You are on page 1of 24

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

1.1 PENDAHULUAN Penurunan tekanan darah yang mengancam nyawa biasa dikaitkan dengan kondisi syok yaitu suatu kondisi dimana perfusi jaringan tidak mampu melakukan metabolism aerob. Syok dapat terjadi akibat menurunnya output jantung, sepsis atau menurunnya volume intravaskular. Penyebab syok lainnya antara lain adalah dehidrasi akibat muntah dan diare, kehilangan cairan terlalu banyak atau kehilangan darah dalam jumlah yang banyak. Penyebab lain dari syok yang jarang ditemukan adalah ketika mitokondria tidak mampu menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk fungsi sel. Perdarahan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang sering dihadapi dokter di ruang gawat darurat, ruang operasi dan ruang ICU. ehilangan darah dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik, perfusi jaringan menurun, hipoksia sel, kerusakan organ dan bahkan kematian. eadaan ini lebih dikenal dengan syok hemoragik

1.2 DEFINISI Syok hemoragik adalah suatu kondisi penurunan perfusi organ!organ vital yang menyebabkan sirkulasi nutrisi dan oksigen untuk jaringan normal dan fungsi sel tidak adekuat. Pada tahap awal syok hemoragik, tubuh dapat memberikan respon fisiologis yang normal untuk mengatur output jantung tanpa obat atau perawatan apapun dan pasien terlihat relatif normal. Semakin banyak darah yang hilang, maka tanda!tanda syok semakin jelas. "ksigen yang ada tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan jaringan sehingga timbul kondisi metabolisme anaerob. Pada kondisi ini pasien dapat ditangani dengan terapi cairan saja, namun apabila masih berlanjut dapat mengakibatkan organ!organ vital seperti jantung, otak dan ginjal mengalami kegagalan akibat hipoksia, yang kemudian mengakibatkan disfungsi multi organ serta berhentinya kerja jantung dan paru.

#tiologi dari syok hemoragik adalah perdarahan internal maupun perdarahan eksternal. Penyebab terjadinya perdarahan internal maupun eksternal ini bervariasi, antara lain trauma tumpul maupun tajam, kerusakan jantung, pneumotoraks, serta perdarahan post-partu. Syok hemoragik $hipovolemik%& disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. 'umlah darah yang hilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Ingat bahwa& Sejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura. Perdarahan patah tulang paha $femur shaft% dapat mencapai ( $dua% liter. Perdarahan patah tulang panggul $pelvis% dapat melebihi ( liter

)ambar *. +istribusi Cairan ,ubuh

,indakan utama dari syok hemoragik adalah mengontrol sumber perdarahan secepat mungkin dan pengganti cairan. Pada syok hemoragik terkontrol dimana sumber perdarahan telah dihentikan, maka penggantian cairan bertujuan untuk menormalkan parameter hemodinamik. Pada syok hemoragik tak terkendali di mana perdarahan itu berhenti

sementara karena hipotensi, vasokonstriksi, dan pembentukan pembekuan, terapi cairan bertujuan untuk pemulihan denyut nadi radial, atau pemulihan kesadaran

1.3 DIAGNOSIS -engenali syok hemoragik sangat bergantung pada rekam medis dan hasil pemeriksaan klinis. .danya kehilangan darah awal dapat ditandai dengan pucat dan lemas, kemudian diikuti dengan takikardi akibatnya meningkatnya denyut jantung untuk mempertahankan output jantung. ,ekanan darah bisa ditemukan masih dalam keadaan normal atau meningkat akibat stimulasi simpatik. -embran mukosa bisa tetap dalam keadaan normal atau menjadi pucat. meningkatnya kontraktibilitas. etika pasien memasuki syok tahap berikutnya maka hipotensi mulai terjadi dan denyut jantung melemah. -embran mukosa menjadi lebih pucat, sirkulasi pembuluh kapiler menjadi lebih lambat dan kadang diikuti dengan dinginnya beberapa bagian ekstrimitas. ,emperatur tubuh dapat ditemukan dalam keadaan normal ataupun lebih rendah sebagai akibat adanya perfusi jaringan. ,imbulnya takikardi diikuti dengan takipnea dan dispnea. Pada kondisi syok terminal maka timbul bradikardi, hipotermi, hipotensi, pucat, delirium dan anuria. Pemeriksaan hematokrit tidak dapat digunakan untuk mengetahui mengenai adanya perdarahan karena proses kehilangan darah tidak langsung mempengaruhi hematokritnya. arena seluruh darah yang hilang, maka rasio sel darah merah terhadap plasma tetap sama. /iasanya menurunnya hasil pemeriksaan darah lengkap dapat menjadi tanda awal dari kehilangan darah akut setelah beberapa jam. ,anda dari metabolisme anaerob juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya syok. etika sirkulasi oksigen ke jaringan terganggu maka metabolisme anaerob glukosa meningkat menghasilkan laktat. +urasi dan keparahan asidosis laktat menunjukkan seberapa parah syok yang terjadi. Pada pasien perdarahan meningkatnya laktat menunjukkan dibutuhkan resusitasi cairan dan0atau darah segera. ondisi denyut jantung cenderung hiperdinamik sebagai kompensasi meningkatnya tekanan darah sistolik karena proses vasokonstriksi dan

