You are on page 1of 14

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 1 YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Program Studi S-1 Keperawatan Universitas Yogyakarta

Diajukan oleh : ADRIANUS JOSIMAN NIM : 08130301

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK I YOGYAKARTA
Adrianus josiman1, Maria H Bakrie2, Nanik Budiastuti3
INTISARI Latar belakang: Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Pertusis, Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Cakupan imunisasi di Yogyakarta tahun 2010yaitu untuk imunisasi BCG : 107 %, DPT : 87 %, polio : 106,1%, Hepatitis B :106,5%, Campak : 99 %. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik korelatif dengan rancangan cross sectional.Sampel penelitian diambil menggunakan teknik kuota sampling yaitu sebanyak 62 responden yang memiliki bayi yang wajib untuk diimunisasikan.Data penelitian diperoleh dari data primer (kuesioner) dan data sekunder.Selanjutnya data dianalisis melalui komputer dengan menggunakan uji bivariat chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil:Hasil analisis menunjukan sebagian besar tingkat pengetahuan ibu cukup yaitu 40 responden (64,5%) dan sebagian besar responden yang imunisasi dasarnya lengkap yaitu 56 responden (90,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisas dasar di Puskesmas Depok I yogyakarta (p value = 0,046 < 0,05). Nilai koefisien kontingensi c = 0,359. Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta. Kata kunci: Tingkat pengetahuan ibu, Imunisasi Dasar.
1 2

Mahasiswa S1 Prodi Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta Staf pengajar Prodi Keperawatan Poltekes Yogyakarta 3 Staf dan Tenaga Kesehatan RSUP Dr. Soeradji Klaten

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF A MOTHER ABOUT IMMUNIZATION WITH THE STATUS OF COMPLETENESS OF BASIC IMMUNIZATION ON AN INFANT IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS DEPOK I YOGYAKARTA
Adrianus Josiman1, Maria H Bakrie 2, Nanik Budiastuti3
ABSTARCT Background: The Government requires every child to get basic immunization against seven kinds of diseases such as Tuberculosis, Diphtheria, Tetanus, Pertusis, Polio, Measles (Morbili) and Hepatitis B as a part of the Immunization Development Program which includes the immunization of BCG, DPT, Polio, measles and Hepatitis B. The immunization coverage in Yogyakarta in 2010 was as follow, for BCG immunization: 107%, DPT: 87%, polio: 106.1%, Hepatitis B: 106.5%, Measles: 99%. Research objective: the objective of this research is to determine the relationship between the level of knowledge of a mother about immunization with the status of completeness of basic immunization on an infant in the work area of Puskesmas Depok I Yogyakarta Research Method: The type of this study is correlative analytic with cross sectional design. The research samples were taken using quota sampling technique with 62 numbers of respondents who had infants who obliged to immunize. The data was gained from the primary data (questionnaires) and the secondary data. Furthermore, the data was analyzed using computer with bivariate test chi square with 95% level credibility. Findings: The analyses results showed that most of those mothers had adequate level of knowledge with the presentation as follow: 64.5% (40 respondents). Most of respondents had completely done the basic immunization with the presentation 90.3% (52 respondents). The result of statistical test showed that there was a significant relationship between the level of knowledge of a mother about immunization with the status of the completeness of basic immunization in Puskesmas Depok I Yogyakarta (p value = 0.046 <0.05). The value of Contingency coefficient is c = 0.359. The Conclusion: There is a significant relationship between the level of knowledge of a mother about immunization with the status of the completeness of basic immunization on infants in the work area of Puskesmas Depok I Yogyakarta Key Words: The level of knowledge of a mother, immunization .
1 2

S1 Student of Nursing Study Program of Respati University of Yogyakarta The Faculty Staff of Nursing Study Program of Poltekes Yogyakarta 3 The Staff and The Health Workers of RSUP Dr. Soeradji Klaten.

PENDAHULUAN
Beberapa penyakit infeksi sudah dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga bila kelak terpajan oleh antigen yang sama tidak terjadi penyakit karena adanya memori imunologi atau dapat mengurangi beratnya penyakit. Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak agar tidak terserang penyakit tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum dimasyarakat (Ranuh et. al., 2001). Tahun 1977 ditentukan sebagai fase persiapan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, Difteri, Campak, Pertusis, Polio serta Hepatitis B (Depkes, 2005). Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Pertusis, Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Imunisasi lain yang tidak diwajibkan oleh pemerintah tetapi tetap dianjurkan antara lain terhadap penyakit gondongan (mumps), rubella, tifus, radang selaput otak (meningitis), HiB, Hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies (Theophilus S., 2000). Cakupan imunisasi di Yogyakarta tahun 2010 yaitu untuk imunisasi BCG : 107 % , DPT : 87 %, polio : 106,1%, Hepatitis B : 106,5%, Campak : 99 %

