Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Adam Parama dimana ini adalah deskripsi tentang tugas kampus yang mana di dalamnya mengandung unsur2 yang dapat membuat ilmu pengetahuan kita meningkat dan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
ADAM PRATAMA
103091029590
TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : Adam Pratama NIM : 103091029590 Semester : VIII ( Delapan ) Fakultas : Sains dan Teknologi Jurusan : Teknik Informatika Judul Skripsi : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2007
Menyetujui, Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017
KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Adam Pratama 103091029590
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Nurhayati, M.Kom NIP. 150 293 241
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi ini yang berjudul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya. Telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, September 2007
Penguji I, Penguji II,
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956 DR. Zainul Arham, S.Kom., M.Si
Pembimbing I, Pembimbing II,
Yusuf Durachman, M.Sc NIP. 150 378 017 Joko Adianto, M.InfSys
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAUPUN LEMBAGA MANAPUN.
Ciputat, September 2007
Adam Pratama
103091029590
v
Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan
Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Adam Pratama
Universitas Islam Negeri Jakarta
Di Bawah Bimbingan
Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.
ABSTRAK
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi yang hilang. Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut. Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan), dan analisa masukan serta keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang akan menjadi masukan dan keluaran.
Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case
Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map
vi
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu : 1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Nurhayati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Ibu Viva selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika. 3. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto M.InfSys selaku
Dosen Pembimbing, yang telah memberikan waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Ali Selaku Manager Operasional PT. Kemenangan Jaya, yang telah membantu dan memberikan waktu dalam penyelesaian skripsi ini 5. Seluruh Karyawan dan staf PT Kemenangan Jaya, yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini
6. Ibunda Hj. Tuty Alawiyah dan Ayahanda H. Santoso, serta adik dan
Roofina yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini
vii
7. Seluruh Dosen Teknik Informatika, yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Teknik Informatika
8. Teman-teman Teknik Informatika Kelas D angkatan 2003, yang telah melewatkan waktu bersama selama masa studi.
Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.
Ciputat, September 2007
Penulis
viii
Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Adam Pratama Universitas Islam Negeri Jakarta Di Bawah Bimbingan Bapak Yusuf Durahman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.
ABSTRAK
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi yang hilang. Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut. Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan), dan analisa masukan dan keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran.
Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang berusaha meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat berkaitan erat dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa Kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk menyediakan informasi dengan cepat dan tepat. Informasi ini ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu perusahaan. Jika di dalam suatu perusahaan, informasi tersebut terhenti atau terhambat, maka sistem perusahaan akan menjadi lusuh (Jogiyanto, 1999:96). Salah satu perkembangan teknologi informasi yang penting adalah
semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Hal ini didukung oleh pernyataan yang diutarakan bahwa komputer digunakan untuk mengelola sumber daya yang luas dari perusahaan-perusahaan yang memandang seluruh dunia sebagai pasar mereka dimana pada eksekutif perusahaan melakukan investasi pada teknologi informasi dengan tujuan mencapai skala ekonimis dan dapat mengembangkan produk yang dapat dijual di seluruh dunia (Mcleod, 1998:92).
Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua bidang
dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat dikomputerisasikan, dalam hal ini bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal ini dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam kajian ini penulis ingin memberikan suatu solusi dengan
merancang dan mengaplikasikan suatu alur kerja sistem absensi berdasarkan sistem absensi manual yang sudah ada pada PT. Kemenangan Jaya yang masih kurang efektif dan efisien, dan membuat sistem basis data yang akan digunakan dalam aplikasi absensi yang terkomputerisasi, user Interface untuk mengelola basis data tersebut, dan aplikasi absensi yang terkomputerisasi dengan baik antara sistem basis data, user interface, dan user itu sendiri dengan penambahan metode barcode untuk memberikan solusi optimal yang telah terkomputerisasi, kecepatan dan ketepatan pengolahan data, dan mengurangi tingkat kesalahan pada waktu proses pengabsenan berlangsung (http://www.wikipedia.com/barcode). Oleh sebab itu dengan berdasarkan alasan ini penulis mencoba mengambil tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya.
1.2 Rumusan Masalah
PT. Kemenangan Jaya yang bergerak dibidang retail berkeinginan untuk memiliki suatu sistem informasi absensi karyawan yang dapat menggantikan sistem absensi yang telah ada namun masih berjalan secara manual. Keinginan ini timbul karena perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mengolah data informasi
2
absensi sehingga mengakibatkan semakin banyaknya hardcopy arsip dan
menyulitkan ketika pihak manajemen personalia perusahaan bermaksud untuk merekap dan melakukan pendataan ulang data dan daftar hadir karyawan yang telah berlangsung selama 1 tahun lamanya. Proses pengabsensian yang telah ada di PT. Kemenangan Jaya dapat
dikatakan masih kurang efisien dan efektif karena semua masih dilakukan secara manual, mulai dari pendataan dan penghitungan jam hadir, jam keluar, lama waktu kerja, sampai dengan keterangan tidak masuk karyawan. Sedangkan di departemen personalia, pengaksesan ini belum memiliki sesuatu sistem informasi pegawai yang baik. Semua hal tersebut sering mengakibatkan hasil yang kurang teliti dan memakan waktu yang lama. Masalah yang utama yang timbul dikarenakan adanya faktor kelelahan mental akibat hanya ada seorang staff yang bertanggung jawab dalam perhitungan jam kerja. Penggunaan metode barcode pada aplikasi sistem absensi karyawan ini juga akan membuat sistem absensi ini menjadi lebih efektif dan efisien karena setiap pegawai hanya akan menempelkan kartu ID karyawan pada perangkat barcode scanner yang telah tersedia dimana penghitungan jam hadir dan jam keluar karyawan akan masuk pada database, kemudian hasil inputan nomor induk karyawan atau barcode akan menjadi acuan jam kedatangan karyawan tersebut. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis akan memberikan suatu solusi
tentang :
1. Bagaimana sistem absensi ini dapat membantu proses pencatatan data dan daftar hadir karyawan.
3
2. Bagaimana memberikan report harian, bulanan, dan tahunan data dan
daftar hadir karyawan.
1.3 Batasan Masalah
Aplikasi sistem absensi dengan metode barcode pada Perusahaan Kemenangan Jaya akan memberikan suatu report pencatatan atau log secara harian, bulanan, dan tahunan tentang data dan daftar hadir karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang. Aplikasi absensi ini hanya akan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan data dan daftar kehadiran karyawan, dan tidak melakukan pengaturan terhadap penentuan waktu kedatangan dan kepulangan karyawan. Aplikasi ini tidak akan melakukan penghitungan penggajian karyawan
berdasarkan lamanya waktu kerja karyawan dan aplikasi ini juga tidak terhubung dengan database perusahaan, karena aplikasi ini merupakan suatu aplikasi tambahan yang berdiri sendiri sehingga tidak akan mengganggu dan mengacaukan database pusat yang terhubung dengan data keseluruhan dan keterangan aktifitas perusahaan. Pendeteksian absensi pada aplikasi ini terbatas pada metode dan teknologi
yang digunakan, yakni barcode dan tidak menggunakan teknologi pendeteksian yang lain seperti fingerprint scan atau yang lainnya.
4
1.4 Tujuan Pembuatan
Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan aplikasi absensi dengan sistem barcode dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah untuk : 1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer secara
sistematis, terstruktur, terarah dan lengkap dengan demikian sistem informasi yang dibuat benar-benar berguna dan mengefisienkan pekerjaan dalam perusahaan. 2. Memberikan suatu solusi dengan merancang, memberikan hasil report, dan mengimplementasikan Aplikasi absensi yang telah dibuat dan akan digunakan di Perusahaan Kemenangan Jaya sebagai penunjang proses pendataan kehadiran karyawan yang ada dan dilakukan pada perusahaan tersebut.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan didapat dari penulisan skripsi dalam pembuatan dan pengaplikasian sistem absensi dengan barcode ini adalah sebagai berikut : 1. Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya untuk mengubah sistem absensi yang telah berjalan secara manual menjadi suatu sistem absensi yang terkomputerisasi. 2. Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya dalam meningkatkan
kinerja dan etos kerja serta kedisiplinan kerja kepada para karyawannya.
5
3. Membantu pendataan dan daftar hadir karyawan perusahaan dengan
memberikan suatu solusi optimal yang telah terkomputerisasi dan berbasis data dengan penggunaan metode barcode. 4. Sistem aplikasi absensi ini akan mampu untuk melakukan beberapa fasilitas dan fungsi seperti : Mempunyai password yang berguna untuk melindungi pemakaian sistem oleh orang yang tidak berwenang, sistem mempunyai fasilitas pengendali error yaitu berupa pesan kesalahan atau proses yang akan muncul dalam sistem.pengabsensian, mampu menyimpan data-data mengenai data pribadi dan data absensi karyawan, dan sistem dapat melakukan pencarian data 5. Memberikan suatu report secara berkala tentang data dan daftar
kehadiran karyawan sebagai bahan acuan peningkatan etos dan kedisiplinan karyawan dalam perusahaan 6. Memberikan input perbaikan guna meningkatkan sistem yang sudah
ada agar lebih optimal.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan sistem aplikasi absensi karyawan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain : 1. Metode Interview
6
Koentjaraningrat (1985:167) mengartikan interview sebagai sebuah
tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula yang akan digunakan dalam tahap analisa.
2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm (1988), menggambarkan
sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri dari enam wilayah tugas (Pressman, 1997:47), yaitu antara lain : A. Komunikasi Pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan. B. Perencanaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan. C. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis.
7
D. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut. Penulis menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam perekayasaan sistem. E. Konstruksi dan Peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi perancangan database MS SQL Server 2000. F. Evaluasi Pelanggan
Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan diimplementasikan. G. Menarik Kesimpulan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak yang dibuat selama masa perekayasaan dan diimplementasikan selama masa pemasangan.
8
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan beberapa metode dan format susunan yang terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari : 1. BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang beberapa hal umum tentang maksud dan tujuan penulisan skripsi serta pelaksanaan penelitian pada Perusahaan PT. Kemenangan Jaya sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi absensi dengan sistem barcode, yang terdiri dari latar belakang dilaksanakannya penelitian, tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan aplikasi sistem absensi dengan metode barcode dalam menunjang penulisan skripsi, manfaat penulisan, metode pelaksanaan dan penulisan skripsi, serta sistematika dalam penyusunan skripsi ini.
2. BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan tentang konsep dasar aplikasi absensi, penjelasan singkat tentang barcode concept, sejarah singkat aplikasi Delphi 5 sebagai aplikasi pembangun utama, dan konsep database serta penjelasan singkat tentang microsoft access sebagai aplikasi database yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi absensi ini.
9
3. BAB III : Metodologi Penelitian
Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam menyelesaikan kasus pendataan dan pengaplikasian sistem absensi pada perusahaan tersebut, perancangan yang berisi semua metode yang berhubungan dengan topik yang dibahas dan akan digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem absensi ini, serta penganalisaan masalah yang ada dalam perusahaan sehingga dapat diberikan suatu solusi optimal terhadap permasalahan yang ada.
4. BAB IV : Pembahasan
Menjelaskan tentang pembahasan sistem yang yang berisikan konsep, alur, dan pola pikir program dalam bentuk flowchart, bagaimana sistem absensi ini nantinya akan berjalan, dan tahap-tahap yang diperlukan dalam menjalankan sistem absensi ini dengan disertai dengan metode atau teknik yang digunakan dalam melaksanakan penelitian serta menyelesaikan masalah yang dimulai dari perancangan data sampai kepada terselesaikannya masalah.
5. BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan hasil akhir dari pemecahan masalah setelah dibuat aplikasi absensi dengan barcode ini serta saran yang dianggap penting atau dijalankan pada masa yang akan datang untuk kesempurnaan hasil penelitian atau pemecahan
10
masalah, sehingga masalah serupa tidak terjadi lagi serta antisipasi
terhadap timbulnya masalah lain setelah pengaplikasian sistem absensi ini dapat berjalan dengan baik pada perusahaan tempat penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan.
6. Daftar Pustaka
Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun media elektronik yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian tugas akhir.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem dilihat dari segi etimologinya berasal dari bahasa inggris yaitu sistem yang berarti susunan, cara, jaringan (Echols dan Shadily, 2000:575). Menurut Hartono (1999:683), sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sistem dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
2.1.2 Elemen Sistem
Elemen yang terdapat dalam sistem meliputi : tujuan sistem, batasan sistem, kontrol, input, proses, output, dan umpan balik.
Hubungan antar elemen dalam sistem dapat dilihat pada gambar
2.1 di bawah ini (Kristanto, 2003:2) :
TUJUAN
BATASAN
KONTROL
INPUT PROSES OUTPUT
UMPAN BALIK
Gambar 2.1 Elemen Sistem
Dari gambar di atas bisa dijelaskan sebagai berikut : tujuan,
batasan, dan kontrol sistem akan berpengaruh pada input, proses, dan output. Input dalam sistem akan diproses dan diolah sehingga menghasilkan output, dimana output tersebut akan dianalisis dan akan menjadi umpan balik bagi si penerima. Kemudian dari umpan balik ini akan muncul segala macam pertimbangan untuk input selanjutnya. Selanjutnya siklus ini akan berlanjut dan berkembang sesuai dengan permasalahan yang ada (Kristanto, 2003:2).
2.1.2.1 Tujuan Sistem
Tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi, kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi
13
maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa tujuan sistem adalah tujuan yang akan dicapai dari pembuatan suatu sistem. 2.1.2.2 Batasan Sistem
Batasan sistem adalah sesuatu yang membatasi sistem dalam pencapaian tujuan. Batasan sistem dapat berupa peraturan yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, maupun batasan yang lain. 2.1.2.3 Kontrol Sistem
Kontrol sistem merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem tersebut. Kontrol sistem dapat berupa kontrol terhadap pemasukan data (input), output, pengolahan data, umpan balik, dan sebagainya. 2.1.2.4 Input
Merupakan suatu elemen dari sistem yang bertugas untuk menerima seluruh masukan data yang dapat berupa jenis data, frekuensi pemasukan data, dan lainnya. 2.1.2.5 Proses
Merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi suatu informasi yang lebih berguna.
14
2.1.2.6 Output
Merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolah dan merupakan tujuan akhir dari sistem. 2.1.2.7 Umpan Balik
Umpan balik merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem. Umpan balik in dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan sistem, dan sebagainya (Kristanto, 2003:3-4).
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik. 2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi dan ada karena merupakan hasil rancangan dari manusia.
15
3. Sistem Tertentu dan Sistem Tidak Tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, dimana interaksi antar bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem dimana kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem ini ada, namun pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkuna luarnya (Kristanto, 2003: 4-6).
