Penurunan mual muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata frekuensi mual muntah pada ibu hamil kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

Ungaran setelah diberikan air putih sebanyak 4,000 kali, sedangkan rata-rata mual muntah pada ibu hamil kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran setelah diberikan ekstrak jahe sebanyak 2,000 kali. Berdasarkan uji independen t-test diperoleh nilai t hitung = 3,961 dan nilai pvalue sebesar 0,000 (=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada efektifitas penurunan mual muntah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan pengusaha jamu Indonesia dan pihak terkait lainnya, kini tengah melakukan penelitian pada 19 tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional jamu, obat tradisional jamu pusat studi dan kajian jamu, obat tradisional juga telah berkembang di berbagai perguruan tinggi terkemuka. Adapun 19 tanaman yang diteliti di antaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun Jati Belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota, dewa dan biji pepaya (Nikita, 2011). Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat memblok serotin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu hamil muda (Maulana, 2008). Menurut laporan penelitian di journal of Obsetri and Ginaekology. Maret 2005, Prof. Caroline Smith mengatakan bahwa jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak berkurang. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektivitasan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang diberikan suplemen dalam bentuk tablet yang mengandung 1 gram jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat memuaskan di mana terjadi penurunan gejala mual muntah yang signifikan pada ibu hamil tersebut penelitian yang peneliti adalah menggunakan ekstrak jahe (Booth, 2008). Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penolakan ibu hamil terhadap intervensi yang diberikan karena khawatir intervensi tersebut dapat membahayakan keselamatan janinnya.

PENUTUP Kesimpulan Tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan setelah mengkonsumsi air putih pada keompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. Didapatkan p value = 0,083 ( =0,05). Ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah terhadap ibu hamil sebelum dan setelah diberikan ekstrak jahe pada keompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun 2013. didapatkan p value = 0,000 ( =0,05) Ada efektifitas penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (=0,05)

Saran
Bagi peneliti dan peneliti berikutnya, pengalaman melakukan penelitian tentang efektifitas konsumsi ekstrak jahe dengan frekuensi mual muntah pada ibu hamil dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan lebih aplikatif maupun jenis sediaan jahe yang digunakan seperti permen jahe sehingga ekstrak jahe dapat menjadi alternative untuk kmengurangi gejala mual muntah dengan berbagi jenis sediaan. Bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di perpustakaan sehingga menambah pengetahuan mahasiswa tentang manfaat dari pengobatan tradisional yaitu ekstrak jahe yang berkhasiat untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil. Bagi Ibu hamil dan masyarakat, bagi masyarakat ( ibu hamil yang mengalami mual muntah) maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya mengkonsumsi ekstrak jahe agar dapat mengurangi gejala mual muntahnya, jadi bisa mengurangi penggunaan obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya. DAFTAR PUSTAKA Admin. 2005. Kehamilan trimeter 1. http// klinikgratis.files.wordpress.com. Diakses tanggal 4 Januari 2013. Arikunto. S. 2006. Prosedur penelitian . Jakarta: Bina aksara

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

Athif, A . 2008. Buku pintar kehamilan dan melahirkan . Jogyakarta : Diva press Booth, T. 2008. Tanya jawab seputar kehamilan. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. Budahawaar, V. 2006. Khasiat rahasia jahe dan kunyit. Jakarta : Bhuana limit Populer. Budiarto. 2001. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : Salemba medika. Budijanto. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. Dahlan. 2010. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Dahlan, S. 2009. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan , Jakarta : Salemba medika. Depkes, RI. 2007. Standar pelayanan kebidanan buku 1, Jakarta Ferry, H. 2008. Morning sickness dalam kehamilan, dan: http:www.freehary,blogger,com. diakses tangal 2 April 2012 Gunanegara, dkk .2007. Perbandingan efektifitas kombinasi ekstrak jahe dan pridoksin saja dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil, Bandung: Indarti. 2006. Kehamilan persalinan dan perawatan bayi. Yogyakarta : Diglossia Medika Joseph, N . 2010. Ginekologi dan obstetri. Yogyakarta. Nuha Medika. Koswara. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana, Jakarta. EGC Maharani, P. 2011. Tanaman obat yang harus ada di pekarangan rumah kita. :Yoyakarta. Sinar ilmu. Manuaba. 2007. Pengantar ilmu obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC

Maulana, M. 2008. Penyakit kehamilan dan pengobatannya, Yogyakarta kata hati Mochtar, R. 2002. Sinopsis obstetri (Jilid 1 Edisi 2), Jakarta : EGC. Nikita, 2011. Jahe dapat mengatasi mual muntah. Hhtp //, www. Blogspot.com. Notoatmojo, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : Bineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan metodologi penelitian umum keperawatan: pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawiroharjo, S. 2002. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Putri, M. 2011. Khasiat dan manfaat jahe merah. Semarang :PT. Sindur Press Saifuddin, A. B. 2001. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirihardjo Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung : CV Alpabeta Suparyanto. 2010. Konsep dasar pengetahuan. Availabe fromhttp//drSuparyanto. Blogspot.Com Surirmah, 2009. Buku pintar kehamilan dan persalinan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Universitas Kristen maranathaRSimanuel. Wiknjosastro H. 2002. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan; Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Winkjosastro, H, 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

10

Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Tahun 2013

You might also like