You are on page 1of 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Merupakan kelainan letak plasenta, pada plasenta previa, plasenta terletak menutupi atau sangat dekat dengan ostium uteri interna. 1 Plasenta previa secara arti kata berarti plasenta yang ada di depan jalan lahir di depan jalan (prae=di depan; vias=jalan). !ecara normal implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah "undus uteri.#

$ambar %.1 Plasenta normal dan plasenta previa 2.2 Klasifikasi !ecara umum plasenta previa dibagi dalam empat derajat yaitu& 1. Plasenta previa totalis yaitu ostium internum seluruhnya tertutupi plasenta %. Plasenta previa parsialis yaitu sebagian ostium internum tertutup oleh plasenta . Plasenta previa marginalis yaitu tepi plasenta terletak di batas ostium internum

#. Plasenta letak rendah yaitu plasenta tertanam di segmen ba'ah uterus sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium internum tetapi jaraknya sangat dekat1 (eadaan lain, yang disebut vasa previa, adalah keadaan dengan pembuluh) pembuluh janin berjalan mele'ati selaput ketuban dan terdapat di ostium uteri internum. (ondisi ini merupakan penyebab perdarahan anterpartum yang jarang dan memiliki angka kematian janin yang tinggi. *iagnosis prenatal dengan +!$ memperbaiki prognosis perinatal.1,, *erajat plasenta previa sebagian besar akan bergantung pada pembukaan serviks saat diperiksa. !ebagai contoh, plasenta letak rendah pada luar tepi pembukaan % cm dapat menjadi plasenta previa parsial pada pembukaan - cm karena serviks yang berdilatasi akan menggeser plasenta. !ebaliknya, plasenta previa yang tampak total sebelum pembukaan serviks dapat menjadi parsial pada pembukaan # cm karena serviks berdilatasi di luar tepi plasenta. Palpasi dengan jari untuk memastikan hubungan perubahan antara tepi plasenta dengan ostium uteri internum se'aktu serviks membuka dapat memicu perdarahan hebat. Pada plasenta previa totalis dan parsialis, terlepasnya plasenta secara spontan sampai tahap tertentu merupakan konsekuensi yang tidak terhindarkan dari pembentukan segmen ba'ah uterus dan pembukaan serviks. Pelepasan ini menyebabkan perdarahan akibat robeknya pembuluh darah., Pembagian lain menurut Menurut de !noo, berdasarkan pembukaan # ), cm yaitu& 1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan #), cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium. %. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan #), cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi dua, yaitu plasenta previa lateralis posterior bila sebagian menutupi ostium bagian belakang. Plasenta previa lateralis anterior, bila sebagian menutupi ostium bagian depan. Plasenta previa marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta. Pembagian menurut .ro'ne, yaitu&

1. /ingkat 0, lateral plasenta previa& Pinggir ba'ah plasenta berinsersi sampai ke segmen ba'ah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan. %. /ingkat 00, marginal plasenta previa& Plasenta mencapai pinggir pembukaan (1stium) Pada plasenta previa totalis, dilatasi serviks paling ringan dapat terjadi perdarahan yang hebat.,

$ambar %.% Plasenta previa totalis, parsial, letak rendah

$ambar %. . Plasenta previa parsialis yang terlihat melalui spekulum pada pembukaan serviks )# cm, usia gestasi %% minggu. /anda panah menunjukkan