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
Menurut Kristanto (2003:6), Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut Mcleod (1998:15), Informasi adalah data yang
telah diproses, atau data yang memiliki arti.
16
2.2.2 Siklus Informasi
Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh penerima, sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti akan membuat data kembali. Kemudian data tersebut akan ditangkap sebagai input dan selanjutnya membentuk siklus.
2.2.3 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal berikut :
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat Pada Waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.
17
3. Relevan
Relevan dalam hal ini adalah dimana informasi tersebut memiliki manfaat dan keterkaitan dalam pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap satu individu dengan individu lainnya memiliki perbedaan (Kristanto, 2003:6).
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang baik (Hartono, 1999:697) Sedangkan menurut Kristanto (2003:11), sistem informasi
didefinisikan sebagai berikut :
1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. 2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan
akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.
18
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi, yaitu antara lain : 1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar. 2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pamakai sistem. 4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
19
5. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer, dan dipergunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung dengan cepat diatasi (Kristanto, 2003 : 12-13).
2.4 Rekayasa Perangkat Lunak
Pressman (1997:10) mengemukakan bahwa perangkat lunak adalah :
1. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. 2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional 3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program
Sedangkan menurut Sommerville (2000:6) perangkat lunak adalah program komputer dan dokumentasi yang berhubungan, dimana produk perangkat lunak tersebut dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau pasar umum.
20
Rekayasa perangkat lunak menurut Sommerville (2000:7) adalah Disiplin
ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.
2.5 UML (Unified Modelling Language)
2.5.1 Sejarah UML
Proses analisis untuk mengidentifikasi objek dan kelas objek dianggap sebagai salah satu area yang paling sulit mengenai pengembangan berorientasi objek. Identifikasi objek pada dasarnya sama dengan analisis dan perancangan. Berbagai metode analisis berorientasi objek diusulkan pada tahun 1990-an. Metode-metode ini mempunyai banyak kesamaan dan tiga dari pengembang utamanya (Grady Booch, Jim Rumbaugh dan Ivan Jacobson) memutuskan untuk mengintegrasikan pendekatan mereka untuk menghasilkan metode yang terunifikasi yang dinamakan UML (Nugroho, 2004:20). Pendekatan UML memiliki nilai yang sangat baik dalam
penyelidikan dan penelitian. Perangkat UML distandarkan sebagai peralatan untuk dokumen analisa dan perancangan dari sistem perangkat lunak. Peralatan UML termasuk diagram yang memberikan seseorang untuk menampilkan konstruksi dari sebuah sistem object oriented. Unified Modelling Language (UML) menurut Hermawan (2004:7)
adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan
21
memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain sistem
berorientasi obyek.
Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga Object Oriented yang telah ada yaitu Booch, OMT dan OOSE. Dan UML adalah kesatuan dari ketiga pemodelan tersebut dan ditambah kemampuan untuk mengatasi pemodelan yang tidak dapat ditangani oleh ketiga metode pemodelan tersebut (Nugroho, 2004:20). Object Management Group, Inc. (OMG) adalah sebuah organisasi perkumpulan taraf internasional yang terbentuk tahun 1989 memiliki anggota lebih dari 800 anggota yang terdiri dari perusahan sistem informasi, software development dan para user. Organisasi inilah yang mempromosikan teori-teori dan praktek-praktek object oriented technology dalam rekayasa software. OMG inilah yang mengeluarkan UML setelah terbentuknya Object
Oriented Architecture (OOA) yang menjadi penentuan infrastruktur konseptual perkembangan Object Oriented Technology, dimana dengan adanya UML ini dapat mengurangi kekacauan dalam bahasa pemodelan pengembangan sistem software dan juga diharapkan dapat membantu menjawab permasalahan penotasian dan mekanisme tukar-menukar model yang terjadi selama ini.
22
2.5.2 Tujuan dan Cakupan UML
2.5.2.1 Tujuan UML
Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:30) bahwa tujuan utama UML adalah : A. Memberikan model yang siap pakai, bahasa
pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. B. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. C. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
2.5.2.2 Cakupan UML
Cakupan UML menurut Suhendar dan Gunadi
(2002:30) ialah :
A. UML menggabungkan konsep Booch, OMT, dan OOSE, sehingga UML merupakan suatu bahasa pemodelan tunggal yang umum dan digunakan secara luas oleh para user . B. UML menekankan pada apa yang dapat dikerjakan
dengan metode-metode tersebut.
C. UML berfokus pada suatu bahasa pemodelan standar.
23
2.5.3 Notasi dan Artifak Dalam UML
2.5.3.1 Actor
Actor menurut Hermawan (2004:14) adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer. Jadi actor ini bisa berupa orang, perangkat keras , atau mungkin juga obyek lain dalam sistem yang sama. Biasa nya yang dilakukan oleh actor adalah memberikan informasi pada sistem dan atau memerintahkan sistem untuk melakukkan sesuatu. Notasi actor dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :
Notasi Aktor
Gambar 2.2 Notasi aktor
2.5.3.2 Class
Class menurut Hermawan (2004:14) merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class menujukan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan interface. Notasi class dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini :
Gambar 2.3 Notasi class
24
Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen dari
sistem yang sedang di bangun. class bisa untuk merepresentasikan baik perangkat lunak maupun prangkat keras, baik konsep maupun benda nyata. Notasi class berbentuk persegi panjang berisi tiga bagian
persegi paling atas untuk nama class, persegi panjang paling bawah untuk operasi, dan persegi panjang di tengah untuk atribut. Atribut digunakan untuk menyimpan informasi. Nama atribut menggunakan kata benda yang dapat dengan jelas merepresentasikan infomasi yang di simpan di dalamnya. Operasi menunjukan sesuatu yang bisa di lakukan oleh obyek. Dan menggunakan kata kerja.
2.5.3.3 Use Case
Menurut Hermawan (2004:16) Use case menjelaskan urutan kegiatan yang di lakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu walaupun menjelaskan kegiatan namun use case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagai mana actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut.
25
Notasi Use case dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah
ini :
Gambar 2.4 Notasi Use Case
Di dalam use case terdapat teks untuk menjelaskan
urutan kegiatan yang di sebut use case specification. Use case
specification terdiri dari:
1. Nama use case
Mencantumkan nama dari use case yang bersangkutan. Sebaiknya di awali dengan kata kerja untuk menujukan suatu aktivitas. 2. Deskripsi singkat ( brief description )
Menjelaskan secara singkat dalam 1 atau 2 kalimat tentang tujuan dari use case ini. 3. Aliran normal (basic flow)
Ini adalah jantung dari use case. Menjelaskan interaksi antara actor dan sistem dalam kondisi normal, yaitu segala seuatu berjalan dengan baik, tiada halangan atau hambatan dalam mencapai tujuan dari use case.
26
4. Aliran alternatif (alternate flow)
Merupakan perlengkapan dari basic flow karena tidak ada yang sempurna dalam setip kali use case berlangsung. Di dilam alternate flow ini dijelaskan apa yang akan terjadi bila suatu halangan terjadi sewaktu use case berlangsung. Ini terutama berhubungan dengan error yang mungkin terjadi, misalnya karena sistem kekurangan data untuk diolah (usia pegawai belum di input), terjadi masalah eksternal (printer belum di turn- on). 5. Special requirement
Berisi kebutuhan lain yang belum tercukup dalam aliran normal dan alterntif. Biasanya secara tegas di bedakan bahwa basic flow dan alternate flow menangani kebutuhan fungsional dari use case, sementara special requirement yang tidak berhubungan dengan fungsional, misalnya kecepatan transaksi maksimum berapa cepat dan berapa lama kapasitas akses jumlah user yang akan mengakses dalam waktu bersamaan. 6. Pre-condition
Menjelaskan persyaratan yang harus di penuhi sebelum use case bisa di mulai.
27
7. Post-condition
Menjelaskan kondisi yang berubah atau terjadi saat
use case selesai di eksekusi.
2.5.3.4 Interaction
Menurut Hermawan (2004:18) interaction digunakan untuk menunjukan baik aliran pesan atau informasi antar obyek mupun hubungn antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama operation singnature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang di kirim dan tipe parameter yang di kembalikan Notasi interaction dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini :
Gambar 2.5 Notasi Interaction
2.5.3.5 Interface
Menurut Hermawan (2004:15) interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class. Implementasi operasi dalam interface di jabarkan dalam operasi dalam class. Oleh karena itu keberadaan interface selalu di sertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam
28
obyek. Notasi interface dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah
ini :
Gambar 2.6 Notasi interface
2.5.3.6 Package
Package adalah container atau wadah konseptul yang di gunkan untuk mengelompokan elemenelemen dari sistem yang sedang di bangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah penglihatan
(visibility) dari model yang sedang di bangun.
Notasi Package dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini :
Gambar 2.7 Notasi Package
2.5.3.7 Note
Note di bangun untuk memberikan keterangan dan komentar tambahan dari suatu elemen sehingga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan kesemua
29
elemen notasi yang lain. Notasi Note dapat dilihat pada Gambar
2.8 di bawah ini :
Gambar 2.8 Notasi Note
2.5.3.8 Dependency
Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada suatu elemen memberi pengaruh pada elemen yang lan. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada di bagian tanpa ada tanda panah. Terdapat dua stereotype dari dependency, yaitu include
dan extend . include menunjukan bahwa suatu bagian dari elemen
(yang ada di garis tanpa panah ) memicu eksekusi bagian dari elemen lain (yang ada di garis dengan panah), misalnya untuk notasi A -- >B operasi yang ada di class A memicu dieksekusinya operasi yang berada di class B . Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di
garis tanpa panah bisa disisipkan ke dalam elemen yang ada di garis dengan panah, misalnya untuk notasi A-- >B suatu fungsi dari use case A bisa disisipkan ke dalam use case B atau dengan kata lain A optional untuk B.
30
Ke dua stereotype ini di representasikan dengan
menambahkan text include atau extend di notasi dependency.
Notasi dependency dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini :
Gambar 2.9 Notasi Dependency
2.5.3.9 Association
Association menggambarkan navigasi antar class
(navigation), berapa banyak obyek lain yang bisa berhubungandengan satu obyek (multiplicity antar class ), dan apakah suatu class menjadi bagian dari class lainnya (aggregation).
Navigation dilambangkan dengan penambahan anda panah di akhir garis. Bidirectional navigation menunjukkan bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa di dapatkan dari informasi lainnya. sementara dengan unidirectional navigation hanya dengan mengetahui class di ujung garis association tanpa panah kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan panah, tetapi tidak sebaliknya. Notasi Association dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini :
Gambar 2.10 Notasi Association
31
2.5.3.10 Generalization
Generalization menunjukan hubungan antar elemen yang lebih umum ke elemen yang lebih spesifik (sub class), dengan generalization, class yang lebih spesifik akan menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum (superclass), atau subclass is a superclass. Dengan menggunakan notasi
generalization ini konsep inheritance dari prinsip hirarki dimodelkan. Notasi Generalization dapat dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini :
Gambar 2.11 Notasi Generalization
2.5.3.11 Realization
Realization menunjukan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian depan panah. Misalnya class merealisasikan package, component merealisasikan class atau interface. Notasi Realization dapat dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini :
Gambar 2.12 Notasi Realization
2.5.3.12 Use Case Diagram
Menurut Hermawan (2004:23) Use Case Diagram
(UCD) menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang
32
akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem.
Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer, User, dan Developer. User menggunakan dokumen UCD untuk memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukan sistem adalah untuk memecahkan masalah yang user ajukan atau sedang dihadapi. Developer menggunakan dokumen UCD ini sebagai rujukan yang benar dalam pengembangan sistem. UCD pada umumnya menggunakan elemen actor, use
case, dependency, generalizatiom dan Association. UCD ini memberikan gambaran statis dari sistem yang sedang dibangun dan merupakan artifak dari proses analisis.
2.5.3.13 Sequence Diagram
Menurut Hermawan (2000:24) Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses disain karena artifak inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman nantinya dan berisi aliran kontrol dari program.
33
Sequence diagram biasanya tersusun dari elemen obyek,
Interaction dan Message. Interaction menghubungkan 2 Obyek dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence diagram, terdapat kelas boundary, control dan entity.
2.5.3.14 Class Diagram
Sama seperti class, maka class diagram merupakan diagram yang selalu ada di pemodelan sistem berorientasi obyek. Class diagram menunjukan hubungan antar class yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Class diagram umumnya tersusun dari elemen class,
interface, dependency, Generalization dan Association. Relasi dependency menunjukan bagaimana terjadi ketergantungan antar class yang ada. Relasi Generalization menunjukan bagaimana suatu class menjadi superclass dari class lainnya dan class tersebut menjadi subclasss dari class tersebut. Relasi Association menggambarkan navigasi antar class, berapa banyak obyek lain bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class), dan apakah satu class menjadi bagian dari class lainnya (agregation). Class diagram digunakan untuk menggambarkan
disain statis dari sistem yang sedang dibangun.
34
2.6 Konsep Database Management System
Menurut Kristanto (1999:25) Suatu DBMS (Database Management System) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari Database dan Set Program pengelola untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data. Sedangkan database sendiri merupakan kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dala satu lingkup perusahaan/instansi. (Kristanto, 1999:9). Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama
bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk menyebut isi dari field maka digunakan atribut atau merupakan judul dari satu kelompok entity tertentu, misalnya atribut Alamat menunjukkan entity alamat dari siswa. Entiti adalah suatu objek yang nyata yang akan direkam. Set program pengelola merupakan satu paket program yang dibuat agar
memudahkan dan mengefisienkan pemasukkan atau perekaman informasi dan pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam database.
35
2.6.1. Definisi
1. Entity
Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang Administrasi Siswa misalnya, entity adalah siswa, buku, pembayaran, nilai test. Pada bidang kesehatan, entity adalah pasien, dokter, obat, kamar, diet (Kadir, 1998:46).
2. Atribut
Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity. Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya, misalnya nama, nomor siswa, alamat, nama orang tua, hobi. Atribut juga disebut sebagai data elemen, data field, data item(Kadir, 1998:46).. 3. Data Value (Nilai atau Isi Data)
Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama karyawan menunjukkan tempat dimana informasi nama karyawan disimpan, sedang data value adalah Icha Fitriyanti, Adam Pratama, merupakan isi data nama karyawan tersebut. 4. Record/Tuple
Kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, nomor karyawan, nama karyawan, alamat, kota, tanggal masuk.