(Dinkes Yogyakarta, 2004). Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu karena hal tersebut akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan( Ali, 2002 ). Menurut hasil penelitian Cahyono (2003), seorang anak memiliki kesempatan lebih besar tidak di imunisasi lengkap terutama bagi yang tinggal di pedesaan dengan pendidikan rendah dan kurang pengetahuan serta tidak memiliki KMS ( Kartu Menuju Sehat ), tidak punya akses ke media masa ( surat kabar, majalah, radio, televisi). Semakin banyak jumlah anak semakin besar seorang ibu tidak mengimunisasikan anaknya dengan lengkap anak. karena selain pengetahuan, status social ekonomi juga mempengaruhi pemberian imunisasi terhadap

Berdasarkan data 1 tahun terakhir (September 2010-September 2011) dari Puskesmas Depok I Yogyakarta bahwa imunisasi yang diterima oleh bayi tidak lengkap dan imunisasi yang tidak pernah dilakukan adalah DPT 1, DPT 2, DPT 3, Hepatitis B1 (bayi< 24 jam), hepatitis B1 > 7 hari , Hepatitis B2dan Hepatitis B3. Presentase imunisasi yang ada di wilayah puskesmas depok 1 terus menurun dari bulan ke bulan dari jumlah bayi (328 bayi) yang mendapatkan imunisasi lebih kurang 170 bayi ( 51,82%). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30 November 2011 dengan beberapa ibu yang mengikuti kegiatan imunisasi, dari enam ibu yang diwawancara hanya 3 ibu (50%) yang benar-benar memahami tentang imunisasi baik itu pengertian, jenis imunisasi, manfaat, tujuan dan waktu diberikannya imunisasi pada bayi. Hampir 50 % para ibu sudah paham tentang imunisasi, hanya saja masih banyak ibu yang belum memahami tentang imunisasi yaitu 50 %. Petugas kesehatan menyatakan antusiasme para ibu untuk mengikuti kegiatan imunisasi sudah cukup baik. Petugas kesehatan juga mengatakan mungkin saja para ibu datang mengimunisasikan anaknya karena melihat ibu-ibu yang lain dan masih banyak ibu yang tidak menghadiri kegiatan imunisasi, baik karena lupa ataupun karena tidak mengetahui jadwal imunisasi. Dari uraian tersebut diatas maka peneliti, tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Tingk at Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan rancangan cross sectional, merupakan

penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang satu dengan variabel yang lain (Notoatmojo, 2002). Penelitian ini dilakukan di posyandu-posyandu yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta meliputi 7 kelurahan atau desa yaitu Catur Tunggal, Condong Catur, Wedomartani, Minomartani, Purwomartani, Selomartani dan Kali Tirto. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 Mei 2012. Populasi adalah totalitas dari semua objek yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002). Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia > 9 bulan usia balita dan anaknya terdaftar menjadi sasaran program imunisasi di posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 170 ibu yang mempunyai bayi yang berusia >9 bulan usia balita yang wajib diimunisasi dasar. Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang terdaftar menjadi sasaran imunisasi di posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Quota Sampling. Quota Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah lebih kurang 170 anak. Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item pertanyaan dalam kuesioner. hasilnya

dibandingkan dengan nilai r table dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika r table > r hitung maka butir pertanyaan dikatakan valid. Berdasarkan uji validitas yang diolah dengan uji statistik hasil kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi yang terdiri dari 20 butir pertanyaan, yang valid sebanyak 19 dan tidak valid 1 pertanyaan. Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Depok II, Yogyakarta. Dilakukan pada 20 responden. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai cronbach alpha untuk kuesioner tingkat pengetahuan ibu adalah r hitung = 0,879 > r table= 0,444, sehingga kuesioner dalam penelitian ini reliable.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian


1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Puskesmas Depok I Yogyakarta. Puskesmas Depok I Yogyakarta berdiri pada tahun 1979 di Dusun Gondangan Maguwoharjo, kemudian pada tahun 1982 pindah ke Dusun Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman Yogyakarta. Batas wilayah Puskesmas Depok I Yogyakarta meliputi, batas utara Desa Wedomartani, batas selatan Desa Banguntapan, batas barat Desa Caturtunggal dan batas timur Desa Purwomartani. Wilayah kerja Puskesmas Depok I mencakup satu Desa Maguwoharjo dengan luas wilayah 9.928.300 Ha. Kondisi geografis wilayah Puskesmas Depok I Yogyakarta termasuk dataran rendah dengan ketinggian 130 m permukaan laut. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta pada tahun 2009 sebanyak 27.182 jiwa yang terdiri dari 13.929 laki-laki dan 13.253 perempuan. Visi Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah menjadi pusat layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri dengan menerapkan sendi-sendi pelayanan prima, serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 62 reponden. Karakteristik umur ibu, pendidikan, pekerjaan, umur bayi dan jenis kelamin bayi sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta Karakteristik Rincian Frekuensi Persentase Umur Ibu (th) < 20 20-35 > 35 Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D3 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Umur Bayi (th) >0,9 1 tahun 1-2 >2 Jenis Kelamin Balita Laki-laki Perempuan Total Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia 2035 tahun sebanyak 43 responden (69,4%), sedangkan sebagian kecil berusia > 35 tahun yaitu 19 responden (30,6%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia produktif. Pendidikan responden paling banyak pada kelompok SLTA yaitu 39 responden 62 0 43 19 2 6 39 15 12 50 27 21 14 37 25 100,0 0,0 69,4 30,6 3,2 9,7 62,9 24,2 19,4 80,6 43,5 33,9 22,6 59,7 40,3

(62,9%), sedangkan sebagian kecil responden dengan pendidikannya SMP sebanyak 8 responden (13,3%). Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar tidak bekerja atau sebagai IRT yaitu sebanyak 50 responden atau (80,6%) dan sebagian kecil bekerja sebanyak 12 responden (19,4%). Sebagian besar balitanya berusia >0,9 bulan- 1 tahun sebanyak 27 responden (43,5%), sedangkan sebagian kecil berusia >2 tahun sebanyak 14 responden (22,6%).

Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia awal balita dan diketahui sebagian besar balitanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37

responden (59,7%), sedangkan sebagian kecil berjenis kelamin perempuan sebanyak 25 responden (40,3%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenis kelamin balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar laki-laki yang secara kebetulan bertemu pada saat penelitian. 3. Analisis Univariat a. Tingkat pengetahuan Responden tentang Imunisasi Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta No Tingkat Responden Imunisasi Cukup Kurang Pengetahuan tentang Frekuensi Persentase

1 2 Jumlah

40 22 62 100,0

64,5 35,5

Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi cukup yaitu 40 responden (64,5%), sedangkan sebagian kecil tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi kurang sebanyak 22 responden (35,5%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah cukup. b. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta No 1 2 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Lengkap Tidak Lengkap Frekuensi 56 6 62 Persentase 90,3 9,7 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar responden yang status imunisasi dasarnya lengkap yaitu sebanyak 56 responden (90,3%), sedangkan sebagian kecil responden yang status imunisasi dasarnya tidak lengkap yaitu sebanyak 6 responden (9,7%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap. 4. Analisis Bivariat Tabel 4.4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta Kelengkapan Imunisasi Variabel Tidak Lengkap Pengetahuan Cukup Kurang Total 6 0 6 Lengkap 34 22 56 40 22 62 3,654 0,046 Total ChiSquare (c) p-value

Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui sebagian besar responden tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi cukup baik dan responden status kelengkapan imunisasi dasarnya sebanyak 56 responden (90,3%), sedangkan sebagian kecil tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi kurang, dan responden yang status kelengkapan imunisasi dasarnya tidak lengkap sebanyak 6 responden (9,7%). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh p-value = 0,046 < Level of Significant = 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar. Keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta, rendah (c = 0,359).

B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden Hasil karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 43 responden (69,4%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia produktif. Umur dalam tahun dan dikelompokkan Kurang dari 20 tahun, 20-35 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal ini juga sesuai dengan Soetjiningsih (2004) dimana usia responden masa produktif yaitu pada umur > 20-35 tahun, sedangkan usia tidak produktif < 20 tahun dan > 35 tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin tua, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Kebanyakan responden dengan pendidikan SLTA sebanyak 39 responden (62,9%).

