You are on page 1of 27

Pendahuluan

Karsinoma sel basal (KSB)disebut juga basalioma adalah tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan terutama pada orang kulit putih. Di Australia jumlah kasus baru KSB 652/tahun/100 ribu penduduk sedangkan di Amerika Serikat 480/tahun/100 ribu penduduk. Di Indonesia menurut data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia tahun 1989, dari 1530 kasus kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus karsinoma sel basal yaitu 39.93%. 1,2,3

Definisi Karsinoma Sel Basal ( KSB ) adalah neoplasma ganas dari sel epitelial yang lebih mirip sel germinatif folikel rambut dibandingkan dengan lapisan sel basal epidermis. KSB merupakan tumor fibroepitelial yang terdiri atas komponen stroma interdependen ( jaringan fibrosa ) dan epitelial. Sel tumornya berasal dari primordial pluropotensial di lapisan sel basal, dan dapat juga dari selubung akar luar folikel rambut atau kelenjar sebasea atau adneksa kulit lain. 2

Nama lain dari Karsinoma Sel Basal ini adalah Basalioma, Basal Sel Epitelioma, ulkus rodens, ulkus Jacob, tumor komprecher, basal sel karsinoma. 4

Epidemiologi Pertama sekali yang melaporkan Karsinoma Sel Basal ini adalah Jacob pada tahun 1827 yang meruapakn suatu sel invasi dan metastase yang lambat, serta jarang menimbulkan kematian. 5 Karsinoma Sel Basal ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang yang kulit berwarna, dan pengaruh sinar matahari sangat berperan

dalam perkembangan Karsinoma Sel Basal. Pria lebih banyak dari pada wanita dan umumnya di atas 40 tahun. 6,7

Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008 Menurut penelitian Tjarta di Indonesia peringkat kanker kulit adalah : 8 1. Karsinoma Sel Basal 36,67% 2. Karsinoma Sel Skuamosa 11,4% 3. Melanoma Maligna 0,59% 4. Tumor ganas adneksa kulit dan tumor ganas kulit lainnya 8,5%

Patogenesis 3,4

Komprecher ( 1903 ) mengatakan bahwa KSB berasal dari Sel Basal Epidermis, Adamson (1914) menyangsikan bahwa KSB berasal dari Sel Basal dan mengajukan teori bahwa KSB berasal dari fokus embrionik laten yang timbul dari keadaan dorman pada usia lanjut. Lever (1948) mengemukakan bahwa KSB bukan karsinoma dan tidak berasal dari Sel Basal tetapi adalah tumor nevoid dan hamartoma yang berasal dari sel germinativum epitel primer (orimary epithelial germ cell) yaitu sel sel yang belum matang. Teori lain dari Pinkus menyatakan bahwa KSB berasal dari sel pluri potensial yang terbentuk secara kontinu sepanjang hidup, menjadi aktif pada usia tua dan mempunyai potensi untuk membentuk rambut, kelenjar sebum dan kelenjar apokrin. Patogenis Karsinoma sel Basal didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu

kelainan kulit. 7 Melanin berfungsi sebagai energi amorf yang dapat mneyerap energi dan menghilangkannya dalam bentuk panas. Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker. Faktor predisposisi dari Karsinoma Sel Basal : 4,6,7

1. Faktor internal : umur, ras, jenis kelamin, dan genetik 2. Faktor external : 1. Sinar UV ( UVB 290 ? 320 um ) 2. Trauma pada kulit seperti bekas vaksinasi , luka bakar 3. Zat ? zat kimia hidrokarbon polisiklik 4. Radiasi Ionisasi 5. Arsen organik Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008

Manifestasi klinis Predileksinya terutama pada wajah ( pipi, dahi, hidung, lipat, nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kelapa. Gambaran klinik KSB bervarisasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk : 1. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens 2. Berpigmen 3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing 4. Superficial 5. Fibroepitelioma

Di samping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, di mana epitelioma sel basal berperan penting , yaitu :

1. Sindroma epitelioma sel basal nevoid 2. Nevus sel basal unilateral linier 3. Sindroma Bazex (merupakan atrofoderma folikuler dengan epitelioma sel basal multipel)

Tipe Nodulo ? Ulseratif Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiamater kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumapi adanya teleangiektasia, dan kadang ? kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperi mutiara, kadang ? kadang seperti kulit normal sampai eritem yang pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi keras. Jika terabaikan, lesi ?lesi ini akan mengalami ulserasi ( disebut ulkus rodens ), dengan destruksi jaringan di sekiranya.

Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008 Tipe Berpigmen Gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo ?ulseratif. Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik bintik atau homogen yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing Biasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerosis di tengahnya.

Tipe Superfisial Lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak sebagai plak

transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas sedikit meninggi, seperti benang atau kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronis.

Tipe Fibroepitelial Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul kecil yang tidak bertangaki atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus dengan warna yang bervariasi.

SINDROM EPITELIOMA SEL BASAL NEVOID Dikenal pula sebagai sindroma Gorlin-goltz. Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor yaitu : 1. KSB multipel yang terjadi pada usia muda 2. Cekungan ? cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki 3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk 4. Kista pada tulang rahang 5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya

Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008 Di samping gejala mayor ini dijumpai banyak kelainan sistem organ mutipel yang berhubungan dengan sindroma ini.

NEVUS SEL BASAL UNILATERAL LINIER Merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah atropi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia.

SINDROM BAZEX Sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan secara dominan, dengan ciri khas sebagai berikut :

1.Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti ice pick marks, terutama pada ekstremitas. 2. Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah, biasanya timbul pertama kali saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang ?kadang dapat juga timbul pada akhir masa anak ? anak. Di samping itu dapat pula dijumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

HISTOPATOLOGI 10 Lever membagi KSB dalam beberapa tipe histopatologi yang terdiri atas KSB yang berdiferensiasi dan KSB tidak berdiferensiasi. 1. KSB berdiferensiasi a. Jenis keratotik Disebut juga tipe pilar oleh karena berdiferensiasi ke arah rambut. Menunjukkan selsel parakeratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak eosinofilik dan dijumpai horncyst, selain sel-sel undiferentiated dengan sitoplasma basofilik. b. Jenis kistik Dijumpai adanya bagian-bagian kistik dibagian tengah massa tumor yang terjadi akibat degenerasi sel-sel tumor atau defferensiasi sel-sel ke arah kelenjar. Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008

c. Jenis adenoid Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadang-kadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel-sel bersekresi. Dalam lumen dapat ditemukan semacam bahan koloid atau massa amorf.

2. KSB tidak berdifferensiasi/ KSB solid

Merupakan gambaran histopatologik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau sel dengan bentuk dan ukkuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid, dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, sitoplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor tersusun palisade.

Diagnosa Banding 6,7 Secara klinis sel basan didiagnosis banding dengan: 1. Karsinoma sel skuamosa 2. Melanocytyc naevi 3. Karsinoma sel Merkel 4. Melanoma maligna 5. Trichoepitelioma

Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi. 2

Penatalaksanaan 2

Penatalaksanaan KSB bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik serta hasil fungsional yang maksimal. Dalam menentukan cara penatalaksanaan KSB, banyak hal yang harus diperhatikan, baik dari faktor tumornya maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu diperhatikan adalah tipe tumor, ukuran lokasi, sifat pertumbuhan dan apakah tumor primer atau rekurens. Sedangkan faktor Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008 pasien yang perlu dipertimbangkan adalah usia, riwayat penyakit lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan. Secara garis besar penatalaksanaan KSB digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu

dengan pembedahan dan tanpa pembedahan. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara eksisi dengan skapel, bedah mikrografik Mohs, kuretase dan elektrodesikasi, bedah beku, serta bedah laser. Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara radioterapi, interferon intralesi, kemoterapi, pemberian retinoid dan foto dinamik.

Prognosis Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan sekitar 95% sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Pengobatan pada KSB rekuren lebih sulit daripada KSB Primer, dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang kedua adalah tinggi.

Kesimpulan Karsinoma sel basal adalah tumor kulit ganas yang jarang bermetastase, sering dijumpai pada orang kulit putih, laki ?laki lebih banyak dariw anita. Faktor predisposisi dan matahari sangat berperan dalam perkembangan KSB. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi. Penatalaksanaan KSB dapat dilakukan dengan pembedahan atau tanpa pembedahan.