36
5. File
Kumpulan record record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda beda data valuenya. 6. Database
Kumpulan file file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu. Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan
dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari satu database, ia akan dapat membentuk satu database sendiri. 7. DBMS (Database Management System)
Kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolaannya disebut sebagai DBMS. Database adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database.
37
Hubungan antara definisi di atas dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :
DATABASE UNIVERSITAS
Entity Siswa
No. Induk Nama 105091029613 Icha
Fitriyanti Record/Tuple
Relasi
Entity Mata kuliah
Kode Nama Mata kuliah MT01 Kalkulus 1 AA01 Analisa Algoritma BA01 Bahasa Automata TK01 Teknik Kompilasi
Data Retrieve
Program Aplikasi Query Language Menu-menu
PAKET PROGRAM
Gambar 2.13 Gambaran DBMS (Database Management System)
38
2.6.2. Perancangan Database
Merancang Database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang sehingga suatu database dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa mendatang. Perancangan model konseptual perlu dilakukan di samping perancangan model fisik. Pada perancangan konseptual akan menunjukkan entity dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan oleh organisasi. Ketika menentukan entity dan relasinya dibutuhkan analisis data tentang informasi yang ada dalam spesifikasi di masa mendatang (Nugroho, 2004:191).
Pada pendekatan model konseptual, beberapa konsep pendekatan Relational digunakan, namun tidak berarti konsep ini nantinya diimplementasikan ke model Relational saja tetapi dapat juga dipakai pada model Hierarchical dan model Network.
2.6.2.1 Merancang Model Konseptual Database
Pada perancangan model konseptual penekanan tinjauan dilakukan pada struktur data dan relasi antara file. Tidaklah perlu dipikirkan tentang terapan dan operasi yang akan dilakukan pada database.
39
Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model
konseptual adalah menggunakan model data relational, Terdapat dua buah teknik yaitu : 1. Teknik Normalisasi
Proses Normalisasi merupakan proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Menurut Kadir (1998:65), Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/ delete, mengubah/update, membaca/retrieve pada satu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapat database yang optimal. Normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan
data secara efisien dalam sebuah database. Terdapat dua tujuan dalam proses normalisasi, yaitu menghilangkan redundansi data dan memastikan bahwa dependensi data masuk akal. Menurut Kadir (1998:73), Ada beberapa bentuk
dari normalisasi, yaitu antara lain :
A. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
40
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang
akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya. B. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal
Form)
Bentuk Normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa atomatic value. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau set atribut yang bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti ganda, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain. Bentuk 1 NF menentukan aturan dasar dalam mengorganisasikan sebuah database, yaitu : 1) Menghilangkan duplikasi kolom di dalam
tabel yang sama
2) Membuat tabel yang terpisah untuk setiap grup dari data yang berhubungan dan
41
mengidentifikasikan setiap baris dengan
sebuah kolom yang unik atau menentukan
primary key.
C. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal
Form)
Bentuk nomal kedua mempunyai syarat, yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut yang bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi kepada primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya. Bentuk normal kedua merupakan konsep dari pemindahan data duplikasi, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Temukan semua kebutuhan yang ada pada bentuk normal form 2) Pindahkan subset dari data yang ada pada beberapa baris dari tabel dan tempatkan mereka pada tabel yang terpisah.
42
3) Buat relationship diantara tabel baru ini
dengan menginisialiasi penggunaan foreign key.
D. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal
Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atributebukan primer tidak memiliki hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh. Langkah yang dilakukan dalam bentuk 3 NF
antara lain :
1) Temukan semua kebutuhan dari bentuk normal kedua. 2) Pindahkan kolom yang tidak bergantung pada primary key.
E. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
BCNF merupakan merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang
43
memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF tapi tidak
sebaliknya.
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk normal ketiga pun mungkin masih mengandung anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih lanjut. Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal
Boyce-Codd jika dan hanya jika semua penentu
(determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik).
F. Dependensi Nilai Banyak dan Bentuk Normal Keempat (4NF/Fourth Normal Form) Dependensi nilai banyak atau MVD
(Multivalued Dependency) dipakai pada bentuk normal keempat yang dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke banyak. Secara praktis, suatu relasi memenuhi bentuk normal keempat yaitu antara lain : 1) Telah memenuhi bentuk BCNF
2) Tidak mengandung dua atribut atau lebih yang bernilai banyak
44
G. Dependensi Gabungan dan Bentuk Normal
Kelimz (5NF/Fifth Normal Form)
Bentuk 5NF atau yang terkadang disebut PJ/NF
(Projection Join/Normal Form) menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam 5NF jika dan hanya jika setiap gabungan dalam R
tersirat oleh kunci kandidat relasi R.
Secara praktis dapat dikatakan suatu relasi R berada dalam 5NF jika data yang ada padanya tak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil.
2. Teknik Entity Relationship
A. Perancangan Database Teknik Entity
Relationship
Database adalah kumpulan file yang saling berkaitan. Pada model data relational hubungan antar file direalisasikan dengan kunci relasi (relation key)., yang merupakan kunci utama dari masing- masing file. Perancangan database yang tepat akan menyebabkan paket program relational lainnya akan bekerja secara optimal.
45
B. Entity Relationship Concept
Relasi antara dua file atau tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam. Demikian pula untuk membantu gambaran relasi secara lengkap, terdapat juga tiga macam relasi dalam hubungan atribut dalam satu file, yaitu antara lain : 1) One To One Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file
kedua adalah satu berbanding satu
2) One To Many Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak berbanding satu 3) Many To Many Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file
kedua adalah banyak berbanding banyak.
2.7 Sekilas Tentang Delphi
2.7.1 Sejarah Delphi
Menurut Pranata (2000:xvii), ide munculnya Delphi sebenarnya berasal dari bahasa pemrograman yang cukup terkenal, yaitu pascal. Bahasa pascal sendiri telah diciptakan pada tahun 1971 oleh ilmuwan dari
46
Swiss. Yaitu Niklaus Wirth. Nama Pascal diambil dari ahli matematika
dan filsafat dari prancis yaitu Blaise Pascal (1623-1662).
Sejak saat itu muncul beberapa versi Pascal di antaranya Turbo Pascal yang dirilis Borland Internasional Incorporation pada tahun 1983. Turbo Pascal yang muncul pertama kali hanya dapat dijalankan di sistem operasi DOS, namun dalam perkembangan selanjutnya, Borland International juga merilis Turbo Pascal yang berjalan di Windows 3.x, yaitu Turbo Pascal For Windows. Pada tahun 1992, Borland International menggabungkan Turbo Pascal For DOS dengan Turbo Pascal For Windows menjadi satu paket bahasa pemrograman yang dikenal dengan nama Borland Pascal versi 7. Karena pemrograman Windows dengan Borland Pascal masih dirasa cukup sulit, sejak tahun 1993 Borland Internasional mengembangkan bahasa Pascal yang bersifat visual, hasil dari pengembangan ini adalah dirilisnya Delphi 1 pada tahun 1995. Perkembangan Delphi tidak berhenti sampai di situ. Satu tahun berikut nya, Pada tahun 1996, Borland Internasional merilis Delphi 2 yang sudah bersifat 32 bit, dengan kata lain Delphi 2 hanya bisa dijalankan pada Windows 95 dan Windows NT. Pada tahun 1997,1998, dan 1999, Borland Internasional yang berganti nama menjadi Inprise Corporation berturut turut kembali merilis Delphii 3, 4 dan 5 dan yang sekarang berkembang adalah Delphi 7.0.
47
2.7.1.1 IDE (Integrated Development Environment) Delphi
Pada dasarnya IDE milik Delphi di bagi menjadi 6 bagian utama, yaitu menu, Speed Bar, Component Pallete, Form Designer, Code Editor dan Object Inspector. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.14 dibawah ini.
Gambar 2.14 Bagian-bagian IDE Delphi
Di bawah ini akan di jelaskan masing-masing komponen tersebut. 1. Menu
Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu pada aplikasi windows lainnya. Dari menu ini, anda bisa memanggil atau menyimpan program, menjalankan dan melacak bug program, dsb. Singkatnya segala sesuatu
48
yang berkaitan dengan IDE Delphi dapat anda lakukan
dari menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:4).
2. Speed Bar
Gambar 2.15 Speed Bar Pada IDE Delphi 7
Pada gambar 2.15 di atas adalah Speed Bar atau sering disebut juga toolbar berisi kumpulan tombol yang tidak lain adalah pengganti beberapa menu yang sering digunakan, dengan kata lain, setiap tombol pada Speed Bar menggantikan salah satu item menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:5) 3. Component Palette
Gambar 2.16 Component Palette Pada IDE Delphi 7
Component palette adalah berisi kumpulan ikon yang melambangkan komponen-komponen pada VCL (Visual Component Library).VCL merupakan pustaka komponen yang digunakan untuk membangun aplikasi. Pada Component Pallete terdapat beberapa tab antara lain Standard, Additional, Data Access dan seterusnya
49
(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:5). Komponen
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.16 di atas..
4. Form Designer
Form Designer adalah tempat dimana anda dapat merancang jendela dari aplikasi Windows (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:6).
5. Code Editor
Code Editor adalah tempat dimana anda menuliskan program (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:14) Code Editor tersebut dapat dilihat pada gambar 2.17 di
bawah ini :
Gambar 2.17 Code Editor pada IDE Delphi
6. Object Inspector
Object inspector digunakan untuk mengubah karakteristik sebuah komponen. Pada Object Inspector terdapat dua tab, yaitu Properties dan Events (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:7).
50
Gambar Object Inspector tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.18 di bawah ini :.
Gambar 2.18 Object Inspector
2.8 Konsep Pemrograman Berorientasi Objek
Menurut Hermawan (2004:5), Object Oriented Programming adalah konsep yang membagi program menjadi objek-objek yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam pemrograman berorientasi objek, komponen yang didesain dalam proses desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek. Syarat sebuah bahasa pemrograman bisa digolongkan berorientasi objek
adalah bila bahasa pemrograman tersebut memiliki fitur untuk mengimplementasikan 4 konsep sebuah objek yang terorientasi, yaitu : abstraksi, enkapsulasi, polymorphisme, dan inheritance (Hermawan, 2004:6). OOP, tidak seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba melihat permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini memiliki perbedaan yang mendasar dalam pemrograman terstruktur, dimana struktur data dan fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan erat.
51
Jadi, ide dasar pada OOP adalah mengkombinasikan data dan fungsi sehingga
menjadi satu kesatuan unit yang disebut dengan object.
Keuntungan dari penggunaan OOP yaitu :
1. Alami (Natural)
2. Dapat Diandalkan (Reliable)
3. Dapat Digunakan Kembali (Reusable)
4. Mudah Untuk di-Maintain (Maintainable)
5. Dapat Diperluas (Extendable)
6. Efisiensi Waktu
2.9 Bagan Alir
2.9.1 Flow Chart
Flow Chart (Bagan Alir Sistem) adalah bagan yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. (Hartono, 2001:795)
2.9.2 Flow Map
FM (Flow Map) Adalah merupakan bagan alir yang menunjukkan arus data dari laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono, 2001:800).
52
Berikut di jelaskan pada keterangan bawah ini yang merupakan
pedoman untuk menggambarkan suatu bagan alir, diantaranya:
1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas kebawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman. 2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas,
yaitu ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhirnya. 3. Masing-masing kegiatan didalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan. 4. Masing-masing kegiatan pada bagan alir harus berada pada
urutan yang semestinya.
5. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
53
6. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar, seperti
tampak pada gambar 2.19 di bawah ini
Simbol Arti Simbol Arti
Dokumen
Penghubung
Kegiatan Manual
Input / Output
Proses Komputer
Display
Disket
Arsip
Keyboard
Hubungan
Gambar 2.19 Simbol Flow Map
2.10 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) yang pada awalnya diusulkan oleh Peter Chen adalah suatu model diagram yang menyatakan keterhubungan suatu entity dengan entity yang lain. Atau juga dapat dikatakan sebagai sebuah teknik untuk menggambarkan informasi yang dibutuhkan dalam sistem dan hubungan antar data-data tersebut (Pressman,1997:360). Secara terjemahan dalam bahasa Indonesia, Entity Relationship Diagram adalah diagram relasi atau keterhubungan entitas. Dari model Entity Relationship
54
Diagram akan didapatkan data-data yang dibutuhkan sistem. Dengan begitu maka
akan didapatkan pula kejelasan aktivitas yang dilakukan dalam sistem.
Menurut Nugroho (2004:192), di dalam ERD (Entity Relationship
Diagram) dikenal beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Entitas (Entity)
Adalah suatu objek yang memiliki hubungan dengan objek lain. Dalam ERD digambarkan dengan bentuk persegi panjang 2. Hubungan (Relationship)
Dimana entitas dapat berhubungan dengan entitas lain, hubungan ini disebut dengan entity relationship yang digambarkan dengan garis. Ada empat bentuk relasi dasar pada database, yaitu :
A. One-to-One
Artinya satu data memiliki satu data pasangan
B. One-to-Many
Artinya satu data memiliki beberapa data pasangan
C. Many-to-One
Artinya beberapa data memiliki satu data pasangan
D. Many-to-Many
Artinya beberapa data memiliki beberapa data pasangan
3. Atribut
Adalah elemen dari entitas yang berfungsi sebagai deskripsi karakter entitas dan digambarkan dengan bentuk elips.
55
2.11 Barcode
Barcode secara harfiah berarti kode berbentuk garis. Barcode yang dikenal orang umumnya tercetak pada kemasan produk suatu barang. Atau kita sering melihatnya ketika petugas kasir minimarket menscan kode-kode berbentuk garis saat kita selesai berbelanja. Kita hanya mengenalnya secara sekilas tapi tidak begitu tahu maksud kegunaannya. Di bidang perpustakaan, sistem barcode juga digunakan. Masing-masing
buku koleksi perpustakaan ditempel label barcode. Ketika pengguna ingin meminjam buku, pustakawan tinggal melakukan scanning ke permukaan label, dan secara otomatis data buku tersebut masuk ke dalam database peminjaman. Namun di Indonesia belum banyak perpustakaan yang menggunakan barcode dalam sistem pelayanan pemakainya. Kini dengan semakin berkembangnya perpustakaan dan ketersediaan perangkat scanner barcode yang semakin mudah ditemui di pasaran ada baiknya melihat teknologi ini sebagai alat bantu guna meningkatkan kinerja perpustakaan. Perpustakaan CIFOR sendiri telah mengimplementasikan sistem
pelayanan perpustakaan menggunakan barcode pada perangkat lunak Inmagic sejak tahun 1980. Dengan menggunakan standar True Type Font code 39 sebagai kode barcode, diharapkan akan mengurangi kesalahan data entry sirkulasi dan meningkatkan kecepatan pelayanan 1
1 http://www.wikipedia.com/barcode, 14 Juli 2007., 16:35 WIB
56
2.11.1 Sejarah barcode
Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Tapi baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu sukses hingga pasca 1980an. Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable) dalam format visual yang tercetak. Umumnya barcode berbentuk garis- garis vertikal tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada beberapa variasi berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau tersembunyi dalam sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca optik yang disebut barcode reader. Pada prinsipnya barcode reader hanya sebuah alat input biasa seperti halnya keyboard atau scanner tapi peran manusia sebagai operator sangat minimum. Bersamaan dengan pesatnya penggunaan barcode, kini barcode
tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.
