Professional Documents
Culture Documents
x T1 T1 T1, h1 y
qx T1 T1 T2
x=L qx T2, h2 T2
T2 L
T2
1 h1 A
L kA
1 h 2 A
Gambar 2.1: Perpindahan panas pada dinding datar Pada gambar diatas terlihat panas berpindah secara konveksi dari udara di bagian dalam ke dinding dalam, kemudian dilanjutkan dengan konduksi dari dinding dalam ke dinding luar, lalu diteruskan lagi dengan konveksi dari dinding luar ke udara luar.
16
Perpindahan Panas
2.1.1. DISTRIBUSI TEMPERATUR Distribusi temperatur pada dinding dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan difusi panas berikut ini.
dT dT dT (k ) + (k ) + (k ) + qo = 0 x dx y dy z dz
1)
Untuk konduksi satu dimensi kearah sumbu x dan tanpa ada pembangkitan panas maka:
d dT (k ) = 0, dx dx
T ( x) = C1 x + C 2
Konstanta C dicari dengan kondisi batas berikut ini: T(x=0) = T1 dan T(x=L) = T2 Jadi: T1 = C2 dan T2 = C1L + C2 atau T2 = C1L + T1 sehingga diperoleh: C1 =
qx =
kA (T2 T1 ) L
4)
2.1.2. HAMBATAN TERMAL: Untuk kasus perpindahan panas seperti tersebut diatas peristiwa difusi panas dianalogikan dengan aliran arus listrik dan hambatan listrik dianalogikan dengan hambatan perpindahan panas, serta beda potensial dianalogikan dengan beda temperatur. T L = q kA
(T T1 ) T = 2 Rkond Rkond
Rkond =
5)
6)
Rkond disebut hambatan perpindahan panas konduksi. Analisis yang sama jika diterapkan pada kasus konveksi, maka didapat hambatan perpindahan panas konveksi Rkonv :
D3MITS FTI - ITS
17
Perpindahan Panas
q = hA(Ts T ) Rkonv =
T 1 = q hA 7)
qkonv =
(T T ) T = s Rkonv Rkonv
8)
Dalam suatu rangkaian hambatan listrik arus yang mengalir di tiap-tiap hambatan sama, dan analoginya laju perpindahan panas pada tiap-tiap hambatan perpindahan panas juga sama, maka:
qx = (T1 T1 ) (T2 T1 ) (T2 T 2 ) = = L 1 1 h1 kA h1 (T1 T 2 ) T , dimana: = Rtot Rtot
9) 10)
Rtot =
1 h1 A
L 1 + kA h 2 A
Rtot disebut hambatan perpindahan panas keseluruhan (overall heat transfer resistant) Persamaan 19) dapat ditulis dalam bentuk lain yaitu: q x = UAT
UA = 1 = Rtot 1 1 1 L + + h1 A kA h 2 A
U=
1 L 1 1 + + h1 k h 2
11)
U disebut koefisien perpindahan panas keseluruhan. Soal latihan 1: Radiasi diabaikan hitung q dan T1??? T1 qconv Aliran fluida h = 25 W/m2oK T = 250oC qkonduksii
k = 1,2 W/mK
20 cm
D3MITS FTI - ITS
18
Perpindahan Panas
x qcon qkonduksii
k = 1,2 W/mK
20 cm x Balans energi kalor pada permukaan atur: qin = qout Soal latihan 2: T1 qconv Aliran fluida h1 = 25 W/m2oK T1 = 250oC qkonduksii
k = 1,2 W/mK
T2 =100oC
20 cm Pertanyaan : T1 = ? q =? x
T2
19
Perpindahan Panas
2.1.3. DINDING BERLAPIS Metode analisis perpindahan panas dengan menganalogikan dengan rangkaian hambatan listrik tersebut akan sangat membantu menyelesaikan kasus perpindahan panas pada dinding berlapis, baik seri maupun parallel.
