You are on page 1of 3

Pada percobaan sifat amfoter ini keenam sampel diuji dalam suasana asam dan suasana basa.

Dalam uji suasana asam menggunakan akuades, HCl dan indikator Kongo. Indikator Kongo ini merupakan indikator pH dalam rentang pH asam Ketika semua sampel larutan protein yakni putih telur ayam kampung, putih telur ayam ras, putih telur itik tambak, putih telur penyu, susu sapi murni dan susu kedelai diuji dalam suasana asam ternyata memberikan perubahan warna yakni berwarna merah atau orange. Hal ini menunjukkan bahwa larutan protein tersebut bersifat asam karena sampel menandakan uji positif jika sampel mengalami perubahan warna pada suasana asam. Struktur protein tersusun oleh gabungan asam amino pada gugus karbonil dan asam amino dengan ikatan peptida. Adapun perubahan warna akibat dari konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion COO- sehingga terbentuk gugus COOH. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif. Dalam percobaan ini semua sampel yang diuji memeberikan uji positif karena terjadi perubahan warna ungu ketika direaksikan pda suasana asam dengan indicator Kongo.

Dalam uji suasana basa menggunakan NaOH dan indikator PP. Ketika semua sampel larutan protein diuji dalam suasana basa memberikan perubahan warna menjadi larutan berwarna merah jambu atau ungu yang mengindikasikan bahwa larutan bersifat basa. Dalam suasana basa konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion H+ pada gugus NH3+. Dalam suasana basa molekul protein akan membentuk ion negatif. Pada percobaan ini semua sampel menunjukkan uji postif karena terjadi perbahan warna merah muda atau ungu. Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+, seperti reaksi berikut: Protein dalan suasana asam :
H

+ H+
R C H3N+

H3N+

COO-

kation COOH

+ H+

kation

Protein dalam suasana basa:


H

+ OHR C H2N+

+ H2O
R C H2N:

COO-

anion COO-

Oleh adanya kedua gugus tersebut asam amino dalam larutan dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau disebut juga ion amfoter (zwitterion), keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan. Bila protein disebut senyawa amfoter. Pada percobaan ini terbukti bahwa protein bersifat amfoter karena memberikan uji positif baik disuasana asam atau basa.

Uji Pengendapan dengan Garam Pada sampel ditambahkan larutan ammonium sulfat yang merupakan garam untuk mendapatkan endapan. Terjadinya pengendapan tersebut dikarenakan penambahan amonium sulfat pekat menyebabkan terjadi dehidratasi protein (kehilangan air). Protein memiliki berbagai gugus fungsional seperti NH2, NH, OH, CO dan bentuk ion ganda (zwitter ion) yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi pengendapan protein. Reaksi pengendapan ini dapat terjadi karena penambahan bahan kimia seperti garam dan pelarut organik yang dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air. Akibat proses dehidratasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendap. Pada percobaan ini sampel yang diuji semua menghasilkan endapan. Hal ini membuktikan bahwa protein dapat mengendap karena pengaruh penambahan garam.

Filtrat diuji dengan uji biuret untuk mengetahui ikatan peptide. Dari semua sampel yang diuji dengan biuret, hasil yang ditunjukkan adalah semua sampel munculnya warna ungu

kebiruan menunjukkan bahwa sampel mengandung tripeptida dan mengandung dipeptida.

You might also like