Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Produk dan Jasa atau Layanan (Services)
Menurut Ulrich (2001, p.2) Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh
perusahaan kepada pembeli. Sedangkan Fransiska Tipawael (2007)
memaparkan bahwaproduk adalah segalasesuatu yang berbentuk barang atau
benda yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar (baik pasar
konsumen akhir maupun pasar industrial) sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan. Produk bukan hanya sesuatu yang
berwujud (tangible) seperti makanan, pakaian, buku, dan sebagainya, akan
tetapi produk juga merupakan sesuatu yang tidak berwujud (intagible) seperti
pelayanan jasa.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/)
Pengertian jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas
intangible (tidak berwujud) karena tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,
dipegang, disimpan dan dipindahkan yang biasanya terjadi pada interaksi
antara konsumen dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang
dan sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atau masalah
konsumen. Sedangkan Menurut Lovelock and Wright (1999, p.5), jasa
merupakan tindakan atau kinerja yangmenghasilkan manfaat bagi konsumen
melalui perubahan yang diinginkan. J asa ini berbeda dengan barang yang
10
sifatnya nyata atau berwujud. J asa bersifat abstrak, yaitu tidak dapat
dipegang, tidak dapat disimpan namun sesuatu yangharus dialami dan dapat
dirasakan hasilnya. Misalnya reparasi kendaraan, jasa pendidikan dan
pengajaran, kursus dan bimbingan belajar lainnya, jasa transportasi.
Meskipun bersifat abstrak, namun terkadang jasa ini bisasangat mahal.
2.2 Sifat Dasar dari Jasa
Perbedaan antara produk dan jasasulit untuk dikenali karena pembelian
terhadap suatu produk seringkali difasilitasi oleh suatu layanan pendukung
(misalnya pada pembelian komputer, seringkali diikuti dengan instalasi
beberapa software di dalamnya) dan penggunaan dari suatu layanan seringkali
diikuti dengan barang-barang pendukung (contohnyaadalah pada makanan di
restoran). Setiap pembelian biasanyadiikuti dengan satu paket yang berisi
kombinasi barang dan layanan dalamproporsi yangberagam. (Fitzsimmons,
2001, p.21)
Grafik 2.1 Proporsi antara produk dan jasa dalam setiap pembelian
(Sumber: Fitzsimmons, 2001, p.21)
11
Pada masa sekarang, hampir semuaproduk, diikuti dengan adanya jasa dan
juga sebaliknya, hal ini digambarkan dalamsebuah diagram yang disebut
product-service continuum.
Grafik 2.2 product-service continuum
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Service_(economics)#The_service-
goods_continuum)
Ada empat hal pokok karakteristik dasar yang membedakan antara jasa
dan barang (Fitzsimmons, 2001, p.22)
J asa bersifat intangible, sulit untuk diukur performance-nya (tidak dapat
dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli) karena
kriteria yang digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi kompleks dan
sulit untuk didefinisikan.
J asa bersifat heterogen dimana performance-nya sering kali sangat
bervariasi dan jarang terdapat standar yang bisa dijadikan acuan untuk
memastikan keseragaman kualitasnya.
12
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
akan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalamdan jumlahnya relatif kecil.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bilapeneliti tahu dengan pasti variabel yangakan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
3. Observasi (pengamatan)
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik lain. Observasi tidak terbatas padaorang
tetapi pada objek-objek lain.
2.6 Cause- Effect Diagram
Cause-effect diagram atau diagram sebab akibat adalah alat yang
digunakan untuk mengidentifikasi secarasistematis dan menyajikan semua
kemungkinan penyebab masalah tertentu dalamformat grafis. Diagram ini
menyerupai sebuah tulangikan (fish bone) dimana memiliki sebuah kepala
yang berisi pernyataan dari suatu masalah dan tulang-tulangnya mewakili
akar-akar permasalahannya. (www.siliconfareast.com)
20
Diagram 2.2 Cause-Effect Diagram (fish bone)
(Sumber: http://www.envisionsoftware.com/articles/Fishbone_Diagram.html)
2.7 Tahapan Proses Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau
kegiatan-kegiatan dimana dimana suatu perusahaan berusaha untuk
menyusun, merancang, mengkomersilkan suatu produk. (Ulrich-Eppinger,
2001, p.15).