1. Dinding Datar Berlapis Seri:
kA T2 kB T 3 LB
kC
h4, T4
LC
T4 T4
T2
LB kB A
T3
LC kC A
T4 1 h 4 A
T4
Gambar 2.2: Perpindahan panas pada dinding berlapis Laju perpindahan panas:
qx =
T1 T 4 T T1 T 4 = = Rtot Rtot 1 L L L 1 + A + B + C + h1 A k A A k B A k C A h 4 A
1 Rtot A 1 1 L L L 1 + A+ B+ C + h1 k A k B kC h 4
T1 h1, T1
kA T2 LA
kB T3 LB
kC LC kD LD
T5 h4, T4 T4 LD =LC 20
Perpindahan Panas
qx
T1
L R2 = A kAA T1 T2
R4 = T3
LB kB A
LC kC A C
T5
R6 =
1 h 4 AC
T4
R1 =
1 h1 A
R3 =
T4 LD R5 = kD A D
R6 =
1 h 4 AD
q x = q x1 + q x 2
q x1 =
qx2 =
Jika T4 = T5
qx
T1
L R2 = A kAA T1 T2
LC kC A C T5=T4
T4 1 R6 = h 4 A
R1 =
1 h1 A
R3 =
R5 =
LD kD A D
k A k A L + k D AD LC k A 1 1 1 1 1 = + = + = C C + D D = C C D LC LD Rs R4 R5 LC LD LC LD k C AC k D AD Rs = LC LD kC AC LD + k D AD LC
qx =
T1 T 4 T T1 T 4 = = Rtot1 Rtot1 1 LC LD L L 1 + A + B + + h1 A k A A k B A kC AC LD + k D AD LC h 4 A
21
Perpindahan Panas
2.1.4. HAMBATAN KONTAK Pada dinding berlapis terkadang dapat terjadi hambatan perpindahan panas karena adanya celah diantara lapisan dinding tersebut. Hambatan tersebut dinamakan hambatan kontak. Hambatan ini terjadi karena adanya kekasaran permukaan material yang membentuk lapisan tersebut. Pada celah tersebut terjadi penomena hambatan perpindahan panas parallel antara bagian yang nempel dan bagian yang berongga. Efek total dari penomena tersebut menyebabkan terjadinya penurunan temperature pada daerah tersebut. Hambatan kontak ini dapat dieleminir dengan memperhalus permukaan atau mermberikan tekanan sehingga terjadi kontak yang lebih sempurna. qx TA TB rongga T TA TB x nempel
12)
Beberapa harga hambatan kontak ditabelkan dibawah, tetapi yang paling benar adalah dengan melakukan pengukuran langsung. Tabel 2.1: Perkiraan harga hambatan kontak untuk celah pada logam dalam kondisi vacuum. Hambatan kontak , Rkontak x 104 (m2 oK/W) Tekanan kontak Stainles steel Copper Magnesium 100 kN/m2 6,0----25,0 1,0----10,0 1,5----3,5 1.5----5,0 Aluminium 10.000 kN/m2 0,7----4,0 0,1----0,5 0,2----0,4 0,2----0,4
22
Perpindahan Panas
Tabel 2.2: Variasi hambatan kontak untuk celah bertekanan 105 N/m2 antara aluminium dengan aluminium dengan rongga berisi berbagai cairan , Hambatan kontak , Rkontak x 104 (m2 oK/W) Cairan dlm rongga Udara Helium Hydrogen Silicone oil Glycerine Contoh 1: Sebuah oven dilengkapi dengan jendela dari bahan komposit tahan panas transparan, A dan B. Tebal komposit LA = 2LB dengan konduktifitas termal kA = 0,15 W/m oK dan kB = 0,08 W/m oK. Temperatur dinding oven Tw = temperature udara dalam oven T1 = 400oC sedangkan temperatur udara ruangan T2 = 25oC. Koefisien perpindahan panas konveksi di dalam oven (h1 ) = koefisien perpindahan panas radiasi didalam oven (hT = h1 ) = koefisien konveksi di luar oven (h2 = h1 ) = 25 W/m2 oK. Berapakah tebal total dari dinding komposit tersebut L = LA + LB agar temperatur dipermukaan luar dinding komposit tersebut 50oC. Jawaban: Diketahui: Dinding komposit transparan A dan B, data yang berhubungan dengan laju perpindahan panas, dimensi dinding. Ditanyakan: Tebal dinding komposit agar temperature permukaan luarnya 50oC. Skema: LA Tw=400oC, hT=25W/m2oK Ts2=50o T1=400oC, h1=25W/m2oK T2=25oC, h2=25W/m2oK