1.4 PENANGANAN SYOK ,ujuan utama dari resusitasi adalah menghentikan pusat perdarahan dan mengembalikan jumlah darah sirkulasi normal. Pasien yang mengalami perdarahan harus ditransfusi karena oksigenasi jaringan yang terganggu tidak dapat ditoleransi walaupun dalam level rendah. ,erapi yang dilakukan harus disesuaikan dengan tingkat perdarahan dan parameter hemodinamik seperti tekanan darah, denyut jantung, output jantung, tekanan vena pusat, tekanan arteri paru*. Pada syok hemoragik yang terkontrol $Control Haemorhagic Shock0 C1S%, sumber perdarahan telah dihentikan sehingga penggantian cairan bertujuan untuk mengstabilkan parameter hemodinamik. Sedangkan pada syok hemoragik yang tidak terkontrol $Uncontrolled Haemorhagic Shock0 UC1S%, dimana perdarahan terhenti sementara karena hipotensi, vasokonstriksi dan terbentuknya bekuan darah2 terapi cairan bertujuan untuk mengembalikan denyut radial dan mempertahankan tekanan darah 34 mmhg dengan (54 ml larutan 6inger laktat $hypotensive resuscitation%. Penggunaan larutan koloid yang cenderung tetap berada dalam komponen intravaskular menjadi pertimbangan penggunaannya dalam perawatan syok hemoragik. /eberapa larutan koloid telah diteliti secara klinis termasuk albumin manusia, hydroxyl ethyl starch $1#S% dan dekstran. 7arutan koloid tetap berada dalam komponen intravaskular, oleh karena diperlukan sejumlah kecil volume dari cairan resusitasi untuk mencapai stabilitas hemodinamik bila dibandingkan dengan menggunakan larutan kristaloid. 7arutan koloid lebih mahal, dapat melekat dan menurunkan serum kalsium ionisasi, menurunkan tingkat sirkulasi immunoglobulin dan lebih lanjut dapat menurunkan volume cairan ekstraseluler dibandingkan dengan menyimpannya. /eberapa penelitian eksperimental dan klinis membandingkan pemakain larutan kristaloid dan koloid pada resusitasi. ,idak ditemukan adanya bukti yang berhubungan dengan pengaruh yang dapat membahayakan fungsi paru. Penggunaan larutan koloid dianjurkan pada petugas militer oleh karena memiliki resiko besar mengalami perdarahan, dan bila resusitasi menggunakan larutan kristaloid tidak efisien jika dibawah medan perang sehubungan dengan berat dan volume cairan kristaloid. 1al ini menyebabkan jumlah cairan yang dapat dibawa tidak adekuat untuk melakukan resusitasi. Selain itu pasien dengan syok hemoragik sering disertai dengan dehidrasi sehingga mempengaruhi keberhasilan resusitasi.
4