mukus yang keluar dari serviks. (ejang pada uterus tampak jelas. 2anin memiliki berat #13 g saat dikeluarkan pervaginam keesokan harinya dengan perdarahan minimal., 2.3 Insidensi .erdasarkan pusat data kelahiran dari tahun %33 , plasenta previa terjadi pada 1 dari 33 persalinan. *i Prentice Womans Hospital (1444) 3.,,5 (1 dari 1-3) pada hampir 4 .,33 pelahiran mengalami penyulit plasenta previa. *i 6ova !cotia (1444) mendapatkan insiden 3. 5 (1 dari 33) pada hampir 4 .333 persalinan. *i Parkland Hospital, insidensinya adalah 3.%75 (1 dari 43) pada lebih dari 174.333 persalinan selama 1% tahun.1 Plasenta previa cukup sering dijumpai dan pada setiap perdarahan antepartum kemungkinan plasenta previa harus didahulukan.# 2.4 Etiologi Plasenta previa terjadi jika keadaan endometrium kurang baik misalnya karena atropi endometrium. 8tropi endometrium dapat terjadi pada multipara terutama jarak antara kehamilan pendek, pada myoma uteri, kuretase yang berulang)ulang. (eadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus bertumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. 9uasnya bisa mendekati atau sampai menutupi ostium internum.# !etelah bulan keempat terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim lebih cepat tumbuh dari pada rahim, akibatnya isthmus uteri tertarik menjadi dinding kavum uteri (!.:). Pada plasenta hal ini tidak dapat terjadi tanpa ada pergeseran antara plasenta dan dinding rahim, saat perdarahan tergantung pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada isthmus uteri. 2adi perdarahan pada plasenta previa bersi"at terlepas dari dasarnya.# Perdarahan pada kehamilan trimester tiga, secara klasik plasenta previa merupakan kelainan yang ditandai dengan perdarahan tanpa adanya rasa nyeri. Perdarahan terjadi karena hubungannya dengan perkembangan segmen ba'ah

rahim pada trimester tiga. 0mplantasi plasenta terganggu seiring terjadinya penipisan pada daerah ini sebagai persiapan dalam persalinan. !aat ini terjadi, perdarahan yang terjadi pada tempat implantasi, bagian uterus ini tidak dapat berkontraksi secara adekuat dan tidak dapat menghentikan aliran darah.7 Pada plasenta previa sering didapati plasenta yang luas dan tipis sering terjadi plasenta akreta.# Plasenta previa mungkin disertai oleh plasenta akreta atau salah satu bentuk lanjutnya, plasenta inkreta atau perkreta. Perlekatan plasenta yang terlalu kuat tersebut diperkirakan terjadi apabila desidua di segmen ba'ah uterus kurang berkembang. ;ampir <5 di antara ,1# kasus plasenta previa juga disertai kelainan perlekatan plasenta. Penelitian dengan melakukan biopsi jaringan plasenta saat seksio sesarea pada ,3 'anita dengan plasenta previa dan ,3 'anita kontrol,sekitar separuh spesimen dari plasenta previa memperlihatkan arteriol spiralis miometrium mengalami in"iltrasi sel raksasa tro"oblastik, hanya %35 dari spesimen yang implantasinya normal. 1,, Plasenta previa juga bisa terjadi perdarahan setelah persalinan karena plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta akreta), daerah perlekatan luas, daya kontraksi segmen ba'ah rahim kurang.# Plasenta previa juga bisa disebabkan karena adanya implantasi telur yang rendah.# Plasenta memiliki si"at berkeliling (peripatetic). Pada penelitian didapatkan bah'a plasenta letak rendah terdapat 1% 5 pada # 33 'anita dengan usia kehamilan 1- sampai %3 minggu. *ari kasus)kasus plasenta yang tidak menutupi ostium internum, plasenta previa tidak menetap dan tidak terjadi perdarahan. !ebaliknya, dari kasus plasenta yang menutupi ostium uteri internum pada pertengahan kehamilan, sekitar #35 menetap sebagai plasenta previa. *engan demikian, plasenta yang terletak dekat dengan ostium internum, tetapi tidak menutupinya, selama trimester kedua, atau bahkan pada a'al trimester ketiga, kecil kemungkinan akan tetap previa pada aterm.1,, !eperti diperlihatkan pada $ra"ik %.1, tampak bah'a plasenta previa menjadi persisten setelah diidenti"ikasi dengan +!$ sebelum umur kehamilan %minggu lebih banyak pada 'anita yang pernah mengalami seksio sesarea. /idak

<

adanya abnormalitas yang lain, +!$ tidak perlu diulang untuk mengetahui letak plasenta. Pembatasan akan aktivitas tidak diperlukan jika tidak didapatkan plasenta previa yang persisten sebelum umur kehamilan %- minggu, atau tampak secara klinis sebelum 'aktunya. 1,,

