You are on page 1of 4

REFLEKS NEUROLOGIS PADA BAYI Oleh: Giovanny Sumeinar 115070207111019 Reguler 1

Perkembangan system saraf pusat pada bayi dapat dinilai dengan pemeriksaan otomatisme infantile, biasa disebut refleks primitive. Refleks-refleks ini berkembang selama dalam kandungan, namun umumnya muncil setelah lahirm, dan menghilang pada umur tertentu. Kelainan pada refleks-refleks ini menandakan penyakit neurologis dan mengindikasikan investigasi lebih intensif. Kelainannya dapat berupa: Tidak ada pada umur yang sesuai Tetap ada lebih lama dari normlanya Asimetris Berhubungan dengan postur atau gerakan tertentu

1.

Refleks Sucking Tahapan gerakan reflex menghisap dilakukan oleh bibi yang mendapat rangsangan, misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini sebenarnya menimbulkan dua respons yang berkaitan dengan menghisap. - Terbentuk tekannan negative di dalam oral sehingga timbul aksi menghisap dan; - Lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan menekan kea rah atas dan sedikit kea rah depan dengan setiap aksi menghisap. Setelah diberi rangsangan yang sesuai akan terjadi serangkaian gerakan menghisap,. Gerak refleks ini akan menghilang ketika usia bayi mencapai sekitar 6 bulan.

2.

Refleks Rooting Refleks mengisap atau rooting sangat membantu dalam proses menyusui. Refleks ini adalah naluri alamiah pada bayi yang ditunjukkan dengan menoleh serta mencari sumber makanan. Refleks ini umumnya dapat ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah sekitar mulut. Reflek rooting ini akan menghilang

ketika bayi berusia 4 bulan, namun kepandaiannya dalam menyusu dari putting sang ibu meningkat.

3.

Refleks Grasping Gerak refleks ini merupakan respons yang ditampilkan terhadap rangsangan yang halus pada telapak tangan bayi. Apabila telpak tangan dirangsang dengan apa saja, maka keempat jari tangan secara spontan akan menutup, meskipun ibu jari tidak memberikan respon terhada rangsanan ini. Namun gerak refleks tangan ini menjadi cirri khas dari perkembangan motork yang diperlihatkan anak balita. Refleks ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah usia 6 bulan. Reflek grasping yang menetap setelah usia 6 bulan khas dijumpai pada penderita cerebral palsy.

4.

Refleks Extrusion Pada saat lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar. Refleks ini akan menghilang ketika bayi berusia 4 bulan.

5.

Refleks Tonic Neck Refleks ini dapat ditemukan dalam kondisi ketika bayi dibaringkan dalam keadaan telentang dengan wajah berpaling ke satu arah, maka posisi lengan dan tubuhnya seakan bergerak kea rah berlawanan. Sementara di kaki dan tangannya menekuk menciptakan kesan seperti bermain anggar yang sedang mengambil posisi siap (fencig). Gerakan refleks ini dikenal juga dengan fencing refleks, berdasarkan gambaran posisi yang diciptakan oleh gerakan refleks tersebut. Reflek ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah bayi berusia 5-6 bulan. Reflek tonic neck yang masih mantap pada bayi usia 4 bulan harus dicurigai abnormal. Dan apabila masih bias dibangkitkan setelah berusia 6 bulan atau lebih harus dianggap patologik. Gangguan yang terjadi biasanya pada ganglion basalis

6.

Refleks Moro Tahapan gerak refleks moro ini paling bermanfaat untuk mendiagnosis kematangan neurologis bayi. Gerka refleks ini sering kali muncul pada saat lahir dan berakhir pada saat bayi berumur 4 sampai dengan 6 bulan. Refleks moro dapat

dilakukan dengan membaringkan bayi secara terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan disanggah oleh kedua telapak tangan, secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi dijatuhkan 30-45o (merubah posisi badan anak secara mendadak). Refleks moro juga dapat ditimbulkan dnegan menimbulkan suara keras secara mendadak ataupun dengan menepuk temapt tidur bayi secara mendadak. Refleks moro dikatakan positif apabila terjadi abduks-ekstensi keempat jari telunjuk dan ibu jari yang dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh adduksi-fleksi keemapt ektremitas.

7.

Refleks Stepping Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat penting yang dilakukan secara sadar, yaitu berjalan kaki. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan memegang bayi pada daerah toraks dengan kedua tangan. Kemudian mendaratkan bayi dalam posisi berdiri di atas lantai (tempat periksa). Pada bayi berusai kurang 3 bulan, salah satu kaki yang menyentuh alas tempat periksa akan berjingkat sedangkan pada yang berusia lebih dari 3 bulan akan menapakkan kakinya. Kemudian diikuti oleh kaki lainnya dan kaki yang sudah menyentuh alas periksa akan berekstensi seolah-olah melangkah untuk melkuakn gerakan berjalan secara otomatis. Refleks ini sering disebut juga dengan refleks berjalan, namun tida disertai oleh stabilitas atau gerakan lengan yang berjalan secara sadar. Reflek ini muncul mulai sejak lahir dan akan manghilang ketika bayi berusia 12 bulan.

8.

Refleks Crawling Reflek ini dapat dilakukan dengan meletakkan bayi tengkurap diatas perutnya. Bayi akan bereaksi dengan menggerakkan tungkainya seperti sedang mencoba untuk merangkak. Refleks ini akan menghilang ketika bayi berusia kirakira 6 minggu.

9.

Refleks Babinski Refleks babinski terdapat dibagian kaki dan akan timbul dengan menidurkan bayi dalam posisi supinasi kemudian ibu jari tangan pemeriksa menekan pangkal ibu jari bayi di daerah plantar. Respon yang diberikan adalah jarijari kakinya akan membuka, kemudian secara perlahan akan menekuk kea rah

dada. Refleks ini juga dikenal dengan plantar grasp. Refleks Babinski ini dijumpai sejak lahir, mulai menghilang usia 9 bulan dan pada usia 10 bulan menghilang sama sekali. sudah

10. Refleks Blinking Ketika bayi diberikan kilatan cahaya atau hembusan udara makan bayi akan menutup/mengerjapkan kedua matanya, ini disebut Refleks Blinking. Refleks ini sifatnya menetap atau permanen selama kehidupan. Jika tidak ada respons atau terdapat gerakan mata yang abnormal bias menunjukkan adanya kelainan pada saraf otak atau bias juga bayi mengalami kebutaan. Fungsi refleks blinking ini adalah untuk melindungi mata dari cahayyaa dan benda-benda asing. Gerakan blinking normalnya sampai usia 6 bulan memang belum stabil. Tapi kalau dalam satu waktu terjadi blinking berkali-kali misalnya, dan mata hanya melihat ke atas, kita bias mencurigainya sebagai kejang, meskipun dia tidak sedang demam.

Referensi Suharso, Darto et al. 2005. Pemeriksaan Neurologis Pada Bayi dan Anak. Divisi Neuropediatri RSU Dr. Soetomo. Surabaya Yudanto. Mata Kuliah: Perkembangan Motorik. FK UNY. Yogyakarta Potter dan Perry. 2002. Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC. Jakarta

You might also like