You are on page 1of 24

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Uu no 36 tahun 2008 Kmk- 252/KMK.03/2001 KMK-392/KMK.03/2001 KMK-236/KMK.03/2003 PMK-154/PMK.03/2007 PMK-08/PMK.03/2008

m_khoiru_r@yahoo.com

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

UU

UU No.6/1983 jo UU No. 36/2008

Per Menkeu

PMK. 08/PMK.03/2008 No. 184/PMK.03/2007 No. 154/PMK.03/2007 joNo. 236/KMK.04/2003

Per Dirjen

No. No. No. No. No.

Kep-401/PJ./2001 Kep-417/PJ./2001 Per-23/PJ./2009 Per-52/PJ/2008 Kep-25/PJ./2003

PEMUNGUT PPh PASAL 22


Pasal 22 ayat (1)

MENTERI KEUANGAN
BERWENANG MENETAPKAN (KMK No. 08/PMK.03/2008)

Badan Pemerintah Badan Swasta Badan-Badan Tertentu

Bendaharan Pemerintah Termasuk: Instansi/LembagaLembaga Negara Lainnya

UNTUK MEMUNGUT PAJAK


BERKENAAN DENGAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU USAHA DI BIDANG LAIN BERKENAAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG
3

Pemungut Pajak
PMK No 154/PMK.03/2010

Bank Devisa dan DirJen Bea dan Cukai, atas impor barang; Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang pemerintah; bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP); Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS); Badan usaha dalam industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, atas penjualan produksinya di dalam negeri; Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas; Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.
4

DASAR PEMUNGUTAN, SIFAT DAN BESARNYA PUNGUTAN, TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22
Pasal 22 ayat (2)

MENTERI KEUANGAN
BERWENANG MENETAPKAN
- Dasar pemungutan - Sifat dan besarnya pungutan -Tata cara penyetoran dan pelaporan pajak ((PMK-154/PMK.03/2010)
5

Non-OBJEK PPh 22 Impor


Pasal 3 KMK -252/KMK.03/2001

PPh PASAL 22 DIPUNGUT ATAS KEGIATAN IMPOR OLEH BADAN-BADAN TERTENTU, KECUALI (KMK 236/2003):

BARANG PERWAKILAN NEGARA ASING BERSERTA PEJABATNYA, ASAS TIMBAL BALIK

BARANG UNTUK KEPERLUAN BADAN INTERNASIONAL YANG DIAKUI DAN TERDAFTAR, BESERTA PEJABATNYA

BARANG KIRIMAN HADIAH UNTUK IBADAH UMUM, AMAL, SOSIAL ATAU BUDAYA BARANG UNTUK MUSEUM, KEBUN BINATANG,DLL

BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


DLL m_khoiru_r@yahoo.com 6

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Barang perwakilan negara asing/ badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik; Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana; Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum; Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan 7 penyandang cacat lainnya;

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah; barang pindahan; Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan; Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum; Persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan 8 pertahanan dan keamanan negara;

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara; Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional; m_khoiru_r@yahoo.com 9

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional; Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia; Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia; dan/atau Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
10

TARIF PPh 22 IMPOR


Per-23/Pj/2009

YANG MENGGUNAKAN API = 2,5 % X NILAI IMPOR YANG TIDAK MENGGUNAKAN API = 7,5 % X NILAI IMPOR YANG TIDAK DIKUASAI = 7,5 % X HARGA JUAL LELANG ATAS IMPOR KEDELAI, GANDUM, DAN TEPUNG TERIGU OLEH IMPORTIR YANG MENGGUNAKAN API SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA HURUF A ANGKA 1 SEBESAR 0,5%

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan kepabeanan di bidang impor.

TARIF PPh 22 BENDAHARAWAN

1,5 % DARI HARGA BELI ( TIDAK TERMASUK PPN )

m_khoiru_r@yahoo.com

12

Non-OBJEK PPh 22 Bendaharawan PPh PASAL 22 DIPUNGUT ATAS SELURUH PEMBELIAN BARANG OLEH REKANAN, KECUALI (KMK 236/2003):

PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp 2.000.000,00 (BUKAN JUMLAH YANG DIPECAH-PECAH) PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK KECUALI PENYERAHAN DARI PERTAMINA KE SPBU, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS

PEMBAYARAN/PENCAIRAN DANA JARINGAN PENGAMANAN SOSIAL (JPS) PEMBAYARAN ATAS PROYEK PEMERINTAH YG DIDANAI HIBAH ATAU PINJAMAN LUAR NEGERI BAGI KONTRAKTOR, KONSULTAN DAN PEMASOK UTAMA EMAS BATANGAN YANG AKAN DIPROSES UNTUK MENGHASILKAN BARANG m_khoiru_r@yahoo.com PERHIASAN DARI EMAS UNTUK TUJUAN EKSPOR. DINYATAKAN DENGAN SKB 13

DLL

PPh Pasal 22
Dipungut Pembeli (PMK-154/PMK.03/2010) :
PPh Pasal 22 Bendaharawan (1,5%) PPh Pasal 22 oleh Industri dan Eksportir Barang Perhutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan (0,25%)

Petani

Pedagang Pengumpul

Industri/ Eksportir

Tidak terutang PPh Pasal 22

Terutang PPh Pasal 22: dipungut oleh Industri/Eksportir

PPh Pasal 22
Dipungut Penjual (PMK-154/PMK.03/2010) : Industri semen: 0,25% x DPP PPN Industri kertas: 0,1% x DPP PPN Industri baja: 0,3% x DPP PPN Industri otomotif: 0,45% x DPP PPN

PPh Pasal 22
Dibayar Pembeli:
PPh Pasal 22 Migas/Produk Pertamina: 0,25% atau 0,3% (final) Impor Atas:
yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor; yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5% dari nilai impor; yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang; Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 sebesar 0,5% dari nilai impor.

m_khoiru_r@yahoo.com

16

SAAT TERUTANG

PPh 22 IMPOR TERUTANG DAN DILUNASI BERSAMAAN DENGAN PEMBAYARAN BEA MASUK

PPh 22 BENDAHARAWAN TERUTANG SAAT PEMBAYARAN

m_khoiru_r@yahoo.com

17

PENGGUNAAN SSP
LEMBAR 1 > WP / PKP LEMBAR 2 > KPP MELALUI KPKN LEMBAR 3 > KPP SEBAGAI LAMPIRAN
SPT MASA BENDAHARAWAN

LEMBAR 4 > PENERIMA PEMBAYARAN LEMBAR 5 > PEMUNGUT PPh Ps.22

SAAT PELAPORAN

PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH BULAN TAKWIM BERAKHIR KHUSUS UNTUK BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMUNGUT PPh PASAL 22

SSP UNTUK PPh PASAL 22 YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN

Kolom NPWP dan Identitas di SSP diisi dengan NPWP dan Identitas REKANAN Pada kolom penyetor diisi nama Bendaharawan,ditandatangani dan distempel oleh Bendaharawan

m_khoiru_r@yahoo.com

20

SSP UNTUK PPh PASAL 22 YANG DIPUNGUT OLEH KPPN

Kolom NPWP dan Identitas di SSP diisi dengan NPWP dan Identitas REKANAN Pada kolom penyetor, ditandatangani dan distempel oleh Pejabat KPPN.

m_khoiru_r@yahoo.com

21

TATA CARA PEMUNGUTAN & PENYETORAN


REKANAN

Pungut PPh 22 Pembayaran SSP Lb 3 (lampiran SPT Masa)

SSP Lb 1 (Arsip Rekanan)

BENDAHARAWAN

SSP Lb 5 (Arsip Bendahar awan)

Setor dengan SSP (hari yang sama dengan pemungutannya)


SSP Lb 2 (KPP melalui KPPN)

SSP dikembalikan
SSP Lb 4 (Bank Persepsi )
22

BANK / KPPN

m_khoiru_r@yahoo.com

Saat Pemungutan/Pelaporan PPh Pasal 22


Jenis Kegiatan Pemungutan/ Pelunasan dan Penyetoran
Saat pembayaran Bea Masuk/ Penyelesaian dokumen Saat pembayaran Disetor pd hari yg sama dg pembayaran Sebelum DO ditebus Disetor sebelum DO ditebus

Pelaporan

Impor Pembelian brg dari belanja negara/ belanja daerah Penjualan produksi Pertamina dan bdn usaha lain di bidang BBM jenis Premix dan gas kpd penyalur/agen

Mingguan paling lambat 7 hari setelah penyetoran Paling lambat 14 hari setelah masa pajak

20 hari setelah masa pajak

Penjualan hasil industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif Pembelian bahan untuk keperluan Industri/ekspor dari pedagang pengumpul

Saat penjualan Disetor paling lambat tgl 15 bulan berikutnya Saat pembayaran Disetor paling lambat tgl 15 bulan berikutnya

20 hari setelah masa pajak

20 hari setelah masa pajak

23

TERIMA KASIH

m_khoiru_r@yahoo.com

24

You might also like