You are on page 1of 4

BAITUL MAAL WAT TAMWIL.

Sebagai lembaga keuangan Islam

Sesuai dengan apa yang diutarakan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha


Kecil (PINBUK), BMT adalah sebuah lembaga ekonomi yang
dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infaq,
sadaqah, dan wakaf bagi kesejahteraan orang banyak, dengan cara
bisnis.(Pedoman Cara Pembentukan BMT, PINBUK, halaman 4).
BMT terdiri dari dua kegiatan yaitu Baitul Maal yang memungut
dua macam dana yaitu dana dengan motivasi sumbangan yang
tidak perlu dihitung bagihasilnya, berupa dana zakat, infaq,
sadaqah dan wakaf, dan iuran para investor yang akan digunakan
untuk kegiatan investasi yang akan diberi kompensasi bagihasil.
Baitut Tamwil yang memanfaatkan dana ini untuk diinvestasikan.

Sebagai sebuah lembaga keuangan Islam, sebaiknya BMT jangan


menjadi lembaga ekonomi yang meniru apa yang dilakukan oleh
perbankan konvensional syariah, yaitu memperdagangkan uang,
yaitu menyimpan uang orang, lalu menginvestasikan secara syariah
yaitu jual beli dan bagihasil.
BMT mempunyai sumber dana yang tidak dimiliki oleh perbankan
syariah yang ada, yaitu zakat, infaq, sadaqah dan wakaf.
Sumber dana yang berbeda ini yang juga harus membedakan tugas
BMT dari perbankan syariah, sehingga salah besar bila ada
anggapan bahwa BMT adalah perbankan syariah mini.
BMT adalah lembaga keuangan Islam karena sumber dana
utamanya berasal dari dana ibadah dari masyarakat yang diberikan
tanpa mengharapkan imbalan karena hasil dari kepatuhan ummat
dalam menjalankan syariat Islam. Perbedaan sumber dana utama
ini, seharusnya disadari, agar BMT jangan hanyut meniru cara
operasionalnya perbankan syariah, yang didirikan untuk
memanfaatkan uang siapa saja, yang dalam operasionalnya
menggunakan cara cara syariah.
2

BMT sebagai lembaga keuangan Islam harus memfokuskan usaha


pada tugas utamanya yaitu memanfaatkan sumber dana yang
berasal dari kesadaran ummat Islam dalam menjalankan syariat
agamanya, untuk kesejahteraan kaum dhuafa secara bisnis.
Untuk memperdagangkan uang biarlah itu dijalankan oleh
perbankan syariah saja, sebab karena kecilnya skala bisnis BMT,
kelak akan sulit bersaing, seperti yang sudah mulai dirasakan oleh
kalangan Bank Perkreditan Rakyat yang mulai kalah bersaing
dengan bank bank besar saat ini, karena adanya perbedaan skala
ekonomi.

Pertanyaan sekarang adalah: Apa cukup, dana, zakat, infaq,


sadaqah dan wakaf untuk dijadikan sebagai sumber dana BMT
dalam melakukan tugasnya dalam menyantuni kaum dhuafa
melalui kegiatan bisnis?
Pertanyaan ini ada, karena dalam kenyataan, dana masyarakat
semacam ini masih sangat kecil. Jika dibandingkan antara hitungan
dan kenyataan dari sumber dana ini, memang masih sangat kecil,
dimana menurut rekaan hitungan, hasilnya bisa triliunan rupiah
tapi dalam kenyataanya masih dalam miliaran rupiah.
Perbedaan dari hasil rekaan hitungan dan kenyataan ini seharusnya
menjadi sumber inspirasi bagi kita ummat Islam, yang seolah olah
berkata bahwa dana yang tersedia, potensial masih cukup besar,
tetapi kita belum menemukan cara yang cerdas untuk menggalinya.
Kecilnya dana ini karena orang Islam malas untuk menunaikan
kewajiban ini. Kenapa orang malas berzakat, berinfak, bersadaqah
dan berwakaf, padahal ini merupakan perintah Allah?
Orang malas berzakat, malas berinfak, malas bersadaqah dan malas
berwakaf, karena ada keraguan orang tentang penggunaan dana itu,
pertama, apakah dana itu akan sampai kepada yang berhak?
Kedua, kalaulah sampai kepada yang berhak, berakibat mengubah
kemiskinankah atau hanya melestarikan kondisi yang ada?
3

Kalau kedua keraguan ini dapat dijawab dengan tindakan yang


nyata sehingga meyakinkan, insya Allah motivasi orang untuk
beramal akan meningkat, karena potensi itu luar biasa besarnya.

