You are on page 1of 15

PADATAN

Kelompok 11

Disusun oleh : Lintang Hisbullah Kurniawan Irfan Fardhani Fahmi Idzni 140210070088 140210110010 140210110058 140210110096

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN Januari 2013

RINGKASAN
Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat / materi terdiri dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat tersebut. Zat terdiri dari zat cair, gas, dan padat. Zat Padat atau padatan digolongkan dalam dua golongan, padatan kristalin yang partikel penyusunnya tersusun teratur, dan padatan amorf yang partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna. Padatan kristalin terdiri dari beberapa jenis, yaitu kristal molekuler, kristal ionik, kristal kovalen, dan kristal logam. Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin.

DAFTAR ISI RINGKASAN ...........................................................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1 1.1. 1.2. PENGERTIAN ........................................................................................................................ 1 LATAR BELAKANG............................................................................................................. 1

BAB II ISI ............................................................................................................................................... 3 2.1. 2.2. Jenis Padatan ........................................................................................................................... 3 Padatan Kristalin ..................................................................................................................... 3 Jenis-Jenis Kristal ............................................................................................................ 3 Sistem Kristal .................................................................................................................. 5

2.2.1. 2.2.2. 2.3.

Padatan Amorf ........................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP............................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

PENGERTIAN
Padatan adalah salah satu bentuk dari suatu benda / zat materi ( contoh lainnya adalah gas

dan cair). Zat padat atau padat ditandai dengan kekakuan struktural dan ketahanan terhadap perubahan bentuk atau volume. Tidak seperti zat cair, benda padat tidak mengalir dan berbentuk seperti bentuk wadahnya, juga tidak memperluas untuk mengisi seluruh volume yang tersedia untuk itu seperti gas. Atom-atom dalam padat terikat erat satu sama lain, baik dalam kisi geometris biasa (kristal, yang mencakup logam dan air es biasa) atau tidak teratur (padatan amorf seperti kaca). Dalam benda padat, atom/molekul berdekatan, atau "keras"; tetapi, tidak mencegah benda padat berubah bentuk atau terkompresi. Dalam fase padat, atom memiliki order ruang; karena semua benda memiliki energi kinetik, atom dalam benda padat yang paling keras bergerak sedikit, tetapi gerakan ini tak terlihat.

1.2.

LATAR BELAKANG
Di sekitar kita terdapat berbagai benda seperti air, besi, kayu. Alkohol, udara yang kita

hirup, atau gas helium yang digunakan untuk mengisi gas helium. Benda tersebut merupajkan zat atau materi. Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat / materi terdiri dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat tersebut. Zat terdiri dari zat cair, gas, dan padat. Zat Padat atau padatan digolongkan dalam dua golongan, padatan kristalin yang partikel penyusunnya tersusun teratur, dan padatan amorf yang partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna. Studi bahan kristalin mempunyai sejarah yang jauh lebih panjang karena kristal lebih mudah dipelajari daripada bahan amorf. Perkembangan paling penting dalam studi bahan kristalin adalah perkembangan analisis kristalografi sinar-X. Awalnya teknik ini hanya dapat digunakan untuk struktur yang sangat sederhana seperi garam (NaCl). Namun dalam 80 tahun terakhir analisis kristalografi telah berkembang dengan demikian cepat sehingga protein dengan massa molekul yang sangat besar kini dapat dipelajari dengan teknik ini.

Terdapat berbagai cara untuk mengklasifikasikan padatan, yang meliputi berbagai bahan. Namun, klasifikasi yang paling sederhana adalah membaginya menjadi dua golongan: padatan kristalin yang partikelnya tersusun teratur dan padatan amorf yang keteraturannya kecil atau tidak ada sama sekali.

BAB II ISI

2.1.

Jenis Padatan
Zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap. Pertikel zat padat memiliki sifat-sifat

letaknya yang sangat berdekatan, susunannya teratur, gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya. Seperti telah dijelaskan pada bab 1, padatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Padatan Kristalin Dalam beberapa bahan kristalin, partikel penyusunnya tersusun sehingga keteraturannya kadang nampak dengan mata telanjang. Kristal yang umum kita lihat adalah natrium khlorida, tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Lokasi partikel penyusun padatan kristalin (ion, atom atau molekul) biasanya dinyatakan dengan kisi, dan lokasi setiap partikel disebut titik kisi. Satuan pengulangan terkecil kisi disebut dengan sel satuan. 2. Padatan Amorf Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita-gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian.

2.2.

Padatan Kristalin
Padatan kristalin merupakan padatan yang partikel penyusunnya tersusun teratur.