$ra"ik %.1 Plasenta persisten# Mekanisme pergerakan plasenta ini masih belum jelas dipahami sepenuhnya. 6amun, istilah migrasi jelas kurang tepat karena invasi vili korionik ke dalam desidua di kedua sisi ostium internum serviks akan menetap. Pergerakan yang dijumpai pada plasenta letak rendah relati" terhadap ostium internum mungkin disebabkan ketidakmampuan mende"inisikan secara pasti hubungan ini dalam tiga dimensi dengan menggunakan +!$ dua dimensi pada a'al kehamilan. (esulitan ini diperberat oleh perbedaan pertumbuhan segmen miometrium bagian atas dan ba'ah seiring dengan perkembangan kehamilan. (arena itu, pada plasenta yang memperlihatkan migrasi, kemungkinan besar invasi vilus di tepi plasenta memang tidak pernah benar)benar mencapai ostium internum serviks.1,, 2.5 P edis!osisi +sia ibu yang lanjut meningkatkan risiko plasenta previa. Menurut penelitian pada lebih dari 174.333 pelahiran di Parkland Hospital dari tahun 14-- sampai 1444, insiden plasenta previa meningkat secara bermakna di setiap kelompok usia. Pada kedua ujung, insidennya adalah 1 dari 1,33 untuk 'anita berusia 14 tahun atau kurang dan 1 dari 133 'anita untuk berusia lebih dari , tahun. 0nsiden plasenta previa meningkat dari 3. 5 pada tahun 147< menjadi 3.<5 pada tahun 144<, diperkirakan bah'a hal ini disebabkan oleh bergesernya usia populasi obstetri ke arah yang lebih tua.

Multiparitas dilaporkan berkaitan dengan plasenta previa. *alam sebuah studi terhadap 1# 'anita para , atau lebih, ditemukan bah'a insiden plasenta previa adalah %.%5 lebih tinggi pada 'anita dengan paritas , atau lebih dibandingkan dengan 'anita yang kurang dari ,. :i'ayat seksio sesarea meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa. *idapatkan peningkatan insiden plasenta previa lima kali lipat pada 'anita !'edia dengan ri'ayat seksio sesarea. *i Parkland, insiden meningkat dua kali lipat dari 1 di antara #3 menjadi 1 di antara %33 pada ri'ayat seksio sesarea minimal satu kali. *i Los Angeles County Womens Hospital dari 1,3.333 lebih kelahiran, menyebutkan peningkatan tiga kali lipat plasenta previa pada 'anita dengan ri'ayat seksio sesarea. 0nsiden meningkat seiring dengan jumlah seksio sesarea yang pernah dijalani, 1.45 pada ri'ayat seksio sesarea dua kali dan #.15 pada ri'ayat seksio sesarea tiga kali atau lebih. 2elaslah, ri'ayat seksio sesarea disertai plasenta previa meningkatkan insiden histerektomi. ;isterektomi %,5 pada 'anita dengan seksio sesarea berulang atas indikasi plasenta previa dibandingkan dengan hanya 75 pada mereka yang menjalani seksio sesarea primer atas indikasi plasenta previa. Pada penelitian mendapatkan risiko relati" untuk plasenta previa meningkat dua kali lipat akibat merokok. Mereka berteori bah'a hipoksemia akibat karbonmonoksida menyebabkan hipertro"i plasenta kompensatorik. ;asil penemuan ini dikon"irmasi oleh penelitian selanjutnya bah'a mungkin terdapat kaitan antara gangguan vaskularisasi desidua, yang mungkin disebabkan oleh peradangan atau atro"i dengan terjadinya plasenta previa.1 =aktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah multiparitas dan usia lanjut (lebih atau sama dengan , tahun), *e"ek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atropik dan in"lamatorotik, cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (!eksio sesarea, kuret dan lain)lain), adanya chorion leave persisten, korpus luteum bereaksi lambat dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi, konsepsi dan nidasi terlambat, plasenta besar pada kehamilan ganda dan eritroblastosis atau hidrops "etalis.

