Professional Documents
Culture Documents
Kehidupan organisasi kemasyarakatan di Kuningan telah dimulai sejak + 3.500 tahun sebelum masehi (zaman neolitik dan megalith), hal ini didasarkan atas temuan peninggalan yang hingga kini dapat kita lihat di Taman Purbakala Cipari Kelurahan Cigugur, antara lain berupa menhir, dolmen, kuburan batu, perkakas batu, dan keramik. Namun demikian, alternatif penentuan hari jadi Kuningan yang diusulkan oleh Tim Penulisan Sejarah Kuningan yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Kuningan No. 349/Hk.021.1/SK/Bp/XII/1976 tanggal 16 Desember 1976, pada awal penetapannya di dasarkan atas dua usulan, yaitu: Berpegang pada periode awal atau periode "ARILE" yaitu tanggal 11 April 732 yang bertitik tolak pada penobatan Seuweukarma sebagai Raja Kuningan Pertama,dan; Berpegang kepada masuknya agama Islam ke Kuningan yang diawali dengan masuknya Sunan Gunung Jati ke daerah Luragung pada tahun 1481, tepatnya saat penobatan Kepala Pemerintahan di Kuningan pada tanggal 1 September 1498 Akhirnya berdasarkan kesepakatan yang didasari oleh titi mangsa permulaan masuknya Agama Islam ke Daerah Kuningan, maka ditetapkanlah alternatif ke dua sebagai Hari Jadi Kuningan yaitu 1 September 1498 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kuningan Nomor 21/Dp.003/XII/1978 tanggal 14 Desember 1978.
LAMBANG DAERAH
LAMBANG DAERAH
MAKNA UMUM LAMBANG DAERAH KUNINGAN Dengan modal semangat dinamis, konstruktif, sportif, semangat menegakkan keadilan, melenyapkan kebathilan, sanggup berjuang membangun dan bertaqwa kepada Allah SWT untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. ARTI UNSUR-UNSUR LAMBANG DAERAH Dasar Perisai berbentuk lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti tenang, penegak keamanan Pancasila dan UUD 1945 serta lambang keadaan yang selalu aman, tenteram dan sejahtera. Kuda Jantan Melambangkan sifat masyarakat kuningan yang dinamis, konstruktif, kretif, sportif, semangat menegakan keadilan dan melenyapkan kebathilan. Dalam sejarah perjuangan leluhur Kuningan dan masa gerilya dalam Kabupaten Kuningan, kuda digunakan sarana angkutan dan juga digunakan sebagai alat perjuangan, serta terkenal dengan Leutik-leutik kuda Kuningan (Kecil-kecil kuda Kuningan).
Gunung Ciremai Menunjukan Kuningan berada di kaki gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat dengan tanahnya yang subur, udaranya sejuk dan nyaman, cocok untuk daerah wisata.
Air Sungai Lima Gelombang Air sungai melambangkan bahwa Kabupaten Kuningan memiliki lima sungai yang besar, yaitu Cisanggarung, Cijolang, Cisande, Cijangkelok dan sungai Citaal. Bokor Kuning Melambangkan sejarah lahirnya Sang Adipati Kuningan yang kemudian menjadi kepala pemerintahan pertama di Kuningan pada tanggal 1 April 1498. Bokor Kuning diartikan juga sebagai lambang lahirnya Pemerintah Kabupaten Kuningan pada tanggal 1 September 1498.