Untuk mengatasi keraguan para muzakki, BMT harus merancang


sebuah skim yang kita sebut dengan : MENGUBAH MUSTAHIK
MENJADI MUZAKKI, yang kita beri nama skim 4M.
Skim ini disamping mengubah mustahik menjadi muzakki, juga
merangsang potensi muzakki yang besar, tapi malas, menjadi
muzakki yang rajin karena keraguan mereka telah dicerahkan.
Dengan adanya skim 4M ini akan terjadi transparansi penggunaan
dana ibadah dari masyarakat, yang akan menghapus rasa malas
menunaikan ibadah dari banyak orang selama ini.
Ilustrasi dibawah ini dapat memberi gambaran tentang bagaimana
bentuk skim 4M.ini.
Pengurus BMT yang profesional harus mampu menemukan
seorang mustahik yang mau dan mampu menjadi penjaja sayuran
keliling kampung, tetapi dia tidak punya modal.
Untuk menjadi penjaja sayuran dan kebutuhan dapur, dia
memelukan investasi gerobak dorong dengan harga Rp. 500.000.-
dan modal kerja, penebus barang dagangan Rp. 500.000.- setiap
hari sehingga dibutuhkan dana permulaan sebesar Rp. 1.000.000.-
Setiap hari dia akan berpendapatan paling kurang Rp. 700.000.-
sehingga dia memperoleh keuntungan Rp. 200.000,- per hari.
Dari Rp. 200.000,- itu dia diminta berzakat Rp. 50.000.-.
Uang Rp. 50.000.- ini bukan hasil bisnis lagi. tetapi betul betul
diartikan zakat, sebab dengan zakat Rp. 50.000.- per hari dia akan
dapat melaksanakan ibadanya kepada Allah, sambil menolong
calon muzakki yang akan muncul, kelak.
Contoh ini dapat juga diberikan kepada calon muzakki yang
mampu mengusahakan bisnis fotokopi, penjual es krim, penjual
bakso dan seterusnya bahkan sampai kepada pabrikan bio ethanol,
produsen film animasi, produsen pompa air dan sebagainya.
4

Hasil skim 4M ini menjadi bahan promosi bagi BMT


bersangkutan, untuk menjaring dana dari para muzakki lebih
lanjut, baik yang ada di daerah dalam lingkup wilayah BMT,
muzakki dari dalam negeri, maupun dari luar negeri.
Makin besar hasil skim 4M ini, makin bonafid BMT itu, sehingga
bukan mustahil BMT semacam ini akan menjadi usaha yang
raksasa yang mampu mensejahterakan ummat dari hasil zakat,
infak, sadaqah dan wakaf, secara bisnis, sesuai tugas utama BMT.
Bagi muzakki yang menyerahkan dana, dilakukan dengan senang
hati, penuh keikhlasan karena tahu manfaat dari dana yang
diserahkannya sebagai pelaksaan ibadahnya kepada Allah.
Calon muzakki senang, BMT senang, dan para muzakki juga
senang dan makin ikhlas.
Akhirnya BMT disamping menciptakan muzakki baru dari para
mustahik, juga merangsang para muzakki potensial yang ada,
untuk semakin rajin beribadah. Subhanallah.
Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, bila kaum itu
sendiri tidak mau berubah.
Selamat berjuang BMT, berjayalah. Amin

Jakarta 5 Oktober 2009,

Eddy O.M. Boekoesoe

You might also like