57
2.11.2 Tipe Barcode
Ada 3 tipe barcode yang banyak digunakan, yaitu Linear barcode, Stacked Barcode, dan 2D barcodes. Linear Barcode adalah tipe yang paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product Code (UPC) yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen seperti GS1(http://www.gs1.org/) agar mendapat kode UPC. Untuk memahami prinsip kerjanya, cobalah ambil sebuah produk dari supermarket, kemudian lacaklah kode barcodenya di website GS1. Produk buatan Indonesia, dapat dilacak di http://www.gs1.co.id. Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear
barcode, termasuk untuk kode ISBN (International Standard Book Number). CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39 atau lebih populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di internet, salah satunya tersedia di http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/. Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun kecil, angka serta banyak lagi karakter khusus seperti $ dan &. Keuntungan lain dari code 39 adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada umumnya dan hasilnya dapat dibaca cukup akurat dengan barcode reader. Pada Perpustakaan CIFOR, barcode digunakan untuk mewakili
data inventaris nomor induk buku. Komposisi nomor induk adalah kombinasi nomor urut akuisisi dokumen dan tahun proses data entri
58
(proses deskripsi bibliografi). Sebagai contoh: kode 121 99, berarti buku
ke 121 tahun 1999, demikian seterusnya. Kode tersebut dicetak pada label Tom & Jerry ukuran no.109 dengan menggunakan fasilitas mailmerge MS Word. Perangkat cetak yang digunakan adalah printer HP LaserJet 4050 Series PCL 6.
Beberapa contoh barcode linear antara lain : Plessey, Codabar, UPC, Code 128, Code 25, CPC Binary, Pharmacode, POSTNET, PLANET, PostBar, Latent Image Barcode, dan lainnya Sedangkan contoh barcode 2 dimensi antara lain : Codablock, Code 16K, Code 49, PDF417, dan Micro PDF417, MaxiCode, 3-DI, AnayTag, VeriCode, WaterCode, dan lainnya.
2.11.3 Barcode Reader
Barcode reader/scanner adalah perangkat untuk membaca kode- kode garis visual barcode. Hanya dengan menyapukan segaris sinar laser, barcode reader membaca fragmen terang gelap pada barcode yang tercetak di kertas dengan sangat cepat dan akurat. Pada perkembangan selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan tidak hanya sebentuk garis saja tapi berupa kombinasi pola yang rumit sehingga mampu membaca barcode dari sudut manapun. Pada awalnya sebuah barcode scanner dibuat dengan
menggunakan fixed lights dan sebuah photosensor tunggal dimana penggunaannya adalah dengan cara menggosok kode barcode secara
59
manual. Pada desain berikutnya laser scanner pada barcode dibuat
menggunakan kaca polygonal atau kaca galvanometer untuk melakukan
scanning pada barcode.
Bahkan dengan berkembangnya barcode matriks dua dimensi
(2D) ada sejumlah produk kamera digital yang mampu menangkap citra barcode 2D untuk kemudian dapat diterjemahkan oleh software ke dalam pesan yang dapat dibaca oleh kita. Ada beberapa standar verifikasi untuk barcode reader, antara lain: A. ANSI X3.182. UPC Code yang digunakan di US ANSI/UCC5. merupakan standar Amerika
B. ISO/IEC 15416 (barcode linear) dan ISO/IEC 15415 (2D bar codes) adalah standar internasional C. Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan
ISO/IEC 15416
D. ISO 15426-1 (linear bar code verifier compliance standard)
atau ISO 15426-2 (2d bar code verifier compliance standard)
2.11.4 Manfaat Barcode
Seperti apa yang telah diutarakan di muka, barcode scanner adalah sebuah alat input data yang meminimalkan intervensi manusia sebagai operatornya. Jadi keuntungan yang paling utama dari penggunaan barcode adalah kecepatan dan ketepatan data. Pada perpustakaan yang frekuensi peminjamannya sangat tinggi dan penggunanya sangat banyak,
60
penggunaan barcode akan mempercepat proses pelayanan dan
mengurangi kesalahan input data peminjaman. Bagi pustakawan, penggunaan sistem barcode juga meringankan beban kerja di pelayanan. Sehingga mereka dapat mengalokasikan waktunya untuk pekerjaan yang lain. Keuntungan lainnya adalah keamanan. Pada bisnis retail seperti
supermarket, banyak pembeli nakal yang seringkali menukar label harga produk dengan label harga yang lebih murah. Kesalahan yang sama bisa terjadi juga pada saat menempel label maupun pada saat kasir menghitung total belanja. Dengan barcode, kemungkinan ini dapat ditekan. Font barcode UPC juga dibuat oleh lembaga khusus, sehingga kode garis tipis tebal barcode menjadi sangat unik dan terjaga keamanan datanya. Dalam sisi Point of Sale, penggunaan barcode sangat membantu
dalam menganalisa data trend penjualan dengan cepat. Atau dalam terminologi perpustakaan, data historis peminjaman koleksi dapat tersaji dengan cepat dan akurat.
2.12 Penelitian Dengan Menggunakan Metode Barcode
Selain dari beberapa manfaat barcode yang telah disebutkan sebelumnya, juga terdapat beberapa penelitian telah dilakukan menyangkut penggunaan metode barcode.
61
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode barcode pada
beberapa aktifitas, yaitu antara lain :
1. Barcode DNA Tak Terlihat
Digunakan untuk mencegah pemalsuan informasi seperti perubahan pasword dengan menggunakan NDBS (Nano DNA-Barcode System). Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengembangan metode barcode 3 dimensi dimana metode ini akan diterapkan pada beberapa produk barang untuk pengecekan keaslian dari produk tersebut. Metode yang digunakan dalam penerapan barcode DNA tak terlihat ini dengan menggunakan metode research dan pengembangan dengan model proses menggunakan prototype. Kelebihan dari implementasi ini adalah meminimalisir jumlah produksi barang palsu yang beredar di pasaran dan dilihat dari segi keamanannya, implementasi barcode DNA tak terlihat ini menjanjikan tingkat keamanan dan unifikasi pengkodean pada setiap jenis produk. Sedangkan kelemahan dari penelitian ini adalah karena masih dalam tahap pengembangan, struktur DNA yang digunakan belum bisa terbentuk sesuai dengan keinginan sehingga tahapan implementasi dan identifikasi suatu jenis produk masih belum bisa terealisasi. (Choy Jin-Ho, Seoul national University, 2003)
62
2. Sistem Pengaman Pintu Elektronis Menggunakan Barcode
Password dan PIN Password Berbasis Mikrokontrol
Bertujuan untuk membangun sistem pengaman pintu elektronis menggunakan dua jenis pengaman yaitu barcode password dan PIN password berbasis mikrokontroler 68HC11. Metode barcode yang digunakan dalam sistem ini sebagai salah satu
sistem pengamanan dimana data bentukan barcode didapat dari nomor/kode pin yang terdapat pada masing-masing kartu akses. Proses berikutnya adalah memasukkan kode password yang sesuai dengan kode PIN barcode untuk kemudian sistem akan memverifikasi kode PIN dan password masukan. Metode pengembangan yang digunakan dalam pembuatan sistem ini
adalah metode research dan observasi dengan penggunaan model proses prototype.(Muchlas; Nuryono Satya Widodo; Haris Ramdan, Universitas Ahmad Dahlan, 2005).
3. Pembacaan Barcode 2 Dimensi Pada Bidang Citra Grayscale Telepon Genggam Berkamera Berdasarkan Adaptive Thresholding Pada umumnya, barcode digunakan untuk aplikasi retail dan industri,
dan dirancang untuk dapat dibaca dengan menggunakan pemindai laser. Mengingat perangkat tersebut bersifat statis, membutuhkan investasi yang
63
cukup mahal, dan tidak dapat dibawa kemana-mana, memaksa user
membutuhkan pengembangan dalam metode pemindaian barcode.
Penelitian ini mengusulkan penggunaan kamera VGA yang terdapat pada perangkat telepon genggam yang lebih bersifat mobile, sebagai pembaca barcode 2 dimensi. Mengingat tipe barcode ini memiliki ukuran terbatas, relatif tetap, dan dapat menyimpan lebih banyak data daripada barcode 1 dimensi. Pengenalan barcode dapat dilakukan secara konkuren pada beberapa kode yang tidak tergantung terhadap sistem koordinat dan berorientasi pada kemampuan kamera pada telepon genggam yang relatif mengandung banyak distorsi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu melakukan
koreksi pada distorsi citra yang ditangkap oleh kamera telepon genggam beserta proses kalibrasi citra, konversi citra dalam bentuk grayscale yang dithreshold secara adaptif, mengidentifikasi area citra yang akan dikenali sebagai barcode dengan menggunakan notasi moments, menentukan transformasi grafika yang diperlukan, seperti rotasi, dilatasi, dan traslasi, menterjemahkan barcode berdasarkan sistem koordinat kode yang dipetakan secara projective mapping, dan yang terakhir melakukan pengkoreksian kesalahan dengan hamming distance 3 bit, jika terdapat kesalahan kode. Rangkaian algoritma diatas dibangun dengan menggunakan C++ for
Symbian (v6.1) dengan telepon genggam Nokia 7650, dan pengujian dilakukan berdasarkan dua skenario. Skenario pertama, melakukan
64
pembacaan 1-10 buah barcode dengan ukuran 1,5 cm, 2 cm, dan 2,5 cm
sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 barcode, hampir sama untuk berapa pun jumlah barcode uji dan waktu baca per barcode semakin cepat jika ukuran barcode semakin besar. Waktu baca per barcode dibawah 0,15 detik. Skenario kedua, melakukan pembacaan barcode dari ukuran 0,5 cm - 7,5 cm. Hasil analisis yang didapat adalah ukuran barcode terkecil yang dapat dibaca dengan benar oleh sistem adalah 1,4 x 1,4 cm. Sedangkan ukuran terbesar ditentukan pada kemampuan kamera membaca barcode. Semakin besar, maka jarak baca kamera dengan barcode semakin jauh. Waktu baca per barcode dibawah 0,168 detik (Publikasi Ilmiah Dosen Teknik Elektro ITB, Dr. Ir.
Kuspriyanto, ITB, 2005 )
2.13 SQL
Sejarah SQL (Structured Query Languange) dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language). Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan
basis data relasional beserta SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalah hukum
65
mengenai penamaan SEQUEL, IBM mengubahnya menjadi SQL. Implementasi
basis data relasional dikenal dengan System/R. 2
Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer, sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data. Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan
dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86. Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92. Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki bahasa penyampaian masing-masing yang berbeda.
2.13.1 Microsoft SQL Server 2000
Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang merupakan produk aplikasi database dari Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan
2 http://www.wikipedia.com/microsoft_sql_server., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
66
implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft
dan Sybase.
Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. Kode dasar untuk MS SQL Server (sebelum versi 7.0)merupakan
gagasan yang ada dalam Sybase SQL Server, dan merupakan cara masuk Microsoft ke dalam pasar database tingkat enterprise, dan bersaing melawan Oracle, IBM, dan, kemudian, Sybase itu sendiri sendiri. Microsoft, Ashton-Tate dan Sybase pada awalnya bekerja sama untuk menciptakan dan memasarkan versi pertama yang diberi nama SQL Server 1.0 untuk OS/2 (sekitar 1989) yang memiliki kesamaan dengan Sybase SQL Server 3.0 pada sistem operasi Unix, VMS, dan lainnya. Microsoft SQL Server 4.2 dikembangkan pada sekitar tahun 1992
(yang terdiri satu paket dengan Microsoft OS/2 versi 1.3). Kemudian Microsoft SQL Server versi 4.21 untuk Windows NT diluncurkan pada waktu yang bersaman dengan Windows NT 3.1. Microsoft SQL Server v6.0 merupakan versi pertama dari SQL Server yang dibangun untuk Windows NT dan tidak melibatkan pengarahan apapun dari Sybase. Ketika Windows NT diluncurkan, Sybase dan Microsoft telah
terpisah dan menciptakan dan memasarkan skema disain mereka masing- masing. Microsoft menegosiasikan secara eksklusif hak-hak untuk semua versi dari SQL Server yang tertulis dalam sistem operasi Microsoft.
67
Kemudian, Sybase mengubah nama produknya menjadi Adaptive Server
Enterprise untuk membedakannya dengan Microsoft SQL Server. Sampai dengan tahun 1994 Microsoft SQL Server membawa tiga hak cipta Sybase sebagai indikasi keaslian produknya. Semenjak memisahkan diri, beberapa perubahan juga dilakukan
secara terpisah. SQL Server 7.0 merupakan database server berbasis GUI pertama dan telah ditulis ulang berdasarkan kode warisan dari Sybase. Sebuah versi lain dari SQL Server 2000 merupakan database komersial pertama yang ditujukan untuk arsitektur Intel IA64. Seiring berjalannya waktu, telah terjadi suatu persaingan antara Oracle dan Microsoft untuk menciptakan dan mengembangkan serta memasarkan suatu aplikasi database yang akan diterapkan pada perusahaan-perusahaan. 3
2.13.1.1 Fitur/Layanan Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server menggunakan suatu varian dari SQL yang dinamakan T-SQL atau Transact-SQL, yang merupakan suatu implementasi dari SQL92 (Standarisasi ISO untuk sertifikasi SQL pada tahun 1992) dengan melakukan banyak pengembangan. Baik Microsoft SQL Server maupun Sybase/ASE
melakukan komunikasi melalui jaringan dengan menggunakan suatu application-level protocol yang disebut TDS (Tabular Data
3 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
68
Stream). Protokol TDS telah diimplementasikan pada FreeTDS
project dengan tujuan untuk mengijinkan bermacam-macam aplikasi klien agar dapat berkomunikasi dengan database Sybase dan Microsoft SQL Server. Microsoft SQL Server juga mendukung Open Database
Connectivity (ODBC). Versi SQL Server 2005 juga mendukung kemampuan untuk menyampaikan konektifitas klien melalui Protokol Web Services SOAP, yang mengijinkan klien non- Windows untuk berkomunikasi antar platform dengan SQL Server. Microsoft juga telah merelease suatu sertifikasi driver JDBC untuk membolehkan Aplikasi Java seperti IBM WebSphere dan BEA untuk dapat berkomunikasi dengan Microsoft SQL Server 2000 dan 2005. SQL Server dapat mendukung mirroring dan clustering database. Suatu cluster SQL Server merupakan suatu koleksi dari server yang terkonfigurasi secara identik, yang membantu mendistribusikan beban kerja ke berbagai server. Seluruh server melakukan sharing suatu nama server virtual yang identik, dan dibagi ke dalam alamat IP. SQL server juga mendukung data partioning untuk database yang terdistribusi. 4
4 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
69
2.14 Rational Rose
Menurut Suhendar dan Gunadi (2004:7) Rational Rose adalah software yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan visual untuk membangun suatu solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis. Rational Rose dikeluarkan oleh Rational yang menurut Hermawan
(2004:v) sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM, yaitu sebuah perusahaan software yang sudah menjadi alat bantu yang digunakan oleh industri pengembang perangkat lunak aplikasi berorientasi obyek di seluruh dunia untuk melakukan analisis dan desain visual. Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:38) Rational rose memiliki
berbagai keunggulan diantaranya:
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemodelan standar yang di gunakan UML 5. Rational Rose mendukung round-trip enginerring, sehingga kita dapat men-generate kode (Java, C++, Borland Delphi, Visual Basic, dan lain sebagainya) dan melakukan reverse engineering untuk menampilkan arsitektur software. 6. Model dan kode senantiasa sinkron selama dalam development cycle
7. Membangun software dengan Rational Rose memudahkan dalam memperbaiki software tersebut karena apabila suatu saat ditemukan requirement baru, anda dapat kembali menggambarkan lagi dalam UML.
