Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
TUJUAN PROSES MIGRASI: a. mengembalikan posisi reflektor pada kondisi sebenarnya di bawah permukaan.
Faktor kesalahan penentuan reflektor: 1. Perbedaan asumsi-asumsi yang dipakai saat pengambilan dan pengolahan data 2. Ketidakaturan penjalaran gelombang di bawah permukaan. 3. Struktur rumit seperti sesar atau patahan
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Penyebab difraksi: 1. Adanya pembauran gelombang yang berasal dari sumber data akibat uncontinuity reflektor yang akan membentuk gelombang baru dan terekam oleh receiver. 2. Pantulannya mengenai bidang yang tidak continu seperti patahan atau gap yang berupa celah-celah.
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Macam-macam metode migrasi 1. Metode migrasi finite difference 2. Metode migrasi transformasi F-K 3. Metode migrasi Kirchhoff
Alasan mengambil metode Kirchoff: a. Perhitungannya dapat menyelesaikan permasalahan yang meliputi domain waktu, sudut dan jarak yang terdapat dalam penampang seismik b. Sudut yang dimigrasi dapat mencapai titik maksimal yaitu 90 c. Cakupan struktur yang dimigrasi lebih luas.
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
2.
METODOLOGI
3.
PENDAHULUAN
GELOMBANG SEISMIK
Rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi seperti misalna patahan atau ledakan. Hubungan antara kecepatan gelombang dengan massa jenis batuan dapat dinyatakan sebagai koefesien refleksi (R) dan koefesien transmisi (T)
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
1. GELOMBANG Primer Merambat dengan gerak partikel yang sejajar dengan arah perambatan gelombang Terekam lebih dulu Dapat merambat melalui medium padat dan cair Kecepatan rambat gelombang lebih cepat
2. GELOMBANG Sekunder Merambat dengan gerak partikel yang tegak lurus dengan arah perambatan gelombang Terekam setelah gelombang P Hanya dapat merambat melalui medium padat saja Kecepatan rambat gelombang lebih lambat
Gelombang Reyleigh Merambat pada batas permukaan saja Merambat pada media padat Arah getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya
Gelombang Love
Gelombang Tabung
Merambat pada batas lapisan saja Bergerak pada bidang yang horizontal
Gerak/ aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran Diakibatkan oleh getaran dinding sumur yang merambat dalam arah axial Mempunyai 3 proses : kontraksi dinding sumur, merenggangnya dinding sumur, aliran fluida di dalam lubang sumur
Gelombang bidang
Ditimbulkan oleh sumber terkomilasi Menjalar sepanjang satu arah tertentu Muka gelombang berupa bidang datar tegak lurus pada arah perambatan
Gelombang silinder
Ditimbulkan oleh sumber usikan yang seragam dan terletak di sepanjang suatu garis lurus Menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis sumbu dengan kecepatan sama Ditimbulkan oleh sumber berupa titik (point source) yang menjalar ke segala arah menuju ke pusat bola atau menjauhi pusat bola dengan kecepatan yang sama.
Ditimbulkan oleh sumber yang bergerak Sumber bergerak lebih cepat dari pada cepat rambat gelombang itu sendiri Muka gelombang berupa kerucutkerucut bersumbu.
Gelombang bola
Gelombang kerucut
PENDAHULUAN
JENIS-JENIS KECEPATAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
PENDAHULUAN
DIFRAKSI
Amplitudo difraksi bersifat maksimum pada beberapa titik sepanjang kurva difraksi, yaitu dimana event refleksi hilang (saat refleksi menyinggung difraksi) Amplitudo menurun secara cepat di titik yag posisinya semakin menjauh dari titik singgungan antara refleksi dan difraksi
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
PENDAHULUAN
Migration Aperture
Merupakan tambahan jarak pada sisi-sisi area survey karena pengaruh kemiringan (dip maximum).( Xmig) dihitung dengan asumsi sudut pantul pada normal incident.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Xmig = z tan z adalah kedalam target (dalam meter) adalah kemiringan maksimum target dalam derajat
PENDAHULUAN
Kirchhoff Migration
Metode Kirchhoff didasari pada penjumlahan amplitudo trace-trace seismik maka untuk proses migrasi dalam praktiknya parameter yang digunakan yaitu aperture width yaitu untuk penjumlahan dari kurva difraksi artinya bahwa dengan memberikan nilai aperture width ini diharapkan dapat termigrasi dengan berapa trace yang dijumlahkan dan maksimum kemiringan operator yang digunakan yang artinya bahwa adanya faktor kemiringan dari setiap reflektor maka kemungkinan migrasi dari yang diperlukan pada bidang miring.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Pre Stack Time Migration merupakan teknik migrasi data seismik yang diterapkan sebelum proses stacking.
Post Stack Time Migration merupakan teknik migrasi data seismik yang diterapkan sesudah proses stacking.
