You are on page 1of 16

Saat ini kita sudah menjadi mahasiswa yang mulai beradaptasi dengan lingkungan kampus,yang kita ketahui kehidupan

kampus identik dengan perkuliahan, pelajaran, tugas-tugas, skripsi, dan lain-lain. Ternyata dibalik itu semua ada sisi lain dari kehidupan kampus yaitu pergaulan bebas. Dan ternyata hal ini sudah tidak asing lagi bagi para remaja kampus. Tidak sedikit para mahasiswa yang terjerumus dalam lembah perzinahan (free sex) karena disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah

kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan
wanita. Di samping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai agama dan pancasila.

2.2.1 Hubungan manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan budaya dalam masalah pergaulan bebas.
Setiap individu adalah bagian terkecil dalam sistem sosial dan

budaya. Sehingga suatu sistem sosial dan budaya yang baik sangat
ditentukan dengan perkembangan individu yang sempurna. Semakin baik individu berkembang dan menerapkan nilai-nilai sosial dan

budaya, serta mampu berinteraksi dengan baik, tentu akan


menghasilkan sistem sosial dan budaya yang positif dan dapat memimalkan penyimpangan-penyimpangan yang berdampak

negatif. Sebagai sebuah contoh yang sering ditemui di masyarakat


sekarang adalah maraknya seks bebas terutama di kalangan remaja.

Dan yang penting dan perlu diperhatikan adalah kebebasan dalam berhubungan

seks yang sedang marak terjadi sangat menganggu perkembangan seorang remaja
menjadi individu yang diharapkan dapat berkembang di masyarakat secara sosial. Dengan bersosialisasi yang baik dan benar tentu saja dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya seks bebas. Karena kenyataannya, seks bebas adalah sebuah gejala penyimpangan sosial yang disebabkan oleh kurang sempurnanya perkembangan individu saat sedang memasuki tahap pencarian jati diri, sehingga individu tersebut tidak berkembang sebagaimana harusnya mengikuti

prinsip-prisp perkembangan individu beserta pola-polanya.


Jadi, para remaja sangat membutuhkan tuntunan dan arahan yang jelas dari kedua orag tuanya tentang perannya sebagai seorang individu dan makhluk sosial. Agar seorang individu dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya makhluk sosial yang baik di masyarakat, penting untuk diterapkan pola-pola pengembangan individu secara sempurna.

2.2.2 Akhlak dan budi pekerti dalam kehidupan manusia

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Seseorang dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pemikiran serta tingkah laku tersebut dilakukan secara berulang-ulang.

Para pelaku pergaulan bebas yang notabennya adalah mahasiswa yang sudah mengerti mana yang baik dan yang buruk. Seseorang dikatakan berakhlak baik jika melakukan segala sesuatu yang

berguna yang sesuai dengan nilai dan norma, bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Sedangkan yang buruk adalah kebalikannya yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Dari pengertian itulah kita sudah mengetahui pergaulan bebas

memiliki arti yang negatif yang para pelakunya (mahasiswa) tidak


berakhlak ditinjau dari segi akhlak,begitupun dengan budi pekerti yang memiliki arti tingkah, perangai, akhlak.

2.2.3 Agama, tradisi, dan budaya

Dari sudut pandangan agama melakukan hubungan seks diluar nikah merupakan suatu tindakan yang sangat dibenci oleh Tuhan, karena melakukan hubungan intim dengan cara berganti-ganti pasangan sangatlah tidak manusiawi dan bisa dikatakan mirip dengan perilaku binatang. Oleh karena itu tidak ada satu agamapun di dunia yang menganjurkan umatnya

untuk melakukan seks bebas terlebih dengan terus menerus


mengganti pasangan.

Dalam sudut pandang budaya dan tradisi masyarakat juga begitu, remaja yang ketahuan telah melakukan hubungan seks diluar nikah tentunya akan segera mendapat cap jelek dari masyarakat sekitarnya. Karena hingga sampai saat ini tidak ada budaya dan satu norna pun di Indonesia yang dapat memaklumi dan setuju dengan tindakan seks bebas yang dilakukan remaja, karena membahayakan kesehatan bagi meraka yang melakukan. Intinya kembali lagi kepada fungsi dari agama, budaya dan tradisi di Indonesia yang pada umumnya memiliki tujuan untuk mengatur, melindungi dan mengarahkan masyarakat ke jalan yang benar sehingga nantinya masyarakat dapat hidup rukun dan harmonis. Jadi, perilaku yang menyimpang seperti seks bebas remaja sama sekali tidak bisa dibenarkan, karena sangat bertentangan dengan visi dan misi yang dimiliki oleh agama budaya dan tradisi itu sendiri.