2." #anifestasi Klinis (arakteristik yang khas untuk suatu plasenta previa adalah perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri biasanya pada trimester tiga. .eberapa kasus aborsi, mungkin berupa hasil dari lokasi yang abnormal dari insersi plasenta di uterus. !eringnya, perdarahan dari plasenta previa memiliki onset yang tidak menunjukkan suatu tanda yang khas, tidak adanya rasa sakit pada 'anita yang tidak melakukan pemeriksaan prenatal dengan baik. +ntungnya, perdarahan jarang masi" dan tidak menyebabkan suatu yang "atal. .iasanya perdarahan dapat berhenti secara spontan namun dapat timbul kembali. Pada beberapa 'anita, sebagian dari mereka memiliki plasenta yang implantasinya dekat dengan ostium uteri internum namun tidak menutupinya, perdarahan pun tidak terjadi sampai dekat dengan proses persalinan. Penyebab perdarahan dapat dijelaskan ketika plasenta yang lokasinya menutupi ostium uteri internum, struktur dari segmen ba'ah uterus dan dilatasi dari ostium uteri internum menyebabkan lepasnya plasenta dari tempat implantasinya. Perdarahan ditambah dengan ketidakmampuan dari bagian segmen ba'ah uterus untuk berkontraksi. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta di segmen ba'ah uterus dapat berlanjut setelah pelahiran plasenta, karena kontraksi dari segmen ba'ah uterus yang kurang dibandingkan dengan bagian korpus uteri. Perdarahan dapat juga berasal dari laserasi serviks dan segmen ba'ah uterus, terutama setelah dilakukan manual plasenta akibat susah lepasnya plasenta.1,, (epala janin sangat tinggi, karena plasenta terletak pada ba'ah rahim sehingga kepala janin tidak dapat mendekati pintu atas panggul. (arena itu juga ukuran panjang rahim menjadi berkurang maka pada plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.#

13

2.$ Diagnosis Pada 'anita dengan perdarahan uterus selama paruh terakhir kehamilan, plasenta previa atau solusio plasenta harus selalu dicurigai. (emungkinan plasenta previa tidak boleh disingkirkan sampai pemeriksaan yang sesuai, /ermasuk +!$, jelas membuktikan tidak adanya diagnosis tersebut. *iagnosis plasenta previa jarang dapat dipastikan dengan pemeriksaan klinis, kecuali apabila satu jari tangan dimasukkkan melalui serviks dan plasenta diraba. Pemeriksaan serviks seperti ini jarang dilakukan kecuali apabila 'anita yang bersangkutan sudah di meja operasi dengan segala persiapan untuk seksio sesarea segera karena bahan pemeriksaan yang paling hati)hati pun dapat menyebabkan perdarahan masi". !elain itu, pemeriksaan ini jangan dilakukan, kecuali apabila memang telah direncanakan pelahiran, karena dapat terjadi perdarahan yang sedemikian rupa sehingga janin perlu segera dilahirkan 'alaupun masih imatur. Pemeriksaan >double set-up semacam ini jarang diperlukan karena lokasi plasenta hampir selalu dapat diketahui dengan +!$.1,, Pemeriksaan "isik yang dilakukan setelah anamnesis ditemukan perdarahan pertama atau berulang, tidak disertai rasa nyeri, dan adanya "aktor predisposisi. *ilakukan pemeriksaan spekulum, jika terdapat perdarahan intra uterin, lakukan perabaan "ornices (pada presentasi kepala), jika terdapat bantalan lunak dengan perdarahan banyak serta keadaan ibu dan anak menurun lakukan seksio sesaria, tapi jika perdarahan sedikit lakukan +!$.< 2.$.1 Penent%an &okasi dengan US' Metode paling sederhana, tepat, dan aman untuk mengetahui lokasi plasenta adalah dengan +!$ transabdominal ($ambar %. dan %.#). :ata)rata tingkat akurasinya adalah sekitar 475, dan angka setinggi 4-5 pernah dicapai. ;asil positi" palsu sering disebabkan oleh distensi kandung kemih. (arena itu, +!$ pada kasus yang tampaknya positi" harus diulang setelah kandung kemih dikosongkan. !umber kesalahan yang jarang terjadi adalah identi"ikasi plasenta yang sebagian besar berimplantasi di "undus tetapi tidak disadari bah'a plasenta tersebut besar dan meluas ke ba'ah sampai ke ostium uteri internum.1,,

11

$ambar %.# +!$ Plasenta Previa 7 minggu Pemakaian +!$ transvaginal telah secara nyata menyempurnakan tingkat ketepatan diagnosis plasenta previa. Meskipun tampak berbahaya ketika memasukkan probe +!$ ke dalam vagina dengan plasenta previa, teknik ini menunjukkan tindakan yang aman. *apat dilakukan visualisasi ostium uteri internum serviks pada semua kasus dengan teknik transvaginal, berbeda dengan hanya <35 pada penggunaan alat transabdominal. Pada studi lanjut yang membandingkan +!$ transabdominal dengan transvaginal, *itemukan bah'a teknik +!$ transvaginal menunjukkan hasil yang lebih superior.1,,

$ambar %., +!$ Plasenta Previa /elah dibuktikan bah'a +!$ tranperineal memungkinkan kita melihat ostium internum pada semua kasus yang diteliti (17# kasus) karena +!$ transabdominal memperlihatkan adanya plasenta previa atau tidak konklusi".