JENIS CAIRAN INTRAVENA *. ,ransfusi darah. Ini adalah pilihan pokok apabila terdapat donor yang cocok. 1emodilusi dengan cairan tidak bertujuan meniadakan transfusi, tetapi mempertahankan hemodinamik dan perfusi yang baik sementara darah donor tetap perlu ditransfusikan dalam memberikan koreksi defisit cairan ekstraselular $#C8%. /ila darah golongan yang sesuai tidak tersedia, dapat digunakan universal donor yaitu golongan " dengan titer anti . rendah $6h negatif% atau Packed 6ed Cell!". Sebaiknya darah universal ini selalu tersedia di U)+. (. Plasma Expander. Cairan koloid ini mempunyai nilai onkotik yang tinggi $de9tran, gelatin, hydro9y!ethyl starch% sehingga mempunyai volume effect lebih baik dan tinggal lebih lama di intravaskular. :amun, sayangnya defisit #C8 tidak dapat dikoreksi oleh plasma expander. Selain itu, dari segi harga, plasma expander jauh lebih mahal daripada 6inger 7aktat $kira! kira *49 lipat lebih mahal%. 6eaksi anaphylactoid dapat terjadi, baik karena de9tran maupun gelatin $4,4; ! 4,43< pemberian%. 6eaksi ini dapat terjadi disertai dengan syok, yang memerlukan adrenalin untuk mengatasinya. .pabila tidak segera ditangani dengan baik dan tepat, reaksi ini dapat berakhir fatal. +e9tran juga menyebabkan gangguan pada crossmatch darah dan pada dosis lebih dari *4 ! *5 ml0kg// akan menyebabkan gangguan pembekuan darah. ;. .lbumin .lbumin 5< ataupun Plasma Protein Fraction adalah alternatif yang baik dari segi volume effect. ,etapi harganya sangat mahal, sekitar =49 lipat dari harga 6inger 7aktat untuk mendapatkan volume effect yang sama. >. 6inger 7aktat atau :aCl 4,?< Cairan ini paling mirip komposisinya dengan cairan #C8. -eskipun pemberian infus I@8 diikuti perembesan, namun akhirnya tercapai keseimbangan juga setelah cairan interstitial0IS8 jenuh. Cairan lain seperti +e9trose dan :aCl 4,>5< tidak dapat digunakan.

7arutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau de9trosa, tidak mengandung molekul besar. ristaloid dalam waktu singkat sebagian besar akan keluar dari intravaskular,
6

sehingga volume yang diberikan harus lebih banyak $(,5!> kali% dari volume darah yang hilang. ristaloid mempunyai waktu paruh intravaskular (4!;4 menit. #kspansi cairan dari ruang intravaskular ke interstisial berlangsung selama ;4!A4 menit sesudah infus dan akan keluar dalam (> ! >3 jam sebagai urin. Secara umum kristaloid digunakan untuk meningkatkan volume ekstrasel dengan atau tanpa peningkatan volume intrasel. ,abel 3. /erbagai Cairan ristaloid Cairan :aB $m#C07% 6inger 7aktat Ringer As et at :aCl
* # B

Cl!

CaBB

1C"; $m#C07% 28
*

,ekanan "smotik $m"sm07% 273 273

$m#C07% 4 4

(mEq/L) $m#C07% 190 109 3 3

*;4 130

28#

154

308

4,?< sebagai la tat sebagai asetat Cairan kristaloid cukup baik untuk terapi syok hipovolemik. euntungan cairan kristaloid

antara lain mudah tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi dan sedikit efek samping. elebihan cairan kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga pemakaian berlebih perlu dicegah. 7arutan :aCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan hiponatremia, hipokhloremia atau alkalosis metabolik. 7arutan 67 adalah larutan isotonis yang paling mirip dengan cairan ekstraselular. 67 dapat diberikan dengan aman dalam jumlah besar kepada pasien dengan kondisi seperti hipovolemia dengan asidosis metabolik, kombustio dan sindroma syok. :aCl 4,>5< dalam larutan +e9trose 5< digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan insensibel.

6inger .setat memiliki profil serupa dengan 6inger 7aktat. ,empat metabolisme laktat terutama adalah hati dan sebagian kecil pada ginjal, sedangkan asetat dimetabolisme pada hampir seluruh jaringan tubuh dengan otot sebagai tempat terpenting. Penggunaan 6inger .setat sebagai cairan resusitasi patut diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan asidosis laktat. .danya laktat dalam larutan 6inger 7aktat membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi bikarbonat. 'enis cairan berdasarkan tujuan terapi& *. Cairan rumatan $maintenance%. /ersifat hipotonis& konsentrasi partikel terlarut kurang dari konsentrasi cairan intraselular0 ntracellular Fluid $IC8%2 menyebabkan air berdifusi ke dalam sel. ,onisitas D (=4 m"sm0kg2 misal& +ekstrosa 5<, +ekstrosa 5< dalam Saline E 0 :aCl 4,((< (. Cairan pengganti $resusitasi, substitusi% /ersifat isotonis& konsentrasi partikel terlarut F IC82 tidak ada perpindahan cairan melalui membran sel semipermeabel. ,onisitas (=5 G (?5 m"sm0kg2 misal & :aCl 4,?<, 6inger 7aktat, koloid ;. Cairan khusus /ersifat hipertonis& konsentrasi partikel terlarut H IC82 menyebabkan air keluar dari sel, menuju daerah dengan konsentrasi lebih tinggi. ,onisitas H (?5 m"sm0kg2 misal& :aCl ; <, -anitol, :atrium!bikarbonat, :atrium laktat hipertonik.

