You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibadah yang disyariatkan memang seluruhnya mengandung hikmah. Demikian pula puasa mengandung hikmah agar meraih sikap hidup taqwa seperti yang disebut Al-Quran dalam surah al-Baqarah ayat 183. Setelah diteliti dan diamati dari data-data normative agama yang valid dan fakta-fakta yang empiris, ditemukan bahwa puasa mengandung kesehatah bagi fisik sekaligus psikis manusia. Puasa tidak justru berimplikasi merusak kesehatan jasmani dan rohani manusia selama ia dilakukan secara wajar dan memenuhi aturan hukumnya. Menurut WHO, kesehatan psikis manusia dirumuskan dengan delapan syarat, yaitu dapat menyesuaikan pada kenyataan secara konstruktif meskipun kenyataan itu buruk, dapat memperoleh kepuasan dari perjuangan, merasa lebih puas member dari menerima, bebas dari rasa tegang dan cemas, dapat berhubungan dengan lingkungan secara tolong menolong dan saling memuaskan, dapat menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran di hari belakang, dapat menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian secara kreatif dan konstruktif, dan terakhir mempunyai daya kasih saying yang besar disamping mempunyai keinginan untuk disayangi. Dengan mengenal hikmah ibadah puasa, bukan berarti kita beribadah sekadar untuk mendapat hikmah-hikmah tersebut. Ibadah adalah pengabdian dan

penghambaan. Hikmah-hikmah itu statusnya sebagai motivasi dan sugesti dalam menjalani ibadah sehingga ibadah tidak lagi dianggap sebagai beban kewajiban melainkan kesadaran atau bahkan ke tingkat kebutuhan yang bias dilakukan dengan santai, ceria, dan konsisten. Keengganan berpuasa dengan mengetahui hikmah itu akan menimbulkan penyesalan. Sementara profesor-profesor barat justru menyerukan turut berpuasa sebulan ramadhan bersama kaum muslimin.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Khusus Tujuan Utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas makalah tentang Puasa dalam mata kuliah Agama.

2.

Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat mengetahui: Definisi Puasa Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis Syarat Puasa Rukun Puasa

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Puasa Puasa menurut bahasa adalah menahan, sedangkan puasa menurut syariat ialah menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri, dan semua hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenam matahari.

B. Puasa Sunah 1. 2. Puasa 6 Hari Pada Bulan Syawal. Puasa Hari Arafah (Tanggal 9 Bulan Haji), Terkecuali orang yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunahkan. 3. 4. 5. 6. Puasa Hari Asyura (10 Muharam). Puasa Bulan Syaban. Puasa Hari Senin dan Kamis. Puasa Tengah Bulan, dilaksanakanpada tanggal 13,14, dan 15 dari tiap-tiap bulan Qomariyah tahun Hijriyah. 7. Puasa Daud,yaitu puasa yang dilakukan dengan cara sehari puasa dan sehari tidak puasa.

C. Cara Menetapkan Waktu Puasa Penetapan Waktu Puasa denngan Rakyat

Rukyat adalah cara menetapkan bulan Qomariyah (Ramadhan), dengan melihat bulan, menggunakan panca indera mata. Jika langit berawan atau bercuaca buruk, sehingga bulan tidak dapat dilihat, maka hendaklah menggunakan prinsip istikmal (menyempurnakan bilangan syaban menjadi 30 hari). Penetapan Awal Bulan Puasa dengan Hisab Hisab adalah cara menetapkan awal bulan Qomariyah (Ramadhan) dengan menggunakan perhitungan secara ilmu astronomi atau ilmu falaq, sehingga dapat ditentukan posisi bulan secara eksak. D. Berpuasa di Daerah Kutub Menurut Syekh Muhammad Saltut dalam buku Al Fatwa (fatwa-fatwa) disebutkan bahwa hanya ada dua alternative hokum bagi penduduk daerah kutub dalam melaksanakan ibadah shalat dan khususnya puasa.

Karena di daerah kutub tidak berlaku batasan-batasan waktu sebagaimana di belahan bumi normal, maka hukum yang berkenaan dengan ibadah shalat dan puasa dua ibadah yang pelaksanaanya sangat dibatasi oleh unsur keteraturan waktu tidak berlaku. Penduduk daerah kutub dibebaskan dari kewajiban shalat dan puasa.

Meskipun ketentuan waktu sebagaimana terdapat dalam ajaran fiqih islam tidak ada, tetapi nilai hokum tetap berlaku untuk segala kondisi dan tempat. Untuk itu ketentuan yang dipakai untuk daerah kutub, khususnya berkaitan dengan puasa mengambil persamaan daerah yang paling dekat.