Donna Partogi : Karsinoma Sel Basal, 2008 USU e-Repository ? 2008 DAFTAR PUSTAKA

1. Tambunan G.W. Karsinoma Kulit dalam Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia. EGC, 1995 :52 ? 66 2. Handayani I, Kuswadji. Penatalaksanaan Karsinoma Sel Basal. Dalam: MDVI Vol I, No 26, 1999 3. Hamzah M, Kanker Kulit : Aspek Deteksi Dini, Diagnosis Penentuan Tingkat Penyakit dan Pencegahannya. Dalam Kumpulan Makalah Lengkap PIT V, PERDOSKI, Semarang, 2000. 4. Rata I.G.K. Tumor Kulit. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Editor Djuanda A. Dkk ed 3 FK-UI, 1999: 207 ? 22 5. Ranhdle W H, Basal cell Carcinoma. In: Dermatology Surg. Vol 22, 1999: 255 ? 261 6. Fitzpatrick TB. Dermatology in General Medicine 5 th ed. Vol I, Mc-Graw Hill, 1992: 1488 ? 94. 7. Habif TP, MD. Basal Cell Carcinoma. Dalam: Premalignat and Malignan Non Melanoma skin Tumor Clinical Dermatology, A color guide to diagnosis and Theraphy, 3th Ed, St. Louis Baltimore, Mosby, 1996: 649 ? 59. 8. Tjarta A. Spektrum Kanker Kulit di Indonesia MDVI, Vol 3.No 22, 1995: 100 ? 6 9. Buditjahjono S. Tumor-Tumor Kulit. Dalam: Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, 2000: 206 ? 35. 10. Lever WF. Histopathology of the Skin 6 edition, JB Lippincot Company, 1983: 562-74

EDITORIAL EPIDEMIOLOGI KANKER KULIT Di seluruh dunia kanker kulit yang tersering adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma. KSB dan KSS umumnya disebut sebagai kanker kulit non melanoma (KKNM). Di Indonesia data registrasi kanker pathological based (berbasis patologi) sudah ada, tapi yang hospital based (berbasis rumah sakit) maupun population based (berbasis populasi) khususnya kanker kulit masih belum lengkap. Hal tersebut mengakibatkan data epidemiologi kanker kulit di Indonesia masih kurang, sementara negara lain telah mempublikasikan datanya secara nasional. Denmark menunjukkan bahwa sejak tahun 1978 sampai 2007 terdapat kecenderungan peningkatan insidens KKNM. Didapatkan bahwa insidens KSB lebih tinggi dari KSS. Lebih jauh lagi, ternyata peningkatan tersebut berlangsung cepat pada perempuan muda Denmark, bahkan KSB perempuan meningkat melampaui insidens pria.1 Di Amerika, menurut data National Cancer Institute, KSB merupakan yang terbanyak di antara dua kanker KKNM yaitu lebih kurang tiga perempatnya. Insidens KSB meningkat di beberapa daerah, tetapi tidak di seluruh Amerika. Secara keseluruhan insidens dinyatakan meningkat dalam beberapa tahun. Dengan adanya data ini, Amerika melakukan pencarian dan biopsi lesi kulit.2 Di Jepang, keganasan kulit yang meningkat insidensnya adalah KSS, KSB, dan melanoma. Berdasarkan data dari 94 sentra, KSB paling tinggi yaitu sekitar 50%, diikuti oleh KSS (31%) dan melanoma (21%). Jumlah kasus masing-masing kanker juga meningkat setiap tahunnya. Antara tahun 1987 dan 2001 terdapat kenaikan 1,5 kali pada KSB serta 1,7 kali pada KSS dan melanoma.3 Data dari The Cancer Association of South Africa (CANSA) memperlihatkan bahwa pada tahun 2000-2001 kanker yang paling sering terjadi adalah kanker kulit yang terdiri atas KSB, KSS, dan melanoma. Insidens kanker kulit di Afrika Selatan nomor dua setelah Australia. Dilaporkan 20.000 kasus baru dan lebih dari 700 kematian yang diakibatkannya setiap tahun.4 Sementara itu, kanker kulit di Australia masih merupakan kanker kulit tertinggi di seluruh dunia. Seperti negara lain KSB lebih banyak dari KSS, dan melanoma. Pada tahun 2002 insidens KSB 1337/100.000 penduduk, KSS 616/100.000 penduduk dan MM 45/100.000 penduduk.5 Di Jakarta, pada tahun 2000-2009, Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK) Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) melaporkan 261 kasus KSB, dikuti dengan 69 KSS, dan 22 melanoma.6 Berlainan dengan data sebelumnya, Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) selama tahun 2005-2007 mencatat bahwa KKNM yang tersering adalah KSS diikuti oleh KSB dan melanoma.7 Hal ini dapat dimengerti karena RSKD merupakan salah satu RS rujukan kanker sehingga kasus yang diterima adalah kasus rujukan, telah dilakukan tindakan sebelumnya tapi tidak berhasil atau kanker rekuren, misalnya KSS, melanoma dll. Adapun KSB adalah kanker kulit yang jarang bermetastasis sehingga sebagian besar kasus masih dapat ditangani oleh dokter kulit maupun dokter bedah yang lain. Data kanker kulit dari RS lain juga ada, tapi belum terdapat data nasional Indonesia. Beberapa tahun terakhir RSKD bersama-sama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Sistim Registrasi Kanker di Indonesia (SRIKANDI) yang merupakan modifikasi perangkat lunak CanReg4 yang dibuat oleh International Agency Research on Cancer (IARC) dan International Association of Cancer Registry (IACR) dengan Jakarta sebagai model.7 Apabila telah tiba saatnya SRIKANDI diberlakukan di seluruh Indonesia, diharapkan semua RS terutama RS pendidikan berperan aktif mengisi data di SRIKANDI. Dengan adanya data nasional tersebut, kegiatan pendidikan, pelayanan dan penelitian akan lebih baik lagi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas kanker kulit di Indonesia.