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta, memiliki pendidikan tingkat menengah. Pendidikan pada dasarnya adalah segala upaya yang terencana untuk mempengaruhi memberikan perlindungan dan bantuan sehingga peserta memiliki kemampuan sesuai harapan. Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai proses pendewasaan pribadi. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya responden menyerap, termotivasi dan memahami informasi yang diperoleh. Tingkat pendidikan responden membentuk nilai-nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal-hal baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin mudah ia menyerap informasi tentang status kelengkapan imunisasi dasar pada bayinya. Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar tidak bekerja atau sebagai IRT yaitu sebanyak 50 responden (80,6%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pekerjaan responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar tidak bekerja atau mengurus rumah tangganya. Pekerjaan adalah perbuatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah yang memiliki banyak tantangan, sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak memerlukan waktu dan tenaga. Bekerja bagi responden-responden akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya terutama berpengaruh terhadap pendapatannya. Sebagian besar balitanya berusia >0,9 bulan-1 tahun sebanyak 27 responden (43,5%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia awal balita dan diketahui sebagian besar balitanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 responden (59,7%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenis kelamin balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar laki-laki yang secara kebetulan bertemu pada saat penelitian. 2. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi cukup yaitu sebanyak 40 responden (64,5%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah cukup. Petugas kesehatan mengatakan para responden yang datang mengimunisasikan anaknya karena melihat responden-responden yang lain dan banyak responden yang tidak menghadiri kegiatan imunisasi, baik karena lupa ataupun karena tidak mengetahui jadwal imunisasi. Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Tegalrejo kota Yogyakarta cukup. Menurut hasil penelitian Cahyono (2003), seorang anak memiliki kesempatan lebih besar tidak di imunisasi lengkap terutama bagi yang tinggal di pedesaan dengan pendidikan rendah dan kurang pengetahuan serta tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), tidak punya akses ke media masa (surat kabar, majalah, radio, televisi). Semakin banyak jumlah anak semakin besar seorang ibu tidak mengimunisasikan anaknya dengan lengkap.

Peran seorang responden pada program imunisasi sangatlah penting karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah responden. Demikian juga tentang pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan responden. Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan seorang responden akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan responden dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan (Ali, 2002 ). 3. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang status imunisasi dasarnya lengkap yaitu sebanyak 56 responden (90,3%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap. Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi dasar balita di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta lengkap. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang pelindungan. Imunisasi diberikan kepada bayi antara umur 0-12 bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT (1,2,3), Polio (1,2,3,4), Hepatitis B (1,2,3), dan Campak (Pedoman penyelenggaran imunisasi, 2005). Perbedaan imunisasi pada kurun waktu yang berbeda di beberapa fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi, tidaklah begitu dipermasalahkan selama jadwal tersebut berada didalam rentang umur yang dianjurkan oleh Program Pengembangan Imunisasi (PPI Depkes) maupun Satgas Imunisasi PD IDAI (Soedjatmiko 2003 cit. Ranuh dkk, 2005). Menurut Jose (2005) cit. Ranuh dkk (2005) setiap dokter atau tenaga para medis yang memberikan imunisasi mempunyai sistem untuk mengingatkan orang tua untuk melakukan vaksinasi berikutnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi dengan Imunisasi Dasar

Status Kelengkapan

Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi berhubungan signifikan dengan status kelengkapan imunisasi dasar ( p-value = 0,046 < Level of Significant = 0,05). Keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar, rendah (c = 0,359). Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Penge tahuan dengan Perilaku Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku responden terhadap imunisasi bayinya.

KESIMPULAN
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi termasuk dalam kategori cukup yaitu 64,5%. 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi lengkap yaitu 90,3%. 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta, termasuk dalam kategori rendah (c = 0,359). 4. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar memiliki hubungan yang signifikan (p-value = 0,046 < Level of Significant = 0,05).

SARAN
1. Bagi Puskesmas Depok I Yogyakarta Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan tambahan informasi bagi Puskesmas Depok I Yogyakarta terutama mengenai hal yang berkaitan dengan status kelengkapan imunisasi pada bayi. Juga untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi dengan memantau kelengkapan imunisasi bayi, dan secara rutin menginformasikan tentang imunisasi pada ibu agar para ibu datang mengimunisasikan anaknya. 2. Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa tentang imunisasi dasar pada bayi dan diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi proses belajar mengajar terutama yang berhubungan dengan imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, A. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Bina Rupa Aksara Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : PT Eresco Depkes RI. 2002. Pedoman Tatalaksana Medic Kejadian Ikutan Pasca Kesehatan. Jakarta. 6. 7. 8. 9. Depkes RI. 2006. Modul Materi Dasar I Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta :Depkes RI. Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2006. Jakarta Depkes RI. 2008 Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta Gust, D.A.,Strine, T.W., Maurice, E., Smith, P., Yusuf, H., Wilkinson, M., Battaglia, Schwartz, B. 2004. Under Immunization among Children: immunization status. Journal of Pediatric. Vol. 114:16-22. Lengkap Balita effects of vaccine M., Wright, R. & safety concern of Imunisasi (KIPI) Bagi Petugas

10. Fatmawati, R. 2006. Determinan Yang Mempengaruhi Cakupan Imunisasi Dasar Usia 1-2 Tahun di Wilayah Puskesmas Tegalrejo. Skripsi.

Tidak diterbitkan. FK UGM. Aplikasi. Bogor: Ghalia

11. Hasan, R., Alatas, H. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Indonesia.

12. Hidayat, A.A. Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika. 13. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka cipta. 14. 15. , S. 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka cipta , S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Edisi revisi, Cetakan Kedua. Jakarta : Rineka Cipta.

You might also like