SASANTI DAERAH "RAPIH WINANGUN KERTA RAHARJA" Pemerintah beserta seluruh masyarakat Kuningan selalu tertib dan teratur serta penuh semangat membangun di segala bidang demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan lahir bathin. MOTO JUANG KUNINGAN "KUNINGAN ASRI" (Aman, Sehat, Rindang dan Indah) AMAN:Situasi dan kondisi yang mantap dan dinamis dalam situasi lingkungan yang bebas hambatan, ancaman dan gangguan baik yang datang dari luar maupaun yang datang dari dalam aspek IPOLEKSOSBUDHANKAM Agama ( Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan dan Agama)SEHAT:Suatu kondisi yang baik dari segenap bagian badan (Jasmani dan Rohani) beserta lingkungannya untuk menuju kualitas hidup yang sehat dimana setiap orang mendambakannyaRINDANG:Suatu kondisi rimbun daunnya yang dapat menimbulkan rasa teduh dan sejuk bagi lingkungan, dengan banyaknya cabang dan rantingINDAH:Adanya kepedulian untuk menaruh perhatian terhadap minat dalam mewujudkan kehendak sesuatu sehingga menjadi enak dipandang serta menimbulkan rasa kepuasan bagi yang melihatnya
Kuningan terletak pada titik koordinat 108 23' - 108 47' Bujur Timur dan 6 47' - 7 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6 45' - 7 50' Lintang Selatan dan 105 20' - 108 40' Bujur Timur. Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan BandungMajalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa
KEPALA PEMERINTAHAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aom Adali Mohamad Ahmad R. Umar Said Rifai Noer (Bupati RI) Sodikin (Recomba) Holan (Recomba) Tikok Abdrurohman Sumitra TB amin Abdulah Nama 1919-1921 1921-1940 1940-1942 1942-1945 1945-1951 1947-1948 1948-1949 1951-1952 1952-1954 1954-1957 Periode
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Yusuf (Pejabat)
Saleh Alibasyah Uman Jatikusumah Suminta (Pejabat) R. Aruman Wirangganapati Karli Akbar R.H Unang Sunarjo S.H Drs. H. Moch. Djufri Pringadi Drs. H. Subandi H. Yeng D.S Partawinata SH Drs. H. Arifin Setiamihardja MM H. Aang Hamid Suganda H. Aang Hamid Suganda
1957-1958
1958-1961 1961-1966 1966-1967 1967-1973 1973-1978 1978-1983 1983-1988 1988-1993 1993-1998 1998-2003 2003-2008 2008-2013
PERTANIAN
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan (Mei 2011)
1
2 3 4 5 6
10.224
359.789 29.355 109.584 52.870 408
9.731
348.888 24.231 101.459 51.110 422
10.224
393.251 22.239 109.059 49.903 284
7
8
3.395
1.608
3.778
1.934
2.989
1.637
88,04
101,80
79,12
84,64
1
2 3 4 5 6
3.297
25.596 1.270 598 1.015 3.879
4.750
27.017 1.314 846 1.066 2.588
1.024
26.743 1.306 551 958 1.838
2.645
2.025
2.054
77,66
101,43
PERTERNAKAN
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan (Mei 2011)
1
2 3 4 5 6 7
1.462
54 5.056 518 462 4.913 40 16.505
1.685
24 4.400 585 739 10.691 40 18.164
1.791
24 4.350 579 694 10.831 46 18.316
1
2
232
5.038
255
4.642
260
7.578
347 5.617
382 5.278
402 8.240
116 146
105 156
Lainnya Total
PERIKANAN
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan (Mei 2011)
KEHUTANAN
Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Konservasi -Taman Nasional -Taman Wisata alam Hutan Rakyat = = = 8.699,87 Ha 11,50 Ha 16.798,26 Ha = = 6.190,51 Ha 19.452,67 Ha
Hutan Kota
37,5
3 4 Jumlah
3 20,5 233,0
1 2 3
Linggarjati Indah
Waduk Darma Cigugur Balong Keramat Darmaloka Curug Sidomba Buper Paniis / Singkup Gedung Perundingan Linggajati Sitonjul Site Museum Taman Purbakala Cipari Pemandian Air Panas Subang Kolam Renag ABN Kolam Renag Sanggariang Buper Palutungan Gedung Marapat Lima Lemganh Cilengkrang Talagaremis Pendakian Gunung Ciremai
SITUS
1 Gedung Perundingan LinggarjatiAlamat:Kampung Cipaku Desa Linggarjati Kecamatan CilimusJenis Situs:Gedung 2 Taman Purbakala CipariAlamat:Kampung Cipari Desa Cigugur Kecamatan CigugurJenis Situs:Situs Batu - Batuan 3 Situs Lingga ( Punden Berundak )Alamat:Kampung Blok Kehutanan Desa Sagarahiyang Kecamatan DarmaJenis Situs:Punden Berundak 4 Situs Untap - Untap Dan Sanghiyang PantenAlamat:Kampung Blok Kehutanan Desa Sagarahiyang Kecamatan DarmaJenis Situs: 5 Situs Purnajiwa dan SanghiyangAlamat:Kampung Ciacra Desa Sagarahiyang Kecamatan DarmaJenis Situs:
Upacara seren taun adalah ungkapan syukur dan doa masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyambut, sedangkan bilangan 18 yang dalam bahasa sunda diucapkan dalapan welas berkonotasi welas asih yang artinya cinta kasih serta kemurahan Tuhan yang telah menganugerahkan segala kehidupan bagi umat-Nya di segenap penjuru bumi.