Proses pengembangan produk padaumumnya terdiri dari 6 tahap, yaitu:
Gambar 2.1 Proses pengembangan produk
(Sumber: Ulrich-Eppinger, 2001, p.9)
21
= importance ratings pada kebutuhan konsumen
ke-n dan konsumen ke-k
K = Banyaknya konsumen
3. Mengidentifikasikan kompetitor dan mengisi Customer
Competitive Evaluation
Kompetitor yang akan dibandingkan adalah kompetitor
yang memproduksi produk yang sejenis. Informasi mengenai
kompetitor dapat diperoleh dengan bertanyalangsung kepada
konsumen untuk merata-rata relative performance dari setiap
perusahaan terhadap setiap komponen WHATs dan
kemudian membuat customer ratings.
Performance rating C1 untuk kebutuhan konsumen Wm:
L1 menunjukkan banyaknya kompetitor yang
diidentifikasikan yangdinotasikan sebagai C
2
, C
3
,,C
L
.
Performance Ratings perusahaan dapat dinotasikan
kedalammatriks M xL yangbiasa disebut sebagai customer
comparison matrix.
33
Berdasarkan informasi dari matriks X diatas, customer
competitive priority ratings dari komponen WHATs untuk
perusahaan C
1
dapat diperoleh, biasanya dengan
menggunakan sales point concept yang disimbolkan dengan
e =(e
1
, e
2
, ,e
m
). Dimana e
m
prioritas rating dari perusahaan
C
1
untuk kebutuhan konsumen W
m
. Berdasarkan perhitungan
tersebut perusahaan juga harus membuat Goals dari WHATs.
Goals ini harus dibuat perusahaan dengan realistik dan
bersaing. Goals dari perusahaan ini dinotasikan dengan a=
(a
1, a2,, am). Selain itu, juga dapat dihitung Improvement
Ratio dari perusahaan untuk W
m
dengan .
Semakin tinggi Improvement Ratio maka semakin penting
WHATs dipenuhi oleh perusahaan.
4. Menghitung final importance ratings dari kebutuhan
konsumen.
Kebutuhan konsumen dengan relative importance yang
tinggi, competitive priorities yang tinggi dan improvememt
ratio yang tinggi perlu mendapatkan perhatian yang lebih
banyak.
Rumus:
34
Fuzzy QFD :
Keterangan:
= = final importance ratings
= improvememt ratio
= relative importance
= competitive priorities
5. Membuat technical measures (HOWs)
Setelah mengetahui kebutuhan dari konsumen, maka
perusahaan harus mendisain hal-hal apa saja yang akan
dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen
tersebut. Komponen ini biasa disebut dengan komponen
HOWs yang dinotasikan sebagai H
1
, H
2
, , H
N
.
6. Menjelaskan hubungan antaraHOWs dan WHATs
Bagian ini merupakan bagian yang penting dan perlu
dilakukan dengan hati-hati. Hubungan antara HOWs dan
WHATs digambarkan dalam matriks. Matriks ini
menunjukkan seberapa kuat hubungan dari masing-masing
suara konsumen (WHATs) dengan respon teknisnya
(HOWs) yangdinotasikan inotasikan dengan r
Mn
.
35
Pada Fuzzy QFD, hubungan antara HOWs dan WHATs
juga digambarkan dalam matriks dengan menggunakan
STFNs
7. Menjelaskan Technical Rating dari HOWs
Merupakan tingkat kepentingan teknis setiap elemen
HOWs terhadap n elemen WHATs dihitung untuk
menentukan prioritas pencapaian elemen HOWs.
Rumus:
Untuk Fuzzy QFD :
Keterangan:
tn = tnz = technical ratings dari HOWs
= = final importance ratings
= = nilai hubungan antaraWHATs dan HOWs
8. Menunjukkan analisa kompetisi teknik.
36
Gambar 2.3 Langkah pembuatan HOQ
(sumber: http://www.sciencedirect.com)
2.7.4 Penyusunan Konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai
teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sebuah konsep biasanya
diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai model 3 dimensi
secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah uraian gambar.