2.2.1. Jenis-Jenis Kristal Kita lihat bahwa hanya ada bebrapa cara dalam jumlah terbatas dalam merancang partikel-partikel dalam suatu Kristal padat. Rancangan khusus dan sifat-sifat fisik dari zat padat ditentukan oleh jenis partikel yang ada pada titik-titik kisi dan sifat dari gaya tarik antara partikel-partikel tersebut. Akibatnya Kristal-kristal dapat dibagi dalam jenis yang jelas, yang masing-masing dibedakan oleh suatu sifat tertentu. 1. Kristal Molekuler Dalam Kristal molekuler, baik molekul ataupun atom tersendiri mengisi tempat-tempat kisi. Gaya tarik antara molekul atau atomnya jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen yang terdapat didalam molekul-molekulnya sendiri. Gaya London terdapat dalam Kristal-kristal zat yang nonpolar seperti Ar, O2, naftalen, CO2. Pada Kristal molekul polar seperti SO2 terdapat juga gaya tarik dipole-dipol, dan pada zat padat seperti es(H2O), NH3, dan HF, molekul3

molekulnya terikat terutama oleh adanya ikatan hydrogen. Karena gaya-gaya ini relative lemah (dibandingkan dengan gaya tarik kovalen atau ion), maka Kristal molekuler mempunyai energy kisi yang rendah dan mudah sekali rusak; dikatakan bahwa zatnya lembek. Lagi pula, relative hanya diperlukan energy panas yang sedikit untuk mengimbangi gaya tarik ini sehingga zat padat molekuler cendrung mempunyai titik leleh yg rendah. Kristal molekul merupakan konduktor listrik yang buruk, sebab semua elektronnya terikat pada molekulnya sendiri dan tidak bebas bergerak dalam padatan. 2. Kristal Ionik Pada Kristal ionik seperti NaCl, ada ion-ion yang letaknya pada daerah kisi dan ikatan antara ion-ion tersebut umumnya secara elektrostatik (yang benar-benar tak terarah). Hasilnya, jenis kisi yang terbentuk kebanyakan ditentukan oleh ukuran relative dari ion-ion dan muatannya. Ketika Kristal terbentuk, ion-ion menyusun dirinya agar gaya tarik menarik menjadi maksimum dan gaya tolak menolak menjadi minimum. Karena gaya elektrostatik itu kuat, kristal-kristal ion mempunyai energy kisi yang besar. Biasanya Kristal mempunyai energy kisi yang besar. Biasanya zatnya keras dan mempunyai ciri khas adalah titik lelehnya relative tinggi, sangat rapuh. Bila dipukul akan hancur, dan karena sejumlah ion saling lepas satu sama lain, maka terjadi perubahan keadaan tarik menarik menjadi tolak menolak. Pada keadaan padat, senyawa ion merupakan konduktor yang buruk, karena ion-ionya diikat kuat pada tempatnya. Bila dilelehkan maka ion-ionya bergerak sehingga zat ionik ini menjadi konduktor listrik yang baik. 3. Kristal Kovalen Pada Kristal kovalen terdapat jaringan ikatan kovalen antara atom-atomnya yang diperluas keseluruh zat padat. Contoh zat semacam ini adalah berlian. Berlian adalah bentuk unsur karbon dimana tiap atomnya terikat secara kovalen dengan empat tetangga terdekatnya. Contoh lain yang umum adalah karborundum ( silicon karbida, SiC) dan kuarsa ( silicon dioksida, SiO2, biasa dikenal sebagai penyusun utama pasir). Karena ikatan kovalen yang saling mengunci, maka Kristal kovalen mempunyai titik leleh yang sangat tinggi dan biasanya sangat keras. Berlian tentunya merupakan zat yg paling keras dan digunakan sebagai alat untuk menggiling atau memotong. Silicon karbida juga seperti berlian, kenali setengah dari atom karbon dalam struktur berlian diganti oleh atom-atom silicon. Zat ini juga sangat keras dan dipakai sebagai bahan penggosok dalam kertas amplas dan alat gerindra dan pemotong lainnya. Kristal kovalen merupakan konduktor listrik yang lemah karena electron-elektron pada zat padatnya berada pada ikatan kovalennya sehingga tidak bebas bergerak dalam kristalnya. 4. Kristal Logam Gambaran yang paling sederhana dari sebuah Kristal logam adalah mempunyai ion positif ( inti ditambah dengan inti electron) yang terletak pada titik-titik kisi dengan electron valensi Kristal tersebut secara keseluruhan , bukan hanya untuk satu atom. Zat padat terikat satu sama lain karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara kisi ion positif dengan semacam lautan ion. Electron ini dapat bergerak bebas, sehingga logam merupakan
4

konduktor listrik yang baik. Karena titik leleh dan kekerasan logam sangat beragam, maka seharusnya ada beberapa tinggkatan ikatan kovalen antara atom-atomnya di dalam zat padatnya.
Molekuler Molekul atau atom Gaya London dipole-dipol ikatan hydrogen Lunak, umumnya titik leleh rendah, bukan konduktor listrik CO2, ( es kering), H2O(es), C12H22O11(gula) ionik Ion positif dan negatif Gaya tarik elekrostatik antara ion + dan ion Keras rapuh, titik leleh tinggi , bukan konduktor kecuali bila telah dilelehkan NaCl (garam), CaCO3 (gamping kapur), MgSO4 ( garam inggris) Kovalen Atom-atom Ikatan kovalen Logam Ion positif Gaya tarik elektrostatik antara ion + dan lautan electron. Keras sampai lunak, titik leleh rendah sampai tinggi, konduktor yang baik Na, Fe, Cu, Hg,dll

