You are on page 1of 1

Al-Quran dan Dongeng (3-Habis) Rumail Abbas Dengan berkata Al-Quran adalah kitab Dongeng sebenarnya jangan terlalu

u didamatisir bahwa perkataan tersebut tidak meyakini isi Al-Quran, atau menganggapnya isapan jempol, atau ia tidaklah terjadi sama sekali. Sama sekali jangan. eyakini Al-Quran sebagai !irman Allah "ang aha #enar, berarti tunduk kepada hal-hal yang tidak dapat dijangkau dari !irman Allah yang sedang mengisahkan sebuah peristiwa. Di tulisan sebelumnya saya telah menyebutkan bahwa $ro!. Sayid uhammad Alaliki saja, ulama Sunni paling tersohor dari ekah sekaligus guru ayah saya, tidak mengingkari bahwa sangat sulit sekali mengetahui in!ormasi sejarah-sejarah yang sangat primiti!, seperti kisah umat-umat terdahulu, apalagi syariat-syariat nabi yang telah lalu. %erlebih lagi sampai ada ulama yang menyimpulkan &saking sulitnya mengumpulkan !akta-!akta sejarah itu' bahwa kisah-kisah dalam Al-Quran termasuk kategori ayatayat mutasyabihat. engatakan Al-Quran adalah kitab dongeng, sangat di(ukupkan dalam ungkapan) Al-Quran tidak sedang menghibur atau memberikan data-data sejarah. Oleh karenanya, kita dapat mengambil pelajaran-pelajaran moral dari kehidupan para pendahulu manusia dalam kisah-kisah itu . engatakan Al-Quran adalah kitab dongeng, bukan berarti mengingkari kisah umat-umat terdahulu yang di(eritakan Allah, semisal Adam sampai Allah membangkitkan manusia kembali. *arena untuk mengetahui suatu realita sejarah, bukanlah kepada mufasir kita bertanya.

You might also like