1%

Plasenta previa dapat tepat disingkirkan pada 1,# 'anita dan pada 13 'anita yang semula didiagnosis secara sonogra"is, 4 'anita mengalami plasenta previa yang terbukti saat persalinan. 6ilai prediksi positi" adalah 435 dan nilai prediksi negati" adalah 1335. 1,, 2.$.2 Magnetic Resonance Imaging (#)I* !ejumlah peneliti menggunakan M:0 untuk memvisualisasikan kelainan plasenta, termasuk plasenta previa. Meskipun banyak hal positi" pada penggunaan M:0, kecil kemungkinan bah'a dalam 'aktu dekat menggantikan +!$ untuk digunakan pada evaluasi rutin.1,, teknologi ini akan

2.+ Penatalaksanaan +ntuk penatalaksanaannya, 'anita dengan plasenta previa dapat dibagi sebagai berikut, pertama, janin preterm tetapi belum ada indikasi untuk pelahiran, kedua, janinnya sudah cukup matur, ketiga, 'anita yang sudah inpartu, dan keempat 'anita perdarahannya sedemikian berat sehingga janin harus dilahirkan 'alaupun masih imatur. Penatalaksanaan pada janin prematur tetapi tanpa perdarahan akti" adalah penga'asan ketat (terapi ekspektati"). Pada sebagian kasus mungkin perlu dilakukan ra'at inap bekepanjangan, namun 'anita yang bersangkutan biasanya dipulangkan setelah perdarahan berhenti dan janin dinilai baik. ?anita tersebut dan keluarganya harus benar)benar memahami masalah plasenta previa dan keluarganya harus siap sedia mengantar ke rumah sakit. Pada pasien plasenta previa yang telah diseleksi dengan benar, tampaknya tidak terdapat keuntungan penatalaksanaan ra'at inap dibandingkan dengan ra'at jalan. Penelitian membuktikan adanya pengurangan hari ra'at inap sebesar ,35, dan penurunan biaya pada pasangan ibu)janin #35 tanpa perbedaan morbiditas ibu atau janin pada penatalaksanaan ra'at jalan dibandingkan ra'at inap. ;asil a'al dari uji klinis acak mereka tentang penatalaksanaan ra'at inap dibandingkan ra'at di rumah terhadap , 'anita dengan perdarahan akibat plasenta previa pada %#

sampai 7 minggu. Morbiditas ibu dan janin setara di kedua kelompok, tetapi penatalaksanaan di rumah menghemat sekitar 1,.333 +!* per kasus. @ang utama, (7%5) di antara , 'anita ini mengalami perdarahan berulang dan pada %- (,%5) orang diperlukan tindakan seksio sesarea segera.1 Pada janin yang masih prematur diberikan juga antibiotik pro"ilaksis saat di ra'at inap. Pada janin yang matur rencanakan terminasi (terapi akti"), untuk plasenta letak rendah dengan perdarahan sedikit persalinan pervaginam masih mungkin, tapi jika tidak memungkinkan lakukan seksio sesaria.!eksio sesarea diperlukan pada hampir semua kasus plasenta previa. Pada sebagian besar kasus dilakukan insisi uterus tranversal. (arena perdarahan janin dapat terjadi akibat insisi ke dalam plasenta anterior, kadang)kadang dianjurkan insisi vertikal pada keadaan ini. 6amun, bahkan apabila insisi meluas hingga mencapai plasenta, prognosis ibu dan janin jarang terganggu. /eknik bedah alternati" yang menghindari dilakukannya insisi pada plasenta Mengikuti insisi uterus, rencana yang hati)hati dilakukan dengan jari tangan di antara uterus dan plasenta sehingga tercipta ruang yang cukup dalam melakukan persalinan. (arena si"at kontraktil segmen ba'ah uterus yang sangat lemah mungkin terjadi perdarahan yang tidak terkendali setelah plasenta dikeluarkan. ;al ini dapat terjadi 'alaupun secara histologis tidak terbukti adanya plasenta akreta. Pada situasi ini, diindikasikan penatalaksanaan yang sesuai untuk plasenta akreta. 8pabila plasenta previa dipersulit oleh adanya plasenta akreta sehingga cara)cara konservati" untuk mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan plasenta tidak berhasil diperlukan metode hemostasis yang lain. Penjahitan tempat implantasi dengan benang kromik 3 mungkin dapat menghentikan perdarahan. Pada sebagian kasus, perlu dilakukan ligasi bilateral arteri uterina, dan pada yang lain perdarahan berhenti setelah ligasi arteri iliaka interna. /indakan penjahitan sirkuler interrupted dengan benang kromik 3 di sekitar segmen ba'ah, di atas dan di ba'ah insisi melintang, untuk mengendalikan perdarahan pada seluruh (- orang) pasien yang menjalani metode ini. Pada # kasus dengan segmen ba'ah uterus ditampon ketat menggunkan kassa yang berhasil menghentikan perdarahan.