Satuan kimia pada tempat kisi Gaya yang mengikat zat padat Beberapa sifat

Sangat keras, titik leleh tinggi, bukan konduktor SiC (karborundum), C (berlian), WC ( tungsten karbida digunakan sebagai alat pemotong

Beberapa contoh

2.2.2. Sistem Kristal Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin. 1. Sistem kristal kubus sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut ( = = ) sebesar 90. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC). Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:

Kubus Sederhana Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) kubus. Kubus BCC Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru). Kubus FCC Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna merah).

2. Sistem Kristal tetragonal Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama ( a = b c) dan semua sudut ( = = ) sebesar 90. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya. Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus berpusat badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal tersebut.

3. Sistem kristal Ortorombik Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a b c), dan memiliki sudut yang sama ( = = ) yaitu sebesar 90.

4. Sistem kristal monoklin Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a b c), serta sudut = = 90 dan 90.

5. Sistem kristal triklin Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu 90.

6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b c). sedangkan sudut-sudutnya adalah = = 90dan =120.

7. Sistem kristal heksagonal Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu 90 dan 120 ( = = 90dan =120) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).

Secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel berikut :


No. Sistem Kristal Kubus 1.

Kisi Bravais Sederhana Berpusat badan Berpusat muka Sederhana Berpusat Badan Sederhana Berpusat badan Berpusat muka Berpusat muka A, B, atau C Sederhana Berpusat muka C Sederhana

Panjang rusuk a=b=c

Besar sudut-sudut = = = 90

Tetragonal 2.

a=bc

= = = 90

Ortorombik 3.

abc

= = = 90

Monoklin 4.

abc

= = 90, 90 90

Triklin 5. Rombohedral atau trigonal

abc

Sederhana

a=bc

6.

= = 90, = 120

Heksagonal 7.

Sederhana

a=bc

= = 90, = 120

2.2.3. Gaya ikatan dalam kristal Sejumlah gaya ikatan dari berbagai jenis gaya ikatan yang ada tercakup didalam pengikatan kristal. Sifat fisik kristal sangat bergantung pada jenis ikatan. 1. Ikatan ionik Antara ion-ion sering terikat oleh gaya-gaya elektrostatik. Kristal ion sangat kuat, tetapi getas dan titik leburnya tinggi. Contoh : NaCl, KCl 2. Kristal kovalen Atom- atom saling berikatan secara kovalen dalam tiga dimensi. Kristal kovalen kuat, keras dan mem,punyai titik leleh yang tinggi. Contoh : struktur intan, SiC 3. Kristal Van der Waals Atom atau molekul netral saling berikatan dengan gaya Van der Waals, maka kristal Van der Waals mempunyai titik leleh yang rendah dan kekuatan kohesi juga rendah. Contoh : kristal dari senyawa organik netral, gas mulia. 4. Ikatan logam Ikatan logam hanya terdapat antara agregat atom yang besar. Jenis ikatan ini memberikan sifat yang khas pada logam, seperti mengkilap, dapat ditempa, pengantar kalor dan listrik yang baik dan tidak tembus cahaya.

2.3.

Padatan Amorf

Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita seperti gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian. Fitur padatan amorf dapat dianggap intermediate antara padatan dan cairan. Baru-baru ini perhatian telah difokuskan pada bahan buatan seperti fiber optik dan silikon amorf. Beberapa ilmuwan bertahan dengan pendapat bahwa padatan amorf dapat dianggap wujud keempat materi. Tabel Contoh padatan amorf fungsional Amorf Gelas kuarsa Gelas khalkogenida Penggunaan material Serat optik Membran selenium untuk mesin fotokopi
9

Silikon amorf Logam besi/kobal amorf polimer Karbon amorf Silika gel

Sel surya (bahan magnetik) polistirene karbon hitam (adsorben) gel (adsorben)

10

BAB III PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN Padatan adalah salah satu bentuk dari suatu benda / zat materi yang memiliki bentuk dan

volume yang tetap. Pertikel zat padat memiliki sifat-sifat letaknya yang sangat berdekatan, susunannya teratur, gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya. Padatan terdiri dari padatan kristalin dan padatan amorf.

11

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. & J. D. Paula. 2006. Physical Chemistry. Oxford University Press. New York. Dogra, S. K. & S. Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Diterjemahkan oleh Umar Mansur. UI-Press. Jakarta. Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Takeuchi, Y. 2008. Padatan Kristalin dan Amorf. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_dasar /padatan1/padatan-kristalin-dan-amorf/

You might also like