E. Puasa Bagi Pekerja Berat Yang dimaksud dengan pekerja berat dalam pembahasan ini adalah orangorang yang memiliki mata pencaharian atau pekerjaan yang dinilai berat, terutama dari aspek fisik (tenaga). Dalam syariat Islam sendiri terdapat ketentuan bahwa kewajiban puasa itu berlaku bagi yang mampu puasa. Agar mampu berpuasa, diperlukan kondisi fisik yang kuat dan sehat. Orang yang tidak mampu puasa adalah : Orang yang sedang sakit Orang yang fisiknya lemah karena sudah tua Orang yang kondisinya lemah karena sedang hamil

F. Puasa Kifarat Puasa kifarat bermacam-macam penyebabnya, sehingga jumlah kifaratnya juga berbeda-beda. Dilihat dari penyebabnya, macam-macam puasa kifarat adalah sebagai berikut.:

Karena batal puasa Ramadhan ,sebab melakukan hubungan suami istri di bulan Ramadhan,

Jenis pelanggaran ini kifaratnya, adalah berpuasa selama 2 bulan scara berturut-turut.

Karena membunuh seseorang dengan sengaja, Jenis Pelanggaran ini kifaratnya, adalah berpuasa 2 bulan secara berturutturut.

Karena melanggar larangan irham, Jenis Pelanggaran ini kifaratnya, adalah berpuasa 3 hari di Mekah dan 7 hari setelah pulang ke rumah.

G. Hikmah Puasa a. Menumbuhkan Rasa kemanusiaan dan suka memberi serta peduli terhadap orang yang kurang mampu. b. Memperkokoh sikap tabah menghadapi godaan dan cobaan. c. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya). d. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran. e. Menanamkan sikap jujur dan disiplin. f. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri (hawa nafsu). g. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah. h. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

H. Manfaat Puasa Bagi kesehatan Fisik Maupun Psikis Beberapa manfaat puasa bagi kesehatan fisik, yaitu : a) b) c) d) e) f) g) Memberi kesempatan kesempatan istirahat pada alat pencernaan. Membebaskan tubuh dari racun, kotoran dan ampas. Membuat kulit lebih sehat berseri Meningkatkan daya serap makan Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh Meningkatkan fungsi organ reproduksi Meremajakan selsel tubuh

h) i)

Menambah jumlah sel darah putih Memblokir makanan, bakteri, virus, dan sel kanker

Beberapa manfaat puasa bagi kesehatan psikis, yaitu : a) b) c) d) e) Membangun kepercayaan diri Mengurangi tekanan jiwa Melatih kedisiplinan Mengendalikan diri dari sikap emosional Melatih kesabaran

I. Syarat Sah Puasa Ada beberapa syarat sah yang wajib dipenuhi bagi orang yang akan menjalankan ibadah puasa, yaitu : 1. 2. Islam, orang non muslim tidak sah menjalankan ibadah puasa. Mumayiz, yakni orang yang sudah dapat membedaka mana yang baik dan mana yang buruk 3. 4. Suci dari haid atau nifas. Waktunya diperbolehkan secara agama. Sebab ada waktu yang tidak diperbolehkan menjalankan puasa, yaitu seperti pada idul fitri atau hari raya idul adha. J. Rukun Puasa Adapun rukun puasa ada dua, yaitu : 1. Niat pada malam harinya, 2. Menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan ibadah puasa.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan yang meliputi empat dimensi, yaitu sehat fisik, psikis, social, dan spiritual. Dan ternyata ibadah puasa dapat memenuhi semua dimensi standar yang ditetapkan oleh WHO itu. Sebagaimana yang dikupas dalam makalah ini bahwa puasa memiliki pengaruh yang luar biasa bagi kesehatan manusia, baik fisik maupun psikis. Hal itu dibuktikan dengan dalil-dalil Al-Quran maupun As-Sunnah, juga ilmu pengetahuan modern.

B. Saran Untuk menjadi manusia yang terbaik disisi-Nya, sudah selayaknya kita ketahui setiap hikmah dari ibadah yang ditetapkan-Nya, termasuk puasa. Juga menjalankan segala ibadah yang diperintahkan-Nya dengan tekun dan sungguhsungguh.

DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin, Ahmad. 2003. Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis .Jakarta : Gema Insani Press. MGMP Jateng DIY, Fiqih Islam Semester Gasal. Rohman, Abdul, dkk., 2005, Pendidikan Agama Islam, UNSOED, Purwokerto.

You might also like