D3MITS FTI - ITS
LB
23
Perpindahan Panas
Asumsi: 1. 2. 3. 4. 5. Analisis: Rangkaian termal terdiri dari konveksi dan radiasi di dalam oven, konduksi di dinding A dan B dan konveksi diluar oven
1 hT A Tw T1 1 h1 A
Ts2
Kondisi tunak Konduksi satu dimensi Hambatan kontak diabaikan Radiasi diluar diabaikan Sifat komposit konstan dan homogen
T2
LA kA A
LB kB A
1 h 2 A
T1 Ts 2 = h 2 (Ts 2 T 2 ) Rtot Total hambatan perpindahan panas disini terdiri dari hambatan perpindahan panas konveksi parallel dengan radiasi yang selanjutnya seri dengan hambatan perpindahan panas konduksi di dinding komposit dan konveksi di luar oven, maka:
1 1 L L 1 1 L L + A + B = + + A+ A Rtot = 1 k A A k B A A hT + h1 k A 2k B 1 hT A h1 A Substitusi hasil-hasil tersebut ke kesetimbangan energi: T1 Ts 2 1 L L + A + A hT + h1 k A 2k B
1
= h 2 (Ts 2 T 2 )
24
Perpindahan Panas
1 h LA = 2
T 1 T s 2 1 h +h T T 2 1 T s 2 1 1 + k A 2k B
L = L A + LB = 0,0627 m
Contoh 2: Sebuah benda berbentuk kerucut terpancung pejal, memiliki konduktivitas termal k = 3,46 W/mK. Diameter benda dinyatakan dalam bentuk D = ax , dimana a = 0,25. bagian ujung yang kecil terletak pada x1 = 50 mm dan yang lebih besar pada x2 = 250 mm. Temperatur pada ujung T1 = 400oK dan ujung yang lain T2 = 600oK. Bagian permukaan konikalnya diisolasi terhadap panas. Dapatkan persamaan distribusi temperatur T(x) dengan asumsi perpindahan panas satu dimensi. Hitung pula laju perpindahan panas melalui kerucut tersebut. Jawaban: Diketahui: Konduksi pada kerucut terpancung dengan bagian konikalnya diisolasi. Diameter kerucut dalam bentuk D = ax, dimana a = 0,25. Ditanyakan: 1. 2. Skema: Isolator T2 qx x1 T1 x x2 Distribusi temperature T(x) Laju perpindahan panas qx
25
Perpindahan Panas
Asumsi: 1. 2. 3. 4. Analisis: Kasus ini memenuhi syarat hukum Fourier: dT q x = kA dx q x = k 4 , dim ana A = Kondisi tunak Aliran panas satu dimensi ke x saja Ttidak ada panas yang dibangkitkan di dalam kerucut Sifat-sifat konstan
D 2
4
(ax) 2
4
(ax) 2 dT
dx
4q x 2 a 2
1 1 + = k (T T1 ) x x1
T ( x) = T1
T2 = T1
4q x 1 1 2 2 ka x1 x
1 1 x x 2 1
4q x 2 ka 2
Sehingga qx: qx =
a 2 k (T1 T2 )
1 1 2 x1 x2
26
Perpindahan Panas
2.2
DINDING SILINDER Konduksi satu dimensi pada silinder, distribusi temperatur hanya kearah satu
sumbu saja misalnya sumbu radial (r), sehingga perpindahan panas hanya terjadi kearah sumbu r saja. Ts1 Ts2 k r1 L r2 Gambar 2.3: Konduksi pada silinder 2.2.1. DISTRIBUSI TEMPERATUR Distribusi temperatur pada dinding silinder dapat diperoleh dengan menyelesaikan persaman difusi panas berikut ini. 1 T 1 T T T * k + kr + 2 k + q = c p r r r r t Untuk konduksi satu dimensi tunak dan tanpa pembangkitan panas, maka : 1 d dT kr =0 r dr dr Persamaan tersebut diintegralkan dua kali, diperoleh:
