You are on page 1of 8

Fraktur Anggota Gerak 1. Anggota gerak atas a.

Fraktur Klavikula Patah tulang ini sering ditemukan baik pada orang deasa ,aupun anak. Fraktur ini terjadi akibat jatuh dengan bertumpu pada tangan. Gaya benturan disalurkan ke lengan, kemudian ke sendi bahu, dan selanjutnya ke sendi akromio-klavikular. Sendi sternoklavikular yang terfiksasi menyebabkangaya ini kemudian mematahkan klavikula. Pada orang de asa dan anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi, yaitu dengan pemasangan mitela. !ang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa hari. b. Fraktur Batang Humerus Pada fraktur humerus kontraksi otot, seperti otot biseps, korakobrakialis, dan triseps akan memengaruhi posisi fragmen patahan tulang yang mengakibatkan fraktur mengalami angulasi maupun rotasi. "i bagian posterior tengah melintas n.radialis langsung melingkari periousteum diafisis humerus dari proksimal ke distal sehingga mudah terganggu akibat patah tulang humerus bagian tengah. Gambaran klinis. Pada anamnesis didapati nyeri di tempat patah tulang. #ematom dalam jaringan lunak dapat terbentuk sehingga lengan yang patah akan terlihat lebih besar. Pada pemeriksaan, jelas ditemukan tanda fraktur. Pada pemeriksaan, jelas ditemukan tanda fraktur. Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan keutuhan faal n.radialis dan a.brakialis. Pengobatan. Pengobatan se$ara tertutup dapat dilakukan dengan pemasangan mitela, $ara traksi skelet yang dipasang pada ole$ranon. %raksi dilakukan dengan pemasangan gips pada bagian distal fraktur dan diberikan pemberat sehingga kalau pasien berdiri, akan terjadi tarikan akibat berat gips tersebut.

Komplikasi. &omplikasi dari patah tulang humerus adalah lesi pada saraf radialis. Se$ara klinis didapati ketidakmampuan melakukan ekstensi pergelangan tangan sehingga pasien tidak mampu melakukan fleksi jari se$ara efektif dan tidak dapat menggenggam lagi. c. Fraktur Suprakondiler Humerus Ada dua jenis fraktur suprakondiler, yaitu jenis ekstensi yang sering terjadi dan jenis fleksi yang jarang terjadi. 'enis ekstensi terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada siku dan lengan ba ah dalam posisi supinasi dan dengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan yang terfiksasi. Fragmen distal humerus akan terdislokasi kea rah posterior terhadap humerus. Pada pemeriksaan klinis, sangat penting diperiksa ada atau tidaknya gangguan peredaran darah dan lesi saraf tepi. 'ika penderita mengeluh tentang keempat gejala setempat dengan tanda P, yaitu pain (nyeri), parestesia, pu$at (pale) dan paralisis, harus di$urigai adanya sindrom kompartemen yang dapat mengakibatkan terjadinya kontraktur miogen iskemia *olksmann. Sindrom ini terjadi di esktremitas atas setelah $edera sekitar siku atau lengan ba ah. Pengobatan. Prinsipnya adalah reposisi dan imobilisasi. +eposisi dilakukan dengan $ara pasien tidur terlentang, asisten memegang lengan atas pada ketiak pasien, operator menarik lengan ba ah dengan posisi ekstensi. &emudian dipasang bidai gips dengan lengan ba ah dalam posisi pronasi bila fragmen distal dislokasi kea rah medial, atau dalam posisi supinasi bila fragmen distal dilokasi ke arah lateral. d. Fraktur Antebrakius Fraktur antebrakius pada orang de asa biasanya disebabkan oleh ke$elakaan lalu lintas yang dapat men$ederai, baik pengendaranya maupun pejalan kakinya. Gambaran klinisnya biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dilokasi fragmen fraktur. Pengobatan berupa reposisi tertutup dengan anastesia. Setelah tereduksi dilakukan pemasangan gips sampai di atas siku selama ,-- minggu. .ungkin pengobatan se$ara konservatif tidak memuaskan karena mudah terjadi dilokasi kembali fragmen di dalam gips. Apabila se$ara reduksi tertutup, lakukan operasi.