PHYSICAL STATUS Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan pra bedah, selanjutnya dapat dibuat penilaian status fisis. .S. mengklasifikasikan pasien kedalam beberapa tingkatan pasien berdasarkan kondisi pasien & ! ! ! ! .S. I & pasien tidak memiliki kelainan organic, fisiologik, biokimia atau gangguan psikiatri. .S. II & )angguan sistemik ringan sampai sedang yang disebabkan oleh kondisi yang akan diterapi dengan pembedahan atau oleh proses patofisiologi lainnya. .S. III& keterbatasan melakukan aktifitas, pasien dengan penyakit sistemik berat. .S. I@ & pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam nyawa.

! !

.S. @ & penderita yang diperkirakan tidak akan selamat dalam (> jam, dengan atau tanpa operasi. .S. @I & penedrita mati batang otak yang organ!organya dapat digunakan untuk donor.

ANESTESI PADA PASIEN SYOK HEMORAGIC ,erdapat perbedaan!perbedaan pokok dari anestesi untuk pembedahan elektif $terencana% dengan anestesi untuk pembedahan darurat yakni adanya bahaya aspirasi dari lambung yang berisi adanya gangguan!gangguan pernafasan,hemodinamik dan kesadaran yang tidak selalu dapat diperbaiki sampai optimal dan terbatasnya waktu persiapan untuk mencari !aseline data dan perbaikan fungsi tubuh dimana penundaan pembedahan akan membahayakan jiwa pasien. -asalah tersebut diatas harus dapat dihindari atau diminimalisasikan oleh ahli anestesi agar dapat dicapai suatu keberhasilan dalam melakukan pembedahan darurat dan mengurangi risiko akibat dari pemberian anestesi umum, syarat pemberian anestesi umum harus memperhatikan masalah!masalah tersebut diatas, dan pasien harus sudah dalam keadaan stabil hemodinamikanya Pemi i!"# Te$#i$ A#e%&e%i Pemilihan teknik anestesi berdasarkan pada faktor!faktor seperti usia $bayi, anak, dewasa muda, geriatri%, status fisik, jenis operasi, ketrampilan ahli bedah, ketrampilan ahli anestesi, dan pendidikan. Pada pasien ini dilakukan anestesi umum karena akan dilakukan operasi 1ysterektomi. .nestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri 0 sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali $reversible%. Pada pasien ini dikhawatirkan adanya bahaya aspirasi dari lambung yang berisi. ,indakan!tindakan aktif yang dapat digunakan untuk menghindarinya adalah & *. Posisi head down selama trakea tidak diintubasi. Posisi head down juga setelah trakea diintubasi, kecuali bila ada trauma kapitis atau kenaikan tekanan intrakranial. (. ,ube nasogastrik dipasang. ;. Siapkan suction yang kuat, dan bekerja baik Selain itu, pada pasien 1PP, sering mengalami gangguan hemodinamik berupa perdarahan atau fluid loss. Stabilisasi hemodinamik yang dapat dilakukan pada kasus perdarahan adalah menilai Estimated "lood #olume yang dapat ditolerir tanpa perubahan!perubahan yang serius $#/@ dewasa perempuan A5 cc0kg //%.