PENDAHULUAN
1. Peralatan
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Peralatan dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah 1. 1 set komputer PC DELL PRECISION, RAM 2GB 160 HDD 2. WKG (Propriatary Fair Field) 3. ProMAX seri 19.1
2. Lokasi Penelitian
Tugas akhir ini dilaksanakan di PT. FAIR FIELD INDONESIA Jakarta.
PENDAHULUAN
TAHAPAN PENELITIAN
A. Raw Data Data mentah pada pemrosesan seismik ini merupakan data seismik 2D yang berasal dari subline seismik offshore 3D. Data mentah dari lapangan GAP# masih dalam format SEG-D yang kemudian dilakukan tapying dan diubah formatnya agar dapat dibaca dan diproses oleh software.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Dua jenis metode migrasi, yakni sebelum dan sesudah stack. Tujuannya adalah untuk mengetahui metode mana yang menghasilkan penggambaran penampang seismik yang lebih baik. Proses migrasi menggunakan tahap pengujian parameter aperture dan dip. Kedua parameter tersebut digunakan sebagai batas yang akan dilakukan migrasi dengan gradasional dari 0% sampai dengan 100%.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Data yang ditampilkan dari hasil proses Pre Stack dan Post Stack akan dianalisa kualitas pencitraan penampang seismiknya dan ditentukan hasil dari proses mana yang menghasilkan kualitas yang paling baik. Analisa migrasi dilakukan berdasarkan perbedaan jenis input parameter aperture dan dip.
PENDAHULUAN
1. Analisa Data
Data awal yang digunakan sebagai input pada pemrosesan seismik ini adalah berupa data seismik 2D yang merupakan subline dari data 3D seismic offshore lapangan GAP# laut natuna.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
2. Pembahasan
Metode Kirchhoff dilakukan dalam domain waktu 2 dimensi pada migrasi sebelum stack (Pre-stack Time Migration) dan setelah stack (Post-Stack Time Migration).
* Pencitraan yang dihasilkan oleh metode Prestack Time Migration lebih baik. Karena hasil Pre-stack Time Migration memberikan kemenerusan bidang reflektor jika dibandingkan dengan hasil metode Post-stack Time Migration. * Tampak terputus bidang refleksinya pada penampang seismik 2D Post-stack Time Migration. Post-stack Time Migration
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
* Tampak melalui hasil metode migrasi terdapat event dengan dipping reflector yang menarik yaitu pada batas X-line nomor 239- 559 dan kedalaman 1200-2000 milisekon. * Berdasarkan reflektor tersebut, dapat ditunjukkan bahwa migrasi Kirchhoff juga dapat mengatasi dip reflector sampai batas 90 derajat atau sama dengan mencapai titik maksimal.
Wilayah yang awalnya telah mengalami migrasi akibat pengaruh aperture akan membuat parameter dip tidak terlalu berpengaruh, hal tersebut dikarenakan wilayah penampang seismik telah dibatasi oleh jarak aperture.
Apertur 500 terjadi ketidakaturan pola reflektor, dikarenakan wilayah yang akan dilakukan proses migrasi pada penampang seismik hanya terbatas pada jarak 500 meter ke kanan dan kiri dari titik trace. Aperture 2500 terjadi pola koherensi reflektor yang jauh lebih baik
PENDAHULUAN
Kesimpulan
1. Teknik Pre-stack Time Migration memberikan hasil pencitraan yang lebih baik dibandingkan Post-stack Time Migration. Pengolahan data seismik pada Pre-stack melakukan migrasi di masing-masing trace sebelum dijumlahkan atau di-stack sehingga hasilnya lebih detail. Model kecepatan migrasi, migration aperture, dan dip angle mempengaruhi kualitas hasil stack pada migrasi pada Xline nomor 239559 dan kedalaman 1200-2000ms. Penampang migrasi tampak lebih jelas struktur bawah permukaannya dibandingkan dengan penampang hasil stack sebelumnya.
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
2.
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
3. Berdasarkan hasil migrasi dapat diketahui adanya pola reflektor membentuk antiklin yang memiliki strukur patahan lebih detail serta posisi dip lebih curam yang merupakan posisi sebenarnya di bawah permukaan. 4. Pengaruh migrasi pada Xline dan kedalaman yang lain tidak terlalu terlihat disebabkan data yang digunakan adalah formasi Upper Gabus penampang utara-selatan. Penampang tersebut tidak memiliki kerumitan pola struktur karena sejajar dengan Inline perekaman data seismik. 5. Formasi Upper Gabus penampang utaraselatan dengan struktur yang tidak terlalu rumit berpengaruh pada difraksi yang tidak terlalu tampak pada penampang seismik lapangan GAP#.
PENDAHULUAN
Saran
KAJIAN TEORIS
METODOLOGI
Sebaiknya dilakukan pereduksian noise multiple. Tujuannya adalah agar hasil stack tidak mencerminkan reflektor semu akibat kehadiran multiple. Pereduksian multiple bisa dilakukan melalui metode RADON dan SRME. Hasil migrasi tanpa adanya multiple akan memberikan kondisi reflektor bawah permukaan yang sebenarnya.