e. Fraktur Monteggia Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi ke anterior dari kapitulum radius. Penyebab biasanya trauma langsung terhadap ulna, misalnya se aktu melindungi kepala pada pukulan, sehingga disebut patah tulang tangkis. Gambaran klinis pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan ba ah dan apabila terdapat dilokasi ke anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fossa kubitus. Pengobatan dengan $ara konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode operatif sering menjadi pilihan pada fraktur monteggia pada orang de asa. f. Fraktur Galeazzi Fraktur ini merupakan fraktur distal radius disertai dislokasi atau subluksasi sendi radioulnar distal. %erjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma langsung sisi lateral ketika jatuh. Gambaran klinisnya bergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur. /ila ringan, nyeri dan tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur. /ila berat, biasanya terjadi pemendekan lengan ba ah. Pengobatan se$ara konservatif mungkin kurang memuaskan dan bila demikian terapi bedah menjadi pilihan. g. Fraktur adius !istal 0edera pada pergelangan tangan yang disebut fraktur 0olles paling sering terjadi pada orang tua yang jatuh bertumpu pada telapak tanga dengan tangan dalam posisi dorsofleksi. Se$ara klinis sudah ditemukan deformitas khas yang disebut bentuk garpu. Fraktur ini disebabkan karena jatuh bertumpu pada tangan. Pengobatan dilakukan dengan reduksi dalam anastesia lokal, anastesia regional, ataupun anastesia umum. Setelah reduksi, posisi ini dipertahankan dengan gips bidai sampai bengkak mereda, lalu diganti gips sirkuler. Gips dipasang dengan pergelangan tangan dalam posisi neutral, pronasi, dan deviasi ulna.

1. Anggota gerak ba ah a. Patah %ulang Panggul "alam penanganan patah tulang pelvis, selain penanganan patah tulangnya perlu ditangani komplikasi yang menyertainya yang dapat berupa pendarahan besar, rupture kandung kemih atau $edera uretra. Patah tulang pelvis harus di$urigai apabila ada ri ayat trauma yang menekan tubuh bagian ba ah atau apabila terdapat luka serut, memar, atau hematom di daerah pinggang, sa$rum, pubis, atau perineum. "iagnosis ditegakkan bila ditemukan nyeri subjektif dan objektif, dan gerakan abnormal pada gelang panggul. 2ntuk itu, pelvis ditekan ke belakang dan ke medial se$ara hati-hati pada kedua spina iliaka anterior superior, ke medial pada kedua trokanter mayor, ke belakang pada simfisis pubis, dan ke medial pada kedua krista iliaka. Apabila pemeriksaan ini menyebabkan nyeri, patut di$urigai adanya patah tulang panggul. &emudian di$ari adanya gangguan ken$ing seperti retensi urin atau pendarahan melalui uretra, serta dilakukan pemeriksaan $olok dubur untuk melakukan penilaian pada sa$rum, atau tulang pubis dari dalam. !iagnosis. 2mumnya pemeriksaan radiologi diperlukan. Pada patah tulang yang meliputi asetabulum, 0% S$an amat berguna untuk melihat denga tepat posisi fraktur dan hubungan antara fragmen. Perlu diketahui apakah fraktur pelvis tersebut disertai kerusakan kontinuitas kolom penunjang berat badan, yaitu kolom dari vertebra melalui sendi sakroiliaka, tulang ilium, asetabulum, dan sendi panggul sampai tulang femur. Penilaian ini penting untuk menentukan kapan penderita boleh menyangga berat badannya. Ada dua jenis fraktur pelvis, yaitu fraktur yang tidak merusak gelang pelvis dan fraktur yang merusak $in$in pelvis. "atalaksana. Penanganan darurat yang perlu dilakukan terutama adalah terhadap perdarahan dalam dan ekstravasasi urin. Fraktur yang merobek pembuluh darah seperti a.gluteus superior, dapat menyebabkan syok yang segera harus diatasi. Selanjutnya di$ari kemungkinan trauma ikutan pada kandung kemih atau uretra. /ila terdapat trauma kandung kemih atau trauma multiple, tindakan yang efektif pada fraktur pelvis yang tidak stabil adalah reposisi terbuka dengan fiksasi ekstern dan intern. %indakan selanjutnya adalah menentukan patah tulang pelvis dan penatalaksanaannya akan sesuai dengan patah tulangnya $ontohnya patah tulang pelvis yang