70
8. Mendukung rekayasa software untuk sistem client/server, sehingga
Rational Rose merupakan software pemodelan visual yang tangguh dalam lingkungan client/server, e-bussiness, dan lingkungan perusahaan terdistribusi.
Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose meliputi (Suhendar dan Gunadi, 2002:43): Toolbar Standar, Toolbox Diagram, Browser, Jendela Diagram dan Jendela Dokumentasi. Gambar tampilan dasar dari Rational Rose dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini :.
Gambar 2.20 Tampilan Dasar Rational Rose
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi yang dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Diagram Tahapan Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang dapat mendukung penulis, baik dalam pengumpulan data maupun informasi yang diperlukan, untuk mendapatkan kebenaran materi uraian pembahasan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembahasan
skripsi ini adalah dengan menggunakan :
1. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli dalam bidangnya atau melakukan diskusi dengan seseorang yang mengerti terhadap materi bahasan agar mendapatkan bahan masukan dan data pendukung dalam penyusunan skripsi ini. Penggunaan metode interview ini digunakan karena memiliki
beberapa kekuatan dalam pencarian datanya, seperti : mudah pengaplikasian dan penerapannya, murah, dan dapat mengetahui kebutuhan konsumen secara langsung Pada metode wawancara ini penulis melakukan wawancara kepada
Bapak Ali selaku Manager Operasional dan kepada beberapa karyawan yang berada di PT. Kemenangan Jaya untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem. Adapun laporan hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Selain itu penulis juga mengadakan peninjauan, pengamatan, dan
penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
74
Pengamatan dilakukan pada :
Tempat : PT. Kemenangan Jaya
Jl. Percetakan Negara Raya D 750-752 Rawasari Jakarta
Pusat 10570
Waktu : 28 Januari 31 Maret 2007
Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan informasi mengenai: A. Sejarah Singkat PT. Kemenangan Jaya
Memuat tentang sejarah singkat berdirinya PT. Kemenangan
Jaya dan struktur organisasi PT. Kemenangan Jaya.
B. Sistem Yang Berjalan di PT. Kemenangan Jaya
Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan pada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada pada PT. Kemenangan Jaya yang berhubungan dangan sistem Absensi Pegawai
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah dengan menggunakan Model Spiral. Model spiral yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm (1988), merupakan suatu model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model
75
Pla nnin g Risk Ana lysis Eng ineering Co nstruc tion & Relea se Customer Eva lua tion Customer Co mmunic a tio n
sekuensial linear. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan
perangkat lunak secara cepat.
Setiap untai pada spiral merepresentasikan proses perangkat lunak, dengan demikian untai yang paling dalam mungkin berkenaan dengan kelayakan sistem, untai berikutnya dengan definisi peersyaratan sistem, dan untai berikutnya lagi dengan perancangan sistem, demikian seterusnya. Model spiral ini dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :
Perencanaan Analisis Resiko
Komunikasi Pelanggan
Rekayasa
Evaluasi Pelanggan
Konstruksi dan Peluncuran
Gambar 3.2 Permodelan Spiral
3.2.1 Implementasi Langkah Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm, menggambarkan sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri dari Tujuh wilayah tugas sebagai berikut:
76
1. Komunikasi Pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan Komunikasi pelanggan ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak yang terkait mengenai sistem yang akan dijalankan nantinya, sehingga didapatkan gambaran awal sistem yang akan dikerjakan. Beberapa pertanyaan yang diharapkan mampu untuk menjawab kebutuhan awal dari sistem absensi yang akan dijalankan pada PT. Kemenangan Jaya antara lain yaitu : A. Siapa saja orang yang akan mempergunakan aplikasi
absensi ini?
B. Siapa yang akan menjadi operator dan administrator yang akan mengelola dan memelihara sistem absensi ini? C. Input dan output yang diharapkan dari aplikasi absensi
ini?
D. Seberapa efektif aplikasi absensi ini dapat membantu kinerja pegawai dalam perusahaan? E. Berapa lama aplikasi ini akan dibuat?
F. Berapa estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi absensi ini? G. Objek-objek apa saja yang ada dan akan ditambahkan dalam aplikasi absensi ini?
77
H. Spesifikasi perangkat dan alat apa saja yang dibutuhkan
dalam mendukung pembuatan aplikasi absensi ini?
Dari berbagai macam pertanyaan ini, kemudian dapat diambil intisari kebutuhan seperti apa yang harus dipenuhi oleh sistem aplikasi absensi ini. Setelah itu penulis melanjutkan pada langkah berikutnya, yaitu tahap perencanaan. 2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan suatu pendefinisian tentang sumber daya yang akan menunjang dan mandukung pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi absensi ini, ketepatan waktu dalam penyelesaian pembuatan aplikasi absensi, dan informasi lain yang berhubungan dengan pembaharuan atau pengembangan sistem secara menyeluruh yang akan berjalan pada perusahaan Kemenangan Jaya. 3. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis. Tahap ini merupakan tahap penelitian untuk merancang atau memperbaiki suatu sistem dan akan diimplementasikan dalam hal ini pada PT. Kemenangan Jaya, dengan cara penguraian masalah dari suatu sistem informasi secara utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang ada,
78
kesempatan, peluang, keuntungan, hambatan, dan identifikasi
segala kebutuhan untuk sistem yang sedang dianalisa.
Selama proses analisis resiko, setiap resiko yang teridentifikasi diperhitungkan secara bergantian dan penilaian mengenai besarnya probabilitas dan keseriusan probabilitas tersebut pun dibuat (Sommerville, 2000:82).
Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dituliskan beberapa resiko yang mungkin akan dihadapi pada tahap pembuatan dan pengimplementasian aplikasi absensi karyawan ini : No. Resiko Probabilitas Efek
1
Waktu pengerjaan yang relatif singkat
Sedang Dapat ditolerir
2 Diusulkan perubahan teradap persyaratan yang menuntut dilakukannya perancangan ulang secara besar-besaran
Sedang
Serius
3
Case tool tidak dapat diintegrasikan
Tinggi Dapat ditolerir
4 Perancangan database, tampilan, input dan output, dan laporan absensi
Tinggi
Serius
5 Database yang digunakan pada sistem tidak dapat memproses transaksi per detik sebanyak yang diharapkan
Sedang
Serius
6 Komponen perangkat lunak yang harus dipakai ulang mengandung kelemahan yang membatasi fungsionalitasnya
Sedang
Serius
7 Pelanggan tidak memahami dampak perubahan sistem
Sedang Dapat ditolerir
Tabel 3.1 Analisis Resiko Aplikasi Sistem Absensi
79
Analisa resiko yang coba penulis perkirakan dalam pembuatan
aplikasi absensi ini yaitu analisa dalam resiko teknis yang mengidentifikasikan berbagai hal yang berkaitan dengan resiko yang ada pada tahap perancangan aplikasi seperti spesifikasi perangkat yang digunakan, desain interface aplikasi, verifikasi, implementasi, dan pemeliharaan. Dalam kegiatan analisa ini penulis mengumpulkan data serta
tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan kegiatan analisa. diantaranya, yaitu: A. Analisa dan Deskripsi Sistem Lama
Tujuannya yaitu untuk menganalisa dan mengetahui sistem lama yang telah berjalan pada PT. Kemenangan Jaya sebelumnya dan mendeskripsikan sistem lama tersebut sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang ada termasuk didalamnya profil dari perusahaan PT. Kemenangan Jaya. B. Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi
Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi jenis permasalahan yang dihadapi, mengetahui penyebab timbulnya masalah dalam sistem yang sedang berjalan, dan menciptakan suatu solusi untuk memperbaiki sistem yang ada.
80
C. Alternatif Penyelesaian Masalah
Tujuannya yaitu untuk memberikan usulan penyelesaian masalah yang ada pada PT. Kemenangan Jaya dengan membuat usulan sistem yang baru dengan metode pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan membuat : 1) Use case Diagram
2) Sequence Diagram
3) Class Diagram
4) Flow Map, sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan 5) Analisa Masukan dan Keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran data yang berjalan.
4. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.. Dalam tahap perekayasaan ini Penulis menggunakan beberapa tools (alat) dalam membuat rancangan sistem, yaitu antara lain : A. Kebutuhan Umum Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk merancang suatu kebutuhan/requirement dari sistem yang diharapkan mampu
81
untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan dalam hal ini PT. Kemenangan Jaya termasuk didalamnya fungsionalitas dan pengguna dari sistem aplikasi absensi ini. B. Pengembangan Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk merancang lingkungan yang akan digunakan dalam pengembangan program, yang meliputi jenis perangkat lunak (software) yang digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan.
C. Perancangan Sistem Baru
Dalam melakukan perancangan sistem, penulis menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam perekayasaan sistem yang didalamnya terdapat identifikasi objek yang terkait dalam perancangan aplikasi absensi ini. D. Perancangan Database
Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis merancang databasenya dengan menggunakan alat bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang ada. Untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan serta menghindari data yang sama, dalam basis data penulis juga melakukan normalisasi.
82
E. Perancangan Antarmuka
Setelah tabel dalam bentuk normal selesai dirancang barulah penulis melakukan rancangan antarmuka program baik untuk input dan output.
5. Konstruksi dan Peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi perancangan database MS SQL Server 2000. 6. Evaluasi Pelanggan
Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan diimplementasikan. 7. Menarik Kesimpulan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi
83
perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan
diimplementasikan selama masa pemasangan.
Metode pengembangan perangkat lunak spiral ini diambil sebagai metode pengembangan sistem karena : A. Model ini menjadi sebuah pendekatan yang realistis bagi
perkembangan sistem dan perangkat lunak berskala besar, karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak dan pengembang serta pemakai memahami dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi.
B. Pada model spiral didalamnya terdapat suatu fase manajemen resiko
(pertimbangan resiko secara eksplisit) yang sangat cocok diterapkan dalam pengembangan sistem ini yang dapat mengurangi tingkat kesalahan sistem, skala dan kompleksitas dari pengerjaan sistem dapat diketahui lebih awal, dan menjadi suatu acuan dalam melakukan langkah-langkah pengembangan sistem selanjutnya.
C. Model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan protipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk, dimana model ini menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti yang diusulkan oleh permodelan waterfall, tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif yang secara realistis merefleksikan dunia nyata (Pressman, 1997:50).
84
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa dan Deskripsi Sistem Lama
Sistem absensi yang saat ini digunakan di PT. Kemenangan Jaya adalah sistem manual yang mengharuskan setiap pegawai atau pelaku pengabsenan membubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan atau juga dengan menggunakan alat absensi manual dimana setiap pegawai memiliki kartu absensi yang akan ditandai dengan menggunakan penanda alat absensi pada saat kedatangan dan kepulangan. Admin/pegawai pengurus data absensi karyawan mencetak sebuah kartu absensi untuk seorang pegawai, dimana di dalam kartu absensi tersebut terdapat beberapa keterangan tentang nama pegawai, ID pegawai, daftar kehadiran, daftar kepulangan, tanggal, dan keterangan yang diisi secara manual. Proses absensi dilakukan setiap jam kedatangan dan jam kepulangan.
Kartu absensi diletakkan pada tempat absensi yang disediakan yang kemudian kartu tersebut dipergunakan untuk mencetak jam kedatangan dan kepulangan pada sebuah mesin cetak absensi. Setelah pegawai selesai melakukan proses presensi, kartu tersebut diletakkan kembali pada tempat awal yang tersedia. Kemudian disetiap bulannya admin melakukan rekapitulasi/pengumpulan dan pemindahan data absensi tersebut ke dalam database manual (hardcopy) yang akan dipergunakan sebagai arsip data absensi karyawan.
Berdasarkan hasil survei dan interview yang dilakukan mengenai prosedur
pengabsenan pegawai, tahapan yang dilakukan PT. Kemenangan Jaya dalam tahap presensi ini adalah sebagai berikut : 1. Admin mencetak lembar kartu absensi pegawai
2. Lembar kartu absensi diserahkan pada pihak manajemen personalia untuk divalidasi 3. Lembar kartu absensi tersebut diserahkan pada masing-masing pegawai untuk melakukan absensi 4. Admin/staff personalia merekap dan mendata semua lembar kartu absensi pegawai. 5. Admin/staff personalia melakukan penginputan secara manual pegawai yang telah melakukan proses presensi berdasarkan data pada lembar kartu absensi. 6. Data absensi pegawai ter-update.
7. Admin/staff personalia menyerahkan laporan data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.
4.1.1 Profil Perusahaan PT. Kemenangan Jaya
Dalam membangun dan mengelola suatu perusahaan yang mampu untuk bersaing dan berkompetensi dengan perusahaan lain, setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang jelas, dan untuk mencapainya diperlukan struktur organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri. Demikian juga PT.
86
Kemenangan Jaya, memiliki sejarah tentang berdirinya, bidang usaha
yang digeluti, serta visi dan misi dari perusahaan itu sendiri.
