You are on page 1of 8

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2014 di Laboratorium Biologi Iain Raden Intan Lampung.

B.

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Sangkar nyamuk 12 buah, kamera, ember plastic kecil, kertas saring,tampah, blender (lumpang dan alu) atau mortal, pemanas ,penyaring, botol, stoples kaca, batang pengaduk, erlenmeyer, gelas ukur (Beaker glass) mat elektrik, gabus, aquades. Bahan yang digunakan yaitu kulit batang dan daun nangka (Artocorpus heterophyllus Lmk.) 2,5 kg, etanol 96 % 500 ml, nyamuk dewasa Anopheles sp sebanyak 100 ekor.

C.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Peneliti menyiapkan sebanyak 120 ekor nyamuk Anopheles sp betina yang terbagi dalam 4 kelompok perlakuan dan menggunakan 3 kali pengulangan. Nyamuk Anopheles sp didapat dari tempat perkembang biakan seperti areal sawah yang terdapat di sekitar areal kampus IAIN Raden Intan Lampung. Rimpang jeringau sebelumnya diekstrak terlebih dahulu dengan menggunakan metode ekstrasi maserasi. Metode maserasi digunakan karena merupakan metode ekstraksi yang mudah dan menggunakan alat yang sederhana. Nyamuk Anopheles Sp. tersebut dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dengan ketentuan sebagai berikut: Gambar 1. Desain Penelitian Perlakuan Ekstrak Rimpang Jeringau (ml) No. Kelompok Pengulangan P0 0% 1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 Jumlah Keterangan : P0 = kelompok kontrol diberikan d-aletrin 0.01 lg/l P1 = 1 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml 1 2 3 4 0 ml 0 ml 0 ml 0 ml 0 ml P1 1% 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 4 ml P2 2% 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 8 ml P3 3% 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 12 ml

P2 = 2 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml P3 = 3 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml D. Ekstraksi Rimpang Jeringau

Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan perbadingan simplisia kering rimpang jeringau dan etanol adalah 1:2. Perbandingan tersebut yaitu 500 gr simplisia kering rimpang jeringau dan 1000 ml etanol 90%.

E.

Penentuan Dosis Perlakuan

Ekstrak rimpang jeringau sebanyak 5 gr dengan melarutkan dalam 500 ml aquadest dan memiliki konsentrasi 1%. Penentuan konsenterasi ekstrak rimpang jeringau menggunakan persen berat/volume dengan rumus berikut:

x 100%

Keterangan: w = Massa zat terlarut (gr) v = Volume larutan (ml)

x 100% = 1%

Larutan stok ekstrak rimpang jahe merah dapat diberikan kepada masing-masing kelompok untuk mendapatkan perlakuan yang telah ditentukan yaitu sebanyak:

P0 = d-aletrin 0.01 lg/l P1 = 1 gr dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml = 0,1% P2 = 2 gr dilarukan dengan aquadest sampai 10 ml = 0,2%

P3 = 3 gr dilarukan dengan aquadest sampai 10 ml = 0,3% Larutan stok yang digunakan dihitung dengan rumus pengenceran sebagai berikut: V1. M1 = V2 . M2 Keterangan : M1 : konsentrasi larutan stok M2: konsentrasi larutan yang diinginkan V1 : volume larutan stok V2 : volume larutan perlakuan

Untuk P1=

V1 . 1% = 0,1%. 10 ml V1 . 1% = 1 V1 = = 1 ml

Jadi, 1 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml.

Untuk =

P2 V1 . 1% = 0,2%. 10 ml V1 . 1% = 2 V1 = = 2 ml

Jadi, 2 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml

Untuk =

P3 V1 . 1% = 0,3%. 10 ml V1 . 1% = 3 V1 = = 3 ml

Jadi, 3 ml ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan aquadest sampai 10 ml

F.