tidak merusak $in$in pelvis dan tidak merusak kolom penunjang berat badan tidak diperlukan reposisi. b. Patah 3eher Femur Semua patah tulang di daerah ini umumnya tidak stabil sehingga tidak ada $ara reposisi tertutup terhadap fraktur ini, ke$uali jenis fraktur yang impaksi, baik yan subservikal maupun yang basal. Pada fraktur tulang leher yang impaksi biasanya penderita akan dapat berjalan selama beberapa hari setelah jatuh sebelum timbul keluhan. 2mumnya gejala timbul minimal dan panggul yang terkena dapat se$ara pasif digerakkan tanpa nyeri. Fraktur ini biasanya sembuh dalam aktu tiga bulan tanpa tindakan operasi. $. Fraktur /atang Femur Pada patah tulang diafisis femur biasanya perdarahan dalam $ukup luas dan besar sehingga dapat menimbulkan syok. Se$ara klinis penderita tidak dapat bangun, bukan saja karena nyeri, tetapi juga karena ketidakstabilan fraktur. /iasanya seluruh tungkai ba ah terotasi ke luar, terlihat lebih pendek dan bengkak ke dalam jaringan lunak. Pertautan biasanya diperoleh dengan penanganan se$ara tertutup, dan normalnya memerlukan aktu 14 minggu atau lebih. Fraktur dapat diatasi dengan traksi ialah fraktur tulang intertrokanter dan subtrokanter, fraktur diafisis oblik, segmental, dan komunitif, serta patah tulang suprakondiler tanpa dilokasi berat, dan patah tulang kondilus femur. !ang tidak dapat ditangani dengan traksi ialah dislokasi tertentu berat. Pada orang de asa, fraktur ditangani se$ara konservatif dengan traksi skelet, baik pada tuberositas tibia maupun suprakondiler. 0ara ini biasanya berhasil mempertautka fraktur femur. !ang penting latihan otot dan gerakan sendi, terutama m.kuadriseps otot tungkai ba ah, lutut, dan pergelangan kaki. Akan tetapi, $ara traksi skelet memerlukan aktu istirahat di tempat tidur yang lama sehingga memper$epat mobilisasi dan memperpendek masa istirahat di tempat tidur, dapat dilakukan reposisi terbuka dan pemasangan fiksasi intern yang kokoh. Fiksasi intern biasanya berupa pin &unts$her intramedular. 2ntuk fraktur yang tidak stabil, misalnya fraktur