A.

PENDAHULUAN

Pada beberapa tempat didunia seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat, insidens kamker kulit akan meningkat. Umumnya yang terkena adalah orang kulit putih yang banyak terpajan sinar matahari. Di Indonesia, insidens kanker kulit sebanyak di negeranegara tersebut. Walaupun demikian, kanker kulit perlu dikenali karena dapat menyebabkan kecacatan sehingga merusak penampilan dan pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.

Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel yang terkena akan tetapi yang paling sering muncul adalah Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa KSS) dan Melanoma Maligna (MM). KSB dan KSS seringkali digolongkan ke dalam kanker kulitnon melanoma (KKNM). Perubahan apapun yang terjadi pada kulit baik bentuk warna atau ukuran seperti perubahan pada kanker kulit misalnya seperti tahi lalat.

B. ANATOMI KULIT Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atasbeberapa lapis lagi, paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusibasale (teriri atas sel

keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pers papilare dan ers retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subkutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi pembuluh darah dan getah bening.

Selain lapisan tersebut, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut).

Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Apabila permukaan kulit rusak maka, cairan tubuh yang penting akan menguap dan elektrolitelektrolit akan hilang dalam beberapa jam saja. Contoh dari keadaan ini yaitu misalnya pada pasien luka bakar. Aroma yang muncul dari kulit berfungsi sebagai pertanda penerimaan atau penolakan sosial dan seksual. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan temat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung syaraf yang saling bertautan.

C. ETIOLOGI

Pejanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit. Perubahan dalam lapisan ozon akibat plusi seperti polusi klorofluorokarbon, bagi orang yang mendapat terapi engan menggunakan sinar x juga menyebabkan terjadinya kanker kulit. Peningkatan kanker kulit disebabkan oleh perubahan gaya hidup, kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. Penyebab lain yang di temukan dari kanker kulit antata lain Disebabkan adanya factor genetic. Kekurangan produksi pigmen melanin di dalam kulit. Terjadinya kontak dengan zat-zat kimia tertentu, seperti senyawa arsen, nitrat, batubara, aspal dan paraffin. Pemajanan sinar X industri dan medical.

D. Patofisiologi Tumor kulit dapat terbentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit seperti sel-sel epidermis dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas dan dapat terlokalisis dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan. Insiden karsinoma sel basah berdasar dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis dan lama total pajanan langsung terhadap matahari, pada pelaut dan petani contohnya, dan sering terpajan matahari seperti wajah, kepala dan leher.