T {r ) = C1 ln r + C 2
13)
14)
Syarat batas: T(r1) = Ts1 dan T(r2) = Ts2, masukkan harga-harga ini ke persamaan didapat: Ts1 = C1 ln r1 + C 2 Ts 2 = C1 ln r2 + C 2 , sehingga:
T {r ) = Ts1 Ts 2 r ln + Ts 2 r r1 2 ln r2
2.2.2. LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN HAMBATAN TERMAL Laju perpindahan panas dari pada silinder juga dijabarkan dari hukum Fourier berikut ini: q = kA dT dT = k 2 rL dx dr 27
Perpindahan Panas
q=
2 Lk (Ts1 Ts 2 ) r ln 2 r1
15)
Rkond
16)
Gambar 2.4: Konduks pada silinder berlapis qr = T1 T 4 ln(r2 / r1 ) ln(r3 / r2 ) ln(r4 / r3 ) 1 1 + + + + 2 r1 Lh1 2 k A L 2 k B L 2 k C L 2 r4 Lh4 17)
qr =
T1 T 4 = U 1 A1 (T1 T 4 ) Rtot
18)
28
Perpindahan Panas
Contoh 3: Pipa tembaga tipis berjejari ri yang diisolasi digunakan untuk menyalurkan freon bertemperatur Ti yang lebih rendah dari temperatur udara luar T. Jika diameter pipa 10 mm dan ketebalan isolasi dibuat 0, 2, 5, 10, 20, dan 40 mm, hitunglah total hambatan panas yang dihasilkan dari komposisi tersebut. Bahan isolasi k = 0,55 W/mK dan koefisien konveksi di luar h = 3 W/m2K. Jawaban: Diketahui: Radius pipa ri diisolasi dari udara luar , temperatur Freon Ti , temperatur udara luar T Ditanyakan: Hitunglah total hambatan panas yang dihasilkan dari komposisi tersebut Skema: Ti Asumsi: 1. 2. 3. 4. 5. Analisis: Ada dua hambatan perpindahan panas yaitu pada isolator dan konveksi di luar qr Ti ln(r r1) 2 k
ln(r r1 ) 1 + 2 k 2 r h
ri
T, h = 5 W/m2K
isolator Kondisi tunak Konduksi satu dimensi arah radial Hambatan termal dinding pipa diabaikan Sifat-sifat konstan Radissi diabaikan
T 1 2 r h
29
Perpindahan Panas
qr =
T T1 Rtot
Tebal isolasi optimum adalah yang dapat memberikan hambatan perpindahan panas yang maksimum atau laju perpindahan panas yang minimum: dR = 0 , maka: dr 1 1 =0 2 kr 2 r 2 h r= k h
Untuk memastikan harga tersebut maksimum atau minimum harus diambil turunan kedua: d 2R 1 1 = + 2 2 dr 2 k r 2 r 3 h Dengan r = k , maka: h
d 2R 1 1 1 1 = = 0 2 2 dr (k / h) k 2k 2 k 3 / h 2 Karena harga turunan kedua tersebut positif maka nilai r tersebut adalah nilai yang memberikan total hambatan minimum bukan maksimum. Jadi dalam kasus ini tidak ada nilai hambatan total maksimum. r= Komentar: Nilai r pada kasus ini disebut nilai kritis, karena nilai tersebut memberikan nilai hambatan perpindahan panas total yang paling kecil. Jika nilai r lebih besar ataupun lebih kecil dari harga tersebut nilai total hambatan perpindahan panas makin besar. 2.3. KONDUKSI PADA BOLA Konduksi satu dimensi pada bola, distribusi temperature hanya kearah satu sumbu saja misalnya sumbu radial, sehingga perpindahan panas hanya terjadi kearah sumbu r saja. Untuk konduksi tunak, satu dimensi dan tanpa pembangkitan panas di dalam bola hukum Forier memberikan: q r = kA
