You are on page 1of 1

Norma Sosial dan Negosiasi

Norma sosial dapat menekan konflik sosial setidaknya dengan tiga cara:
• norma sosial mencegah munculnya konflik – misalnya: di sebuah
keluarga yang menerapkan norma ‘semua dibagi rata’, tidak akan
muncul konflik mengenai bagaimana membagi makanan, uang jajan, dll;
di sebuah masyakakat yang mengutamakan harmoni, orang cenderung
menyembunyikan ketidakpuasannya
• norma sosial mengatur bagaimana konflik dijalankan – misalnya:
ada norma bahwa pihak-pihak yang berselisih harus berusaha
menyelesaikan masalah mereka sendiri sebelum mengundang pihak
ketiga untuk menengahi; ada norma yang mendorong masyarakat
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan sebelum membawa
masalah tersebut ke pengadilan
• norma sosial menyediakan solusi terhadap masalah yang muncul
– misalnya: norma ‘sing tuwo ngalah’ mengarahkan bagaimana sebuah
perselisihan dapat diselesaikan.

Di sisi lain, norma sosial dapat mendorong konflik:


• norma sosial mendorong untuk mempertahankan posisi – misalnya:
norma ‘membela kaum lemah’, ‘membela tanah air’, ‘melawan
ketidakadilan’ mendorong orang untuk teguh mempertahankan
posisinya
• norma sosial yang digunakan berbeda atau diterjemahkan secara
berbeda – misalnya: penganut norma ‘time is money’ cenderung
berkonflik dengan penganut norma ‘alon-alon waton kelakon’; pihak
yang menekankan pada aspek ‘alon-alon’ cenderung berkonflik dengan
yang menekankan pada aspek ‘kelakon’.
• norma sosial berkaitan dengan masalah emosi dan persepsi akan
‘keadilan’ – misalnya ketika para terroris maupun pemerintah AS sama-
sama menganggap diri sebagai penegak kebenaran.

dk
sumber: Pruitt & Carnevale

You might also like