You are on page 1of 3

Statistik Kesejahteraan Rakyat 2012 17

IV. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA FERTILITY AND FAMILY PLANNING


Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk di samping migrasi masuk. Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh usia perkawinan pertama, aborsi, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi. Usia perkawinan pertama seorang wanita mempengaruhi risiko melahirkan, semakin rendah usia perkawinan pertama semakin besar resiko yang dihadapi selama masa kehamilan/melahirkan, baik keselamatan bagi ibu maupun anaknya. Hal ini dikarenakan belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, dan belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan/melahirkan. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi usia perkawinan pertama, juga semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan/melahirkan. Selain itu tingkat kelahiran total ( Total Fertility Rate ) juga dapat diturunkan dengan Program Keluarga Berencana (KB). Program KB selain bertujuan menekan tingkat fertilitas, juga untuk meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, semakin banyak akseptor KB diharapkan dapat menurunkan tingkat fertilitas dan taraf kesejahteraan ibu dan anak menjadi semakin baik. Pemerintah Indonesia telah

berhasil melaksanakan program KB sejak tahun 1971. Tabel 4.1 menampilkan persentase wanita 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut usia perkawinan pertama. Secara umum modus usia perkawinan pertama adalah pada usia 19-24 tahun (53,84 persen). Ini menunjukkan telah meningkatnya kesadaran wanita akan besarnya risiko perkawinan usia muda. Walaupun demikian, masih ada juga wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang dari 16 tahun, yaitu sebesar 3,78 persen. Perkawinan di bawah umur ini terdapat di semua kabupaten/kota, dan yang tertinggi di Kabupaten Gunungkidul, sebesar 6,51 persen, sedangkan terendah di Kota Yogyakarta yaitu sebesar 2,52 persen. Urutan persentase perkawinan pertama wanita di bawah usia 16 tahun menurut kabupaten/kota diperlihatkan oleh Gambar 4.1. Usia 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Wanita yang umurnya berada pada periode ini disebut Wanita Usia Subur (WUS) dan pasangan Usia Subur (PUS) bagi yang berstatus kawin. Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak, semakin besar juga

tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar tercapai keluarga yang sejahtera. KB merupakan salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Tabel 4.2 memperlihatkan besarnya persentase wanita berumur 15-19 tahun dan berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat/cara KB, sebesar 80,22 persen. Persentase tertinggi di Kabupaten Gunungkidul sebesar 83,39 persen, dan yang terendah di Kota Yogyakarta 74,88 persen (Gambar 4.2). Wanita usia 15-19 tahun yang berstatus kawin tersebut, sebesar 60,50 persen di

You might also like