D3MITS FTI - ITS
dT dT = k (4 r 2 ) dx dr
20) 30
Perpindahan Panas
r1 Ts1 r2
r Ts2
qr
qr+
qr 4
qr =
21)
Rkond =
22)
Contoh 4: Tabung bola berdinding tipis digunakan untuk menyimpan nitrogen cair pada 77oK. Tabung bola berdiameter 0,5 m ditutup dengan isolasi yang dilengkapi dengan evacuated reflective insulation system. Tebal isolator 25 mm dengan k = 0,0017 W/mK dan pada bagian luarnya adalah udara terbuka pada 300oK. Koefisien konveksi sebesar 20 W/m2K. Kalor laten penguapan nitrogen menjadi uap? Jawaban: Diketahui: Cairan nitrogen dalam tabung bola yang diisolasi. Bagian luar isolator adalah udara terbuka. Ditanyakan: Laju perpindahan panas dan laju penguapan nitrogen. Skema: m*, hfg vent 2 x 105 J/kg, dan massa jenisnya 804 kg/m3. Dapatkan laju perpindahan panas ke nitrogen dan laju nitrogen yang berubah
T2=300oK H=20W/m2 K
qr
D3MITS FTI - ITS
Perpindahan Panas
Asumsi: 1. 2. 3. 4. 5. Analisis: Ada dua hambatan perpindahan panas yaitu pada isolator dan konveksi di luar 1. Laju perpindahan panas Kondisi tunak Konduksi satu dimensi Hambatan dinding diabaikan Radiasi dibaikan Sifat-sifat konstan
qr T1 T2
1 1 1 4k r1 r2
1 4 r22 h
qr =
Energi masuk adalah laju perpindahan panas ke nitrogen qr dan energi keluar adalah laju penguapan m*. hfg, maka:
q r = m * h fg
m* =
32
Perpindahan Panas
Contoh 5: Tabung silinder berdinding tipis digunakan untuk menyimpan nitrogen cair pada 77oK. Tabung berdiameter 0,5 m panjang 2 m dan kedua ujung silinder berbentuk setengah bola (r=0,25 m). Seluruh bodi tabung diselimuti dengan isolator setebal 25 mm dengan k = 0,0015 W/m yang dilengkapi dengan evacuated reflective insulation system. Pada bagian luar tabung adalah udara terbuka yang bertemperatur 300oK dan memiliki koefisien konveksi sebesar 20 W/m2K. Jika kalor laten penguapan nitrogen sebesar 2 x 105 J/kg, dan massa jenisnya 804 kg/m3. Dapatkan laju perpindahan panas ke nitrogen dan laju massa nitrogen yang berubah menjadi uap? Contoh 6: A steam pipe (made of cooper) passes through a room in which the air and walls are at a temperature of 25 oC. The outside diameter of the pipe is 70 mm and the inside diameter is 60 mm. The entire of the pipe is well insulated with 50 mm thick of glass wool and its surface temperature and emissivity are 50 oC and 0.7 respectively. If the coefficient associated with free convection heat transfer from the surface to the air is 17 W/m2K. Calculate the rate of heat transfer (loss) from the surface if the length of pipe is 100 m and the temperature at the inside surface of the pipe? Jawaban: Skema:
qr, qkonv
r1 r3 h
T Tsur
r2 isolator
33
Perpindahan Panas
Conduction from Ts1 to Ts2: qkond = Ts1 Ts 2 Ts1 Ts 2 = ln(r2 / r1 ) ln(r3 / r2 ) Rkonduksi + 2k1L 2k2 L Ts1 Ts 2 ln(r2 / r1 ) ln(r3 / r2 ) + 2k1L 2k2 L
34
Perpindahan Panas
2.4.