10

ehilangan H *4< memerlukan penggantian berupa elektrolit. /atas penggantian elektrolit dengan darah adalah sampai kehilangan (4<. #/@ atau 1ematokrit (3< atau 1emoglobin I 3 gr<. 'umlah cairan masuk harus (!> 9 jumlah perdarahan. Cara hemodilusi ini bukan untuk menggantikan tempat transfusi darah, tetapi untuk ;& *. ,indakan sementara, sebelum darah datang. (. -engurangi jumlah transfusi darah sejauh transport oksigen masih memadai. ;. -enunda pemberian transfusi darah sampai saat yang lebih baik $misalnya pemberian transfusi perlahan!lahan0postoperatif setelah penderita sadar, agar observasi lebih baik jika terjadi reaksi transfusi%. >. Cairan elektrolit mengembalikan se$uestrasi%third space loss yang terjadi pada waktu perdarahan0shock. 'umlah darah yang hilang tidak selalu dapat diukur namun dengan melihat akibatnya pada tubuh penderita, jumlah darah yang hilang dapat diperkirakan sbb. & a. b. preshock & kehilangan s0d *4< shock ringan & kehilangan *4 ! (4<. ,ekanan darah turun, nadi naik, perfusi dingin, basah, pucat. c. shock sedang & kehilangan (4 ! ;4<. ,ekanan darah turun sampai =4 mm1g. :adi naik sampai diatas *>4. Perfusi buruk, urine berhenti. d. shock berat & kehilangan lebih dari ;5< & ,ekanan darah sampai tak terukur, nadi sampai tak teraba. Untuk fluid lose pada kasus!kasus abdomen akut diberikan elektrolit dengan pedoman& *. /erkurangnya volume cairan intersisial menyebabkan terjadinya tanda!tanda intersisial yaitu & turgor kulit jelek, mata cekung, ubun!ubun cekung, selaput lendir kering. (. /erkurangnya volume plasma menyebabkan terjadinya Jtanda!tanda plasmaJ yaitu takhikardia, oliguria, hipotensi, shock. /erdasarkan tanda!tanda itu maka perkiraan besarnya defisit adalah sebagai berikut & *. ,anda!tanda intersisial minimal & deficit >< dari berat badan.
11

(. ,anda!tanda intersisial dan tanda plasma sedang & deficit =< dari berat badan. ;. ,anda!tanda intersisial dan plasma berat & deficit *4< dari berat badan. >. Shock & deficit *5< dari berat badan *. Pada pasien ini, terjadi perdarahan lebih dari 344 cc. -emperkirakan jumlah perdarahan dapat dilakukan dengan mengukur jumlah darah dalam botol suction dan juga dari kain kassa dan kain operasi yang terbasahi darah. Satu kassa steril yang basah kira!kira menampung ;4 ml darah, sedangkan kasa steril besar0handuk dapat menampung kira!kira *44!*54 ml darah. Sebelum operasi berlangsung, kain ditimbang. Perbedaan * gram kain operasi yang terdapat darah dianggap sama dengan * ml darah.

12

BAB II LAPORAN KASUS


2.1 IDENTITAS :ama Umur 'enis elamin .gama .lamat ,anggal -6S :o. 6& :y. :ova & (3 tahun & Perempuan & Islam & ,egal 6ejo ! +ringu & *( G ; G (4*; & >=;>*=

2.2 KRONOLOGI KEJADIAN Pasien melahirkan secara spontan di /idan pada pukul *=.44 wib. /erat bayi ; gram. emudian pasien mengalami perdarahan yang sangat banyak dan dirujuk ke 6S Siti .isyah. +isana dilakukan hecting portio oleh dr. 1ytriawan. Pasien mendapatkan transfuse ( kantong. emudian dirujuk ke 6SU+ -oh. Saleh dan ditangani oleh dr, 1ytriawan karena harus di observasi (9(> jam. Setelah ( hari masih terjadi perdarahan, akhirnya dilakukan pengangkatan rahim. 2.3 ANAMNESA eluhan Utama & 1PP 6iwayat Penyakit Sekarang 6iwayat Penyakit +ahulu& Pada kelahiran anak pertama tidak mengalami perdarahan post partum. Pasien tidak memiliki riwayat +-, hipertensi, .sma

6iwayat Penyakit eluarga& "rang tua tidak memiliki riwayat +-, 1ipertensi, .sma
13

6iwayat Pengobatan& Pasien melahirkan di /idan secara normal, kemudian di rujuk ke 6S Siti .isyah karena perdarahan, disana dilakukan hecting portio. dirujuk ke 6SU+ +r. -oh Saleh. 6iwayat .lergi& Pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat!obatan maupun makanan. 6iwayat ebiasaan& -erokok $!% 2.4 PEMERIKSAAN FISIK eadaan Umum & 7emah esadaran )CS .irway /reathing & Compos -entis &>5A & clear, batuk $!% & 66 Sesak .sthma Suara :apas ,ambahan Circulation Suhu )rimace -akan0-inum -ual0muntah & $!% S&"&'% Ge#e(" i% epala G 7eher epala & & bentuk simetris
14