4.1.2 Sejarah, Visi, dan Misi PT. Kemenangan Jaya
1. Sejarah PT. Kemenangan Jaya
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1984 dan sampai sekarang telah memiliki beberapa anak cabang yang masing-masing dari anak cabang tersebut bergerak dalam bidang distributor dan pengoplosan cat, distributor marmer dan granit, serta dekorasi interior dan eksterior rumah dan kitchen set. Perusahaan ini memiliki alamat di Jalan Percetakan Negara Raya No. 174 A, Rawasari Jakarta Pusat 10570. Dalam waktu kurang dari 10 tahun perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang mampu untuk berkompetensi dan layak untuk diperhitungkan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Kesuksesan ini terletak pada kemampuan manajemen dalam memaksimalkan pemanfaatan dan pengelolaan waktu, keuangan, dan sumber daya manusia yang ada. Selain itu, pelayanan yang baik dan bersahaja menjadi tolak ukur dasar perusahaan ini
87
menjadi salah satu pilihan dalam berbelanja bagi para
konsumennya.
2. Visi dan Misi PT. Kemenangan Jaya
PT. Kemenangan Jaya memiliki visi dalam menjalankan bisnisnya yaitu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha retail untuk dapat mencapai keuntungan dan dapat menjadi perusahaan retail terbesar dengan bersandar pada kepuasan pelanggan. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah :
A. Menyediakan kebutuhan bangunan sesuai dengan permintaan pelanggan dengan kualitas barang terbaik. B. Selalu meningkatkan mutu pelayanan yang baik dan memuaskan konsumen. C. Menerapkan kedisplinan dan kejujuran di dalam
lingkungan perusahaan sebagai modal dasar dalam manjalankan usaha retail ini. D. Menjadi penyalur utama bahan dan barang retail dengan kualitas terbaik.
88
3. Struktur Organisasi
PT. Kemenangan Jaya memiliki struktur organisasi dimana setiap bagiannya memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi pada PT. Kemenangan Jaya dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
89
Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. Kemenangan Jaya
4.2 Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi pada sistem manual seperti ini adalah :
1. Belum adanya sistem yang dapat mencegah pegawai untuk melakukan penitipan absen 2. Ketidakefisienan waktu yang digunakan untuk presensi
3. Belum adanya pengoptimalan penggunaan barcode pada kartu tanda pengenal/ID pegawai. 4. Input data presensi yang dilakukan satu-persatu secara manual oleh admin/staff personalia memungkinkan terjadinya kesalahan entry/penginputan data. 5. Sulit untuk mencari arsip laporan data presensi pegawai untuk
pendataan ulang jika proses manual absensi telah berjalan lama (> 1
Tahun).
4.3 Flow Map
FM (Flow Map) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus data dari laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem. Jogiyanto H.M (2001:800).
91
Perancangan flow map yang berjalan pada PT. Kemenangan Jaya dapat
dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Flow Map Yang Berjalan Pada PT. Kemenangan Jaya
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang penulis gunakan dalam menyelesaikan masalah presensi pegawai di sini adalah dengan melakukan pergoptimalan penggunaan barcode. Data barcode akan dibentuk berdasarkan nomor induk pegawai yang akan tercantum dalam kartu pengenal/ID Pegawai yang merupakan metode dari segi kepraktisan dan efisiensi waktu dalam melakukan proses pencatatan daftar kehadiran dan kepulangan pegawai.
92
4.5 Analisa dan Perancangan Sistem
4.5.1 Pengembangan Sistem
Dalam pembahasan ini akan diterangkan tentang lingkungan yang digunakan dalam pengembangan program yang meliputi jenis perangkat lunak (software) yang digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan.
4.5.1.1 Jenis Perangkat Lunak (Software) yang Digunakan
Dalam membangun sistem ini digunakan beberapa perangkat lunak yang digunakan, yaitu antara lain : 1. Perancangan aplikasi untuk membangun sistem absensi pegawai ini penulis menggunakan Borland Delphi 5 karena Delphi adalah bahasa pemrograman visual tingkat tinggi yang berorientasi obyek dengan kode menggunakan bahasa pascal (bahasa non sensitive case) sehingga memudahkan penulis dalam melakukan koding dan juga penggunaan Delphi 5 dibanding dengan versi Delphi lainnya adalah dikarenakan Delphi 5 lebih stabil dan ada beberapa komponen didalamnya yang cocok dipergunakan dalam membangun sistem aplikasi ini. 2. Sistem operasi yang dipergunakan dalam
pengimplementasian pembangunan sistem ini berada
93
dalam lingkungan sistem operasi Windows XP
Service Pack 2. Sistem operasi ini dipergunakan karena telah mendukung GUI (Graphic User Interface) yaitu antarmuka yang berbasis mode grafis dengan pertimbangan karena sistem operasi windows telah mendukung pengoperasian perangkat lunak (software) dalam membangun sistem aplikasi absensi
ini.
3. Penggunaan DBMS (Database Management System) dalam mendukung pembangunan aplikasi ini adalah dengan menggunakan Microsoft SQL Server 2000 karena aplikasi DBMS ini memiliki daya tampung database yang lebih besar dibandingkan aplikasi DBMS lainnya dan lebih ringan dalam melakukan proses kerjanya. 4. Standarisasi barcode yang digunakan adalah barcode
tipe code-39 dengan standar verifikasi barcode reader ANSI X3.182 yang merupakan UPC Code yang digunakan di US ANSI/UCC5 dan merupakan standar Amerika yang banyak digunakan pada beberapa sistem pembacaan barcode.
94
4.5.1.2 Jenis Perangkat Keras (Hardware) Yang Digunakan
Perangkat keras yang digunakan untuk membangun dan mendukung aplikasi ini adalah perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Intel Pentium IV 2.8 GHz
2. DDRAM 512 MB
3. 256 MB VGA Card
4. Hard Disk 80 GB
5. Keyboard
6. Mouse
7. Barcode Scanner Hands-free / Fixed Mount
4.5.2 Kebutuhan Umum Sistem
Kebutuhan umum sistem adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengidentifikasi ID pegawai yang di-scan, apakah data pegawai tersebut ada dalam database pegawai dan ada dalam data daftar absensi pegawai. 2. Mampu menampilkan data dan daftar pegawai yang telah berhasil melakukan scan barcode pada saat proses absensi dilakukan. 3. Mampu melakukan rekapitulasi kehadiran pegawai
4. Mampu untuk memberikan laporan akhir data pegawai beserta data kehadiran pegawai berdasarkan waktu tertentu.
95
4.5.3. Perancangan Flow Map
Perancangan flow map dari aplikasi absensi pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
96
Gambar 4.3 Perancangan Flow Map Aplikasi Absensi
4.5.3.1 Prosedur Perancangan Sistem Yang Diusulkan
Adapun prosedur dari perancangan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut : 1. Pegawai akan melakukan proses pengabsenan sebanyak dua kali. Pada proses yang pertama, aplikasi akan mencatat jam kedatangan karyawan, sedangkan pada proses yang kedua aplikasi akan mencatat jam kepulangan karyawan. Pencatatan absen jam masuk dan jam keluar dilakukan oleh karyawan dengan menggunakan kartu tanda pengenal (ID Card), yang didalamnya tercantum Nama Karyawan, Bagian dan Jabatan Karyawan, serta nomor ID Pegawai beserta kode barcode-nya. 2. Pada saat karyawan melakukan proses pengabsenan yang pertama, aplikasi absensi ini akan memeriksa apakah data pegawai tersebut sudah terdaftar dalam aplikasi ini. Jika data pegawai tersebut telah ada, maka proses pengabsenan dapat dilakukan. Sebaliknya, jika data karyawan tersebut belum terdaftar, maka proses pengabasenan tidak dapat dilakukan. 3. Untuk data karyawan yang belum terdaftar, maka
admin pengelola aplikasi absensi, dalam hal ini
98
admin/staff personalia harus mendaftarkan data
karyawan yang dimaksud, termasuk didalamnya data pribadi karyawan, jabatan, dan bagian karyawan, dan admin/staff personalia juga akan melakukan proses pencetakan kartu ID karyawan yang nantinya akan digunakan dalam melakukan proses absensi. 4. Pada proses pengabsenan, akan dibagi menjadi 3
kategori keterangan absen, yaitu : Masuk, Telat, dan Tanpa Keterangan yang nantinya akan tertulis pada data absensi karyawan dengan penentuan beberapa kondisi absensi. 5. Sistem akan mencetak alaporan data karyawan dan
data absensi, yang nantinya akan dilaporkan pada manager personalia untuk divalidasi.
4.5.4 Fungsionalitas dan Pengguna Sistem
Perangkat lunak yang akan dibuat mempunyai beberapa fungsionalitas, antara lain : 1. Proses Penginputan Data
Merupakan proses untuk memasukkan data dan ID pegawai
2. Proses Pengeditan Data
Dilakukan pada bagian admin yang meliputi data presensi pegawai
99
3. Proses Pelaporan
Laporan meliputi :
A. Data Kehadiran dan kepulangan pegawai berdasarkan tanggal presensi B. Total kehadiran dan / atau persentase kehadiran tiap
pegawai
C. Informasi history
Sedangkan user atau pengguna sistem ini adalah :
1. Admin
Tugas admin yaitu melayani pengeditan data dari pegawai mengenai presensi maupun laporan kehadiran. 2. Manajemen Personalia
Pihak ini akan melakukan pengecekan dan memvalidasi laporan akhir keterangan presensi pegawai. 3. Pegawai
Pegawai yang telah memiliki ID pegawai dan data dari pegawai tersebut telah terdaftar dalam database pegawai akan bertindak sebagai user pada sisi client.
4.5.5 Model UML
Sesuai dengan permasalahan pada bab 1 maka penulis menggunakan pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan
100
membuat use case diagram, sequence diagram, dan class diagram.
Penjelasan tersebut akan dibahas berikut ini.
4.5.5.1 Daftar Use Case
Use case terdiri dari Use Case Login, Use Case Administrasi Data Pegawai, Administrasi Data Jabatan, Administrasi Data Bagian, Use Case Informasi History Absensi, Use Case Mencetak Data Pegawai, Use Case Cetak Kartu Pegawai, Use Case Presensi Pegawai, dan Use Case Administrasi Login Admin.
4.5.5.2 Spesifikasi Use case
Pada spesifikasi use case ini penulis menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan sistem dan actor, yaitu antara lain : 1. Login
Use case Name Login Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem informasi absensi dengan menginputkan user name dan password maka sistem akan memvalidasi user name dan password tersebut. Basic flow 1) Tampilkan Form Login
2) Admin/Staff Personalia menginputkan User name
101
3) Admin/Staff Personalia menginputkan Password.
4) Admin/Staff Personalia mengirimkan User name dan Password dengan memilih pilihan tombol button OK agar sistem memvalidasi User name dan Password tersebut 5) Sistem memvalidasi user name dan password
tersebut.
6) Sistem menampilkan informasi, Jika User name dan Password yang diinputkan benar maka sistem akan menampilkan form menu utama, tetapi jika salah maka sistem akan menampilkan pesan error. Alternate flow Jika dalam menginputkan User name dan Password salah maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali Pre condition Admin/Staff Personalia harus mengetahui User name
dan Password Post condition Tampil Form Menu Utama
2. Administrasi Data Pegawai
Use case Name Administrasi Data Pegawai Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Use case ini digunakan untuk mencatat data pegawai
PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai yang akan
102
dicatat telah tersedia, maka admin/staff personalia
perusahaan akan langsung mencatat data pegawai tersebut. Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah
login.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data pegawai dengan memilih tombol button pegawai. 2) Sistem menampilkan form data pegawai. 3) Admin/staff personalia meminta sistem agar menyediakan space untuk pengisian data pegawai dengan memilih pilihan tombol button .
4) Sistem menampilkan space agar admin/staff personalia dapat menginputkan data pegawai. 5) Admin/staff personalia menginputkan data pegawai
baru tersebut ke form isian data pegawai.
6) Sistem menambahkan data pegawai.
7) Admin/staff personalia menyimpan data pegawai dengan mengklik tombol button 8) Sistem menyimpan data pegawai baru tersebut
9) Keluar
Alternate flow Jika dalam pengisian ID Pegawai salah, maka sistem
akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk
103
mengisikannya kembali Pre condition 1) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu
2) Data pegawai yang akan dicatat telah tersedia Post condition Data pegawai baru telah tersimpan
3. Administrasi Data Jabatan
Use case Name Administrasi Data Jabatan Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Use case ini digunakan untuk mencatat data jabatan pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data jabatan pegawai yang akan dicatat telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan akan langsung mencatat data jabatan pegawai tersebut. Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia memilih tab input data jabatan.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data bagian pegawai dengan memilih tombol button pegawai. 2) Sistem menampilkan form data pegawai.
3) Kemudian pilih File > Open > Menu Jabatan 4) Admin/staff personalia meminta sistem agar menyediakan space untuk pengisian data jabatan pegawai baru dengan memilih pilihan tombol
104
button data baru .
5) Sistem menampilkan space agar admin/staff personalia dapat menginputkan data jabatan pegawai. 6) Admin/staff personalia menginputkan data jabatan pegawai baru tersebut ke form isian data jabatan pegawai. 7) Sistem menambahkan data jabatan pegawai. 8) Admin/staff personalia menyimpan data jabatan pegawai dengan mengklik tombol button
9) Sistem menyimpan data jabatan pegawai baru tersebut 10) Keluar Alternate flow Jika dalam pengisian ID atau nama jabatan pegawai salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali Pre condition 3) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu
4) Data jabatan pegawai yang akan dicatat telah tersedia Post condition Data jabatan pegawai baru telah tersimpan
105
4. Administrasi Data Bagian
Use case Name Administrasi Data Bagian Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Use case ini digunakan untuk mencatat data bagian pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data bagian pegawai yang akan dicatat telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan akan langsung mencatat data bagian pegawai tersebut. Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia memilih tab input data bagian.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data bagian pegawai dengan memilih tombol button pegawai. 2) Sistem menampilkan form data pegawai.
3) Kemudian pilih File > Open > Menu bagian
4) Admin/staff personalia meminta sistem agar menyediakan space untuk pengisian data bagian pegawai baru dengan memilih pilihan tombol button data baru . 5) Sistem menampilkan space agar admin/staff personalia dapat menginputkan data bagian pegawai. 6) Admin/staff personalia menginputkan data bagian
106
pegawai baru tersebut ke form isian data bagian pegawai. 7) Sistem menambahkan data bagian pegawai. 8) Admin/staff personalia menyimpan data bagian pegawai dengan mengklik tombol button
9) Sistem menyimpan data bagian pegawai baru tersebut 10) Keluar Alternate flow Jika dalam pengisian ID atau nama bagian pegawai salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali Pre condition 5) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu
6) Data bagian pegawai yang akan dicatat telah tersedia Post condition Data bagian pegawai baru telah tersimpan
5. Informasi History Absensi
Use case Name Informasi History Absensi Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang history absensi pegawai dan menyerahkan laporan data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.