PERPINDAHAN PANAS PADA SIRIP Untuk memperbesar laju perpindahan panas salah satu cara yang paling sering
digunakan adalah memperluas permukaan perpindahan panas. Hal ini dapat ditempuh dengan cara menambahkan sirip pada permukan perpindahan panas. Penambahan sirip ini memperoleh dua keuntungan sekaligus yaitu dapat memperluas permukaan perpindahan panas tidak hanya permukaan konduksi tapi juga permukaan konveksi. T, T, q = hA(Ts-T) Ts, A Gambar 2.6: Penambahan sirip untuk memperbesar laju perpindahan panas pada dinding datar Ts, A
Gambar 2.7: Pemasangan sirip pada pipa dan pesawat penukar kalor (heat exchanger)
2.4.1 Analisis Perpan Pada Fin
diferensial elemen fin dV
Fin anular
35
Perpindahan Panas
Balans energi pada elemen fin qx = qx + dx + dqconv Hk Fourier : (Konduksi) dT Ac: luas penampang q x = kAc dx dq qx + dx = qx + x dx dx dT d dT qx + dx = kA k Ac dx dx dx dx Newton law of cooling ( Konveksi) dqconv = hdAs (T T ) As: luas permukaan Balans energi menjadi: dT dT d dT kAc = kA k Ac dx + hdAs (T Ts ) dx dx dx dx d dT hdAs (T T ) = 0 Ac dx dx kdx
d 2T dAc dT h dAs Ac dx 2 + dx dx k dx (T T ) = 0 2 d T 1 dAc dT 1 h dAs + dx 2 A dx dx A k dx (T T ) = 0 c c Fin Penampang konstan :
Fin lurus berpenampang konstan a) fin segi empat b) fin pin ( batang) dAc = 0 ( Ac = kons tan) dan dx d 2T h P dx 2 A k (T T ) = 0 c Substitusi: dAs D dx = = D = P dx dx
( x) = T ( x) T
maka :
d dT = dx dx
sehingga :
2 m 2 = 0 1 = + m dan 2 = m
D3MITS FTI - ITS
36
Perpindahan Panas
( x) = C1e mx + C 2 e mx
Syarat batas : 1 Pada x = 0 T fin = Tb
maka : ( x = 0) = b = Tb T
sehingga : 23)
b = C1 + C 2
2. Pada x = L, konduksi diujung =konveksi diujung:
x=L
h L = k
mL
h(C1e + C 2 e ) = km(C 2 e mL C1e mL ) hC1e mL + hC 2 e mL = kmC 2 e mL kmC1e mL ) C1e mL (h + km) = C 2 e mL (km h) Dari syarat batas no 1:
x=L mL
24)
b C 2 = C1 , sehingga:
( b C 2 )e mL (h + km) = C 2 e mL (km h)
C2 =
C1 = b
b e mL (h + km)
b e mL (km h)
e mL (km h) + e mL (h + km)
b (km h)e m ( L x )
e mL (km h) + e mL (h + km)
b (h + km)e m ( L x )
e mL (km h) + e mL (h + km)
37
Perpindahan Panas
+ e m( L x ) ) +
(e mL
h m( L x) (e e m ( L x ) ) 2 cosh m( L x) + km = h mL mL mL (e + e ) 2 cosh mL + +e )+ km
h 2 sinh m( L x) km h 2 sinh mL km
x =0
h cosh mL km q f = kAc b m dimana m = h cosh mL + sinh mL km h sinh mL + cosh mL km q f = hPkAc b h cosh mL + sinh mL km sinh mL +
hP kAc
maka :
Tabel 2.3:
Soal latihan: Sebuah plat baja setebal 50 mm berukuran p x l = 100 mm x 60 mm dipasang fin 4 buah setebal 2 mm dengan (p x l)fin = 10 mm x 60 mm. Jarak antar fin dibuat sama. Bahan fin sama dengan bahan plat. Koefisien konveksi pada konstruksi tersebut 50 W/m2 K dan temperatur udara 25 oC. Sedangkan temperatur plat dianggap seragam =
38
Perpindahan Panas
100 oC. Hitung perpan total yang terjadi. Hitung berapa persen perpan yang melalui fin. (radiasi diabaikan). 2.4.2. Kinerja dari sirip tersebut dapat dianalisis dengan efisiensi sirip f . Definisi dari efisiensi sirip adalah: perbandingan antara perpindahan panas yang melalui sirip sesungguhnya dengan perpindahan panas jika seluruh sirip bertemperatur sama dengan temperature akar sirip (base metal).
