You are on page 1of 5

RESUME KASUS BEDAH MINOR JARINGAN KERAS SEDERHANA Prosedur Odontektomi pada Kasus Impaksi Kelas IA Mesioangular Molar

Ketiga Rahang Bawah Kiri

Dosen Supervisor: Drg. Yudi Prasetya Safarie

Oleh: Ardisa Ulfah Pradita, S.KG G1G00212026

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2013

Penatalaksanaan Kasus

A. Biodata Pasien Nama Umur Alamat Jenis Kelamin : Fauziyah : 21 tahun : Sukabumi : Perempuan

B. Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien dengan Anamnesa dan Pemeriksaan Klinis Pasien wanita usia 21 tahun ingin mencabut gigi belakang kiri bawah, atas keinginannya sendiri. Perikoronitis pada gusi gigi 38 yang impaksi, namun tidak dalam kondisi sakit. Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

C. Pemeriksaan Penunjang dengan Foto Rontgen Periapikal Berdasarkan analisa foto rontgen gigi 48, gigi impaksi tersebut memiliki klasifikasi kelas IA mesioangular.

Gambar 1. Pemeriksaan Radiografi gigi 38 D. Persiapan Alat dan Bahan 1. Diagnostic set; 2. Suction; 3. Spuit injeksi dan pehacain; 4. Sitojet, jarum dan septocain; 5. Elevator lurus dan bersudut (bein);

6. Tang ekstraksi molar 3 bawah; 7. Pisau blade dan scalpel holder; 8. Needle dan needle holder; 9. Pinset chirurgi dan gunting; 10. Bahan hemostatic (spongostan); 11. Kapas, tampon, dan betadine.

E. Prosedur Odontektomi pada Gigi Impaksi M3 Rahang Bawah 1. Anestesi Anestesi yang digunakan dalam kasus ini adalah anestesi blok mandibula. 2. Teknik operasi a. Membuat insisi untuk pembuatan flap Harus membuka daerah operasi dengan jelas; Insisi terletak pada jaringan yang sehat; Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran darah ke flap cukup baik.

Gambar 2. Pembuatan Flap b. Pengambilan tulang yang menghalangi gigi Pengambilan tulang yang menutupi gigi impaksi dilakukan dengan menggunakan round bur rendah dengan pendingin air garam fisiologis 0,9% atau air steril. Dilakukan dengan cara memotong tulang lapis demi lapis sehingga bagian gigi yang tertutup tulang dapat diperluas dengan mengambil tulang di sekeliling gigi impaksi dan berpedoman pada bentuk gigi yang impaksi. Pada tahapan ini pemakaian fissure bur sangat

tidak dianjurkan untuk menghindari trauma pada jaringan yang lebih dalam.

Gambar 3. Pengambilan Tulang yang Menghalangi Gigi c. Pengambilan gigi Pengambilan gigi dapat dilakukan secara: In-toto (utuh) Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga didapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkan elevator di bawah korona, kemudian dengan elevator tersebut dilakukan gerakan mengungkit gigi tersebut. In-separasi (terpisah) Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan membuang sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengan cara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu). d. Pembersihan luka Setelah gigi dikeluarkan, socket harus benar-benar dibersihkan dari sisasisa tulang bekas pengeboran. Folikel dan sisa enamel organ harus dibersihkan atau diirigasi dengan air garam fisiologis 0,9%, karena jika masih tertinggal dapat menyebabkan kista residual. e. Flap dikembalikan pada tempatnya dan dijahit menggunakan teknik simple interrupted suture pada masing-masing ujung flap. Hemostatic agent dimasukkan ke dalam socket untuk menghentikan perdarahan dan mempercepat penyembuhan luka, kemudian socket dijahit menggunakan teknik figure eight suture.

3. Medikasi Pasien diberikan medikasi Amoxicilin (antibiotik), Asam mefenamat (analgesik) dan Kalium diklofenak (anti inflamasi).

F. Instruksi Pasca Odontektomi 1. Gigit tampon 30-60 menit, tampon dapat diganti dengan tampon steril sampai beberapa kali; 2. Tidak diperbolehkan menghisap-hisap luka; 3. Tidak diperbolehkan kumur-kumur. Pada keadaan perdarahan ringan diinstruksikan untuk menggigit tampon kembali; 4. Mengunyah menggunakan sisi yang satunya selama lukanya belum sembuh; 5. Kompres es (pada pipi) setiap 15 menit setiap setengah jam sampai 4 jam setelah odontektomi, hal ini akan mengurangi perdarahan dan

pembengkakan; 6. Menjaga kebersihan luka (pada hari ke-2 setelah post operasi); 7. Menjaga kebersihkan mulut dengan tetap menggosok gigi dan hindari untuk berkumur keras; 8. Diperbolehkan makan dengan diet lunak; 9. Hindari makan dan minum panas; 10. Tidak diperbolehkan merokok; 11. Kontrol seminggu post operasi untuk membuka jahitan.

You might also like