arena masih terjadi perdarahan, akhirnya

& (4 90menit & $!% & $!% & $!% & *430A; & *(; 90menit

& ,ensi :adi & ;3,> o C & $!% & $B%

-ata 7eher

& onjunctiva .nemi $B% sclera Icterus $!% & Pembesaran )/ $!%

,hora9 & 'antung Paru Inspeksi Palpasi Perkusi & bentuk dada simetris, retraksi $!%, jejas $!%, deformitas $!% & fremitus vocal simetris & sonor & suara napas vesikuler $B%, wheeKing $!%, ronchi $!% Inspeksi Palpasi Perkusi .uskultasi & /entuk dada simetris, retraksi $!%, jejas $!%, deformitas $!% & iktus kordis $!% & batas jantung kesan normal & S* dan S( tunggal, reguler, murmur $!%

.uskultasi

.bdomen Inspeksi Palpasi Perkusi .uskultasi ! +istensi $!%, asites $!%, jejas $!% ! ,fu& setinggi pusat ! ,impani ! /ising usus $B% normal

15

#9tremitas & akral hangat

#dema

2.) PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan 7aboratorium +arah $ Selasa, (A 8ebruari (4*; % Pemeriksaan 1b 7ekosit ,rombosit PC@ $1ematokrit% +iff Count 1asil 5,3 **.(44 *==.444 *= !0!0=0=30*>0* 1arga :ormal 7& *;!*3 P& *(!*A g0dl >.444!**.4440cm *54.444 G >54.4440cm 7& >4!54< P ;5!>=< 4!(04!*0*!;0>5!=40;5!5404! (< F*&* USG

16

17

2.+ ASSESTMENT P(!( dengan 1PP 2., PLANNING 1isterektomy 2.- PHYSICAL STATUS & .S. (# 2.. ANESTESI YANG DIBERIKAN Pada kasus ini digunakan teknik )eneral .nestesi $).% dengan menggunakan .nestesi Intravena Premedikasi +iberikan -idaKolam, Sulfas .tropin dan 8entanil. Induksi operatif ,eknik )eneral .nestesi $).% dengan menggunakan .nestesi Intravena dengan menggunakan etamin sebagai induksi. Setelah itu pasien diberikan " ( murni sebesar 5 liter per menit melalui masker. +iberikan juga :(" sebesar ; liter per menit. Isofluran ( vol<. Infus diberikan kepada pasien sebagai rumatan, 67 sebanyak *444cc dan :aCl *44cc. L/ juga diberikan sekitar =44cc. .nestesi pada pasien ini dilakukan tindakan intu!asi endotrakea, tujuannya adalah untuk membersihkan saluran trakheobronchial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten, mencegah aspirasi, serta memudahkan pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi. +iberika #ndotrakeal ,ube nomor =. +an diberikan +e9amethasone agar tidak terjadi edema laring saat intubasi. Post "perasi eadaan umum lemah, kesadaran somnolent karena pengaruh

"perasi berlangsung kurang lebih * jam ;4 menit. Setelah "perasi Selesai, pasien dibawa ke ruangan pada pukul 4?.44. anastesi, napas spontan, terpasang "( *4 liter per menit, 6honki $!%, weeKing $!%, batuk $!% -ual0muntah $!%, ,ensi *;>0=5 mm1g, :adi 34 90menit, suhu;A,3 derajat celcius, kateter urine $B%, sementara puasa. -onitoring Post "p 6abu, *; -aret (4*; Pukul *>.*5
18

eadaan umum lemah, kesadaran somnolent $pengaruh anestesi%, posisi berbaring, pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi, mual0muntah $!%, +C masih terpasang, warna jernih kekuningan. ,ensi *;>0=5 mm1g, :adi 34 90menit. Suhu ;A,3 derajat celcius. amis, *> -aret (4*; esadaran Compos mentis, )CS >5A, posisi nyeri pada bekas operasi, mual0muntah $!%, pasien masih berpuasa, +C masih terpasang, warna jenih kekuningan, tensi *(;05= mm1g, :adi ?5 90menit, suhu ;A,5 derajat celcius. ,erpasang "( 3lpm. +iberikan "bat "ndansentron, 6anitidin, alne9. 'umat, *5 -aret (4*; esadaran compos mentis, )CS >5A, pasien sudah bisa bangun dari tempat tidur, nyeri bekas operasi, mual0muntah $!%, +C masih terpasang, warna jernih kekuningan, tensi *(?0A4 mm1g, nadi ?= 90menit, suhu ;A,5 derajat celcius, perdarahan sudah berhenti. Sabtu, *A -aret (4*; esadaran compos mentis, )CS >5A, masih terasa pusing dan nyeri pada bekas operasi. -ual0muntah $!%, ,ensi *(?0A( mm1g, nadi *4? 90m, suhu ;=,? derajat celcius.