f =
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5.
qf q max
qf hA f b
25)
qf : perpindahan panas pada sirip sebenarnya qmax : perpindahan panas jika seluruh sirip bertemperatur sama dengan akar sirip h : koefisien konveksi di sekitar sirip Af : total luas permukaan sirip b : perbedaan temperature antara akar sirip dengan temperature udara (b = Tb - T
Beberapa sirip yang sudah lazim dipakai harga efisiensinya dapat dilihat pada gambar 2.8 da 2.9. Gambar 2.8 menampilkan efisiensi sirip berpenampang segi empat, segi tiga dan parabola. Sedangkan gambar 2.9 menampilkan efisiensi sirip anular berpenampang segi empat.
Gambar 2.8: Efisiensi sirip segi empat, segi tiga dan parabola
39
Perpindahan Panas
q max = hPLc b
26)
27)
Contoh 5: An engine head on a motorcycle is constructed of 2024-T6 alluminium alloy. The head is in the form of cylindrical that has a height of H = 0,15 m and an outside diameter of D = 50 mm. Under typical operating conditions the outer surface of the head is at a temperature of 500 K and is exposed to ambient air at 300K, with a convection coefficient of 50 W/m2 K. Annular fins of rectangular profile are typically added to the head in order to increase heat transfer to the surroundings. Assume that five such fins, which are of thickness t = 6 mm, length = 20 mm and equally space are added. What is the increase in heat transfer from the head due to addition of the fins? Jawaban: Diketahui: Data teknis sirip dan kondisi operasi kepala silinder motor yang bersirip anular.
D3MITS FTI - ITS
40
Perpindahan Panas
H=0,15 m
Tb=500 K t=6 mm Udara T=300 K h = 50W/m2K r1=25 mm L=20 mm r2=45 mm Kondisi tunak Konduksi satu dimensi arah radial Sifat-sifat konstan Tak ada pembangkitan panas Koefisien konveksi merata di bagian luar silinder Radiasi diabaikan
Asumsi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sifat;
Tabel A 1 2024-T6 aluminium (T=500K); k = 186 W/m K Analisis: Dengan adanya sirip laju perpindahan panas:
qtotal = q f + qo
Dimana N adalah jumlah sirip. Dari persamaan qmax untuk sirip anular:
Sehingga:
qtotal = N f 2 h (r22c r12 )(Tb T ) + h( H Nt )2 r1 (Tb T )
41
Perpindahan Panas
r2 c = r2 +
t = 0,048 m , 2
Lc = L +
t = 0,0238 m 2
r2 c = 1,92 , r1
A p = Lc t = 1,38 x10 4 m2
1/ 2
2/3 c
h kA p
q = 5 (0,95 x 50 W / m 2 K ) x 2 (0,048 2 0,025 2 )m 2 x (500 300 )K + 50 W / m 2 K (0,15 5 x 0,006 )(2 x 0,025)m 2 x (500 300 )K
q = 890 W
Jika tanpa sirip laju perpindahan panas menjadi: qb = hAb (Tb T ) , dengan h arg a Ao = H x 2 r1 qb = 50 W / m 2 K (0,15 x 2 x 0,025) m 2 300 K = 236 W Kenaikan perpan setelah ditambah fin = 890 W-236 W = 654 W Komentar: Sirip ternyata mampu meningkatkan laju perpindahan panas dengan besaran sangat berarti, akan lebih baik lagi jika tebal dan jarak antar sirip diperkecil lagi.
42