1#

/ampon kassa dikeluarkan melalui vagina 1% jam kemudian. Pada sebagian kasus, ligasi arteri uterina atau iliaka interna seperti dijelaskan dapat menghentikan perdarahan. Ambolisasi arteri pelvika juga pernah dilakukan. 8pabila tindakan) tindakan konservati" ini gagal, dan perdarahannya deras, perlu dilakukan histerektomi. .agi 'anita yang plasenta previanya tertanam di anterior pada bekas insisi seksio sesarea, maka kemungkinan plasenta akreta dan perlunya histerektomi meningkat.1,, Bara yang sudah jarang dilakukan adalah versi braCton hicks yaitu tamponade plasenta dengan bokong, syarat adalah janin sudah mati dan pembukaan harus sudah dapat dilalui oleh % jari (supaya dapat menurunkan kaki), mengeluarkan kaki, yang kemudian digantungkan timbangan yang seringan) ringannya tetapi cukup berat untukmenghentikan perdarahan, lalu tunggu janin hingga lahir sendiri. (emudian Bunam ?itlett yaitu tamponade plasenta dengan kepala, kulit kepala anak dejepit dengan cunam ?itlett dan diberati dengan timbangan ,33 gram.# 2., Ko-!likasi *apat terjadinya perdarahan dan syok, in"eksi ni"as karena luka plasenta lebih dekat dengan ostim dan merupakan port dentree yang mudah tercapai karena biasanya pasien anemis akibat perdarahan sehingga daya tahan lemah, dapat terjadi laserasi serviks, prematuritas atau lahir mati.
,#

Menurut pengalaman, koagulopati jarang terjadi pada plasenta previa 'alaupun telah terjadi pemisahan luas di tempat implantasi. Penelitian terhadap -< 'anita dengan perdarahan antepartum akibat plasenta previa dan tidak mendapatkan bukti adanya koagulopati. Mungkin tromboplastin, yaitu pemicu koagulasi intravaskular yang sering terjadi pada solusio plasenta, segera keluar melalui kanalis servikalis dan tidak dipaksa masuk ke sirkulasi ibu.1,, 2.1. P ognosis /elah terjadi penurunan angka kematian ibu akibat plasenta previa, suatu kecenderungan yang dimulai pada tahun 14%< saat .ill menyarankan trans"usi

1,

yang memadai dan seksio sesarea. !ejak tahun 14#,, saat Maca"ee dan 2ohnson secara terpisah menyarankan terapi menunggu untuk pasien yang jauh dari aterm, kecenderungan serupa terjadi pada angka kematian perinatal. ?alaupun separuh 'anita memiliki kehamilan mendekati aterm saat perdarahan pertama kali terjadi, persalinan prematur masih menimbulkan masalah besar bagi sisanya, karena tidak semua 'anita dengan plasenta previa dan janin prematur dapat menjalani penatalaksanaan menunggu. *itemukan bah'a 'anita dengan plasenta previa yang juga memiliki serum al"a "etoprotein (8=P) setidaknya %.3 multilpes of the median (M1M) dimana terdapat peningkatan risiko dari perdarahan dini pada trimester ketiga dan persalinan prematur.1,,

You might also like