batang femur yang kominuitif atau fraktur batang femur bagian distal, pin intramedular ini dapat dikombinasi dengan pelat untuk neutralisasi rotasi. d. Patah %ulang Femur Suprakondiler Fraktur ini relatif lebih jarang dibandingkan dengan fraktur batang femur. Seperti halnya patah tulang batang femur, fraktur suprakondiler dapat dikelola se$ara konservatif dengan traksi skeletal dengan lutut dalam posisi fleksi 54. %raksi ini juga memerlukan masa istirahat di tempat tidur yang lama sehingga lebih disukai reposisi terbuka dan pemasangan fiksasi intern dengan pelat suprakondiler yang kokoh, yang memungkinkan mobilisasi segera dan menggerakan sendi lutut. #al yang terakhir ini penting karena gerakan sendi lutut yang segera dapat men$egah sendi kejur akibat perlengketan otot atau perlengketan jaringan lunak di sekitar sendi lutut. e. Fraktur Patella Patela merupakan tulang sesamoid besar yang melekat dengan kuat pada perpanjangan otot kuadriseps. Patela mudah $edera melalui dua ma$am ruda paksa, yaitu trauma langsung dan tidak langsung. +uda paksa langsung biasanya menyebabkan fraktur yang kominutif. %rauma tak langsung biasanya hanya menimbulkan garis fraktur. &ontraksi yang kuat se$ara tiba-tiba dari otot kuadriseps dengan lutut pada posisi fleksi dapat menyebabkan robekan transversal pada kuadriseps atau fraktur avulsi patela transversal, yang fragmen proksimalnya tertarik menjauhi fragmen lain. &elainan ini termasuk $edera alat ekstensi lutut. Se$ara klinis terlihat pasien tidak mampu mengadakan ekstensi lutut se$ara aktif disertai hemartros karena patah tulang patella merupakan kerusakan intraartikuler. Penanganannya biasanya dengan reduksi terbuka dan fiksasi intern pada patella. Fiksasi intern yang paling efektif ialah dengan benang ka at melingkari patella dikombinasi dengan ka at berbentuk angka delapan. Fiksasi ini kokoh dan pas$abedah dapat dilakukan mobilisasi segera. Fleksi maksimal dihindarkan hingga minggu ke-14. f. Fraktur /atang %ibia dan Fibula Patah batang tibia dan fibula yang la6im disebut patah tulang kruris merupakan fraktur yang sering terjadi disbanding fraktur batang tulang panjang lainnya. Periost yang melapisi tibia

agak tipis, terutama pada daerah depan hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser. &arena berada langsung di ba ah kulit, sering ditemukan juga fraktur terbuka. Gambaran klinisnya berupa pembengkakan dank arena kompartemen otot merupakan system yang tertutup dapat terjadi sindrom kompartemen dengan gangguan vaskularisasi kaki. Gambaran radiologis harus memenuhi persyaratan foto +ontgen untuk menghindari kekhilafan diagnosis. Fraktur harus dibidai sebelum pemeriksaan radiologis guna mengurangi rasa nyeri dang menghindari patah tulan menjadi terbuka dan kerusakan jaringan yang berlebihan lainnya. 'ika tibia dan fibua fraktur, yang diperhatikan adalah reposisi tibia. Angulasi dan rotasi yang ringan sekalipun dapat mudah terlihat dan dikoreksi. Fraktir tertutup dengan garis fraktur transversal atau miring yang stabil, $ukup diimobilisasi dengan gips dari jari kaki sampai pun$ak paha dengan lutut letak faal, yaitu fleksi ringan, untuk mengatasi rotasi pada daerah fragmen. g. Fraktur .aleolus Fraktur maleolus medialis

Ada dua ma$am $edera yang dapat menyebabkan fraktur malleolus medialis, yaitu $edera abduksi yang mengakibatkan avulsi malleolus medialis di ba ah garis sendi dengan garis fraktur sejajar arah sendi dan $edera aduksi yang menyebabkan fraktur malleolus medialis pada garis sendi dengan garis fraktur miring ke arah kranial. Pada $edera abduksi, malleolus medialis ditarik lepas oleh ligament kolateralis medialis, sedangkan pada $edera aduksi malleolus medialis didorong terlepas oleh tulang talus. +eduksi tertutup mungkin saja dilakukan, tetapi biasanya tidak stabil sehingga dibutuhkan reduksi terbuka dengan pemasangan fiksasi dalam dengan sekrup dan kemudian diimobilisasi dengan gips sampai setinggi ba ah lutut selama delapan minggu. &omplikasi yang mungkin terjadi adalah kegagalan pertautan yang membutuhkan tandur ulang. Fraktur maleolus lateralis

Fraktur malleolus lateral terjadi akibat $edera dengan tekanan kea rah abduksi dan rotasi ekstern. +eduksi tertutup biasanya $ukup berhasil karena stabil. /iasanya imobilisasi dengan

gips setinggi ba ah lutut selama enam minggu $ukup untuk menunggu penyembuhan tulang dan ligament.

You might also like