Spektum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280 320 nm dan penyebab lain iradasi dengan sinar - x, fakto genetic tetapi jarang ditemui seperti albino dan xeroderma pigmentosum. Spektum matahari inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi rusak (perubahan warna kulit menjadi cokelat).

E. Patoflow

F. Manifestasi klinis 1) Bentuk kelainan kulit seperti tahi lalat yang bentuknya tidak simetris atau yang bentuknya tidak mempunyai tepi yang tidak sama satu sama yang lainnya. 2) Tahi lalat yang mempunyai warna lebih dari satu warna. Tahi lalat biasanya mempunyai warna cokelat gelap. Bila terlihat mempunyai warna cokelat gelap serta terlihat mempunyai beberapa warna merah, putih, hitam atau dadu sebaiknya lebih waspada. 3) Tahi lalat yang tidak rata atau memudar 4) Tahi lalat yang berdiameter lebih dari 6mm sebaiknya diperiksakan 5) Bila mengalami perubahan sperti terasa nyeri mudah berdarah meradang sebaiknya diperiksakan ke dokter.

G. Klasifikasi Karsinoma Sel Basal

Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran kebagian tubuh lainnya. Tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Warna kulit yang terang dan sering terkena pijaran cahaya matahari keduanya diduga sebagai penyebab jenis kanker ini adalah system imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar sinar x-ray.

Tanda dan gejala Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher, dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/luka yang tidak sembuh-sembuh.

Terapi dan Pengobatan Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal,maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, leser, disuntikkan (kemoterapi).

Karsinoma Sel Skuamosa Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria terutama kaum lansia. Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratirosit epidermis yang merupakan kanker kulit kedua tersering. Penyakit kanker kulit ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain. Umumnya diderita mereka yang berada di wilayah tropic. Seperti halnya penderita penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar matahari. Imun tubuh yang lemah virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyakit ini. Adapun tanda dan gejalanya adalah mempunyai kelainan berupa benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa ditegakkan dari metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan terapi dan pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.

Melanoma Maligna melanoma maligna merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika, di dapatkan data enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia dan jumlah orang yang terserang meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.

Tanda dan Gejala

Informasi ini sangat penting sekali bagi mereka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran, maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin. Kanker ini dapat dicurugai dengan ABCD yaitu A: Asimetris bentuknya tak beraturan. B: border atau pinggirannya juga idak rata. C: color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya, bisa kecoklatan sampai hitam.bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah, biru. D: diameternya lebih besar dari 6mm.

Terapi dan Pengobatan Melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang aling ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada enderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komlik jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan disekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.

H. Pencegahan Kanker Kulit Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit anda mudah terbakar. Hindari pejanan sinr matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi

intensif antara pukul 10.00 wib 15.00 wib. Jangan sekali-kalimembiarkan kulit terbakar karena sinar UV. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika anda harus berjemur bawah terik matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya. Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam waktu yang lama. Gunakan pelembab bibir ata ligloss yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya:topi, kemeja tangan panjang). Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.

I. Penatalaksanaan 1) Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis. a). Pembedahan Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan

kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm.

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.

b). Kemoterapi kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.

c). Terapi biologis

terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah: a) Eksisi bedah: tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor b) Pembedahan mikrografik moh: merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang malignan. c) Bedah elektro: merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik. d) Bedah beku: tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.

e) Terapi radiasi: terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital.

2) Penatalaksanaan perawat Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran perawat adalah: a) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan. b) Pemberian analgetik yang tepat. c) Meredakan ansietas d) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

J. Komplikasi Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan. Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

K. Pengkajian a. Aktivitas Istirahat

Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).

b. Sirkulasi Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur c. Neurosensori Nyeri dada daerah karsinoma. d. Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit) e. Keamanan Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat

meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi. f. Penyuluhan /Pembelajaran Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah.

L. Asuhan keperawatan a. b. c. Pengkajian Diagnosa Keperawatan Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan pembedahan

Tujuan : nyeri teratasi. Kriteria Hasil: Nyeri hilang/ terkontrol.