19

BAB III PEMBAHASAN

"perasi /"#0 1i "$'$"# "1" "! Hi%&e(e$&*mi atau pengangkatan rahim $uterus%, yaitu suatu prosedur operatif dimana seluruh organ dari uterus diangkat. "perasi ini dilakukan atas indikasi perdarahan post partum dan rupture portio. "perasi ini termasuk operasi cito agar perdarahan segera teratasi, sebelum membahayakan pasien ,eknik anestesi yang dilakukan dapat berupa )eneral .nastesi, penderita dibuat tidak sadar dengan obat!obatan namun dapat disadarkan kembali. Status fisik pada pasien ini adalah .S. ( # $pasien dengan penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang% karena penurunan nilai hasil laboratorium pada 1b. Pada pasien dilakukan general anestesi, tidak dilakukan regional anestesi karena pada pasien ini dilakukan operasi histerektomi dengan 1b yang rendah, bila menggunakan regional anestesi akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga perdarahan yang terjadi akan lebih banyak dan akan memperparah kondisi pasien. 6egional anestesi juga dapat menyebabkan hipotensi padalah dengan 1b yang rendah tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Selain itu, bila menggunakan )., anestesinya bias lebih diperpanjang daripada teknik S./ sehingga bias digunakan pada operasi dengan durasi yang lama. .nestesi pada pasien tersebut dilakukan tindakan intu!asi endotrakea, tujuannya adalah untuk membersihkan saluran trakheobronchial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten, mencegah aspirasi, serta memudahkan pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi. "bat!obatan yang dipakai yaitu& P(eme1i$"%i2 *. -idaKolam -idaKolam adalah obat induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi, induksi, dan pemeliharaan anestesi. +ibandingkan dengan diaKepam, midaKolam bekerja cepat karena transformasi metabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat.M

20

+osis premedikasi dewasa 4,4=!4,*4 mg0kg//, disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. +osis laKim adalah 5mg. pada pasien lemah dosisnya 4,4(5!4,45 mg0kg//. #fek samping yaitu perubahan tekanan darah arteri, denyut nadi dan pernafasan. (. 8entanyl 8entanyl adalah derivat fenilpiperidin $seperti petidin% dengan khasiat analgetik 34 kali lebih kuat dari morfin. -ulai kerjanya cepat, dalam (!; menit $i.m. atau i.v.% tetapi pendek sekali, hanya sekitar ;4 menit. +igunakan untuk mengurangi nyeri setelah operasi, biasanya dikombinasi dengan neuroleptika droperidol. #fek Samping & lebih kurang sama dengan morfin. +osis & 4,45 G 4,*4 mg setiap *!( jam ;. Sulfas .tropin .tropine dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihan utama untuk mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dari perangsangan parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikum maupun tindakan lain dalam operasi. +isamping itu efek lainnya adalah melemaskan tonus otot polos organ!organ dan menurunkan spasme gastrointestinal. Setelah penggunaan obat ini dalam dosis terapeutik ada perasaan kering di rongga dan penglihatan jadi kabur. "leh karena itu sebaiknya obat ini tidak digunakan untuk anestesi regional. .tropine tersedia dalam bentuk sulfat atropine dalam ampul 4,(5 mg dan 4,54 mg. diberikan secara intravena dengan dosis 4,5!* mg untuk dewasa dan 4,4*5 mg0kg// untuk anak!anak. I#1'$%i Pada paseien diberikan etamin. etamin, mempunyai efek analgesic yang kuat sekali tapi efek hipnotiknya kurang. +osis I@ *!> mg0kg//, dengan dosis rata!rata *!( mg0kg// dengan lama kerja kurang lebih *5!(4 menit, dosis tambahan 4,5 mg0kg// sesuai kebutuhan. Me1i$"%i& *. .tracurium $relaksan%, merupakan pelumpuh otot sintetik dengan masa kerja sedang. "bat ini menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka. egunaannya dalam pembedahan adalah adjuvant dalam anestesi untuk