107
Basic flow 1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan absensi dengan memilih tombol button laporan absensi. 2) Sistem menampilkan form laporan absensi pegawai.
3) Sistem menampilkan laporan seluruh history absensi pegawai 4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi
laporan absensi pegawai dengan melihat laporan berdasarkan pada ID Pegawai atau tanggal absensi 5) Sistem menampilkan laporan absensi pegawai pada kolom laporan 6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan
laporan, admin/staff personalia melakukan click
pada tombol Lihat Laporan.
7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia melakukan click pada tombol lihat detail. 8) Keluar Alternate flow Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Tanggal untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau tanggal yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan menampilkan laporan yang dimaksudkan Pre condition Sistem telah memiliki record absensi pegawai Post condition Report History dan Record absensi pegawai dapat
108
dicetak dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan
data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.
6. Mencetak Data Pegawai
Use case Name Mencetak Data Pegawai Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang history data pegawai dan menyerahkan laporan data pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi. Basic flow 1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan pegawai dengan memilih tombol button Laporan Pegawai. 2) Sistem menampilkan form Menu Laporan Pegawai.
3) Sistem menampilkan laporan seluruh pegawai
4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi laporan data pegawai dengan melihat laporan berdasarkan pada ID Pegawai atau Nama Pegawai 5) Sistem menampilkan laporan data pegawai pada kolom laporan 6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan laporan, admin/staff personalia melakukan click
109
pada tombol Lihat Laporan.
7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia melakukan click pada tombol lihat detail. 8) Keluar Alternate flow Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Nama Pegawai untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau Nama yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan menampilkan laporan yang dimaksudkan Pre condition Sistem telah memiliki record data pegawai Post condition Report History dan Record data pegawai dapat dicetak dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan data pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.
7. Cetak Kartu Pegawai
Use case Name Cetak Kartu Pegawai Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Use case ini digunakan untuk mencetak kartu ID pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan akan langsung mencetak kartu ID pegawai tersebut. Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah
110
login.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data pegawai dengan memilih tombol button pegawai. 2) Sistem menampilkan form data pegawai.
3) Admin/staff personalia melakukan pemilihan dari
Menu File > Open > Menu Cetak Kartu ID
4) Sistem menampilkan form cetak kartu ID.
5) Admin/staff personalia melakukan pencarian data pegawai yang telah diinputkan pada form pengisian karyawan 6) Sistem akan menampilkan ID, nama, dan bagian pegawai. 7) Sistem akan membentuk ID pegawai ke dalam suatu barcode yang akan digunakan dalam proses absensi 8) Sistem akan menampilkan kartu dan mencetak ID Pegawai 9) Selesai Alternate flow Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali Pre condition Admin/staff personalia harus melakukan penginputan
111
data pegawai terlebih dahulu Post condition Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan proses absensi
8. Presensi Pegawai
Use case Name Presensi Pegawai Actor Pegawai Brief
Description Use case ini digunakan ketika pegawai melakukan proses absensi, dimana proses absensi ini dilakukan dengan menggunakan kartu ID pegawai yang didalamnya terdapat kode barcode yang dibentuk dari nomor ID pegawai. Basic flow Use case ini dimulai ketika menu pegawai telah terbuka
1) Admin/staff personalia melakukan login awal untuk membuka menu absensi 2) Admin/staff personalia membuka menu absensi pada form utama 3) Sistem menampilkan form absensi.
4) Pegawai melakukan proses absensi
5) Sistem akan secara otomatis menginputkan data kehadiran dan kepulangan pegawai ketika Kartu ID didekatkan pada perangkat barcode scanner
112
6) Pada input pertama absensi, sistem akan menampilkan ID Pegawai, Jam Masuk, Kode Absen 7) Pada Input kedua absensi, sistem akan menampilkan ID Pegawai, Jam Masuk, Jam Keluar, Total Jam Kerja, Kode Absen, dan Keterangan 8) Selesai Alternate flow Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali Pre condition Admin/staff personalia harus melakukan penginputan data pegawai terlebih dahulu Post condition Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan proses absensi
9. Administrasi Login Admin
Use case Name Administrasi Login Admin Actor Admin/Staff Personalia Brief
Description Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem informasi absensi dengan menginputkan user name dan password maka mereka harus membuat suatu username dan password agar dapat mengakses aplikasi absensi ini.
113
Basic flow 1) Masuk ke menu pegawai
2) Masuk ke menu File > Open > Menu Login Admin
3) Admin/Staff Personalia menginputkan User name
4) Admin/Staff Personalia menginputkan Password.
5) Sistem menyimpan User name dan Password dengan memilih pilihan tombol button Save agar sistem memvalidasi User name dan Password tersebut 6) Sistem menyimpan user name dan password
tersebut. Alternate flow Sistem menampilkan informasi jika username atau password yang dimasukkan telah ada (duplikasi data) Pre condition Admin/Staff Personalia harus login terlebih dahulu dan yang mengetahui User name dan Password hanya user admin yang bersangkutan itu sendiri Post condition Username dan password dapat digunakan untuk login dan mengakses aplikasi absensi ini.
4.5.5.3 Use Case Diagram
Pada Use case diagram ini menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem. Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer, User, dan Developer.
114
Berikut pada gambar 4.4 dan 4.5 adalah use case diagram
dari aplikasi absensi ini, yaitu antara lain :
1. Use Case Diagram Administrasi Pegawai
Login Admin
<<include>>
Administrasi Data Pegawai Mencetak Data Pegawai
<<include>>
Admin/Staff Administrasi Data Jabatan Personalia Cetak Kartu Pegawai Pegawai
Manajemen Personalia
Administrasi Data Bagian
Informasi History Absensi
Administrasi Login Admin
Gambar 4.4 Use Case Diagram Administrasi Pegawai
2. Use Case Diagram Absensi Pegawai
Gambar 4.5 Use Case Diagram Absensi Pegawai
115
4.5.5.4 Sequence Diagram
Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Dalam Pengembangan sistem ini, ada beberapa sequence diagram antara lain : 1. Sequence Diagram Login Admin
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor ingin berinteraksi dengan sistem agar actor tersebut dapat melakukan proses login ke dalam sistem aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Sequence Diagram Administrasi Login Admin
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor harus melakukan pendaftaran username dan password sebelum actor tersebut dapat melakukan proses login ke dalam sistem aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 2. 3. Sequence Diagram Cetak Kartu Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
(Admin/Staff Personalia) mencetak kartu ID untuk setiap masing-masing pegawai yang telah terdaftar pada sistem aplikasi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 3.
116
4. Sequence Diagram Data Bagian
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data bagian ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 4. 5. Sequence Diagram Data Jabatan
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data jabatan ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 5. 6. Sequence Diagram Data Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data Pegawai ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 1. 7. Sequence Diagram Informasi History Absensi
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mencari data absensi pegawai dan menampilkannya serta melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 7.
117
8. Sequence Diagram Mencetak Data Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mencari data pegawai dan menampilkannya serta melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 8. 9. Sequence Diagram Presensi Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
(pegawai) melakukan proses absensi dalam waktu sehari, baik ketka waktu datang, waktu pulang, dan penghitungan total waktu kerja untuk dapat dimasukkan dalam laporan presensi pegawai. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 9.
4.5.5.5 Class Diagram
Class diagram ini digunakan untuk menggambarkan disain statis dari sistem yang akan dibangun yang memperlihatkan himpunan kelas, antarmuka, kolaborasi, dan relasi yang terdapat dalam aplikasi absensi ini. Class diagram sistem aplikasi absensi pegawai ini dapat dilihat pada lampiran 10.
118
4.5.6 Analisis Masukan dan Keluaran
Beberapa data yang akan menjadi masukan/input dalam sistem ini adalah : 1. Data Pegawai
Merupakan data pribadi pegawai yang meliputi beberapa keterangan tambahan seperti bagian, jabatan, dan keterangan lainnya. 2. Data Hadir Pegawai
Meliputi data tentang waktu kedatangan, dan waktu kepulangan pegawai
Sedangkan data keluaran dari sistem ini adalah :
1. Data presensi pegawai
2. Laporan akhir data presensi pegawai
3. Laporan akhir total waktu dan persentase waktu presensi pegawai 4. History data presensi
4.5.7 Perancangan Basis Data
Setelah dilakukan perancangan sistem, selanjutnya dilakukan perancangan database yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar entity. Database merupakan kumpulan file-file yang saling berkaitan. Pada model data relational hubungan antara file direlasikan
119
dengan kunci relasi (relation key), yang merupakan kunci utama dari
masing-masing file. Perancangan database yang dibuat penulis terdiri dari normalisasi, ERD dan struktur data. Basis data dalam aplikasi absensi ini diimplementasikan menggunakan DBMS Microsoft SQL Server 2000. perancangan basis data ini termasuk didalamnya meliputi bentukan E/R Diagram yang berikutnya akan diimplementasikan dalam bentuk tabel-tabel dengan keterkaitan atau keterhubungannya diantara tabel tersebut. Fungsional dependensi diagram awal aplikasi absensi ini dapat terlihat pada gambar 4.7 di bawah ini :
Gambar 4.6 Fungsional Dependensi Diagram Awal Database Aplikasi Absensi
120
Berikut akan diterangkan langkah-langkah dalam
menormalisasikan FDD di atas sehingga menjadi suatu ERD dan tabel yang ternormalisasi. 1. Normalisasi
Pada proses normalisasi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut : A. Unnormalized Form (Tidak Normal)
Bentuk tidak normal dari perancangan basis data ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Id_Pegawai
Nm_Pegawai
Alamat
Tmpt_Kelahiran
Tgl_Kelahiran
Jenis_Kelamin
Id_Bagian
Id_Jabatan
Foto
Id_Jabatan
Nama_Jabatan
Keterangan_Jabatan
Id_Bagian
Nama_Bagian
Keterangan_Bagian
Tanggal
Id_Pegawai
121
Id_Jam_Kerja
Jam_Masuk
Jam_Keluar
Jam_Lembur
Lama Kerja
Kode_Absen
Kode_Absen
Keterangan_Absen
Id_Login
Nama_Admin
Password
Id_Jam_Kerja
Hr_Kerja
Jam_Kerja_Masuk
Jam_Kerja_Keluar
Tabel 4.1 Tabel Kondisi Sebelum Normalisasi Pada Aplikasi Absensi Pegawai
B. First Normal Form (1NF)
Dari bentuk unnormalized akan menjadi bentuk 1NF yaitu dengan memisahkan data pada field-field yang tepat. Bentuk 1NF dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Id_Pegawai*
Nm_Pegawai
Alamat Tmpt_Kelahiran
Tgl_Kelahiran
Jenis_Kelamin
122
Id_Bagian
Id_Jabatan
Foto
Id_Jabatan*
Nama_Jabatan
Keterangan_Jabatan
Id_Bagian*
Nama_Bagian
Keterangan_Bagian
Tanggal
Id_Pegawai
Id_Jam_Kerja
Jam_Masuk
Jam_Keluar
Jam_Lembur
Lama Kerja
Kode_Absen
Kode_Absen*
Keterangan_Absen
Id_Login*
Nama_Admin
Password
Id_Jam_Kerja*
Hr_Kerja
Jam_Kerja_Masuk
Jam_Kerja_Keluar
Tabel 4.2 Tabel Kondisi 1NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
123
Namun dalam bentuk 1NF masih terdapat beberapa
kekurangan, antara lain:
1) Tabel Pegawai dan Tabel Hari_Kerja belum terpisah
2) Masih saling ketergantungan fungsi
C. Second Normal Form (2NF)
Pembentukan normal kedua dengan mencari kunci field yang dapat dipakai sebagai patokan dalam pencarian dan sifatnya unik. Melihat kondisi dari permasalahan diatas dapat diambil
Bentuk tabel 2NF dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini
:
Tabel 4.3 Tabel Kondisi Normalisasi 2 NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
D. Third Normal Form (3NF)
Bentuk normal ketiga (3NF) mempunyai syarat setiap tabel tidak mempunyai field yang bergantungan transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama.
126
Bentuk tabel 3NF dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini
:
Tabel 4.4 Tabel Kondisi Normalisasi 3NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
2. Normalize ERD (Entity Relationship Diagram)
Bentuk ERD yang telah ternormalisasi dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini :
127
Gambar 4.7 Bentuk Normalize ER Diagram
4.5.8 Struktur Data
Pada struktur data ini, semua jenis data yang terlibat dalam proses yang terjadi, didefinisikan dan dikumpulkan dalam bentuk penyajian seperti berikut : File Name : Pegawai
Primary Key : Id_Pegawai
Foreign Key : Id_Bagian, Id_Jabatan
File Pegawai.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Id_Pegawai* nvarchar 50 Nomor Identitas Pegawai Nm_Pegawai nvarchar 50 Nama Pegawai Alamat nvarchar 50 Alamat Pegawai Tmpt_Kelahiran nvarchar 50 Tempat Kelahiran Pegawai Tgl_Kelahiran datetime 8 Tanggal Kelahiran Pegawai Jenis_Kelamin nvarchar 50 Jenis Kelamin Pegawai Id_Jabatan nvarchar 50 Nomor Identitas Jabatan Id_Bagian nvarchar 50 Nomor Identitas Bagian Foto Image 16 Foto Diri Pegawai
File Hari_Kerja.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Tanggal datetime 8 Tanggal Absensi Id_Pegawai nvarchar 50 Nomor Identitas Pegawai Jam_Masuk nvarchar 50 Jam Masuk Absensi Jam_Keluar nvarchar 50 Jam Keluar Absensi Jam_Lembur nvarchar 50 Jam Lembur Pegawai Lama_Kerja nvarchar 50 Total Waktu Kerja Pegawai Kode_Absen nvarchar 50 Nomor Kode Absen Id_Jam_Kerja char 10 Kode Jam Kerja
File Name : Jabatan
Primary Key : Id_Jabatan
Foreign Key : -
File Jabatan.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Id_Jabatan nvarchar 50 Nomor Identitas Jabatan Nama_Jabatan nvarchar 50 Nama Jabatan Pegawai Keterangan_Jabatan nvarchar 50 Keterangan Jabatan
130
File Name : Bagian
Primary Key : Id_Bagian
Foreign Key : -
File Bagian.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Id_Bagian nvarchar 50 Nomor Identitas Bagian Nama_Bagian nvarchar 50 Nama Bagian Pegawai Keterangan_Bagian nvarchar 50 Keterangan Bagian
File Name : Keterangan_Absen
Primary Key : Kode_Absen
Foreign Key : -
File Keterangan_Absen.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Kode_Absen nvarchar 50 Kode Absen Pegawai Keterangan_Absen nvarchar 50 Keterangan Absen Pegawai
File Name : Login_Admin
Primary Key : Nama_Admin
Foreign Key : -
File Login_Admin.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Id_Login nvarchar 50 Kode Login Admin
131
Nama_Admin nvarchar 50 Nama Administrator Passsword nvarchar 50 Password
File Name : Jam_Kerja
Primary Key : Id_Jam_Kerja
Foreign Key : -
File Jam_Kerja.dbo Nama Field Tipe Lebar Arti Id_Jam_Kerja char 10 Kode Jam Kerja Hr_Kerja char 10 Kategori Hari Kerja Jam_Kerja_Masuk char 10 Ketentuan Jam Masuk Jam_Kerja_Keluar char 10 Ketentuan Jam Keluar
4.5.9 Perancangan Antar Muka
1. Form Splash Screen
Form ini merupakan form tampilan awal ketika program aplikasi absensi ini dijalankan. Form ini berbentuk menu animasi sederhana dengan menampilkan gambar yang berdurasi sekitar 5 detik sebagai menu pembuka aplikasi absensi ini.