(Ulrich-Eppinger, 2001, p.102)
2.7.4.1 DFD (Data Flow Diagram)
DFD adalah sebuah representasi grafis dari aliran data
melalui sebuah sistem informasi. Yang membedakan DFD
39
Diagram 2.4 Level 0 Data Flow Diagram
2.7.5 Seleksi Konsep
Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, dengan
membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan
memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan
pengembangan selanjutnya. (Ulrich-Eppinger, 2001, p.136)
Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama, yaitu penyaringan
konsep dan penilaian konsep dengan metode yangdikembangkan oleh
Stuart Pugh padatahun 1980-an dan seringkali disebut seleksi konsep
Pugh. Tujuan dari penyaringan konsep ini adalah mempersempit jumlah
konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep. Penilaian konsep
42
Diagram 2.5 Contoh skemaproduk
2. Mengelompokkan elemen-elemen yangterdapat padaskema, yaitu
menugaskan setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk.
Setiap chunk memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi
yang sama dapat digabungkan dalam satu chunk. Kondisi ekstrim
yang mungkin terjadi adalah satu chunk mewakili satu fungsi
sehingga jumlah chunk sama dengan jumlah elemen fungsi. Atau
sebaliknyamengintegrasikan semua komponen ke dalam satu fungsi
yang sifatnya akan lebih kompleks.
Diagram 2.6 Contoh Function Diagram
3. Membuat rancangan geometris yang masih kasar, susunan geometris
dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model
fisik yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Penyusunan geometris yang
47
Gambar 2.6 Assembly Chart
(Sumber: Modul praktikum Perancangan dan Pengendalian Produksi,
2008, p.4)
Operation Process Chart (OPC)
Peta Rakitan (Assembly Chart) belum menjelaskan lebih terperinci
mengenai urutan produksi yang dilalui oleh suatu produk. Oleh
karena itu perlu dibuat dengan menggunakan Operation Process
Chart (OPC) dimana peta ini memperluas peta rakitan dengan
menambahkan setiap operasi ke dalam gambaran grafis dari pola
aliran pertama yang telah dikembangkan. Kenyatannya peta ini
adalah gambaran tentang proses, dan telah digunakan dalambebagai
cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
(http://indeecom.wordpress.com/)
53
Gambar 2.7 Operation Process Chart
(Sumber: Modul praktikumPerancangan dan TataLetak Fasilitas,
2008, p.11)
Proses DFM dilanjutkan dengan memperkirakan biaya-biayayang
akan dikeluarkan dalamsuatu proses manufaktur. Biaya manufaktur
dari suatu produk dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: (Ulrich-
Eppinger, 2001, p.226)
1. Biaya-biaya komponen
Komponen-komponen dari suatu produk mencakup komponen
standar yang dibeli dari pemasok. Sebagai contoh adalah: motor,
chip elektronik, dan sekrup. Komponen lainnya adalah komponen
berdasarkan pesanan (custom parts) yang dibuat berdasarkan
54
Waktu perlambatan/deselerasi
Waktu perlambatan/deselerasi adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan
untuk mencapai kecepatan minimumdari kecepatan normal (0 Km/h untuk
sistemmanual dan 20 Km/h untuk sistemelektronik). Tingkat deselerasi
untuk pengereman secara normal dan untuk
pengereman mendadak. (The Study of RFID for electronic tool collection
system implementation in J abodetabek oleh Sofa Sofwan Sungkar) Waktu
perlambatan/deselerasi dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
0,278 = Konversi dari satuan Km/h ke m/s
V = Kecepatan (m/s)
a = Percepatan (m/s
2
)
Waktu delay
Waktu delay rata-rata adalah jumlah dari waktu pelayanan rata-rata dengan
waktu menunggu rata-rata. Rumus untuk menghitungwaktu delay adalah
sebagai berikut.
Waktu delay = waktu pelayanan +waktu menunggu
Waktu pelayanan =
Waktu menunggu =
60
Dimana:
Kapasitas maksimum
Tingkat kedatangan
Waktu akselerasi
Waktu akselerasi adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk
mencapai kecepatan normal dari kecepatan minimum. Untuk waktu
akselerasi diasumsikan 2,5 m/s
2
dari kendaraan benar-benar berhenti
sampai ke kecepatan normal. (The Study of RFID for electronic tool
collection system implementation in J abodetabek oleh Sofa Sofwan
Sungkar).