Cara Kerja Penelitian 1. Persiapan penelitian a. Perolehan nyamuk Anopheles Sp. Hewan uji yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu sejumlah nyamuk Anopheles sp dewasa yang telah memenuhi kriteria. Nyamuk tersebut didapatkan di pusat penangkaran nyamuk yang ada dibandar lampung.

b. Pembuatan Ekstak Jeringau Dengan Metode Maserasi 1) Peneliti mencuci 1 kg rimpang jeringau dalam ember, lalu meniriskan dan menjemur sampai kering. 2) Rimpang jeringau kering diblender atau digiling dengan lumpang dan alu hingga berbentuk serbuk halus. 3) Menimbang serbuk rimpang jeringau kering sebanyak 500 gr dan dimasukkan ke dalam stoples kaca dengan menambahkan etanol 90% sebanyak 1000 ml. 4) Mengaduk dan mendiamkan rimpang jeringau yang telah direndam didalam etanol 90% selama 24 jam dalam keadaan tertutup. 5) Menyaring campuran rimpang jeringau dan etanol. 6) Hasil saringan (filtrat) rimpang jeringau selanjutnya diuapkan

menggunakan inkubator untuk memisahkan pelarut etanol.

7) Setelah pelarut etanol terpisah maka ekstrak rimpang jeringau dilarutkan dengan akuades, setelah tu diberikan kepada masing-masing kelompok perlakuan. c. Proses Sterelisasi Gabus dan Perlekatan Ekstrak pada Gabus.1
1. Gabus obat nyamuk yang mengandung d-aletrin 0.01 Ig/l dipasang dan

memanaskan dengan pemanas obat nyamuk elektrik hingga warna gabus berubah menjadi putih. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
2. Merendam gabus dengan alkohol 70% selama 2 x 24 jam. Setelah

proses sterilisasi menggunakan alkohol 70% selesai, merendaman dengan air suling selama 12 jam.
3. Proses terakhir adalah pengeringan menggunakan inkubator selama 30

menit untuk memastikan tidak ada alkohol/air suling yang tersisa dalam gabus steril. Indikator gabus yang netral dengan melihat zat warna yang tersisa dan tidak tercium bau dari d-aletrin.
4. Untuk perlekatan ekstrak pada gabus digunakan rumus pengenceran:

M1 x V1 = M2 x V2. Volume akhir larutan perlakuan yang diperlukan untuk setiap konsentrasi adalah 10 ml.

2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Muamar H.B, Tri Yudani Mardining Raras, Loeki Enggar Fitri, Uji Potensi Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativa) Sebagai Lnsektisida Nyamuk Culex Sp. Dengan Metode Elektrikjurnal,Fakultas Kedokteran,Universitas Brawijaya.

1. Menyiapkan hewan uji dalam sangkar yang telah disediakan 2. Sangkar yang digunakan sebanyak 12 buah yang berukuran 100x100x60 cm3 di letakkan di ruang penelitian laboratorium lantai 2 IAIN Raden Intan Lampung. 3. Menyiapkan ekstrak rimpang jeringau dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan merendam bekas gabus obat nyamuk elektrik yang sudah steril ke setiap larutan. 4. Menyiapkan gabus kontrol positif (d-aletrin 0.01 lg/l) dan gabus yang telah di rendam ekstrak rimpang jeringau. 5. Memasukkan masing-masing gabus ke dalam tempat obat nyamuk elektrik. 6. Kemudian, memasukkan ke dalam masing-masing kandang dan dihubungkan dengan aliran listrik 220V. Sehingga, indikator akan menyala tanda perlindungan terhadap gangguan nyamuk telah bekerja di lakukan kurang lebih 24 jam dengan menghitung jumlah nyamuk yang mati.2

G.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu jumlah nyamuk yang mati dan waktu yang dibutuhkan untuk membunuh nyamuk Anopheles Sp. setelah pemberian perlakuan ekstrak rimpang jeringau dengan dosis yang berbeda.

Ibid

H.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan uji analisis of varian (ANOVA) jenis one way anova dengan SPSS 16.0 for Windows.

You might also like