Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merup1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian
1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 21.1.
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tekton1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodel1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuata1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian
1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.
1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.
1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 n dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
of p1.1.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2
1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 lane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 kan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, ma1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
upun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000.
Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran me1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
3 ngenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 akan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 3 ang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa. Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a munmemilikikuatgeserdankuatlenturyangsangatrendah,s e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa. 1 Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh, strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan. Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masingmasing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006 tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3
a penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan. 2 1.3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Analisis pemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa. 2. Hasil dari analisis pemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan. 1.4. Batasan Penelitian 1.5. Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh, tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpenelitipenelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun 2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak. Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP 2000. Keaslian Penelitian Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 3 pe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 3