Intervensi: Tentukan letak nyeri, karakteristik, kualitas dan beratnya sebelum pasien mendapatkan pengobatan. R/: Memberikan data. Chek pesanan medis terhadap obat, dosis,dan frekuensi pemberian analgesik. R/: mencegah kesalahan. Pantau tanda-tanda vital R/: memberikan data mengenai respons pada obat. Bantu relaksasi untuk memfasilitasi respons terhadap analgesic.

R/: meningkatkan respons terbaik ada pemberian obat. Bantu pasien dalam distraksi. R/: pengalihan dapat mengurangi rasa nyeri. Evaluasi: mengungkapkan bahwa nyeri turun atau hilang. o Diagnosa2 : perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pebedahan. Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka. Kriteria hasil : insisi luka sembuh. Intervensi : Jelaskan prosedur pada pasien. R/: meningkatkan pengertian. Inspeksi daerah insisi terhadap adanya kemerahan dan pembengkakan.

R/: meningkatkan intervensi awal jika terjadi abnormalitas awal. Catat karakteristik luka. R/: memberikan data. Bersihkan sekeliling daerah insisi dengan larutan pembersih yang cocok.

R/: mencegah infeksi. Usap daerah yang bersih kearah yang kurang bersih. R/: meningkatkan teknik aseptic. Ganti balutan luka sesuai permintaan atau sesuai kebutuhan. R/: memberikan kesempatan untuk melakukan observasi daerah insisi dengan interval waktu yang teratur. Instruksikan pasien dalam penggantian balutan, beri kesempatan untuk demonstrasi ulang. R/: meningkatkan kebersihan dan penyembuhan luka. Beri tahu pasien untuk melaporkan adanya kemerahan, pembengkakan, nyeri dari insisi. R/: memberikan pengenalan dini terhadap masalah potensial. Instruksikan pasien bagaimana merawat insisi selama mandi atau keramas. R/: memberikan informasi yang akan dapat melindungi insisi tersebut.

Instruksikan pasien bagaiman cara untuk meminimalkan penekanan pada daerah insisi. R/: mencegah peregangan yang tidak perlu.

Evaluasi: - Tidak ada kemerahan, pembengkakan pada daerah insisi. - Insisi tampak sembuh dengan baik.

o Diagnosa3 : gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit. Tujuan : pasien dapat menggungkapkan kekuatirannya atas penolakan oleh orang lain karena perubahan kulit dari pembedahan/ terapi radiasi. Kriteria hasil : mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh. Intervensi :

Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan perubahan. R/:memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan. Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya.

R/: ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuhnya yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping. Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari pembedahan. R/: memberikan jalan untuk mengekpresikan dirinya. Diskusikan pilihan untuk rekontruksikan dan cara-cara untuk membuat penampilan yang kurang menjadi menarik.

R/: meningkatkan control diri sendiri atas kehilangan.

Evaluasi

- pasien mampu mengidentifikasi sumber-sumber komunitas yang potensial untuk mengatasi. - Pasien melukiskan pilihan-pilihan untuk meminimalkan kelainan yang ada. - Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan menghadapi kecacatan.

o Diagnosa 4 : kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical. Tujuan : memberikan pemahaman tentang pembedahan, terapi radiasi dan penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit. Kriteria hasil : menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.

Intervensi: Beritahu kapan pembedahan/terapi radiasi akan dilakukan. R/: memberikan informasi yang diperlukan. Jelaskan tujuan dari penanganan. R/:meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan. Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.

R/: meningkatkan perawatan diri sendiri. Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topical seperti iritasi kulit. R/: meningkatkan keamanan dari pemberian obat toikal tanpa adanya komplikasi. Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan diri unruk mengatasinya. R/: meningkatkan perawatan diri. Evaluasi: - Pasien mendemonstrasikan perawatan insisi secara benar. - Pasien mendemonstrasikan pemakaian kemoterai toikal secara benar sesuai dengan kebutuhan. - Pasien mengidentifikasi kemungkinan komplikasi dari pengobatan dan tindakantindakan perawatan diri untuk menurunkan beratnya masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes.M.G. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC. Price.S.A. 2005. Patofisiologi. Edisi:6. Jakarta:EGC. Smelt.Z, Susanne.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddar. Edisi:8. Jakarta: EGC.

You might also like