2.2.4 Nilai kejujuran dan tanggung jawab


Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Berdasarkan pada kejujuran yang berarti dapat dipercaya, baik terhadap dunia luar maupun diri sendiri. Inilah hal yang dimaksudkan bagi para pelaku seks bebas,yang bisa atau dapat dikategorikan sebagai orang yang tidak mempunyai sikap jujur terhadap diri sendiri.Hal ini dikarenakan pelaku tidak dapat mengenal diri sendiri lebih baik daripada orang lain. Kejujuran juga terbagi menjadi beberapa macam, namun pelaku pergaulan bebas

baik di dalam kampus maupun diluar, dapat dikategorikan sebagai seseorang


yang tidak jujur dalam keadaan dan bisa juga dikategorikan sebagai orang yang tidak jujur dalam perbuatan. Hal ini dikarenakan bahwa ketidaksesuaian perbuatan dengan perintah dan muatabah (selaras), serta ketidaksesuaian perbuatan hati dan anggota badan, sebagaimana ketidaksesuaian perbuatan yang dilakukan dengan apa yang diinginkan oleh hati.

Tanggung jawab adalah kewajiban setiap manusia dalam melakukan tugas tertentu,dan dalam arti luas tanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, dan menanggung segala sesuatunya. Hal ini tentu berhubungan dengan pergaulan bebas yang sudah marak di kampus, karena pergaulan bebas yang kian marak beredar ini membuat para pelaku seks tidak bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka perbuat dan hal ini tentu sangat bertentangan dengan apa yang dimaksudkan dengan tanggung jawab.

Tanggung jawab juga terbagi menjadi beberapa macam, namun jika melihat kasus pergaulan bebas yang berada di kampus pada saat ini tentu sangat berhubungan dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri, maupun tanggung jawab terhadap

keluarga. Karena tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Namun para pelaku seks ini tidak memperdulikan apa yang harus mereka tanggung pada hal yang telah mereka lakukan, misalnya : jika pelaku

seks hamil, kemudian karena malu mereka melakukan aborsi, maka hal itu sangat
tidak sepadan dengan hal yang mereka telah perbuat.

2.2.5 Nilai penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta

dhar yang artinya menahan atau menangung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin. Yang termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan,

kelaparan dan lain-lain. Penderitaan, rasa sakit, dan tersiksa adalah bagian hidup
manusia karena perbuatan manusia itu sendiri. Dinilai dari segi apapun, pergaulan bebas hanya akan menimbulkan penderitaan.

Mungkin, tindakan tersebut tidak serta merta timbul pada saat manusia
melakukan hubungan seksual, namun, dampak dari itu akan dirasakan setelah ia melakukannya. Dampak dari nafsu sesaat itu akan menimbulkan penderitaan dari berbagai sisi.

Penderitaan yang mungkin pertama timbul adalah penderitaan yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk suci

yang cenderung berbuat benar. Kecenderungan ini karena ruh manusia pada
mulanya berada dalam keadaan fitrah. Jadi, jika manusia berbuat salah dan berbuat dosa maka akan timbul perasaan bersalah dalam hatinya. Perasaan ini bisa menyebabkan kegelisahan yang mendalam tergantung dari besarnya dosa yang ia perbuat. Kegelisahan yang berlangsung terus menerus ini akan menyebabkan penderitaan batin bagi dirinya. Penderitaan ini bisa berupa bayang-bayang perbuatan bersalah yang selalu menderanya. Selain itu terdapat penderitaan yang paling besar yang pasti akan ia terima, yaitu penderitaan yang berasal dari Tuhan semesta alam. Penderitaan ini termasuk penderitaan yang paling berat dan pasti ia alami jika ia tidak bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.

3.1 Kesimpulan
Masalah seks bebas yang kian marak dikalangan remaja makin menghawatirkan.

Berkembangnya seks bebas adalah buah negatif dari masuknya budaya barat
yang lebih bebas dan tidak sesuai dengan tradisi, agama, dan budaya Indonesia yang lebih ketimuran. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang pasti akan selalu berinteraksi dengan manusia lainya, akan tetapi interaksi antar individu juga bisa berdampak buruk jika dilakukan dengan cara yang salah atau bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, dalam hal ini adalah pergaulan bebas. Perilaku menyimpang tersebut dinilai dari berbagai sisi akan menimbulkan penderitaan bagi bara pelakunya. Kejujuran yang berasal dari hati harus dikeluarkan, karena bukan tidak mungkin mereka yang melakukan perbuatan tersebut sebenarnya karena terpaksa dan pengaruh dari lingkungan. Pergaulan bebas, khususnya dikalangan remaja, diharapkan bisa ditanggulangi dengan adanya filter terhadap budaya asing yaitu norma, agama, pembiasaan sejak dini, pendidikan dari sekolah, dan hukum.

You might also like