21

medapatkan relaksasi otot rangka terutama pada dinding andomen sehingga manipulasi bedah lebih mudah dilakukan. +osis awal 4,5!4,A mg0kg//, dosis rumatan 4,* mg0kg//, durasinya selama (4!>5 menit dan dapat meningkat menjadi (kali lipat pada suhu (5 derajat celcius, kecepatan efek kerjanya *!( menit. (. #phedrin 1cl, sebagai bronkodilator yang mempengaruhi system saraf adrenergic. ;. +e9amethasone, obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangant kuat. +osis 5mg! >4mg0kg//. >. "ndancetron Suatu antagonis resetor serotonin 5 G 1, ; selektif. /aik untuk pencegahan dan pengobatan mual, muntah pasca bedah. #fek samping berupa ipotensi, bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas. +osis (!> mg. 5. ,ramadol .nalog kodein sintetik yang merupakan agonis reseptor N lemah. /ekerja sebagai analgesik untuk nyeri sedang!berat. #fek analgesiknya timbul dalam waktu * jam setelah penggunaan oral dan (!; jam mencapai waktu puncak. #fek sampingnya mual, muntah, pusing, mulut kering, sedasi, konvulsi, dan sakit kepala. M"i#&"i#"#3e :(" ;lpm Pemberian anestesi dengan :(" harus disertai "( minimal (5<. )as ini bersifat anestetik lemah, tetapi analgesiknya kuat, sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri. Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian, tetapi dikombinasi dengan salah satu anestesi lain seperti halotan dan sebagainya. Pada akhir anestesi setelah :(" dihentikan, maka :(" akan cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pengenceran "( dan terjadilah hipoksia difusi. Untuk menghindari terjadinya hipoksia difusi, berikan "( *44< selama 5!*4 menit. Isofluran ( @ol < omponen darah pada pasien ini, diberikan Lhole /lood, darah lengkap segar digunakan pada perdarahan akut, syok hipovolemik, dan bedah mayor dengan perdarahan H*544 m7. darah lengkap segar hanya untuk >3 jam, baru untuk A hari dan biasa untuk ;5 hari.

22

KESIMPULAN
Syok hemoragik adalah suatu kondisi penurunan perfusi organ!organ vital yang menyebabkan sirkulasi nutrisi dan oksigen untuk jaringan normal dan fungsi sel tidak adekuat. Pada tahap awal syok hemoragik, tubuh dapat memberikan respon fisiologis yang normal untuk mengatur output jantung tanpa obat atau perawatan apapun dan pasien terlihat relatif normal. Semakin banyak darah yang hilang, maka tanda!tanda syok semakin jelas. ,indakan utama dari syok hemoragik adalah mengontrol sumber perdarahan secepat mungkin dan pengganti cairan. Pada syok hemoragik terkontrol dimana sumber perdarahan telah dihentikan, maka penggantian cairan bertujuan untuk menormalkan parameter hemodinamik. Pada syok hemoragik tak terkendali di mana perdarahan itu berhenti sementara karena hipotensi, vasokonstriksi, dan pembentukan pembekuan, terapi cairan bertujuan untuk pemulihan denyut nadi radial, atau pemulihan kesadaran Pada kasus di atas dilakukan anestesi umum karena akan dilakukan operasi 1ysterektomi. .nestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri 0 sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali $reversible%. Pada pasien dilakukan general anestesi, tidak dilakukan regional anestesi karena pada pasien ini dilakukan operasi histerektomi dengan 1b yang rendah, bila menggunakan regional anestesi akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga perdarahan yang terjadi akan lebih banyak dan akan memperparah kondisi pasien.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. .nonim. ,anpa tahun. http&00www.scribd.com0doc0**5;>;;?0.nestesi!umum diakses pada

tanggal *? -aret (4*; (. Oogaswara, +endy. (4*;. .nestesi Intra @ena.

http&00www.academia.edu0((>5(*?0.nestesiIntra@ena diakses pada tanggal *? -aret (4*;


3. 7eksana, #ry2 (4*42 !era"i #airan $an %ara&4 Sem"("#04 S-80/agian .nestesiologi

dan ,erapi Intensif, 6SUP +r.

ariadi 0 8akultas

edokteran Universitas +iponegoro

http&00www.kalbe.co.id0files0cdk0files0(=P*==,erapicairandandarah.pdf0(=P*==,erapicairan dandarah.pdf diakses pada tanggal (4 -aret (4*;


4.

24

You might also like