132
Rancangan menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.9
di bawah ini :
(Gambar Splash Screen) Aplikasi Absensi Pegawai PT. Kemenangan Jaya
Gambar 4.8 Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai
Rancangan form splash screen ini dapat digambarkan pada
state transition diagram pada gambar 4.10 di bawah ini :
Form Splash Screen
Timer Form Login Aplikasi
Gambar 4.9 State Transition Diagram Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai
2. Form Login
Form ini merupakan form yang mengharuskan user atau administrator untuk mengisi username dan password sebagai hak akses untuk dapat memodifikasi hal-hal yang berkaitan dengan data dan informasi di dalam aplikasi absensi pegawai ini.
133
Menu ini akan tampil setelah form splash screen. Rancangan
menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini :
Form Login
Username Input Username
Password Input Password
OK Cancel
Gambar 4.10 Form Login
State transition diagram dari perancangan form login, dapat
dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini :
OK Button
Form Login Database Username Cancel Button dan Password
Gambar 4.11 State Transition Diagram Form Login
3. Form Absensi
Form ini merupakan form yang akan digunakan pegawai untuk menginputkan ID Pegawai sebagai penanda absensi, dimana pegawai harus menginputkan ID-nya sebanyak 2 kali untuk menandakan jam kehadiran dan jam kepulangan yang akan disimpan sebagai daftar kehadiran pegawai dengan penghitungan total waktu kerja didalamnya. Pegawai akan menginputkan ID
134
pegawai yang berbentuk barcode yang tertera di dalam kartu
pegawai pada barcode scanner yang telah disediakan.
Form absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini:
Form Absensi
Tanggal : Automatic Input Date Back
Id Pegawai : Input Id Pegawai
Jam Masuk :
Jam Keluar :
Total Jam Kerja : Kode Absen : Keterangan : Input Jam Masuk
Input Jam Keluar
Automatic Input Total Jam
Automatic Input Kode Absen
Automatic Input Keterangan
Foto Pegawai
List Data Pegawai
Gambar 4.12 Form Absensi
135
State transition diagram dari perancangan Form Absensi,
dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini :
Form Absensi Input Absensi Database Absensi Hr_Kerja
Back Button
Form Login Aplikasi
Gambar 4.13 State Transition Diagram Form Absensi
4. Form Data Pegawai
Form Data pegawai digunakan untuk melakukan penginputan data pribadi karyawan, dimana data karyawan ini akan diperlukan jika seorang pegawai hendak melakukan proses absensi. Form ini diisi oleh admin sesuai dengan data karyawan asli.
136
Form data pegawai dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah
ini :
Gambar 4.14 Form Data Pegawai
State transition diagram dari perancangan Form Data
Pegawai, dapat dilihat pada gambar 4.16 di bawah ini :
Gambar 4.15 State Transition Diagram Form Data Pegawai
137
5. Form Bagian
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama bagian yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan pembagian wilayah kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini : Form Bagian
Data Baru Ubah Data Hapus Data
Input Data Bagian
Save Cancel
List Data Bagian
Gambar 4.16 Form Bagian
State transition diagram dari perancangan Form Bagian,
dapat dilihat pada gambar 4.18 di bawah ini :
Gambar 4.17 State Transition Diagram Form Bagian
138
6. Form Jabatan
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama Jabatan yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan pembagian tingkatan kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form jabatan ini dapat dilihat pada gambar 4.19 di bawah ini : Form Jabatan
Data Baru Ubah Data Hapus Data
Input Data Jabatan
Save Cancel
List Data Jabatan
Gambar 4.18 Form Jabatan
State transition diagram dari perancangan Form Jabatan,
dapat dilihat pada gambar 4.20 di bawah ini :
Gambar 4.19 State Transition Diagram Form Jabatan
139
7. Form Keterangan Absen
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan memberikan nama keterangan absen. Rancangan form keterangan absen ini dapat dilihat pada gambar 4.21 di bawah ini : Form Keterangan Absen
Data Baru Ubah Data Hapus Data
Input Data Keterangan Absen
Save Cancel
List Data Keterangan Absen
Gambar 4.20 Form Keterangan Absen
State transition diagram dari perancangan Form Keterangan
Absen ini dapat dilihat pada gambar 4.22 di bawah ini :
Gambar 4.21 State Transition Diagram Form Keterangan Absen
140
8. Form Utama
Form ini merupakan form menu utama yang terdiri dari berbagai tombol yang telah terintegrasi untuk menampilkan menu lain dalam aplikasi absensi pegawai ini. Tombol-tombol yang ada dalam menu utama ini antara lain : Menu Pegawai, Menu Absensi, Laporan Pegawai, dan Laporan Absensi. Rancangan menu utama ini dapat dilihat pada gambar 4.23 di
bawah ini :
Aplikasi Absensi PT. Kemenangan Jaya
Menu Pegawai Menu Absensi
Laporan Pegawai Laporan Absensi
Log Off
Gambar 4.22 Form Utama Aplikasi Absensi
141
State transition diagram dari perancangan Form Utama ini
dapat dilihat pada gambar 4.24 di bawah ini :
Menu Pegawai Form Data Pegawai
Menu Absensi Form Absensi
Form Utama
Laporan Pegawai Form Laporan Pegawai
Laporan Absensi Form Laporan Absensi
Log Off Form Login
Gambar 4.23 State Transition Diagram Form Utama
9. Form Laporan Pegawai
Form laporan pegawai ini digunakan untuk memberikan suatu data pelaporan dan detail laporan pegawai yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari keterangan pribadi pegawai.
142
Form Laporan Pegawai
Lihat Laporan
Lihat Detail
Database Absensi Pegawai
Rancangan form laporan pegawai ini dapat dilihat pada
gambar 4.25 di bawah ini :
Form Laporan Pegawai
Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai
List Data Laporan Pegawai
Lihat Laporan Lihat Detail Navigasi Pencarian
Gambar 4.24 Form Laporan Pegawai
State transition diagram dari perancangan Form Laporan
Pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.26 di bawah ini :
Laporan Pegawai
Detail Laporan Pegawai
Gambar 4.25 State Transition Diagram Form Laporan Pegawai
143
Form Laporan Absensi
Lihat Laporan
Lihat Detail
Database Data Absensi
10. Form Laporan Absensi
Form laporan absensi ini digunakan untuk memberikan suatu data pelaporan dan detail laporan absensi pegawai mulai dari jam masuk, jam keluar, total waktu kerja, dan keterangan yang lainnya. Rancangan form laporan absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.27 di bawah ini : Form Laporan Absensi
Input Pencarian Data Absensi Berdasarkan ID Pegawai dan Tanggal Absensi
List Data Laporan Absensi
Lihat Laporan Lihat Detail Navigasi Pencarian
Gambar 4.26 Form Laporan Absensi
State transition diagram dari perancangan Form Laporan
Absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.28 di bawah ini :
Laporan Absensi
Detail Laporan Absensi
Gambar 4.27 State Transition Diagram Form Laporan Absensi
144
e
11. Form Cetak Kartu ID
Form ini digunakan untuk mencetak kartu ID pegawai yang terdiri dari Input Nama Pegawai, ID Pegawai, Bagian, dan Jabatan. Pada form ini, dari nomor ID pegawai yang bersangkutan akan dibentuk suatu kode barcode, yang nantinya akan digunakan dalam proses absensi. Rancangan Form Cetak Kartu ID ini dapat dilihat pada
gambar 4.29 di bawah ini :
Form Cetak Kartu ID
Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai
Nama Pegawai :
Id Pegawai : Jabatan : Bagian : Nama Pegawai
Id Pegawai
Jabatan
Bagian
Foto Pegawai
ID Pegawai (Kode Barcode)
List Data Pegawai
Cetak Kartu ID Cancel
Gambar 4.28 Form Cetak Kartu ID
145
Database Data
State transition diagram dari perancangan Form Cetak Kartu
ID ini dapat dilihat pada gambar 4.30 di bawah ini :
Form Cetak Kartu ID Cetak Kartu ID
Cancel Kartu ID
Form Menu Utama
Gambar 4.29 State Transition Diagram Form Cetak Kartu ID
12. Form Login Admin
Form ini digunakan untuk mendata dan mendaftarkan nama dan password administrator yang memiliki hak akses untuk mengelola dan bertanggung jawab terhadap aplikasi absensi ini. Rancangan Form Login admin ini dapat dilihat pada gambar 4.31 di bawah ini :
Gambar 4.30 Form Login Admin
146
State transition diagram dari perancangan Form Login
Admin ini dapat dilihat pada gambar 4.32 di bawah ini :
Gambar 4.31 State Transition Diagram Form Login
13. Rancangan Report Pegawai
Report pegawai ini digunakan untuk melaporkan daftar dan data seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Kemenangan Jaya beserta detail bagian dan jabatan dimana pegawai tersebut bekerja. Rancangan report pegawai dapat dilihat pada gambar 4.33 di bawah ini :
Gambar 4.32 Rancangan Report Pegawai
147
14. Rancangan Report Absensi Pegawai
Report absensi pegawai ini digunakan untuk melaporkan daftar dan data absensi seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Kemenangan Jaya beserta detail keterangan presensi pegawai tersebut. Rancangan report absensi pegawai dapat dilihat pada gambar 4.34 di bawah ini :
Gambar 4.33 Rancangan Report Absensi Pegawai
4.6 Pengujian
Setelah program selesai dibuat baru dilakukan tahap pengujian program. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh program tersebut berjalan dan seberapa banyak kesalahan yang ada pada program tersebut. Bila terjadi kesalahan maka program tersebut akan segera diperbaiki dan diuji kembali.
148
Pengujian yang dilakukan dari program sistem aplikasi absensi ini
meliputi pengujian terhadap semua menu program apakah sesuai dengan apa yang diharapkan olah pihak manajemen PT. Kemenangan Jaya.
4.7 Konversi Sistem
Konversi Sistem yang digunakan adalah konversi dengan perubahan langsung dengan tanggal yang telah diterapkan. Perubahan langsung hanya berhasil jika pengujian luas dikerjakan sebelumnya, dan bekerja paling baik jika beberapa penundaan dalam pengolahan dapat ditoleransi. Sebuah keuntungan dari perubahan langsung adalah pemakai tidak memiliki kemungkinan menggunakan sistem lama dari pada sistem baru.
4.8 Training
Orang yang akan menggunakan sistem aplikasi absensi ini adalah staf personalia yaitu sebagai administrator dimana staf tersebut harus dilatih terlebih dahulu. Jumlah pelatihan sebuah sistem yang diperlukan kemudian tergantung pada beberapa banyak pekerjaan seseorang akan berubah karena sistem baru. Pelatihan yang dilakukan meliputi teori dan praktek. Waktu yang diperlukan untuk pelatihan kurang lebih satu minggu atau tergantung kebutuhan.
149
BAB V
PENUTUP
Bab ini adalah bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan skripsi ini serta saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait atas pembuatan aplikasi absensi karyawan ini.
5.1. Kesimpulan
1. Perubahan sistem absensi manual menjadi suatu sistem yang terkomputerisasi dengan penambahan sistem barcode dilakukan agar tingkat kesalahan dalam melakukan absensi dapat diminimalisir dan dapat memberikan pelayanan lebih baik serta hasil keluaran atau laporan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Sistem aplikasi absensi yang baru ini akan lebih memudahkan proses kontrol absensi kehadiran karyawan dan mampu memberikan laporan akhir absensi yang dibutuhkan. 3. Dengan sistem pendataan absensi karyawan terkomputerisasi ini, bagian pendataan karyawan dapat dengan cepat dalam melakukan penginputan data dan memberikan kemudahan dalam pencarian data karyawan. 4. Aplikasi absensi karyawan dengan metode barcode ini akan memberikan kemudahan dalam melakukan pendataan kehadiran
karena adanya interface aplikasi dan penggunaannya yang user
friendly.
5.2. Saran
1. Bagi yang berminat untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode lain seperti Smart Handkey- CR atau dengan Fingerprint Scan System. 2. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bisa diterapkan pada semua Operating System seperti Linux dan FreeBSD. 3. Harus dilakukan pelatihan bagi admin, terutama yang menggunakan
aplikasi ini dan adanya petugas khusus yang akan memelihara aplikasi ini, sehingga kinerja aplikasi ini dapat berjalan dengan baik. 4. Database sistem ini minimal satu atau dua minggu sekali di backup oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut, dalam hal ini perlu adanya suatu back office yang bertanggung jawab akan entri data, pemeriksaan data untuk menghindari hilangnya database jika terjadi suatu kesalahan, maupun kejadian lain yang tidak diharapkan dan di luar kemampuan kita untuk menghindarinya seperti bencana alam. 5. Untuk implementasi awal (1 sampai 2 bulan pertama), setiap hari
database harus dikontrol untuk menghindari ketidakteraturan database yang ada untuk menghindari terjadinya human error dalam penggunaan sistem.
151
Lampiran 1 : Sequence Diagram Login Admin
Lampiran II - 1
1: M em i l i h M enu Logi n Adm i n( 2: Request Input Data( )
Pendekatan sederhana untuk SEO: Bagaimana memahami dasar-dasar optimasi mesin pencari dengan cara yang sederhana dan praktis melalui jalur penemuan non-spesialis untuk semua orang